ABSTRACT
HAMIDAH D. NIM.8136132018.Influence of Headmasters Leadership and Achievement Motivation on Organizational Commitment of Teachers SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.
This studyaims to determinethe influence ofheadmasters’ leadership onteachers’ achievement motivation, the influence ofheadmasters leadership onteachers’ organizational commitmentand the influenceof achievement motivation onorganizational commitmentof teachers SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.The methode used on this study is cuantitative methode with pathanalysis approach. The population of this study were228 teachers of SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai and 135 of them were choosen as samplers based on technique of determining samplers amount developed by Isaac and Michael. Sampling methode was stratified proportional random sampling.The collection of dataobtained throughquestionnaires. Results of study are: a) Headmasters’ leadershipeffected directly and significantly onteachers’ achievement motivation.It was proved by calculation ofthesub-structure 1pathcoefficientbetweenheadmasters’ leadership onteachers’ achievement motivation is21=0,681 at a price t 10,728 > 1,98 ttable.; b) Headmasters’ leadershipeffected directly and significantly onteachers’organizational
commitment. It was proved by calculation ofthesub-structure
2pathcoefficientbetweenheadmasters’ leadership onteachers’ organizational commitment is ρ31=0.443at a pricet =7,377> t table=1.98; c) Teachers’ achievement motivation effected directly and significantly onteachers’organizational commitment. It was proved by calculation ofthesub-structure 2pathcoefficientbetweenachievement motivation and teachers’organizational commitment is 32= 0,354 at a price t 4,375 > 1,98 t table.Based on the results above, it is concluded that: a) There is direct effect of headmasters’ leadership towards achievement motivation of teachersSMA Negeri Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai; b) There is direct effect of headmasters’ leadership towards organizational commitment of teachers SMA Negeri Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai; and c) There is direct effect of achievement motivation towards organizational commitment of teachers SMA Negeri Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai.
ABSTRAK
HAMIDAH D. NIM.8136132018.Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Komitmen Organisasi Guru SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru, pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen organisasi guru, dan pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan KotaBinjai.Metode penelitian adalah metode kuantitatif dengan pendekatan analisis jalur (Path Analysis). Populasi penelitian adalah guru SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan KotaBinjaisebanyak 228 orang dengan jumlah sampel sebanyak 135 orang yang ditetapkan dengan teknik penentuan jumlah sampel Isaac dan Michael. Metode pengambilan sampel adalah stratifiedproportional random sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui instrumen angket.Hasil penelitian yaitu: a) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadapmotivasi berprestasi. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan pada sub struktur 1 diperoleh koefisien jalur antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi berprestasi yaitu ρ21 =0,681dan harga thitung = 10,728 > ttabel = 1,98; b) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan pada sub struktur 2 diperoleh koefisien jalur antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen organisasi yaitu ρ31=0.442dan harga thitung = 7,377> ttabel = 1,98; c) Motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan sub struktur 2 diperoleh koefisien jalur antara motivasi berprestasi dengan komitmen organisasi yaitu ρ32 =0,355 dengan harga thitung = 6,568> ttabel = 1,98.Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa: a) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri se Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai; b)Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri se Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai; dan c) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri se Kecamatan Binjai SelatanKota Binjai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapai kendala dan keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing serta nara sumber, dan orangtuaku serta keluarga besarku,serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medanyang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dansebagai nara sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan masukan berupa saran, ide dan gagasan serta selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan perkuliahan sehingga hal ini menjadi semangat yang besar bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Dr. Irsan, M.Pd. M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat berharga sehingga menjadi ide dan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas bagi penulis untuk dapat menulis tesis ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku pembimbing II yang dalam kesibukannya selalu meluangkan waktu kapan dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan arahan serta memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, sehingga pada akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan lebih baik.
7. Bapak Dr. Restu, M.S selaku nara sumber yang juga telah banyak memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik. 8. Bapak Dr.Darwin, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak memberikan
masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik. 9. Kedua orang tua tercinta H. Darma MD, SI.P dan Hj. Zairani Lubis, S.Pdyang selalu
mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu mendo’akan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang menjadi semangat sehingga dapat menghasilkan karya terbaik penulis dengan bantuan Allah SWT yang penulis persembahkan buat kedua orang tua tercinta.
10. Suami tercinta Zainal Arifin, S.Kom dan anak tersayang Najwa Chalisya Arifin yang selalu mendukung dan memotivasi penulis agar semangat dalam menyelesaikan perkuliahan dengan sebaik-baiknya.
11. Bapak Anang Wibowo,S.Pdselaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Binjai yang banyak membantu secara administratif dan meluangkan waktu guna melengkapi data dan berkas selama penulis melakukan penelitian ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Mudah-mudahan bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari tesis ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan pendidikan di Kota Madya Binjai.
Medan, April 2016 Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... . iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Pembatasan Masalah ... 15
D. Rumusan Masalah ... 15
E. Tujuan Penelitian ... 16
F. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESISPENELITIAN ... 18
A. Kajian Teoretis ... 18
1. Komitmen Organisasi ... 18
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 26
3. Motivasi Berprestasi ... 32
4. Penelitian Relevan ... 35
B. Kerangka Berfikir ... 37
C. Paradigma Penelitian ... 41
D. Hipotesis Penelitian ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
B. Metodologi Penelitian ... 44
C. Sumber Data... 45
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 50
F. Uji Coba Instrumen ... 53
G. Teknik Analisis Data ... 57
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 68
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 75
C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 78
D. Pengujian Hipotesis ... 87
E. Temuan Penelitian ... 90
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
G. Keterbatasan Penelitian ... 97
BAB VSIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 99
A. Simpulan ... 99
B. Implikasi Hasil Penelitian ... 99
C. Saran ... 101
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Data Jumlah Guru SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan... 46
3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Golongan Dan Masa Kerja ... 47
3.3 Kisi-kisi Variabel Komitmen Organisasi ... 51
3.4 Kisi-kisiVariabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 51
3.5 Kisi-kisiVariabel Motivasi Berprestasi Guru (X2) ... 52
3.6 Penetapan Skor Jawaban Angket ... 53
3.7 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 56
3.8 Kategori Kecenderungan Data ... 59
4.1 Ringkasan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 68
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69
4.3 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Berprestasi ... 71
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Organisasi ... 73
4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah .... 75
4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi ... 76
4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Organisasi ... 77
4.8 Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 78
4.9 Rangkuman Uji Homogenitas Variabel Penelitian ... 79
4.10 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X2 atas X1 ... 80
4.11 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3 atas X1 ... 81
4.12 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3 atas X2 ... 82
4.13 Pengujian Sub Struktur 1 ... 84
[image:15.595.61.550.109.768.2]viii
4.15 Dekomposisi Dari Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan PengaruhTidak Langsung Variabel Eksogenusdengan
viii
[image:18.595.86.534.83.572.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Teori Jalur Komitmen Menurut Colquitt, LePine, Wasson. ... 22
2.2 Paradigma Penelitian ... 42
3.1 Model Hubungan Kausal Antara Variabel X1, X2 dan X3 ... 62
4.1 Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 70
4.2 Histogram Skor Motivasi Berprestasi... 72
4.3 Histogram Skor Komitmen Organisasi... 74
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Angket Penelitian ... 106
2. Uji Coba ... 110
3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket ... 113
4. Data Hasil Penelitian (Angket) ... 119
5. Data Ubahan Penelitian ... 131
6. Perhitungan Angket Distribusi Frekuensi Median ... 135
7. Identifikasi Kecenderungan ... 141
8. Normalitas ... 144
9. Perhitungan Regresi Uji Linieritas ... 157
10. Homogenitas ... 181
11. Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 183
12. Perhitungan Koefisien Jalur ... 197
13. Uji Hipotesis ... 200
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komitmen adalah upaya untuk mencapai tujuan dalam organisasi dengan
kemauan mengarahkan segala daya untuk kepentingan organisasi dan keterikatan
untuk tetap ikut menjadi anggota organisasi. Komitmen seseorang dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya tidak sama pada setiap orang.
Terwujudnya komitmen dalam suatu organisasi adalah tergantung kepada
bagaimana kita membangun suatu tanggung jawab untuk memiliki niat yang kuat
dalam melaksanakan tujuan dalam organisasi itu.
Komitmen pada setiap anggota organisasi sangat penting karena dengan
suatu komitmen seorang anggota organisasi dapat menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya dibanding dengan anggota organisasi yang tidak
mempunyai komitmen. Biasanya anggota organisasi yang memiliki suatu
komitmen, akan bekerja secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian,
pikiran, tenaga dan waktunya untuk pekerjaannya, sehingga apa yang sudah
dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi.
Penelitian Chriss Preyer sebagaimana disebutkan dalam jurnal Management
Reserch Review Vol.3 tahun 2010 menyajikan data bahwa komitmen organisasi memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap seorang karyawan dalam bekerja.
Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa karyawan yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi, menunjukkan etos kerja yang lebih baik
2
Guru merupakan bagian dari organisasi sekolah oleh sebab itu, diharapkan
memiliki komitmen terhadap organisasi sekolah. Komitmen organisasi tersebut
ditampilkan ketika seorang guru melakukan tugas-tugas keguruannya dan juga
tugasnya sebagai bagian organisasi sekolah. Seorang guru dikatakan profesional
harus memiliki komitmen organisasi yang tinggi, dalam hal ini ditandai dengan
keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, menerima tujuan
organisasi, dan berusaha keras untuk memajukan organisasi.
Sekolah merupakan suatu organisasi yang dituntut untuk menghasilkan anak
didik yang mampu hidup dan bersaing di tengah-tengah masyarakat. Dalam upaya
tersebut sekolah dituntut untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan
kepada anak didik. Tugas mendidik dan mengajar menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari rutinitas seorang guru sebagai bagian organisasi sekolah.
Peran guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 1 dinyatakan sebagai berikut “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Sesuai dengan
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peran utama dalam
mendidik dan memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik..
Selanjutnya Pada pasal 7 ayat 1b undang-undang di atas disebutkan
bahwa”guru harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia”. Pasal tersebut menegaskan bahwa peran
dan fungsi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya didasarkan
3
komitmen dalam melaksanakan tugas-tugas keguruannya, yang secara umum
dijelaskan pada pasal dan ayat di atas adalah meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
Guru yang memiliki komitmen akan meningkatkan kualitas kerjanya, yang
selanjutnya menentukan mutu pendidikan. Sebaliknya guru yang memiliki
kualitas kerja di bawah standar minimal akan menghambat peningkatan kualitas
pendidikan. Supriadi (2001:178) menyatakan bahwa di antara berbagai masukan
(input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa), sepertiganya ditentukan oleh guru. Faktor guru adalah faktor yang paling
dominan dan mempengaruhi hasil pembelajaran.
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Nana Sudjana (2002:
42) yang menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja
guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan
32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38%, dan sikap
guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.
Dengan posisi guru yang sedemikian penting dalam mencapai hasil
pembelajaran, seorang guru diharuskan memiliki komitmen meelaksanakan
tugas-tugas dan fungsinya. Sahertian (2006:44) menyatakan bahwa komitmen adalah
kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa
tanggung jawab. Arikunto (2008:51) menyebutkan bahwa komitmen terhadap
tugas bukan hanya sekedar keterlibatan saja, akan tetapi menunjukkan kesediaan
seseorang untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan dengan tanggung jawab yang
tinggi. Schatz (Edwin, 2012:44) mengatakan bahwa komitmen merupakan hal
4
Pendapat para pakar di atas mengambarkan pentingnya seorang guru untuk
memiliki komitmen terhadap pekerjaannya. Komitmen terhadap tugas ditunjukkan
seseorang melalui kecenderungan dan kesediaan untuk terlibat aktif dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tanggungjawab yang tinggi. Seorang
guru yang memiliki komitmen tugas yang baik, akan berusaha melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sampai tuntas. Sebagai wujud
komitmen tugas yang dimilikinya, seorang guru selalu terlibat dalam
aktivitas-aktivitas di sekolah. Apabila komitmen guru rendah, maka proses pencapaian
hasil pembelajaran peserta didik akan terganggu.
Guru merupakan anggota organisasi sekolah yang dipimpin oleh kepala
sekolah. Sebagai bagian dari organisasi sekolah, guru diharapkan memiliki
komitmen untuk senantiasa bekerja sama dan saling mendukung dalam
melaksanakan program-program di sekolah dan mencapai tujuan-tujuan sekolah
yang merupakan tujuan bersama segenap anggota organisasi sekolah. Sebaliknya,
guru yang kurang memiliki komitmen organisasi akan memperlambat pencapaian
tujuan sekolah, bahkan ia merasa tidak nyaman untuk menjadi bagian dari
organisasi sekolah.
Noe (2013:214) menyatakan, “organizational commitment is the degree to
which an employee identifies with the organization and is willing to put effort on its behalf. Individuals who have low organizational commitment are often just waiting for the firts good opportunity their jobs”. Pernyataan Noe di atas menjelaskan bahwa komitmen organisasi adalah tingkat dimana seseorang merasa
menyatu dengan organisasi dan mau berusaha dan berbuat demi kepentingan
5
komitmen organisasi yang rendah sering kali hanya menunggu kesempatan yang
baik untuk keluar dari tugas-tugas mereka.
Menurut Newstroom (2003:135) bahwa secara konseptual, komitmen
organisasional ditandai oleh tiga hal: (1) adanya rasa percaya yang kuat dan
penerimaan seseorang terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, (2) adanya
keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh-sungguh demi
organisasi, (3) adanya hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan
dalam suatu organisasi. Dari pandangan Newstroom tersebut, dimengerti bahwa
komitmen organisasi meliputi tiga aspek, yaitu: a) Identifikasi, yang berwujud
dalam bentuk kepercayan anggota organisasi; b) keterlibatan atau partisipasi
anggota dalam kerja-kerja penting yang menyebabkan mereka bekerja sama, baik
dengan pimpinan atau rekan kerja, dan; c) loyalitas anggota terhadap organisasi,
yang bermakna kesediaan seseorang untuk dapat melanggengkan hubungannya
dengan organisasi termasuk mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa
mengharapkan apapun.
Berdasarkan fakta di lapangan yang peneliti temukan dengan melakukan
pengamatan dan wawancara awal di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Binjai
SelatanKota Binjai, peneliti mendapati bahwa 8 dari 11 orang guru yang
diwawancarai menyatakan keengganan mereka untuk terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan di sekolah. Alasan yang dikemukakan beragam, dua
diantaranya mengatakan bahwa kegiatan tersebut bukan bagian tugasnya, 3 orang
mengatakan bahwa kepala sekolah sudah menunjuk orang tertentu, dan 3 guru
mengatakan bahwa itu tugas guru-guru yang lebih muda untuk melaksanakan
6
Dari 11 guru yang peneliti wawancarai, 6 orang menyatakan bahwa mereka
kurang perduli dengan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) yang
merupakan tugas individual guru. RPP yang ia susun adalah perangkat yang sama
dari tahun ke tahun, hanya mengganti tahun pelajaran saja. Tiga orang responden
menyebutkan bahwa RPP yang ia pakai didapati dengan cara copy-paste dari internet, lalu tinggal di ganti data-data fisik, seperti nama sekolah, tahun
pelajaran, dan lain-lain.
Fakta di lapangan juga menampilkan bahwa 7 dari 11 orang guru
menyatakan tidak mengetahui dengan visi dan misi sekolah, dan mengaku tidak
berusaha mencari tahu apa visi dan misi sekolah. Mereka beranggapan bahwa visi
dan misi sekolah adalah tugas administratif sekolah yang disusun hanya untuk
sekedar mencukupi persyaratan sebagai sekolah yang memiliki visi dan misi.
Padahal seyogyanya seorang guru menyadari bahwa visi dan misi sekolah
merupakan nilai dan tujuan yang dipahami dan diterima oleh segenap anggota
organisasi sekolah termasuk guru, bersama-sama berusaha mewujudkan visi dan
misi sekolah dengan rangkaian usaha dan kegiatan. Guru sebagi anggota
organisasi sekolah bekerja bersama-sama dengan seluruh bagian organisasi
mencpai visi dan misi yang ditetapkan sekolah.
Fakta-fakta yang terkumpul menyiratkan bahwa komitmen guru terhadap
tugas-tugas mereka di sekolah masih rendah, dan berikutnya berdampak pada
terhambatnya tujuan sekolah. Rendahnya komitmen guru menyelesaikan
tugas-tugasnya merupakan indikasi bahwa guru memiliki komitmen organisasi yang
7
tugas-tugasnya dengan baik dan melibatkan diri secara aktif dalam upaya-upaya
pengembangan sekolah dan program-program sekolah yang sedang berjalan.
Allen dan Meyer (1997:538-551) dalam penelitiannya yang diterbitkan oleh
Journal of Applied Psychology menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi pada anggota organisasi meliputi: a) karakteristik pribadi,
termasuk usia dan masa kerja, kebutuhan berprestasi dan pendidikan; b)
karakteristik pekerjaan, termasuk tantangan kerja, kesempatan untuk berinteraksi,
kejelasan peran dalam organisasi, dan umpan balik; c) karakteristik desain
organisasi; d) pengalaman kerja, dan e) dukungan organisasi.
Nahlawi (2003:47) mengatakan bahwa komitmen guru selain tumbuh dari
dalam diri masing-masing, juga dipengaruhi oleh kepala sekolah sebagai unsur
pimpinan. Pendapat Nahlawi di atas telah dibuktikan oleh beberapa penelitian
terkait pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru.
Penelitian Edwin (2012:57) menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen guru sebesar 34,6%
dan sisanya 65,4 % merupakan pengaruh di luar kepemimpinan kepala sekolah.
Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin baik kepemimpinan
kepala sekolah, maka semakin baik pula komitmen guru.
Penelitian Darwito (2014:108) juga menyimpulkan adanya pengaruh
langsung kepemimpinan terhadap komitmen organisasi. Darwito kemudian
menyatakan bahwa bagi organisasi mewujudkan gaya kepemimpinan harus
menjadi sebuah referensi penting bagi penyusunan organisasi.
Perilaku kepemimpinan kepala sekolah diterima secara inderawi oleh para
8
kepemimpinan kepala sekolah. Informasi-informasi tersebut kemudian diolah oleh
guru sehingga mewujudkan suatu gambaran tentang kepemimpinan kepala
sekolah. Gambaran itu kemudian menjadi sebuah persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah.
Pareek (2003: 31) menyatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai
proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Pendapat Pareek
tersebut menekankan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu objek diawali
dengan informasi yang diterima, diseleksi dan kemudian pada tahapan akhir
adalah memberikan reaksi terhadap informasi tersebut.
Sobur (2003:449) menyebutkan tiga tahap dalam proses pembentukan
persepsi.Tahapan pertama, adalah terjadinya rangsangan atau stimulasi terhadap
alat-alat indra. Tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut
berbagai prinsip. Tahap ketiga, stimulasi alat indra tersebut
ditafsirkan-dievaluasi.Selanjutnya ia menyatakan bahwa dalam kenyataannya, ketiga tahap
tersebut tidaklah saling berpisah benar. Ketiganya bersifat kontinu, bercampur
baur dan bertumpang tindih satu sama lain.
Robbins (2006:122) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
yaitu: 1) Faktor yang ada pada pelaku persepsi (perceiver); 2) Faktor yang ada pada obyek yang dipersepsikan (target); dan 3) Faktor yang ada pada situasi terjadinya persepsi.
Kenyataan di atas berlaku juga bagi guru-guru dalam menerima informasi
tentang kepemimpinan kepala sekolah. Informasi-informasi yang ditangkap indera
9
diterjemahkan ke dalam bentuk pendapat atau pandangan. Pendapat atau
pandangan tersebut merupakan konstruksi persepsi dari masing-masing guru.
Inilah yang merupakan realita kepemimpinan kepala sekolah menurut guru-guru.
Dari pandangan yang telah terbangun, guru kemudian memberikan reaksi
dan respon terhadap objek tersebut, yang dalam hal ini adalah kepemimpinan
kepala sekolah. Reaksi yang diberikan guru bisa berbentuk penerimaan ataupun
penolakan, peningkatan kinerja maupun penurunan kinerja, dan pneingkatan
komitmen organisasi ataupun penurunan komitmen organisasi. Dengan demuikian
persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh
terhadap komitmen organisasi guru.
Selanjutnya Colquitt, LePine, Wasson, (2009:34) mengemukakan bahwa
motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen
organisasi. Menurut Colquitt faktor-faktor lain yang mempengaruhi komitmen
organisasi adalah budaya organisasi, iklim organisasi, kepuasan kerja,
kepemimpinan dan kerja sama kelompok.
Penelitian Wau (2012) menguatkan pendapat Colquitt dan menyimpulkan
bahwa motivasi berprestasi memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen
dengan koefisien jalur sebesar 0,42.Hasil penelitian Dasmiati (2013:49) juga
menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap
komitmen guru. Artinya, semakin baik motivasi berprestasi maka semakin baik
juga komitmen.
Motivasi berprestasi menurut Dasmiati (2013:40) adalah kekuatan atau
dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas atau
10
dengan penuh perhatian dan ketekunan. Motivasi berprestasi merupakan upaya
seseorang mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas yang
diembannya.
Motivasi berprestasi dalam diri guru tumbuh seiring dengan kebutuhan guru
tersebut untuk berprestasi. Teori motivasi berprestasi bersumber dari teori
kebutuhan McClelland (Dasmiati, 2013:40) yang berpendapat bahwa setiap
individu memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi (need for
achievement), kebutuhan berafiliasi (need for affiliation), dan kebuituhan berkuasa (need for power). Ketiga kebutuhan ini adalah kebutuhan yang sangat kuat dalam menggerakkan aktivitas atau perilaku individu.
McClelland (Sobur, 2003:284) menyatakan bahwa kebutuhan untuk
berprestasi adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu
kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien daripada
kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Orang yang memiliki kebutuhan
berprestasi yang tinggi mengalami kepuasan bukan karena mendapatkan imbalan
dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggapnya baik. Ada
kepuasan batin tersendiri ketika ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan
sempurna.
Dengan demikian dapat disebutkan bahwa individu yang memiliki
kebutuhan berprestasi cenderung untuk memiliki komitmen organisasi yang baik.
Karena ia memiliki hasrat dan rasa tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaan
sehingga menunjukkan usaha maksimal dalam bekerja demi tercapainya prestasi.
Jika ia gagal mewujudkan prestasi, maka akan merasa tidak nyaman dan tidak
11
Fakta di lapangan yang dikumpulkan melalui wawancara awal dan
pengamatandi SMA Negeri Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai menyajikan
data bahwa 7 dari 11 guru yang diwawancarai menyatakan tidak puas dengan
kepemimpinan kepala sekolah. Tiga orang menyebutkan alasan ketidakpuasan
adalah kepala sekolah tidak mau membangun komunikasi dua arah dengan guru,
dua orang menyebutkan kepala sekolah tidak memberikan solusi dalam
permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru, dan dua orang mengatakan
bahwa kepala sekolah lambat dalam memenuhi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
Pengamatan peneliti di lapangan menunjukkan bahwa 5 orang guru yang
diamati ketika mengajar, 3 diantaranya menggunakan model pembelajaran yang
konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dengan menggunakan
model ceramah. Ketiga guru tersebut ketika diwawancarai menyatakan bahwa
mereka enggan untuk mempelajari dan menguasai model-model pembelajaran
yang variatif, dan enggan untuk beradaptasi dan menguasai komponen-komponen
Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum yang baru diberlakukan di sekolah.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa kurikulum 2013 menyulitkan guru, dan
model pembelajaran yang variatif mensyaratkan guru aktif dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran.
Fakta-fakta di lapangan yang telah terkumpul menampilkan data bahwa
guru cenderung memiliki komitmen organisasi yang rendah, kepemimpinan
kepala sekolah yang belum efektif, dan motivasi berprestasi guru yang rendah di
SMA Negeri yang ada di Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai. Masalah ini
12
mencanangkan diri sebagai kota pendidikan, yang pasti membutuhkan dukungan
komitmen organisasi guru untuk mensukseskan program pemerintah Kota Binjai
tersebut.
Untuk itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang komitmen guru dan ditinjau dari dua faktor yang mempengaruhinya yaitu
faktor kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru. Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi komitmen organisasi guru selain dua faktor di atas tidak
termasuk dalam kajian penelitian ini.
Hasil penelitian selanjutnya disajikan dalam laporan penelitian dengan
judul, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi
terhadap KomitmenOrganisasi Guru SMA Negeri Se-Kecamatan Binjai
Selatan Kota Binjai”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan hal-hal dikemukakan dalam latar belakang
masalah tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah yang
mempengaruhi komitmen organisasi guru. Colquitt, LePine, Wasson, (2009:34)
mengemukakan bahwa komitmendapat dipengaruhi oleh: 1) organizational
mechanisms (mekanisme organisasi); 2) groupmechanisms (mekanisme kelompok atau grup); 3) individual characteristics (karakter individu);dan4)individual
mechanisms (mekanisme individu).
13
atau grup) meliputi perilaku dan gaya kepemimpinan, kekuatan kepemimpinan,
proses dalam tim, dan karakter tim. Individual characteristics (karakter individu) meliputi kepribadian, nilai budaya yang dianut, dan kemampuan atau
keterampilan. Adapun individual mechanisms (mekanisme individu) meliputi kepuasan kerja, stress, motivasi, tingkat kepercayaan dan keadilan, proses belajar
dan pengambilan keputusan. Variabel-variabel tersebut dalam pandangan Colquitt
dkk memberikan pengaruh terhadap komitmen organisasi.
Dari uraian tentang komitmen organisasi di atas, diketahui beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu: 1) apakah budaya
organisasi dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di
Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai? 2) apakah struktur organisasi dapat
mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai
Selatan Kota Binjai? 3) apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat
mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai
Selatan Kota Binjai? 4) apakah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dapat
mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai
Selatan Kota Binjai? 5) apakah proses atau perekembangan tim dapat
mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai
Selatan Kota Binjai? 6) apakah karakteristik kelompok dapat mempengaruhi
komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai?
7) apakah kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA
Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai? 8) apakah stress dapat
mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai
14
organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai? 10)
apakah pembelajaran dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA
Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai? 11) apakah pengambilan
keputusan dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru SMA Negeri di
Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai?
C. Pembatasan Masalah
Dikarenakan permasalahan terkait dengan komitmen organisasi guru dan
faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi guru tersebut cukup luas,
maka peneliti perlu melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai komitmen organisasi
guru dan ditinjau dari faktor kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
berprestasi guru.
Hal ini berarti, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen
organisasi guru tidak diteliti/dikaji. Kondisi ini disebabkan keterbatasan peneliti
untuk mengkaji seluruh aspek yang berhubungan dengan komitmen organisasi
guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, disusun
rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap
motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota
15
2. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap
komitmen organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota
Binjai?
3. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh langsung terhadap komitmen
organisasi guru SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menetapkan tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru
SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.
2. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen organisasi guru
SMA Negeri di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasi guru SMA Negeri
di Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi yang mendukung tentang pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap komitmen organisasi guru;
b. Memberikan informasi yang menguatkan tentang pengaruh kepemimpinan
16
c. Sebagai bahan masukan pada kajian atau penelitian yang relevan di masa
17 2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi Kepala sekolah selaku pemimpin organisasi
sekolah khususnya dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi dan
komitmen organisasi para guru.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya, hasil
khususnya dengan peningkatan motivasi berprestasi dan peningkatan
komitmen organisasi guru.
c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain maupun pihak yang tertarik untuk
meneliti tentang komitmen organisasi yang diduga dipengaruhi oleh
kepemimpinan pemimpin organisasi dan motivasi berprestasi di masa
99
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data yang telah dipaparkan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
motivasi berprestasi guru. Artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka
semakin baik motivasi berprestasi guru. Variasi yang terjadi pada variabel
kepemimpinan kepala sekolah sebesar 46,4% dapat dipredikasi dalam meningkatkan
motivasi berprestasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah cenderung kategori
tinggi.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
komitmen organisasi guru. Artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka
semakin baik komitmen organisasi guru. Variasi yang terjadi pada variabel
kepemimpinan kepala sekolah sebesar 46,7% dapat dipredikasi dalam meningkatkan
komitmen organisasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah cenderung kategori
tinggi.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan
komitmen organisasi guru. Artinya semakin baik motivasi berprestasi maka semakin
baik komitmen organisasi guru. Variasi yang terjadi pada variabel motivasi berprestasi
sebesar 43% dapat dipredikasi dalam meningkatkan komitmen organisasi guru dan
motivasi berprestasi cenderung kategori tinggi.
4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi berprestasi dengan komitmen organisasi guru. Artinya semakin baik
kepemimpinan kepala sekolah dan moitivasi berprestasi maka semakin baik komitmen
organisasi guru. Variasi yang terjadi pada variabel kepemimpinan kepala sekolah dan
100
motivasi berprestasi sebesar 53,5% dapat dipredikasi dalam meningkatkan komitmen
organisasi guru.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
penelitian. Untuk meningkatkan komitmen organisasi guruperlu upaya meningkatkan
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi. Komitmen pada diri guru akan
tumbuh jika adanya perlakuan khusus kepemimpinan kepala sekolah yangbaik,
memberikan kenyamanan kepadaguru dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan
di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan
yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Ada beberapa jenis pendidikan, diantaranya yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan dan keterampilan demi kepentingan masa depan.
Guru sebagai salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah harus memiliki komitmen. Komitmen guru terhadap pekerjaan didefinisikan
sebagai hubungan psikologisantara seseorang dan pekerjaannya yang berdasarkan reaksi
afektif terhadappekerjaan tersebut.Guru yang memiliki komitmen terhadappekerjaan yang
kuat terutama dalam mengajar akan mengidentifikasi dan memiliki perasaan yang
kuatterhadap pekerjaannya dibandingkan dengan orang yang komitmennya
rendah.Hubungan emosional terhadap pekerjaan memberikan gambaran perilaku
kerjaguru dalam mengajar adalah sesuai dan menentukan keinginan untuk tetap bertahan
dan meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.
Hasil penelitian ini jika diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
khususnya berkaitan dengan komitmen guru terhadap tugas mengajarnya merupakan
101
organisasi.Dalam pendekatan multidimensional, komitmen guru terhadap tugas mengajar
seperti halnyakomitmen organisasi memberikan pemahaman yang kompleks
mengenaiketerikatan guru dengan pekerjaannya.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Jika komitmen
guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran guru yang akan
berimplikasi negatif pada prestasi belajar siswa. Karena siswa harus selalu beradaptasi
kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Komitmen organisasi guru terhadap
lembaga sekolah sebagai organisasi pada dasarnya merupakan suatu kondisi yang
dirasakan oleh guru yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap
organisasi kerja yang dimilikinya. Komitmen guru terhadap organisasi khususnya sekolah
tempat bekerja berkaitan dengan identifikasi dan loyalitas guru pada sekolah dengan
meningkatkan kemampuannya untuk mencapai tujuan sekolah.
C. Saran
Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat
diberikan beberapa saran antara lain:
Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat
diberikan beberapa saran antara lain:
1. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
kepemimpinan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk dalam
melaksanakan kepemimpinan sehingga lebih meningkatkan profesionalisme guru
dalam mengajar.
2. Para guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
102
3. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi
variabel prediktor dan responden, sehingga aspek lain yang diduga memiliki hubungan
dengan penelitian ini dapat dianalisis sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih
103
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner dan Paningkat Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Blanchard, Kenneth H., and Hersey, Paul. 2006. Management of Organizational Behavior. Utilizing Human Recource. New Jersey: Prentice-Hall.
Colquitt Jasson A., Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior, Improving Performance and Commitment In The Workplace. New York : McGraw Hill International Edition.
Dasmiati. 2013. “Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah, Iklim Kerja, Dan Terhadap Komitmen Afektif Guru Sekolah Luar Biasa di Medan”. Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia, Vol.5 Nomor 1, Medan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Echols, John M.. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Fattah, Nanang. 2003. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Gibson, James l, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1997. Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Harun, Al-Rasjid. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Universitas Padjadjaran.
Hasan, Chalijah. 2002. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlash.
Jumpa Ukur.2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja dan Pengendalian Stres Terhadap Komitmen Kepala Sekolah. Studi Empiris di SD/MI Di Kota Tebing Tinggi“. Tesis. Program Pasca Sarjana Uninersitas Negeri Medan.
Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS &
104
Luthan, Fred. 2006. Perilaku Organisasi: Edisi kesepuluh terjemahan. Yogyakarta: Andi.
Mathis, Robert L dan John H. Jakcson. 2006. Human Resource Management:
Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku I, Alih Bahasa: Diana Angelia.
Jakarta : Salemba Empat.
Meyer, John P., Allen, Natalie J., Smith, Catherine A. 1997. “Commitment to Organizations and Occupations”. Journal of Applied Psychology, Vol.78, No.4, 538-551.
Miner, John B., 1992. Industrial Organizational Psychology. New York: Random Grawhill, Inc.
Perryer, Chris.,et.al., 2010. “Predicting Turnover Intentions: The Interactive Effects Of Organizational Commitment And Perceived Organizational Support”. Management Research Review, Vol. 33 Iss: 9, pp.911 – 923 Ricky,GriffinW.danEbertJ.Ronald.1999. Business.edisi-5.
NewJersey:PrenticeHallInternationalInc.
Robbin, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja Atmaka, Jakarta : Prehalindo.
Siburian, Paningkat.2009.Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi terhadap Kepuasan Kerja.Studi Kausal pada SMA Parulian 2 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Medan.
Silalahi, Freddy. 2013. Pengaruh Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Guru SMK Kecamatan Medan Sunggal. Dalam Jurnal Manajemen
Pendidikan Indonesia. Vol.5. No.1 April 2013.
Simanjuntak, Edwin TH. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru”. Formasi, Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan, Vol.13 Nomor 1 Medan.
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Steers, Richard M and Lyman W, Porter. 2003. Motivation and Work Behavior. New York, McGraw Hill, Inc.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
105
Sudjana, D., dan Rasjidin, W Penyunting. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.
Thoha Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Usman, H . 2008. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
William,Lindsay M. dan Patrick A. Joseph. 1997. Total Quality and Organization Development. Florida:St.LuciePress,
Winardi,J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada
Wirawan. 2014. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Yasaratodo Wau. 2012, “Pengaruh Kepemimpinan partisipatif, kemampuan pribadi, Iklim kerja, dan motivasi berprestasi terhadap komitmen afektif kepala sekolah”. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Yetti S. 2013. “Kemampuan Profesional, Iklim komunikasi dan Budaya Kerja dengan Komitmen Kerja Guru”. Jurnal Manajemen Pendidikan Indonesia, Medan, Vol.5 Nomor 2.