PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN LANDAK
Asep Saepuloh, Aunurrahman, Wahyudi,
Program Magister Administrasi Pendidikan FKIP Untan, Pontianak Email: asepshow@ymail.com
Abstract:
This study aims to: (1) Find an overview of the Climate Organization and Leadership Principal at high schools in Landak District, (2) Find an overview of the achievement motivation of teachers high schools in Landak District, and (3) Finding an idea of the influence of Climate society together and Leadership Principal against SMA Achievement Motivation teachers in Landak District. The method used in this study is a description method by using the approach of multiple regression analysis using three (3) variables consisting of two
independent variables (exogenous) ie Organizational Climate (X1) and Leadership
Principal (X2), as well as the dependent variable (endogenous) that Teacher
Achievement Motivation (Y). The instrument used to collect data in the form of a questionnaire.The research found that: (1) Organizational Climate influence on Achievement Motivation Master sig 0.331; (2) Leadership Principle influence on Achievement Motivation teachers high schools in Landak District sig .440; (3) Climate Organization and Leadership Principal significant effect on Achievement Motivation Master SMA in Landak District 0.506 or 50.6% of the remaining amount of 0.494 or 49.4% is the influence of the other factors that are not included in this study.
Key Word: Organizational Climate, Leadership Principal and Teacher Achievement Motivation.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang kuat dari seseorang untuk mencapai keberhasilan/kesuksesan dalam pekerjaan dengan melaksanakan tugas yang optimal dalam berkompetisi yang hasilnya berupa prestasi bagi dirinya sendiri. Hasrat untuk berprestasi bagi dirinya sendiri yang akan menimbulkan motivasi sehingga pegawai tersebut akan menyelesaikan apa yang dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Mereka akan mengupayakan situasi dimana mereka dapat mencapai tanggung jawab pribadi untuk pemecahan masalah-masalah, menerima umpan balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka akan mengetahui dengan mudah apakah mereka
menjadi lebih baik atau tidak, dan dapat menentukan sasaran yang cukup menantang dengan tingkat kesulitan yang sedang.
Motivasi guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Motivasi yang diharapkan diantaranya pada saat ini adalah motivasi guru untuk berprestasi.
kualitas pendidikan tinggi. Sebaliknya apabila motivasi berprestasi guru yang rendah menyebabkan kualitas pendidikan juga rendah. Aspek motivasi guru merupakan aspek yang sangat penting, terutama motivasi guru untuk berprestasi perlu diperhatikan. Menjaga dan mengupayakan guru supaya memiliki motivasi berprestasi yang tinggi mutlak diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bekerja.
Selain itu, dalam bekerja, lingkungan kerja berpengaruh langsung terhadap sikap kerja dan menentukan prestasi kerja pegawai. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya, jika situasi lingkungan tidak menyenangkan mereka cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. Sebagaimana kita tahu bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja karyawan sehingga pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar umumnya menggambarkan kekuatan yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan dalam merujuk pada faktor-faktor di dalam organisasi yang menciptakan multi kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan. Lingkungan dalam ini biasanya disebut dengan istilah iklim organisasi.
Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi. Menyadari betapa iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap setiap individu di organisasi, yang pada ujung-ujungnya akan pula berpengaruh terhadap kualitas kerja, maka dengan sendirinya perlu pemahaman yang baik tentang iklim organisasi. Iklim
organisasi yang kondusif menjadi prasyarat peningkatan kinerja pegawai secara maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya iklim organisasi antara lain adanya kesempatan untuk promosi sesuai dengan prestasinya serta adanya suatu penghargaan dan kekompakan dalam bekerja. Seperti dikatakan oleh beberapa ahli bahwa bila ingin membahas iklim organisasi, sebenarnya berbicara mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak yang dianggap memengaruhi tingkah laku individu kemudian.
Dengan demikian iklim dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi seperti yang dilihat oleh para anggotanya, jadi bukanlah iklim yang sebenarnya akan tetapi merupakan persepsi dan pengamatan karyawan terhadap situasi organisasi dalam periode tertentu. Iklim organisasi yang dinamis dan kondusif diharapkan mampu meningkatkan komitmen pegawai pada pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, terhadap rekan sekerja dalam kelompok kerja, maupun pada organisasi secara umum. Iklim organisasi yang dinamis dan kondusif tentunya sangat dipengaruhi oleh pimpinan organisasi tersebut, dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah. Dalam sebuah organisasi yaitu sekolah, kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatipitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya.
menyuruh, tetapi juga mampu menunjukkan sikap keteladanan. Pengakuan dan penghargaan pimpinan atas prestasi dan hasil kerja bawahan merupakan hal yang cukup penting dalam mewujudkan kepuasan kerja bawahan. Guru yang sering datang terlambat ke sekolah, atau mengajar hanya sekadar melaksanakan kewajiban bisa jadi merupakan ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Hal itu juga bisa disebabkan karena iklim sekolah yang tidak menyenangkan hati para guru.
Kepala sekolah sebagai pimpinan dan pengelola sumber daya sekolah, harus mampu mengelola iklim organisasi sekolahnya baik dalam segi SDM maupun potensi-potensi sekolah lainnya. Kepala sekolah dituntut untuk mampu beradaptasi dengan keadaan di sekolahnya, serta dapat menjabarkan kondisi sekolahnya ke dalam visi, misi, dan aksi dengan tujuan agar mampu mencapai target kurikulum di sekolahnya. Sekolah sebagai organisasi pendidikan memerlukan pemimpin yang menaruh perhatian terhadap aspek kepuasan kerja guru karena mempunyai mata rantai dengan sumber daya manusia yaitu guru dan tenaga kependidikan lainnya, dan keberlangsungan hidup organisasi sekolah. Motivasi guru yang tinggi sangat memengaruhi iklim organisasi dan memberikan keuntungan nyata tidak saja bagi guru, kepala sekolah, tapi juga pimpinan sekolah. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan bekerja dengan semangat sehingga memberikan peluang untuk mencapai hasil kerja yang tinggi.
Melihat tugas kepala sekolah yang begitu banyak, maka seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial. Jika tidak, maka tidak akan dapat mengelola sekolah dan suasana sekolah menjadi tidak dinamis dan kondusif sehingga akan menyebabkan kurangnya motivasi berprestasi guru. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti, sebab dengan mengetahui kepemimpinan
kepala sekolah, akan diketahui sejauhmana kepemimpinan tersebut akan memengaruhi motivasi berprestasi guru. Demikian pula dengan mengatahui iklim organisasi sekolah akan diketahui pula sejauh mana iklim organisasi ini akan memengaruhi motivasi berprestasi guru. Hal ini penting untuk diteliti, sebagai bahan penentuan kebijakan, baik bagi para kepala sekolah, para guru, maupun para penentu kebijakan lain, khususnya dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan.
METODE
Memperhatikan tujuan penelitian ini, penelitian dirancang untuk menguji hipotesis dan mendeskripsikan fakta dan data atau kecenderungan yang saling berpengaruh atas variabel. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka.
Menurut Sugiyono (2011: 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
“Sampel adalah bagian dari populasi.”
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 macam, yaitu instrumen untuk variabel persepsi guru tentang iklim organisasi sekolah, variable kepemimpinan kepala sekolah, dan variabel motivasi kerja guru. Instrumen tersebut berupa angket yang disusun sesuai dengan variabel tersebut.
informasi-informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh responden secara terperinci. Menurut Arikunto (2010: 194) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunanakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Adapun angket yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau lazim disebut angket berstruktur dengan jawaban terbatas.
Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data ini dimaksudkan untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan sebagaimana Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang
membutuhkan tanda check list () pada item yang termuat alternatif jawaban. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel bebas yaitu Iklim organisasi (X1) yang dijaring melalui penyebaran angket, dengan indicator keterampilan konseptual teknik dengan jumlah pernyataan 22 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala empat (4 option), yang telah dikerjakan oleh para guru setelah dianalisis menggunakan komputer program SPSS. Hasil dari penyebaran angket kepada responden dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows, berdasarkan skor yang diperoleh maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Hasil Analisis deskriptif Iklim Organisasi Sekolah Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Iklim Sekolah 131 31 54 85 70.91 8.106
Valid N (listwise) 131
Dari tabel diatas dapat diketahui skor tertinggi 85, skor terendah 54, range 31, rata-rata 70,91 dan standar deviasi 8,106. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :
Interval = Skor total tertinggi – skor total terendah/ 4 option
Interval = 85 – 54 /4 = 31 / 4 = 7,78 dibulatkan menjadi 8
Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angket mengenai Ikilim Organisasi sekolah :
Tabel 2
Deskripsi Iklim Organisasi Sekolah
Interval Frekuensi Persentase Kategori
77 – 85 68 – 76 59 – 67 50 - 58
40 41 42 8
30,53% 31,29% 32,06% 6,10%
Jumlah 131 100% Berdasarkan data tabel, maka
penyebaran jumlah skor untuk variabel iklim organisasi yaitu sebanyak 40 responden atau sebesar 30,53% sangat baik dengan variasi jumlah skor dari 77 – 85, sebanyak 41 responden atau sebesar 31,29% memiliki kategori baik dengan variasi jumlah skor dari 68 – 76. Kemudian sebanyak 42 responden atau 32,06% memilki kategori cukup baik dengan variasi jumlah skor 59 – 67, dan sebanyak 8 responden atau sebensar 6,10% memiliki kategori kurang baik dengan variasi jumlah skor dari 50 – 58.
Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel bebas yaitu Iklim Organisasi (X2) yang dijaring melalui penyebaran angket, dari jumlah pertanyaan sebanyak 23 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala 4 (4 option). Hasil dari penyebaran angket kepada responden dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows dapat dilihat pada tabel berdasarkan skor yang diperoleh maka hasilnya s ebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Analisis Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepemimpinan
Kepala Sekolah
131 26 34 60 48.46 7.083
Valid N (listwise) 131
Dari tabel diatas dapat dikatehui skor tertinggi 60, skor terendah 34, range 26, rata-rata 48,46 dan standar deviasi 7,083. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :
Interval = skor tertinggi – skor terendah : 4
Interval = 60 – 34 : 4 = 6,5 dibulatkan menjadi 7
Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angketmengenai kepemimpinan kepala Sekolah.
Tabel 4
Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah
Interval Frekuensi Persentase Kategori
53 – 60 45 – 52 37 – 44 29 – 36
40 49 30 12
30,53% 37,40% 22,90% 9,16%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Jumlah 131 100%
Berdasarkan data tabel, maka ppenyebaran jumlah skor untuk variabel Kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebanyak 40 responden atau sebesar
52. Kemudian sebanyak 30 responden atau sebesar 22,90% memiliki kategori cukup baik dengan variasi jumlah skor 37 – 44, dan sebanyak 12 responden atau sebesar 9,16% memiliki kategori kurang baik dengan variasi jumlah skor dari 29 – 36.
Mengenai data dari hasil penelitian mengenai variabel terikat yaitu Motivasi
Berprestasi (Y) yang dijaring melalui penyebaran angket dan jumlah pertanyaan sebanyak 32 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala empat (4 option) yang telah dikerjakan para guru setelah dianalisis menggunakan SPSS versi 17 for windows dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Berprestasi Descriptive Statistics
NRange Minimum Maximum Mean Std. Deviation Motivasi Berprestasi 1
31
39 69 108 85.67 9.070
Valid N (listwise) 1 31
Dari tabel diatas dapat dikatehui skor tertinggi 108, skor terendah 69, range 39, rata-rata 85,67 dan standar deviasi 9,070. Setelah diketahui skor terendah, skor tertinggi dan range dapat digunakan untuk menentukan interval dengan rumus sebagai berikut :
Interval = Skor teringgi – Skor terendah : 4
Interval = (108 – 69 ) : 4 = 9,75 dibulatkan menjadi 10
Berdasarkan interval tersebut dapat digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori jawaban angket mengenai Motinasi berprestasi.
Tabel 6
Deskripsi data Motinasi Berprestasi
Interval Frekuensi Persentase Kategori
98 – 108 87 – 97 76 – 86 65 – 75
19 39 57 16
14,50% 29,77% 43,51% 12,21%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Jumlah 131 100%
Berdasarkan data tabel, maka penyebaran jumlah skor untuk variabel Motivasi berprestasi yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 14,50% sangat baik dengan variasi jumlah skor dari 98 – 108, sebanyak 39 responden atau sebesar 29,77% memiliki kategori baik dengan variasi jumlah skor 87 – 97. Kemudian sebanyak 57 responden atau sebesar
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh iklim organisasi dan kepemimpinan krepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru. 1. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Motivasi Berprestasi Guru
Hasil analisis data tersebut memperlihatkan bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung pada pengujian hipotesis penelitian sebesar 3,997, sedangkan ttabel sebesar 1,960, nilai ttabel pada taraf
signifikansi α=0,05 dan dk = n-1 = 130, sehingga nilai thitung>ttabel. Dilihat dari nilai koefisien regresi, koefisien regresi pengaruh Iklim organisasi sebesar 0,376, yang berarti bahwa setiap 1% pengaruh Iklim organisasi akan meningkatkan motivasi berprestasi guru sebesar 0,376%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara iklim organisasi dengan motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Ini berarti pengaruh Iklim Organisasi masih belum kuat dampaknya terhadap peningkatan motivasi berprestasi guru di SMA Negeri di Kabupaten Landak.. Individu-individu menganggap atribut-atribut organisasional sebagai nilai-nilai mereka dan penerimaan atribut-atribut ini dijadikan sebagai pengakuan terhadap keberadaan mereka.
Taguiri dalam Arni (2005: 82) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadai dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. Iklim kelas adalah speksosial informal dan aktivitas guru kelas secara spontan mempengaruhi tingkah laku. Iklim dapat
juga dikatakan sepertihanya “kepribadian”
pada manusia.
Sehingga dapat dijabarkan bahwa iklim kerja adalah sekumpulan atribut yang dirasakan dalam organisasi dan subsistemnya, yang mungkin tumbuh dari cara organisasi tersebut menghadapi para anggota dan lingkungannya.
2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Berprestasi Guru
Hasil analisis data pengaruh kepemimppinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru memperlihatkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru dengan nilai thitung sebesar 5,326, sedangkan ttabel sebesar 1,960, yang berarti thitung>ttabel. Dengan demikian, artinya dimensi kepemimpinan kepala sekolah tergolong cukup baik. Nilai koefisien regresi variabel Kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebesar 0,506, yang berarti bahwa setiap 1% peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan motivasi berprestasi guru sebesar 0,506%. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan motivasi berprestasi guru.
beings up the scond key point which in influence leadership involves intentionally exercising influence organization behavior of other people.
(Kepemimpinan merupakan fungsi dari kelompok, tetapi kepemimpinan terjadi dari dua atau lebih dari interaksi manusia. Proses interaksi dari satu orang dapat mempengaruhi orang yang lainnya, hal ini menjadi point kunci kedua dalam yang mempengaruhi kepemimpinan, dimana melibatkan kesengajaan untuk berlatih mempengaruhi perilaku organisasi dari orang lain). Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan, kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
Berdasarkan paparan pengertian dari kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur kunci dari kepemimpinan adalah pengaruh yang dimiliki sesorang dan pada gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak dipengaruhi. Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna memengaruhi orang lain di dalam organsiasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin di sekolah. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah perlu senantiasa meningkatkan
kemampuan, pengabdian, dan kreativitas agar dapat melaksanakan tugas secara profesional.
Menurut Wahjosumidjo (2002:83) memberikan definisi kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyau kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya.
3. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi berprestasi guru.
Hasil pengujian hipotesis simultan untuk membuktikan pengaruh Iklim organisasi dan Kepemimpinan Kepala sekolah secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi guru.Hal ini bisa dilihat dari nilai F hitung hasil pengujian hipotesis parsial menggunakan uji F. Nilai Fhitung yang dihasilkan yaitu 65,450, sedangkan nilai Ftabel yaitu sebesar 6,84, dimana Fhitung > Ftabel. Besarnya antara pengaruh Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap motivasi berprestasi guru yaitu sebesar 50,6% dimana sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Motivasi berprestasi tentunya dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Dimana motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi seperti dorongan untuk berprestasi dan maju, disiplin dalam bekerja, komitmen dalam pekerjaan dan pengakuan elemen-elemen diluar pekerjaan yang untuk melakukan apa yang mereka kerjakan antara lain gaji dan benefit, promosi jabatan, hubugan antarteman sejawat dan lingkungan kerja.
McClellend dalam Tuti Sulastri (2007:16) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi atau achievement motivation merupakan suatu dorongan yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih efisien dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetensi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pengaruh iklim organisasi merupapak faktor penting dalam meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan tugasnya. Iklim organisasi yang sehat dan harmonis dapat membuat pegawai/ guru dalam bekerja dengan baik. Demikian juga pengarug seorang pemimpin merupakan faktor yang sangat penting dalam memengaruhi motivasi berprestasi guru, karena pengaru yang dimiliki kepala sekolah merupakan aktivitas yang utama dimana tujuan organisasi dapat tercapai. Pada umumnya pengaruh kepemimpinan
didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pengaruh kepemimpinan yang dapat diterima bawahan, membuat guru/karyawan dapat bekerja lebih berprestasi dan mempercepat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan secara umum bahwa Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Secara khusus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. ) Iklim Organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi yang baik dan kondusif dapat meningkatkan Motivasi guru dalam melaksanakan tugas sehingga prestasi mereka akan meningkat. 2.) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi guru SMA Negeri di Kabupaten Landak. Hal ini berarti bahwa penerapan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan sesuai dengan harapan guru dapat meningkatkan motivasi berprestasinya. 3.) Iklim organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi Guru SMA Negeri di Kabupaten Landak dengan besarnya pengaruh sebesar 50,6% dimana sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi yang baik dan kepemimpinan kepala sekolah yang sesuai secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi berprestasi guru di sekolah.
Saran
penelitian, maka peneliti menyumbangkan saran yaitu sebagai berikut : 1.) Kepala Sekolah sebagai pemimpin disarankan untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan guru, memberikan apresiasi dan penghargaan yang sesuai kepada guru yang berprestasi, sehingga guru di SMA Negeri di Kabupaten Landak dapat meningkatkan kualitas kerjanya.2.) Para guru perlu meningkatkan kesadaran dirinya terhadap pentingnya motivasi berprestasi dalam pelaksanaan tugas di sekolah. Hal ini penting dilakukan untuk peningkatan kualitas kinerja personal dari guru itu sendiri. Selain itu, pimpinan dalam hal ini Kepala Sekolah perlu memberikan
motivasi agar guru bisa lebih meningkatkan motivasi berprestasi. 3.) Bagi para peneliti yang berminat melakukan penelitian mengenai motivasi berprestasi guru, perlu mempertimbangkan keterlibatan variabel-variabel lain yang relevan seperti supervisi, pengalaman kerja, budaya organisasi sekolah, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, efektivitas kepemimpinan, dan beban kerja. Dengan melibatkan variabel-variabel tersebut, maka akan diperoleh informasi yang lebih komprehensif mengenai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi, H. 2010. Kepemimpinan Sekolah
dalam Mengembangkan Budaya
Mutu. Malang: UIN-Maliki Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Administrasi dilengkapi dengan
Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulastri Tuti. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Disiplin dengan
Kinerja Dosen. Jurnal Optimal.
Volume 01. Nomor 01. Maret 2007: 13-16.
Wahjosumidjio. 2013. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Tinjauan
teoritik dan permasalahannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim
Organisasi. Jakarta: Salemba