• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

JOSEPIN HARIANJA NIM. 8136132027

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Josepin Harianja. NIM. 8136132027. Pengaruh Disiplin Kerja, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Afektif Guru Di SMA Negeri Kabupaten Samosir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap motivasi kerja guru, pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja, pengaruh disiplin kerja terhadap komitmen afektif guru, pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru, dan pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

Penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan sampel sebanyak 110 guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir, yang diambil 40 % dari 274 populasi. Pengumpulan data diperoleh melalui instrumen angket. Tehnik analisis data yang digunakan adalah teknik statistic inferensial.

Hasil temuan penelitian adalah disiplin kerja berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien jalur antara disiplin kerja dengan motivasi kerja yaitu ρ31 =0,374 dengan harga thitung = 4,155 > ttabel = 1,560.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien jalur antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru yaitu ρ32 =0,416 dengan harga thitung = 4,706 > ttabel = 1,560.

Disiplin kerja berpengaruh langsung positif terhadap komitmen afektif guru. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien jalur antara disiplin kerja dengan komitmen afektif guru yaitu ρ41 =0,228 dengan harga thitung = 2,411 > ttabel = 1,560.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap komitmen afektif guru. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien jalur antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen afektif guru yaitu ρ42 =0,269 dengan harga thitung = 2,872 > ttabel = 1,560.

(6)

ii ABSTRACT

Josepin Harianja. NIM. 8136132027. Effect of Work Discipline, Teacher Perceptions About Leadership Principals and Work Motivation on Affective Commitment Teacher’s SMA Samosir

This study aims to determine the effect of labor discipline on work motivation of teachers, the influence of teachers 'perceptions of school leadership on work motivation, work discipline influence on the affective commitment of teachers, teachers' perceptions about the effects of school leadership on affective commitment of teachers, and the effect of work motivation on commitment affective teacher in SMA Samosir.

This study used path analysis with sampel as many as 110 teachers in SMA Samosir, taken 40% of the 274 population. The collection of data obtained through questionnaires. The data analysis technique used is the technique statistic inferensial.

The findings of the research is the work discipline directly influence the work motivation of teachers. It can be seen from the calculation of the path coefficient between the discipline of work with job motivation is ρ31 = 0.374 at a price t = 4.155> t table = 1.560.

Teachers' perceptions of principal leadership directly influence the work motivation of teachers. It can be seen from the calculation of the path coefficient between teachers 'perceptions about school leadership with teachers' work motivation is ρ32 = 0.416 at a price t = 4.706> t table = 1.560.

Labor discipline directly influence the affective commitment of teachers. It can be seen from the calculation of the path coefficient between the discipline of teachers working with affective commitment is ρ41 = 0.228 at a price t = 2,411> t table = 1.560.

Teachers' perceptions of principal leadership directly influence the affective commitment of teachers. It can be seen from the calculation of the path coefficient between teachers 'perceptions about school leadership with teachers' affective commitment is ρ42 = 0.269 at a price t = 2.872> t table = 1.560.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah Tritunggal yang Maha

Kudus yang selalu menyertai, melindungi dan menerangi hati dan pikiran penulis

sehingga Tesis yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja, Persepsi Guru tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen

Afektif Guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir” dapat penulis selesaikan

dengan baik.

Tesis ini dilandasi dengan permasalahan yang ditemukan, yakni mengenai:

disiplin kerja guru yang dapat kita lihat sehari-hari di sekolah, mengenai persepsi

guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, mengenai motivasi kerja yang

dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah, dan

mengenai komitmen afektif guru dalam pelaksanaan tugas di sekolah.

Sehubungan dengan ini dalam penelitian ini perumusan masalahnya adalah

sebagai berikut: “apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

disiplin kerja, persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja

guru terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

Dalam proses penulisan tesis ini hingga selesai, penulis mendapat banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis

mau menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

(8)

iv

2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PascaSarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Darwin, M.Pd., selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan.

4. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., selaku notulis dan penguji pada

sidang tesis.

5. Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang

banyak membantu penulis dalam memberikan ide dan masukan atas isi

tesis ini hingga selesai.

6. Prof. Dr. Siman, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang memeriksa

bagian sistematika penulisan tesis ini, hingga tesis ini dapat terselesaikan

secara rapi dan sistematis.

7. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., selaku penguji pada sidang tesis.

8. Dr. Sukarman Purba, M.Pd., selaku penguji pada Sidang Tesis.

9. Semua Dosen PascaSarjana UNIMED yang telah membimbing penulis

selama mengikuti perkuliahan di PascaSarjana UNIMED.

10.Bapak Drs. Marulak Malau, M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Samosir yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri Kabupaten Samosir

11.Semua Kepala Sekolah dan Guru-guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir

12.Ayahanda tercinta B. Harianja (almarhum), Ibunda tercinta R. Batuara

dengan segenap anggota keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis.

13.F.S. dan Romo Yudhi yang selalu mendoakan, membantu dan

(9)

v

14.P. Cyrus Claro Vergara Banque, CMF; P. Yoseph Markus Arkian, CMF;

P. Anselmus Sengga, CMF; Fr. Mikael Taek, CMF dan seluruh umat di

Paroki Santo Paulus Onanrunggu yang mendukung dan mendoakan

penulis sehingga penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik

15.Abdi Guna S., Hotlin Simanjuntak dan Hendro Sihotang yang telah

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian tesis ini.

Akhirnya, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih belum sempurna dan

masih banyak kekurangan, maka dengan terbuka penulis menerima saran-saran

dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan

dan perbaikan Tesis ini.

Penulis

(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 11

C.Pembatasan Masalah ... 12

D.Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II : KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 15

A. Kajian Teoretis ... 15

1. Komitmen Afektif Guru ... 15

2. Disiplin Kerja Guru ... 22

3. Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 28

4. Motivasi Kerja Guru ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 45

(11)

vii

BAB III : METODE PENELITIAN... 53

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 53

C. Sumber Data ... 54

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 60

F. Uji Coba Instrumen ... 63

G. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 76

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 83

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 87

1. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 87

2. Uji Homogenitas Variabel Penelitian ... 88

3. Uji Linieritas dan Keberartian Regreasi ... 89

D. Pengujian Hipotesis ... 94

E. Temuan Penelitian ... 97

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

G. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 111

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Waktu Penelitian ... 53

3.2 Data Jumlah Guru SMA Negeri Kabupaten Samosir ... 55

3.3 Penyebaran populasi berdasarkan geder dan masa kereja ... 56

3.4 Perhitungan besar sampel ... 57

3.5 Jumlah Sampel Berdasarkan Gender dan Masa Kerja ... 58

3.6 Indikator Variabel Komitmen Afektif Guru ... 61

3.7 Indikator Variabel Disiplin Kerja ... 61

3.8 Indikator Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 62

3.9 Indikator Variabel Motivasi Kerja ... 62

4.1 Ringkasan Deskripsi Data Penelitian ... 76

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja ... 77

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 78

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ... 80

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Afektif Guru ... 81

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja ... 83

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 84

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja ... 85

4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Afektif Guru ... 86

4.10 Rangkuman Analisis Uni Normalitas Variabel Penelitian ... 87

(13)

ix

4.12 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3 atas X1 ... 89

4.13 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3 atas X2 ... 90

4.14 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4 atas X1 ... 91

4.15 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4 atas X2 ... 92

4.16 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4 atas X3 ... 93

4.17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi, Analisis Jalur antara Variabel Eksogenus dengan Variabel Endogenus ... 95

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquitt, LePine, Wasson ... 20

2.2 Herarki Kebutuhan Maslow ... 38

2.3 Paradigma Penelitian ... 51

3.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian... ... 75

4.1 Histogram Skor Disiplin Kerja ... 78

4.2 Histogram Skor Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah 79 4.3 Histogram Skor Motivasi Kerja ... 81

4.4 Histogram Skor Komitmen Afektif ... 82

4.5 Diagram Jalur Variabel Penelitian ... 94

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian ... 115

2. Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian ... 123

3. Data Hasil Penelitian... 139

4. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Hasil Penelitian ... 142

5 Tingkat Kecenderungan Masing-Masing Variabel Penelitian ... 154

6. Pengujian Persyaratan Analisis ... 159

7. Perhitungan Uji Homogenitas ... 175

8. Pengujian Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi ... 195

9. Pengujian Hipotesis ... 235

10. Perhitungan Analisis Jalur ... 239

11. Perhitungan Pengaruh antar Variabel ... 245

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan yang merupakan

sarana melaksanakan tujuan pendidikan dengan melaksanakan proses pembelajaran.

Artinya bahwa sekolah sebagai sebuah organisasi membutuhkan orang-orang

profesional dalam mengelola pelaksanaan pedidikan agar proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik, sehingga apa yang dicita-citakan tercapai dengan baik.

Selanjutnya Mulyasa (2005:54) menyebutkan sekolah juga harus mampu

mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, keinginan tenaga

kependidikan yang berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat

yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak biasa mandiri, serta tuntutan

dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial dan berkualitas dan

selanjutnya sekolah mendidik, mengajari dan melatih anak-anak ini melalui bantuan

guru.

Guru merupakan tenaga profesional di sekolah bahkan dapat dikatakan

bahwa guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang

berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. Menurut Adler (1982:63) guru merupakan unsur manusiawi yang sangat

menentukan keberhasilan pendidikan. Dari itu boleh dikatakan tanpa adanya peran

guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan sekolah akan gagal

(17)

2

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 pasal 20

bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berkewajiban: (a)

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran, (b) meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, (c) bertindak objektif

dan tidak diskrimitif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan

kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

peserta didik dalam pembelajaran, (d) menjunjung tinggi peraturan

perundang-undangan hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika, dan (e)

memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Pemerintah pada dasarnya telah lama mempunyai komitmen untuk

memajukan pendidikan di Indonesia. Boleh dikatakan semenjak Indonesia merdeka,

hal ini terlihat dari isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 aline IV, yang

menyebutkan bahwa pemerintah wajib mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selanjutnya tahun 2013 melalui Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional

(UUSPN) No 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 kembali menegaskan tentang

komitmennya terhadap kemajuan pendidikan dimana dalam hal ini disebutkan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Uraian ini menggambarkan

(18)

3

dengan demikian sudah saatnya pendidikan dimajukan secara menyeluruh. Oleh

karena itu, pemerintah terus berusaha membangun sektor pendidikan secara baik

dan merata di seluruh tanah air dengan terencana, terarah dan bertahap serta terpadu

dengan keseluruhan pembangunan kehidupan bangsa, baik ekonomi, IPTEK, sosial

maupun budaya. Hal ini dilakukan agar Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia

mampu bersaing dengan SDM dari Negara lain. Artinya peran pendidikan pada

pembangunan nasional adalah dapat menciptakan SDM yang berkualitas dan

bermartabat yang dapat membangun bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik di

masa depan. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan yang luhur ini tidak lepas dari

peran serta sekolah, dimana sekolah adalah suatu lembaga pendidikan tempat

terjadi proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersirat adanya satu

kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara peserta didik yang belajar dan guru

yang mengajar. Kegiatan utama di sekolah adalah kegiatan pembelajaran sehingga

semua aktifitas sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas

pembelajaran. Guru merupakan tulang punggung dalam memberhasilkan siswa,

tanpa guru yang baik sia-sialah cita-cita pendidikan.

Betapa mulianya tugas dan tanggung jawab seorang guru bila betul-betul

memiliki komitmen yang tinggi dalam memberhasilkan pendidikan. Karena

komitmen merupakan suatu kemauan untuk mengusahakan tercapainya tujuan yang

sudah dibuat. Dimana dalam mencapai tujuan ini selalu berupaya mencari solusi

agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Luthans (2006:249) komitmen

adalah sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses

berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap

(19)

4

bahwa seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi akan menunjukkan usaha

sebaik mungkin dalam bekerja agar visi dan misinya tercapai.

Schatz dalam (Hasan, 2007:21) mengatakan bahwa komitmen merupakan

hal yang paling mendasar bagi setiap orang dalam pekerjaannya. Tanpa ada suatu

komitmen tugas-tugas yang diberikan kepadanya sukar untuk terlaksana dengan

baik. Komitmen yang tinggi terhadap tugas dapat menimbulkan motivasi seseorang

untuk melakukan sesuatu dengan penuh keikhlasan. Sehingga seseorang yang sudah

memiliki komitmen akan lebih senang dan tetap mempunyai niat untuk tetap ikut

dalam organisasi atau tidak mempunyai niat untuk meninggalkannya. Guru yang

memiliki komitmen yang tinggi akan mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang

baik yang patut ditiru dan digugu oleh siswanya. Ciri guru yang memiliki komitmen

yang tinggi adalah menyayangi siswanya seperti anaknya sendiri, melayani

kebutuhan siswanya dengan sepenuh hati, membimbing dengan baik, mengajar

dengan iklas serta melatihnya dengan tulus sampai pintar. Selain itu guru juga

mampu merancang dan membuat bahan pembelajaran, membuat program

pembelajaran, hadir sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, merancang media

pembelajaran serta menguasai materi dengan baik.

Namun pada kenyataannya masih ada beberapa guru belum memiliki

komitmen melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembannya dengan baik.

Dibeberapa tempat kita dengar peristiwa bahwa guru menunjukkan perilaku yang

tidak terpuji dengan melakukan kekerasan dengan memukul dan menampar anak

didiknya, dan bahkan ada yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak

didiknya. Pada bulan Juli 2014 yang lalu beberapa massmedia televisi dan hampir

semua media televisi di Indonesia, misalnya: Metro TV, TV One, RCTI, dan SCTV

(20)

5

yaitu Jakarta International School (JIS), dan melalui mas media cetak lokal yaitu

Sinar Indonesia Baru (SIB) pada tanggal 22 Agustus 2014 pada halaman 7 kolom 4

memberitakan seorang guru agama melakukan pelecehan seksual di sebuah Sekolah

Dasar di Tanjung Balai. Kejadian tersebut di atas merupakan potret guru yang

belum menunjukkan komitmen dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru

yang patut diteladani.

Hasil pengamatan awal yang dilakukan pada bulan September 2014 yang

lalu di beberapa SMA Negeri Kabupaten Samosir, ditemukan beberapa orang guru

yang sering datang terlambat. Ketidaktaatan guru dalam melaksanakan tugasnya

tampak dari ketepatan guru dalam menggunakan waktu belum terlaksana dengan

baik, dimana masih ada juga beberapa guru terlihat masih ngobrol di kantor dan

sebahagian di kantin padahal lonceng jam pembelajaran sudah dimulai. Sama

halnya juga ketika jam pulang dimana guru sudah memulangkan siswanya sebelum

waktu pulang atau sebelum lonceng berbunyi.

Bersumber dari wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah

bagian kurikulum, masih ditemukan guru yang belum membuat rencana program

pembelajaran (RPP) padahal himbauan dan arahan dari kepala sekolah telah

beberapa kali disampaikan, namun tetap tidak dihiraukan. Ada sebahagian telah

mengumpulkan itupun hasil foto copian dari temannya yang lain bahkan hasil

down-load dari internet, dimana isi materinya terkadang tidak berhubungan atau

tidak menyambung dengan materi yang diajarkan, akibatnya guru ketika mengajar

tidak lagi menggunakan RPP tetapi mengajar dengan konsep sendiri, sehingga RPP

hanya digunakan untuk melengkapi administrasi bila kepala sekolah atau pengawas

menanyakannya tentang kelengkapan belajarnya. Gambaran ini menunjukkan

(21)

6

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kepada siswa, dan dalam

tanggungjawabnya sebagai guru. Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa

guru, bahwa kepemimpinan kepala sekolah masih kurang dalam mengelola sekolah

termasuk dalam membimbing pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam mengelola

keuangan sering tidak terbuka misalnya dalam penggunaan dana biaya operasional

sekolah (BOS). Bila guru mencoba menanyakan, maka kepala sekolah langsung

marah-marah menjawabnya dan bahkan sebaliknya justru mempertanyakan kinerja

guru tersebut dimana hal ini dilakukan adalah untuk mengelak menjawab

pertanyaan guru tersebut. Demikian juga dalam memilih dan memberikan tugas

tambahan kepada guru, sering tidak obyektif, pengangkatan dilakukan bukan

berdasarkan kemampuan dan prestasi yang dimiliki guru tersebut. Tetapi dilakukan

dengan cara kedekatan dan hubungan famili dan hubungan kekeluargaan terhadap

kepala sekolah. Bahkan tidak jarang terjadi bila ada guru yang berprestasi sering

disingkirkan karena dianggap saingan dalam menduduki jabatan kepala sekolah.

Jelaslah bahwa keadaan ini menunjukkan gambaran kepemimpinan kepala sekolah

belum baik dan benar. Selanjutnya ketika mengamati di ruangan kelas masih

terlihat siswa menulis di papan tulis sementara gurunya tidak nampak di dalam

kelas dan sebagian siswa ribut dan keluar masuk ruangan tanpa alasan tertentu,

ketika ditanya mereka menjawab gurunya tidak tahu entah kemana perginya. Ada

juga terlihat guru berada di dalam kelasnya hanya mengobol dengan siswa

sedangkan buku tidak ada terlihat di atas meja guru tersebut, sehingga timbul

pertanyaan apakah guru ini mengajar tanpa menggunakan buku penuntun berupa

RPP? Atau hanya mengobrol saja dengan siswanya menghabis-habiskan waktu

(22)

7

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepegawaian

ada beberapa orang guru yang golongannya sudah harus naik dari keadaan

sekarang. Hal ini terjadi karena guru yang bersangkutan tidak memperdulikannya,

padahal sudah dilakukan himbauan agar setiap guru yang hendak mengurus

kenaikan pangkat untuk melengkapi berkas-berkasnya, namun guru tersebut tidak

menghiraukan tanpa memiliki alasan. Hal ini menunjukkan guru tersebut kurang

memiliki motivasi kerja dan boleh dikatakan bahwa motivasi kerja guru SMA

Negeri di Kabupaten Samosir masih rendah.

Fenomena seperti yang diuraikan di atas menggambarkan dan menunjukkan

bahwa guru belum menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan tugasnya

layaknya sebagai seorang guru yang memiliki tugas bahwa guru merupakan sebuah

profesi yang tidak semua orang pekerja memilikinya. Komitmen guru sekarang ini

sedang mengalami kemerosotan. Kebanyakan guru menjalankan tugasnya secara

monoton, kurang bersemangat dalam menjalankan tugas pengabdiannya,

menganggap bahwa tugas guru itu bukan lagi tugas mulia melainkan menganggap

tugas guru itu hanya sebuah pekerjaan untuk mendapatkan gaji/ upah.

Ada beberapa tipe/ dimensi komitmen dalam organisasi, menurut Luthans

(2006:248) komitmen dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu: (1) Komitmen afektif

yaitu keterlibatan emosional karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam

organisasi; (2) Komitmen kelanjutan yaitu komitmen berdasarkan kerugian yang

berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena

kehilangan senioritas atas promosi atau benefit; dan (3) Komitmen normatif yaitu

perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu,

(23)

8

Hal yang senada Mayer dkk dalam Sopiah (2008:157) juga membagi

komitnen atas tiga dimensi, yaitu (1) Affektive commitment, yaitu terjadi apabila

karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional; (2)

Continuance commitment, hal ini muncul apabila karyawan tetap bertahan pada

suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau

karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain; dan (3) Normative

commitment, yaitu timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan

menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap

organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan. Dari ketiga dimensi

komitmen di atas, dimensi afektif harus dimiliki oleh guru dengan pertimbangan

agar guru merasa bahwa dia adalah juga merupakan bagian daripada sekolah

sehingga dalam melaksanakan tugasnya terlibat langsung dengan demikian guru

tersebut akan bekerja dengan sepenuh hati dan tulus ikhlas. Komitmen afektif

merupakan keterlibatan emosional dalam pelaksanaan tugasnya sebagai seorang

guru dengan mampu menunjukkan tingkah lakunya sebagai seorang pribadi yang

patut ditiru dan digugu. Guru yang memiliki komitmen akan memiliki disiplin

kerja, persepsinya tentang kepemimpinan kepala sekolah membuat dia tetap komit,

dan memiliki motivasi diri yang tinggi.

Guru yang memiliki disiplin kerja akan menjalankan tugas pengabdiannya

dengan baik dengan berusaha mencapai tujuan pendidikan, hadir di sekolah tepat

waktu, mengajar di depan kelas tepat pada waktunya dan menggunakan RPP

sebagai panduan, membuat perangkat pembelajaran seperti RPP dan Silabus.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah menjadikan guru semakin

semangat dan gigih untuk menjalankan tugasnya. Berusaha berkomunikasi dengan

(24)

9

berhubungan dengan diri guru seperti kenaikan pangkat dan sertifikasi guru. Guru

yang memiliki motivasi kerja akan menjalankan tugasnya karena adanya dorongan

dari hati untuk tetap memberikan yang terbaik. Fenomena tentang menurunnya

komitmen guru tersebut tentu dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

yang diperkirakan dapat mempengaruhi rendahnya komitmen guru dapat meliputi

yakni: kurangnya kesadaran guru akan keprofesionalisannya, gaya kepemimpinan

kepala sekolah, kurang mampu mengendalikan stres, kurangnya kerjasama dalam

tim kerja, kurang mampu mengambil keputusan, kurangnya disiplin dalam diri

guru, persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, kurang memiliki

motivasi.

Menurut David dalam (Minner 1997:342) ada empat faktor yang

mempengaruhi komitmen, yaitu (1) faktor personal, misalnya tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, dan kepribadian; (2) Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup

jabatan, dan tantangan dalam pekerjaaan; (3) karakteristik struktur, misalnya besar

kecilnya organisasi, bentuk organisasi dan tingkat pengendalian yang dilakukan

organisasi; dan (4) pengalaman kerja atau profesionalisme anggota dalam

organisasi. Sementara Steers dalam (Sopiah 2008:164) mengemukakan ada tiga hal

yang dapat mempengaruhi komitmen yaitu (1) faktor personal yang meliputi; job

expectations, psychological contract, job choice (2) faktor organisasi meliputi initial

work experience, job scope, supervision, goal consistency organizational; dan (3)

faktor non organizational, yang meliputi availability of alternative jobs. Lebih lajut

Colquitt, LePine, Wasson, (2009:34) menjelaskan hal hal yang mempengaruhi

komitmen organisasi adalah individual mechanisms (cara kerja seseorang) yaitu

berupa variabel : Job Satisfaction (kepuasan kerja), Stress (beban/tekanan kerja),

(25)

10

Learning & Decision Making (kemampuan pengambilan keputusan). Selanjutnya

dijelaskan variabel yang mempengaruhi individual mechanisms atau cara kerja

seseorang adalah: (1) Organizational Mekanisms (mekanisme pekerjaan seseorang,

yaitu organizational culture (budaya organisasi) dan organizational struktur

(struktur organisasi); (2) group mechanisms (mekanisme kelompok), yaitu :

leadership styles and behaviors (gaya dan perilaku pemimpinan), Leadership Power

& Influence, (kekuatan pemimpin dan pengaruhnya) Teams Processes, (tim kerja)

Teams Characteristies (karakter dari tim); (3) individual characteristics (atau

karakter individu) yaitu berupa: Personality & Cultural Values (kepribadian dan

nilai budaya seseorang); dan (4) Ability (kemampuan seseorang).

Dari beberapa pendapat ahli tersebut di atas tentang faktor yang

mempengaruhi komitmen afektif, maka ada beberapa faktor yang diprediksi yang

dapat mempengaruhi komitmen afektif diantaranya: disiplin, persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja dapat mempengaruhi komitmen

afektif guru. Dimana guru yang mempunyai disiplin yang tinggi akan hadir di

sekolah tepat waktu dan pulang tepat waktu juga. Sedangkan persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan menjadikan guru tersebut lebih patuh

terhadap perintah kepala sekolah. Demikian juga halnya dengan motivasi kerja yang

tinggi dari guru akan menjadikan guru tersebut mengajar lebih baik dengan

menunjukkan keseriusan dan tanggungjawabnya terhadap tujuan yang sudah

disepakati. Oleh karena itu untuk mengkaji lebih jauh pengaruh disiplin kerja,

persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja terhadap

komitmen afektif guru, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh

(26)

11

Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Afektif Guru di SMA Negeri Kabupaten

Samosir”

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan hal-hal dikemukakan dalam latar belakang masalah

tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah:

1. Apakah profesionalisme guru berpengaruh terhadap komitmen afektif?

2. Apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap

komitmen afektif?

3. Apakah pengendalian stres berpengaruh terhadap komitmen afektif?

4. Apakah tim kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif?

5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif?

6. Apakah keadilan berpengaruh terhadap komitmen afektif?

7. Apakah pengambilan keputusan berpengaruh terhadap komitmen afektif?

8. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif?

9. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

terhadap komitmen afektif?

10.Apakah iklim kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif?

11.Apakah keceradasan emosional berpengaruh terhadap komitmen afektif?

12.Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif?

13.Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja?

14.Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

(27)

12

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan alasan objektif dan subjektif dapat diketahui bahwa banyak

faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi komitmen afektif. Namun

dalam penelitian ini faktor tersebut dibatasi pada faktor disiplin kerja, persepsi guru

tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru di SMA Negeri

se-Kabupaten Samosir.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja guru di SMA

Negeri Kabupaten Samosir?

2. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

terhadap motivasi kerja di SMA Negeri Kabupaten Samosir?

3. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif guru di SMA

Negeri Kabupaten Samosir

4. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir?

5. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen afektif guru di SMA

Negeri Kabupaten Samosir?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap motivasi kerja guru di SMA

(28)

13

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap komitmen afektif guru

di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen afektif guru

di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis

1. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa disiplin dapat

berpengaruh terhadap motivasi kerja guru.

2. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah dapat berpengaruh terhadap motivasi kerja guru.

3. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa disiplin kerja dapat

berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru.

4. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah dapat berpengaruh langsung terhadap komitmen

afektif guru.

5. Memberikan informasi dan menambah wawasan bahwa motivasi kerja dapat

berpengaruh terhadap komitmen afektif guru.

(29)

14

b. Manfaat praktis

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi dinas pendidikan untuk dapat

meningkatkan disiplin kerja para guru, memperbaiki kepemimpinan kepala

sekolah dan memberikan motivasi kerja guru di lingkungannya.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah bagaimana meningkatkan

disiplin kerja, kepemimpinannya dan motivasi kerja guru serta komitmen

afektif guru dalam mengelola sekolah.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar dapat meningkatkan komitmen

afektifnya yang lebih baik dalam proses pembelajaran.

4. Sebagai bahan pemikiran bagi peneliti berikutnya, untuk dapat dipergunakan

(30)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengajuan hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung disiplin kerja terhadap motivasi kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

2. Terdapat pengaruh langsung persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

3. Terdapat pengaruh langsung disiplin kerja guru terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir.

4. Terdapat pengaruh langsung persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru di SMA Negeri Kabupaten Samosir. 5. Terapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap komitmen afektif guru di

SMA Negeri Kabupaten Samosir.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian. Upaya untuk meningkatkan komitmen guru perlu upaya meningkatkan disiplin kerja, persepsi terhadap pemimpin, dan motivasi kerja. Komitmen pada diri guru akan tumbuh jika adanya perlakuan khususnya bagi disiplin kerja yang baik, memberikan perhatian kepada guru dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah.

Upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru adalah dengan meningkatkan sikap guru tentang kepeminpinan kepala sekolah. Salah satu upaya yang dapat

(31)

110

dilakukan oleh kepala sekolah untuk menumbuhkan sikap yang baik dari guru adalah dengan memperhatikan, memberikan arahan, pengawasan dan membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan guru dalam bekerja. Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang hanya memperhatikan kebutuhan seorang guru atau kelompok guru tertentu karena hal ini akan menimbulkan pengaruh buruk dalam kepemimpinan kepala sekolah.

Baiknya kepemimpinan kepala sekolah dengan memperhatikan, mengarahkan serta melakukan pengawasan secara tepat dan benar, maka guru akan memberikan sikap yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah sehingga guru akan mampu meningkatkan kedisiplinan bekerja.

Upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan persepsi yang baik dari guru diantaranya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan guru, selalu memperhatikan kebutuhan guru dalam mengajar di kelas, melakukan pengawasan yang baik dan melakukan kerjasama dengan guru sebelum membuat keputusan.

Meningkatkan disiplin kerja guru adalah dengan menciptakan motivasi kerja. Upaya untuk menciptakan motivasi kerja adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung satu sama lainnya. Oleh karena itu diperlukan peran guru dan kepala sekolah untuk membuat program kerja bersama yang dapat memberikan dukungan terhadap keharmonisan kerja sama di lingkungan sekolah.

(32)

111

yang benar sehingga memberikan motivasi bagi guru untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja.

C. Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Kepala sekolah lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas di sekolah dalam hal pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, pengambilan keputusan, pemberian motivasi terhadap guru, pembagian tugas dan penyediaan terhadap sarana dan prasarana sehingga lebih meningkatkan komitmen afektif guru..

2. Guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan keterampilan diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalistas kerja dalam mengajar.

3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir, hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dalam pengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, peningkatan motivasi, kedisiplinan kerja guru, dan komitmen guru dalam bekerja.

(33)

112

DAFTAR PUSTAKA

Adler, RB, dan R, George, 1982. Human Comunication. New York: Rinehart and Winston, Inc

Ambarita Biner, Paningkat Siburian, Benyamin Situmorang dan Sukarman Purba. 2014. Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta

Ambarita Biner, Paningkat Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan

Komunikasi, Bandung: Alfabeta

Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behavior, Improving Performance and Commitment In The Workplace. New

York : McGraw Hill International Edition.

Echols, John M.. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Gibson, James l, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1996 Organisasi:

Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta:

Erlangga.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1997. Organisasi , Prilaku, Struktur, Proses.

Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Hamzah, B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Bahtiar. 2007. Hubungan Antara Komitmen Terhadap Tugas Dan Iklim Organisasi Dengan Disiplin Kerja Guru Madrasah Aliyah Kabupaten Aceh

Timur. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard.1988. Management of Organizational

Behavior. Utilizing Human Recource. New Jersey: Prentice-Hall.

Jumpa Ukur.2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja dan Pengendalian Stres Terhadap Komitmen Kepala Sekolah. Studi

Empiris di SD/MI Di Kota Tebing Tinggi“. Tesis. Program Pasca Sarjana

Uninersitas Negeri Medan.

Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS &

Lisrel 8. Bandung: UPI.

Komaruddin. 1978. Ensiklopedia Manajemen. Bandung: Alumni

Luthans, Fred. 1998. Organization Behavior: Third Edition. London:McGraw Hill International Book Company.

(34)

113

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Manullang, Belferik, 2006. Kepemimpinan Pedagogis. Membangun Karakter

Sumber Daya Manusia. Medan: Program Pasca Sarjana Uninersitas Negeri

Medan.

Arwansyah Dalimunthe.2012. ”Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kepuasan

Kerja terhadap Komitmen Guru di Madrasyah Aliyah Negeri Kabupaten

Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Uninersitas Negeri Medan.

Miner, John B., 1992. Industrial Organizational Psychology. New York: Random Grawhill, Inc.

Mathis, Robert L dan John H. Jakcson. 2006. Human Resource Management:

Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana

Angelia. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : Remaja Rosdakarya.

_____________2007. Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Newstrom John W. and Davis, Keiths. 1989. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Purba Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.

Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Purwanto, N. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaluddin.2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Robbins. Stephen, 1996. Perilaku Organisasi. Terjemahan Benjamin M. Jakarta: Indeks.

________________2006. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja Atmaka, Jakarta : Prehalindo.

________________2009. Manajemen. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Harry Selamet dan Ernawati Lestari, Indonesi : Macan Jaya Lestari.

________________2014. Perilaku Organisasi Terjemahan. Edisi Keduabelas. Alih Bahasa Diaa, dkk, Jakarta : Salemba empat.

(35)

114

Kabupaten Labuhan Batu.Tesis. Program Pasca Sarjana Uninersitas Negeri

Medan.

Siburian Paningkat. 2009. Pengaruh Komunikasi Interpersonal, dan Motivasi

Berprestasi Terhadap Kepuasan Kerja Guru. Medan: PPs Unimed.

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. ____________2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.

Steers, Richard M and Lyman W, Porter. 2003. Motivation and Work Behavior. New York, McGraw Hill, Inc.

Thoha Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada.

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta

Usman, H . 2008. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi,J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada

Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Yukl Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Alih Bahasa: Budi Suprianto. Indeks: Jakarta.

Yasaratodo Wau. 2012, “Pengaruh Kepemimpinan partisipatif, kemampuan pribadi, Iklim kerja, dan motivasi berprestasi terhadap komitmen afektif

kepala sekolah”. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Medan

Asrul. 2014, “Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Kecamatan

Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur” Tesis. Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan

Mastiyah. 2013, “Pengaruh Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                                  Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didasarkan atas hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas toko, baik pada Terang Bulan Manis

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan

Isoform 2 subunit alpha (Ampk - α2) banyak diekspresikan pada jarin- gan otot skelet dan hepar yang memiliki peran penting dalam peng- gunaan glukosa oleh otot

MATRIK PROGRAM TAHUNAN SKPD DAERAH KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG. Tahun - 4 Tahun - 5 Tahun

Kedua belah pihak bersama-sama telah sepakat mengadakan Addendum pada surat Perjanjian Pekerjaan Pembangunan Sarana Air Minum Sistem sumur gali Nomor :

Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) juga efektif digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi karena dapat meningkatkan kemampuan

dengan spesifikasi urutan kelahiran di tiap kelompoknya. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan uji deskriptif, uji beda one-way ANOVA , dan korelasi Pearson. Hasil penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap