• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri I Sapuran, Wonosobo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kontribusi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri I Sapuran, Wonosobo - USD Repository"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 SAPURAN,

WONOSOBO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh:

ARIF KURNIAWAN

071324029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 SAPURAN,

WONOSOBO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh:

ARIF KURNIAWAN

071324029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Saya persembahkan skripsi ini untuk :

Bapak

Ibuku tercinta

Junaedi, S.Pd

Tri lestari

Diriku sendiri

(6)

v

Motto

Di setiap langkah perjuanganmu, kamu tidak akan sendiri...

Selalu ada bantuan di sekitarmu..

Karena TUHAN akan selalu memberikan kemudahan

dan akan memberikan penghargaan bagimu

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2014 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Arif Kurniawan Nomor Mahasiswa : 071324029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 SAPURAN, WONOSOBO

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Februari 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 SAPURAN, WONOSOBO

Arif Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Sapuran, Wonosobo.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Dengan teknik sampling jenuh, dan diperoleh 33 guru di SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo. Untuk menguji kontribusi persepsi guru digunakan analisis regresi berganda.

(10)

ix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF TEACHER’S PERCEPTIONS ON THE

SCHOOL PRINCIPAL’S LEADERSHIP, COMPENSATION, AND

WORKING MOTIVATION TOWARDS THE TEACHER’S

PERFORMANCE IN SMA NEGERI 1 SAPURAN, WONOSOBO

Arif Kurniawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

This study aims to determine the contribution of teacher‟s perceptions on

school principal‟s leadership, compensation, and working motivation to work towards the teacher‟s performance in SMA Negeri 1 Sapuran, Wonosobo.

This is an explanative research. The population of this study were 45 teachers. By using saturation sampling technique, 33 teachers in SMAN 1 Sapuran, Wonosobo, were obtained. Before analyzing the research instrument data, validity and reliability tests were conducted. The technique of data analysis in this research was multiple regression analysis.

The results of hypothesis testing showed that: the contribution of school

principal‟s leadership towards the teacher‟s performance of 52.49% with p (0.000) < 0.05; the contribution of compensation towards the teacher‟s performance of

26.90% with p (0.001) < 0.05; and the contribution of working motivation

towards the teacher‟s performance of 20.15% with p (0.011) < 0.05. From these results it could be concluded that the better school principal‟s leadership would lead to the better teacher‟s performance and vice versa; the better the

compensation would lead to the better teacher‟s performance and vice versa; and the higher the working motivation would lead to the better the teacher‟s performance and vice versa. The school principal‟s leadership, compensation, and

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Kontribusi Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kienrja Guru Di SMA Negeri I Sapuran, Wonosobo”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

4. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd ,M.Sc selaku dosen pembimbing pertama, yang dengan sabar dan penuh perhatian memberi dorongan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing dua yang telah dengan sabar memberikan dorongan, saran, kritik dan kesediaan meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Djoko Wicoyo, M.S. yang telah menyempurnakan abstrak dalam bahasa inggris.

7. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, Ibu Dra. Catharina Wigati retno Astuti, M. Si., Bapak Yohanes Harsoyo, M.Si, Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd.,M.Sc terima kasih atas bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu Titin dan Seluruh pihak administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, staf dan karyawan UPT Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

(12)

xi

10. Kedua orang tua saya tercinta (Bapak Junaedi S.Pd dan Ibu Tri Lestari ). Tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, dan perhatian kalian kepadaku.

11. Adik saya Fendi Dwi Kurniawan dan Purna Tri Kurniawan terima kasih atas segala doa dan dukungan sehingga penulis tetap semangat mengerjakan skripsi ini.

12. Pacar yang sekarang menjadi istriku Eka Setyaningrum terima kasih atas segala doa, motivasi dan dukungannya dari awal sampai akhir sehingga penulis tetap semangat mengerjakan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 Pendidikan Ekonomi; Anton Simbah, Zuuu, Debby, Hendry, Trisno, Isda, Enggar, Mona, Dian, Tasya, Lia, Fanny, Yully, Riza, Icha, Bagus, Arif, Fajar, Ugik, Flater Willy, Hendra, Fika, Gita, Sinta, Ina, Resti, Ata, Dedy, Debby Maluku, Pakde atas kebersamaan dalam suka dan duka yang kita lalui bersama. Semoga kebersamaan ini menjadi kenangan terindah dan tak terlupakan.

14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 28 Februari 2014 Penulis,

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Batasan Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 8

(14)

xiii

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Kepemimpinan ... 11

1. Pengertian Kepemimpinan ... 11

2. Bentuk/Gaya Kepemimpinan ... 12

3. Fungsi Kepemimpinan ... 13

4. Prinsip-prinsip Kepemimpinan ... 14

B.Kompensasi ... 17

1. Pengertian Kompensasi ... 17

2. Tujuan Pemberian Kompensasi ... 18

3. Faktor Kompensasi ... 19

4. Fungsi Kompensasi ... 22

5. Bentuk-bentuk Kompensasi ... 23

C.Motivasi Kerja ... 25

1. Pengertian Motivasi ... 25

2. Teori-teori Motivasi ... 25

D.Kepala Sekolah ... 27

1. Pengertian Kepala Sekolah ... 27

2. Perananan Kepala Sekolah ... 28

E. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 30

(15)

xiv

1. Pengertian Kinerja ... 31

2. Indikator Kinerja Guru ... 32

G.Hasil Penelitian Sebelumnya ... 35

H.Kerangka Teoritik ... 39

I. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 43

B.Lokasi Penelitian ... 43

C.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 43

D.Subjek dan Objek Penelitian ... 44

E. Variabel Indikator dan Batasan Pengertian ... 44

F. Data Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ... 45

G.Teknik Pengumpulan Data ... 47

H.Instrumen Penelitian ... 48

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 49

1. Uji Validitas Instrumen ... 49

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 53

J. Teknik Analisis Data ... 55

1. Analisis Deskriptif ... 55

(16)

xv

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Sejarah Berdirinya Sekolah ... 67

B.Renstra Sekolah ... 68

C.Identifikasi Tantangan Nyata yang Dihadapi Sekolah ... 71

D.Sasaran/Tujuan Situasional Sekolah ... 72

E. Identifikasi Fungsi-fungsi Sasaran ... 72

F. Analisa SWOT (Analisis Tingkat Kesiapan Fungsi) ... 73

G.Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... 74

H.Rencana Dan Program Peningkatan Mutu ... 77

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Responden ... 81

B.Statistik Deskriptif ... 82

C.Uji Asumsi Klasik ... 86

1. Uji Normalitas ... 86

2. Uji Multikolinearitas ... 86

3. Uji Heteroskedastisitas ... 87

4. Uji Linearitas ... 87

D.Pengujian Hipotesis ... 88

1. Uji Nilai F... 90

2. Uji Nilai t ... 90

3. Koefisien Determinasi ... 91

(17)

xvi BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan ... 95

B.Saran ... 95

C.Keterbatasan Penelitian ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Kontribusi Kepemimpinan

Kepala Sekolah, Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo ... 47

Tabel III.2. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 49

Tabel III.3. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 51

Tabel III.4. Uji Validitas Variabel Kompensasi ... 51

Tabel III.5. Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja ... 52

Tabel III.6. Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ... 53

Tabel III.7. Hasil Uji Reliabilitas ... 54

Tabel III.8. Uji Statistik Durbin-Watson d ... 63

Tabel V.1. Deskripsi Responden ... 81

Tabel V.2. Statistik Deskriptif Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 82

Tabel V.3. Statistik Deskriptif Variabel Kompensasi ... 83

Tabel V.4. Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ... 84

Tabel V.5. Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Guru ... 85

Tabel V.6. Hasil Uji Normalitas ... 86

Tabel V.7. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas ... 86

Tabel V.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 87

Tabel V.9. Ringkasan Hasil Uji Linearitas ... 88

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Ilustrasi Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompensasi

dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ... 42

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

Lampiran 2. Uji Validitas

Lampiran 3. Uji Reliabilitas

Lampiran 4. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Lampiran 5. Uji Heteroskedastisitas

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang

membentuk satu kesatuan yang utuh. Di dalam sekolah terdapat berbagai

macam sistem sosial yang berkembang dari sekelompok manusia yang saling

berinteraksi menurut pola dan tujuan tertentu yang saling mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga membentuk perilaku dari hasil

hubungan individu dengan individu maupun dengan lingkungannya (Davis, K

& Newstrom J. W. 1996.)

Sardiman 2005: 125 mengemukakan guru adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang

kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya

sebagia tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin

berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang

melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang

melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Keberhasilan

pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah

(22)

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.

Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya,

dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:

25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya

tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang

semakin efektif dan efisien.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mempengaruhi orang lain untuk bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai. Memimpin itu sendiri berarti membimbing, mengarahkan,

menuntun dan merintiskan jalan. Dalam memimpin suatu kelompok, seorang

pemimpin mempunyai tugas pokok adalah menolong kelompok itu dengan

segala kemampuanya, untuk mencapai tujuan bersama secara efektif. Dalam

kepemimpinan di sekolah, kepala sekolah dianggap sebagai seorang

pemimpin, sedangkan guru-guru dan karyawan berkedudukan sebagai

bawahan. Semua jenis personel ini melibatkan diri dalam suatu ikatan

organisasi sekolah untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan sekolah mereka.

Sehubungan dengan uraian di atas maka kepemimpinan dibidang pendidikan

mempunyai pengertian bahwa pemimpin harus mempunyai keterampilan

dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan

(23)

kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka akan tercapai tujuan

pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapka. Dari uraian di atas dapat

dijabarkan bahwa keterampilan konseptual menurut Katz, 1984 sebagaimana

yang dikutip oleh Stoner J & Charles W, 1986 adalah kemampuan mental

untuk mengkoordinasikan dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan

organisasi.

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung

jawab menggerakkan seluruh sumber daya yang ada disekolah, sehingga

melahirkan etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.

Maka, figur kepala sekolah harus berkepribadian yang kuat, percaya diri,

berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan social. Kepala

sekolah harus memahami tujuan pendidikan dengan baik, serta menemukan

strategi yang tepat untuk mencapainya. Pengetahuan yang luas tentang bidang

tugasnya seperti: menyusun jadwal pelajaran dan mengembangkan konsep

pengembangan sekolah, mampu memberdayakan guru-guru untuk

melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Kepala

sekolah juga harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan

masyarakat agar ikut berperan serta dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan.

Efektivitas mengajar guru akan optimal, jika kepala sekolah dapat

mengatur dan membimbing guru-guru secara baik sehingga para guru dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan

(24)

menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari, harus menunjukkan

kewibawaannya sehari-hari, sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para

guru maupun siswa. Menetapkan dan sekaligus melaksanakan

peraturan-peraturan yang logis dan sistematis, dan dapat diterima oleh semua pihak yang

terkait dalam peningkatan efektifitas mengajar guru. Menurut (Reddin dalam

Matutina, dkk, 1993) dalam kepemimpinan memiliki 3 pola dasar yaitu unsur

tugas, unsur manusia dan unsur hasil yang dicapai. Untuk dapat

memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin

harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang

diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinan. Pengetahuan dan

keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun

dari pengalaman di dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara

tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan tiga unsur tersebut

dalam rangka menjalankan kepemimpinannya menurut caranya sendiri. Cara

atau teknik seorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan disebut gaya

kepemimpinan. Kepemimpinan dari seorang pemimpin dapat disebabkan oleh

sifat-sifat pemimpin itu sendiri. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan

kepemimpinan salah satunya adalah jenis kelamin dimana pria dan wanita

memiliki sifat mendasar yang berbeda, wanita cenderung menggunakan

perasaannya dan bertindak lembut, sedangkan pria lebih menggunakan

kemampuan berpikir dan bertindak tegas Anonim, 2008. Kualitas

kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan bagi keberhasilan sekolah,

(25)

memimpin suatu lembaga sekolah yang menyelenggarakan proses belajar

mengajar Sardiman, 2005. Peranan kepala sekolah dalam rangka mutu

pendidikan sangat penting karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya

mutu pendidikan itu sendiri. Kepala sekolah sebagai tulang punggung mutu

pendidikan dituntut untuk bertindak sebagai pembangkit semangat,

mendorong, merintis dan memantapkan serta sekaligus sebagai administrator.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh

dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,

memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan

peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga

kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian

atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk

memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang

pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan

perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku

yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, juga ada

guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung

jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada

waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru seperti itulah yang

(26)

guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil

seperti yang diharapkan dari guru.

Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang

memiliki peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah,

sedangkan guru berada di posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan

proses belajar mengajar di dalam kelas disamping peran siswa, karyawan

sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang

didalamnya terdapat juga kepribadian, keterampilan dalam mengelola sekolah

termasuk dalam menangani masalah yang timbul di sekolah, gaya

kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat

menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses

belajar dan mengajar di sekolah. Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah

dalam memimpin sekolah akan tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini

penting untuk dikedepankan karena apa yang telah dikerjakan kepala sekolah

melalui kebijakan yang telah ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan

psikis para guru, siswa dan karyawan sekolah. Guru akan dapat melaksanakan

tugas dengan penuh tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap

kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam

memimpin agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia

juga harus memperhatikan secara cultural, baik bagi guru, siswa, karyawan

sekolah, orang tua siswa serta lingkungan masyarakat.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi yang diberikan juga

(27)

kontribusi yang positif atau kontribusi yang negatif. Kompensasi yang

diberikan bisa berupa gaji, bonus/intensif, maupun berupa komisi, entah itu

komisi dalam menjaga ujian, maupun komisi dalam membuat soal.

Kompensasi juga bisa diterima berupa tunjangan sertifikasi bagi guru yang

lulus sertifikasi. Banyak guru-guru yang sudah mengikuti sertifikasi dan

mendapatkan tunjangan tetapi kinerja yang dilakukan masih buruk, hal itu

terlihat dari perilaku guru yang mengajar semauanya sendiri, sering bolos, dan

kurangnya rasa tanggung jawab.

Motivasi memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan kinerja

guru yang lebih baik. Adanya motivasi yang positif dapat memberikan

pengaruh yang positif juga terhadap kinerja guru. Motivasi tersebut dapat

diperoleh dari diri sendiri, rekan guru maupum kepala sekolah. Banyak guru

yang kurang adanya motivasi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di

sekolah, hal tersebut bisa terlihat dari cara mengajar yang malas-malasan,

kurangnya keinginan untuk maju dan cepat puas dengan apa yang sudah sudah

dilakukan.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Kontribusi persepsi guru tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah, Kompensasi, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA

(28)

B. Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba menganalisis hanya

masalah kontribusi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah,

kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA N 1 Sapura,

Wonosobo. Dimana penulis membatasi tempat untuk melakukan penelitian

karena diharapkan penelitian ini dapat lebih fokus dan memperoleh hasil yang

sesuai dengan harapan penulis dan menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka untuk mempermudah

dalam pembatasan penelitian ini perlu disederhanakan dalam sebuah bentuk

rumusan masalah untuk memperjelas masalah yang ada, yaitu:

1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo?

2. Apakah kompensasi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

kinerja guru di SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo?

3. Apakah motivasi kerja memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

kinerja guru di SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo?

D. Definisi Operasional

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yaitu

(29)

yang ada di sekolah supaya tercapainya tujuan.

2. Kompensasi (X2)

Persepsi guru tentang sejumlah uang atau pemberian lainnya yang

diterima guru sebagai balas jasa dalam bekerja.

3. Motivasi Kerja (X3)

Persepsi guru tentang dorongan dari kepala sekolah kepada guru

supaya bekerja secara optimal.

4. Kinerja Guru (Y)

Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan

dan standar yang ditetapkan sekolah.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini setara dengan hal-hal yangingin diketahui dalam

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA N I Sapuran,

Wonosobo.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi persepsi guru tentang

kompensasi terhadap kinerja guru di SMA N I Sapuran, Wonosobo.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi persepsi guru tentang motivasi

(30)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan sekolah dalam hal penyediaan

kelengkapan perpustakaan dan kepala sekolah sebagai motivator semua

guru dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan Universitas

Sanata Dharma yang berguna bagi mahasiswa dan siapa saja yang

membutuhkannya terkait dengan kontribusi persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi, dan motivasi kerja terhadap

kinerja guru.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya.

4. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengetahui kontribusi persepsi

guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan fasilitas kerja terhadap

(31)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Istilah kepemimpinan banyak sekali dimunculkan (dikemukakan)

oleh para ahli baik secara umum maupun secara khusus. Kepemimpinan

merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi kerja

organisasi, karena kepemimpinan merupakan aktivitas utama dimana

tujuan organisasi dapat dicapai.

Pentingnya kepemimipinan seperti yang dikemukakan oleh James

M. Black pada Manajemen: A Guide to Executive Command dalam

(Sadili Samsudin, 2006:287) yang dimaksud dengan “Kepemimpinan

adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau

bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk

mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Dr. Buchari Zainun dalam bukunya Sunindhia dan Ninik

Widiyanti 1993: 14 leadership atau kepemimpinan diartikan sebagai satu

kekuatan atau ketangguhan yang bersumber dari kemampuan untuk

mencapai cita-cita dengan keberanian mengambil risiko yang bakal terjadi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan oleh

(32)

dalam mempangaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau

melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

Kegiatan mempengaruhi orang lain atau sikap yang tidak disadari

dan bersifat emosional tidak cukup untuk menggambarkan kepemimpinan.

Maka dengan demikian kepemimpinan sebagai kekuatan atau ketangguhan

yang dimiliki oleh para pemimpin yang bersumber dari kemampuan untuk

mencapai cita-cita dengan keberanian untuk memikul risiko yang mungkin

terjadi.

2. Bentuk/Gaya Kepemimpinan

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala

pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang

otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas

yang telah diberikan.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang

memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikut sertakan bawahan sebagai suatu tim

yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin

memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para

(33)

c. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Gaya kepemimpinan bebas mendiskripsikan pemimpin yang secara

keseluruhan memberikan karyawan atau kelompok kebebasan dalam

membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut karyawan

atau guru paling sesuai. Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam

kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif

menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

3. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi seorang pemimpin beserta teknik kepemimpinan berbeda

menurut situasi dimana sang pemimpin melakukan kegiatannya.

Kelompok-kelompok yang satu sama lainnya, serta berbeda fungsi dan

tujuannnya, menghendaki cara kepemimpinan yang berbeda pula. Sifat

pemimpin beserta proses kepemimpinannya dalam suatau organisasi

dengan organisasi yang lain jelas sekali berbeda satu sama lainnya. Jenis

kepemimpinan dan jenis kepribadian dari orang yang dipilih berbeda

antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lainnya, antara

periode yang satu dengan periode yang lainnya. Dalam kepemimpinan

tidak ada asas-asas yang universal yang tampak adalah bahwa

proses-proses kepemimpinan dan pola-pola hubungan antara pemimpin dan yang

dipimpin mempunyai ciri-ciri khas dalam setiap jenis kelompoknya.

Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari

perwakilan kelompoknya. Seorang pemimpin harus mewakili

(34)

dibuat oleh kelompoknya sendiri. Mewakili kepentingan kelompoknya

mengandung arti bahwa si pemimpin mewakili fungsi administrasi secara

eksekutif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi berbagai aktivitas,

kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan penilaian terhadap berbagai

macam-macam peristiwa yang baru terjadi, yang membawakan fungsi

kelompok. Lain dari pada itu seorang pemimpin juga merupakan perantara

dari orang-orang dalam kelompoknya dengan orang-orang di luar

kelompoknya.

4. Prinsip-prinsip Kepemimpinan

Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung

kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,

bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.

Adapun Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar

sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan

mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk

sebagai sumber belajar.

b. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip

(35)

utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih

berprinsip pada pelayanan yang baik.

c. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan

energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan

mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif

untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan

mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak

ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat

menunjukkan energi yang positif.

d. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf

bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan

mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan

harus diikuti dengan kepedulian.

e. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.

Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara

kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti

seimbang antara kehidupan dunia dan akherat. Melihat kehidupan

sebagai tantangan Kata „tantangan‟ sering di interpretasikan negatif.

Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup

(36)

yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri

sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,

kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

f. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu

katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan

lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan

kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International

Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi

hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang

pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf,

teman sekerja.

g. Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri

untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya

berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri

dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: pemahaman

materi, memperluas materi melalui belajar dan pengalaman, mengajar

materi kepada orang lain, mengaplikasikan prinsip-prinsip,

memonitoring hasil, merefleksikan hasil yang diperoleh.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah,

karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:

(37)

ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan

pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat

penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Selain itu seorang

pemimpin harus mempunyai kekuatan dan kewenangan yang bertujuan

untuk membenarkan kepemimpinan dan tidak untuk menciptakan

ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap

sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang

berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas

secara intelektual, tetapi juga emosional.

B. Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan

Perusahaan mengharapkan pengeluaran dan biaya kompensasi ini

memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan supaya

perusahaan tersebut mendapakan laba yang terjamin.

Ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian kompensasi yang

dapat diberikan. Menurut Hasibuan (2000: 118) kompensasi adalah:

Semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak

langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

pada perusahaan Sedangkan Menurut Dessler (1998:85) kompensasi

(38)

muncul dari pekerjaan mereka, dan mempunyai dua komponen. Ada

pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi,

dan bonus, dan ada pembayaran yang tidak langsung dalam bentuk

tunjangan keuangan seperti uang asuransi dan uang liburan yang

dibayarkan oleh majikan.

Kompensasi inilah yang akan dipergunakan karyawan itu untuk

memenuhi kebutuhannya. Besarnya kompensasi menerima status,

pengakuan, dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh

karyawan bersama keluarganya. Jika kompensasi yang diterima karyawan

semakin besar maka jabatannya semakin tinggi. Setatusnya semakin baik

dan pemenuhan kebutuhan yang dinikmatinya akan semakin banyak pula.

Disinilah letak pentingnya kompensasi bagi karyawan sebagai seorang

penjual tenaga (fisik dan pikiran). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan

bahwa kompensasi adalah sesuatu yang diberikan perusahaan kepada

karyawan sebagai balas jasa mereka dan kompensasi tersebut dapat dinilai

dengan uang atau tanpa uang dan mempunyai kecenderungan yang tetap.

2. Tujuan Pemberian Kompensasi

Pemberian kompensasi bertujuan sebagai berikut:

a. Pemenuhan kebutuhan

Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya

adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau

dengan kata lain, kebutuhan ekonominya. Dengan adanya kepastian

(39)

jaminan economic security bagi dirinya dan keluarganya yang menjadi

tanggunganya.

b. Meningkatkan produktifitas kerja

Pemberian kompensasi yang semakin baik akan mendorong karyawan

bekerja secara produktif.

c. Memajukan organisasi atau perusahaan

Semakin berani suatu perusahaan atau organisasi memberikan

kompensasi yang tinggi, semakin menunjukkan betapa makin

suksesnya suatu perusahaan sebab pemberian kompensasi yang tinggi

hanya mungkin apabila pendapatan perusahaan yang digunakan untuk

itu makin besar.

d. Menciptakan keseimbangan dan keadilan

Ini berarti pemberian kompensasi berhubungan dengan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh karyawan pada jabatan sehingga tercipta

keseimbangan antara input (syarat-syarat) dan output .Sedangkan

dalam bukunya Sedarmayanti (2001: 24) tujuan system kompensasi

dalam suatu organisasi harus diatur agar menjadi system yang baik

dalam organisasi.

3. Faktor Kompensasi

Menurut Handoko ( 2001: 155 ), kompensasi adalah segala sesuatu

yang diterima para karyawan sebagai balas jasa bekerja. Apabila

kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan

(40)

penting bagi karyawan, karena kompensasi mencerminkan nilai karya

karyawan itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam hal pemberian gaji

beberapa faktor yang harus diperhatikan, diantaranya:

1) Arti gaji bagi karyawan

Bagi seorang karyawan gaji mempunyai arti yang mendalam, yakni

sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan karyawan yang

bersangkutan bersama keluarganya.

2) Dasar pemberian gaji

Ada beberapa dasar dalam pemberian gaji. Satu diantaranya adalah

hasil kerja yakni gaji diberikan berdasarkan jumlah atau nilai barang

yang dijual atau yang dihasilkan.

3) Faktor Komunikasi

Menurut Arep dalam manajemen personalia ( 2003: 81 ), komunikasi

yang lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir

secara bebas dari atas kebawah atau sebaliknya, dalam suatu organisasi

komunikasi perlu dijalin secara baik antara atasan dengan bawahan atau

sesama bawahan, karena dengan komunikasi yang lancar maka arus

komunikasi akan berjalan lancar pula serta tidak terjadi adanya

miskomunikasi yang akan mengakibatkan kesimpang siuran dalam

melaksanakan pekerjaan dalam organisasi. Komunikasi yang lancar

(41)

4) Faktor Kepemimpinan

Menurut Arep dalam manajemen personalia (2003: 93), kepemimpinan

adalah kemampuan seseorang untuk memguasai atau mempengaruhi

orang lain atau masyarakat yang berbeda – beda menuju pencapaian

tertentu. Dalam mencapai tujuan yakni untuk dapat menguasai atau

mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam penerapan

manajemen sumber daya manusia digunakan beberapa gaya

kepemimpinan, diantaranya: Democratic Leadership, adalah suatu gaya

kepemimpinan yang menitik beratkan kepada “ kemampuan untuk

menciptakan Moral” dan “kemampuan untuk menciptakan

Kepercayaan”.

5) Faktor pelatihan

Pelatihan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kemampuan

karyawan dalam suatu organisasi. Untuk lebih meningkatkan kualitas

sumber daya manusia setiap organisasi perlu melaksanakan pendidikan

dan pelatihan bagi karyawannya, baik yang diselenggarakan di dalam

maupun di luar organisasi.

6) Faktor prestasi

Penilaian presasi kerja karyawan bagi organisasi merupakan sarana

untuk mengembangkan sumber daya manusia. Sedangkan bagi

karyawan penilaian prestasi dapat memacu semangat kerja, guna

peningkatkan kinerja selanjutnya. Karena dengan penilaian prestasi ini

(42)

kemudian menimbulkan harapan untuk memperoleh kompensasi dari

organisasi. Hal ini merupakan sumber motivasi kerja yang sangat

mempengaruhi kinerja karyawan.

4. Fungsi Kompensasi

Adapun fungsi pemberian kompensasi menurut Martoyo (2000:128)

antara lain yaiu:

a. Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien.

Fungsi ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik

pada karyawan yang berpresasi baik akan mendorong para karyawan

untuk bekerja lebih baik kearah pekerjaan yang lebih produktif. Dengan

kata lain ada kecenderungan para karyawan dapat bergeser atau

berpindah dari yang kompensasinya rendah ketempat kerja yang

kompensasinya tinggi dengan cara menunjukkan prestasi kerja yang

lebih baik.

b. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai akibat aplikasi dan penggunaan sumber daya manusia, dalam

organisasi yang bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut maka

dapat diharapkan bahwa sistem pemberian kompensasi tersebut secara

langsung dapat memberikan stabilitas organisasi dan secara tidak

langsung ikut andil dalam mendorong stabilisasi dan pertumbuhan

(43)

c. Penggunaan sumberdaya manusia secara lebih efisien dan efektif.

Dengan pemberian kompensasi yang tinggi kepada karyawan

mengandung implikasi bahwa organisasi akan menggunakan tenaga

kerja karyawan dengan seefisien mungkin. Sebab dengan cara demikian

organisasi yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dan

keuntungan semaksimal mungkin. Disinilah produktifitas karyawan

sangat ditentukan.

5. Bentuk-Bentuk Kompensasi

a. Kompensasi Langsung

Sampai saat ini pengertian kompensasi langsung masih mengunakan

istilah administrasi gaji dan upah, adapun pengertian dari kompensasi

secara terpisah diungkapkan oleh Dessler (1998:89) kompensasi

dengan pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah gaji,

insentif, komisi dan bonus. Dari penjelasan diatas kompensasi

langsung merupakan bagian dari kompensasi secara keseluruan yang

pembayaranya pada umumnya mengunakan uang, dan langsung terkait

dengan dengan prestasi kerja yang dapat berbentuk gaji, upah, insentif,

komisi dan bonus.

Dan pengertian bentuk-bentuk kompensasi langsung adalah:

1) Gaji.

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

sebagai konsekuensi dari kedudukanya sebagai seorang karyawan

(44)

tujuan perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap

yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah

perusahaan.

2) Upah

Upah merupakan imbalan financial langsung yang dibayarkan

kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang

dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak

seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat

berubah-ubah tergantung pada pekerjaan dan hasilnya.

3) Insentif/Bonus

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

karyawan karena kinerja melebihi standar yang ditentukan. Insentif

merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar upah dan gaji

yang merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut kompensasi

berdasarkan

b. Kompensasi Tak Langsung

Selain kompensasi langsung, kompensasi tak langsung juga

mempunyai peranan yang tak kalah pentingnya untuk meningkatkan

kinerja karyawan.

Menurut Dessler (1998:85) yaitu Semua pembayaran keuangan

tak langsung yang diterima oleh seorang karyawan untuk melanjutkan

(45)

dalam tunjangan keuangan, tunjangan hari raya, kesejahteraan

karyawan jamsostek dan pelayanan kesehatan.

C. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan,

keinginan, sebab, atau alasan seseorang melakukan sesuatu. menurut

Handoko, T. Hani, (2000), motivasi diartikan sebagai keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Malthis (2006, 114), motivasi adalah keinginan dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang

bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi

sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan

persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi

motivasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena

teori yang berbeda mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri.

2. Teori-teori Motivasi

Teori motivasi manusia yang dikembangkan oleh Maslow dalam

Mathis, 2006, mengelompokkan kebutuhan manusia menjadi lima kategori

yang naik dalam urutan tertentu. Sebelum kebutuhan lebih mendasar

terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang

(46)

fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan

kebersamaan dan kasih sayang, kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi. Kebutuhan

adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat tertentu yang

menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya keinginan.

Karyawan akan berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan

melakukan suatu aktivitas yang lebih baik dalam melaksanakan

pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan lebih

baik karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik pula sehingga

keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam diri karyawan

dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal dari luar dirinya,

baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar lingkungan

kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri,

melainkan ada beberapa faktor yang mempenagruhinya.

Menurut Arep ( 2003; 51 ) ada Sembilan faktor motivasi, yang dari

kesembilan tersebut dapat dirangkum dalam tiga faktor secara garis besar,

yaitu:

a. Faktor kebutuhan manusia

Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah kebutuhan akan

makanan, pakaian, dan perumahan yang biasa disebut sebagai

kebutuhan primer / kebutuhan ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan

(47)

kemampuannya, karena kebutuhan makanan, pakaian, dan perumahan

merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang harus di penuhi.

b. Kebutuhan rasa aman (psikologis)

Yang termasuk dalam kategori kebutuhan psikologis disini diantaranya

adalah kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, dan lain – lain.

Menurut Arep ( 2003 :61 ) keinginan karyawan untuk mencapai status

tertentu atau untuk menjadi seorang “tokoh“, bukan saja berarti bahwa

karyawan harus mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mencapai

kemajuan, akan tetapi juga harus bersedia menerima kewajiban

-kewajiban lebih banyak. Artinya motivasi untuk meraih status yang

diidam - idamkan akan melekat kuat dalam dirinya.

c. Kebutuhan sosial

Menurut Robert Carison:” Satu cara meyakinkan para karyawan betah

bekerja adalah dengan meyakinkan bahwa dirinya memiliki banyak

mitra di organisasi “.Karyawan dalam suatu organisasi memerlukan

berinteraksi dengan sesama karyawan dan dengan sesama atasannya

serta menumbuhkan pengakuan atas prestasi kerjanya.

D. Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, kepala sekolah terdiri

dari dua kata yang pertama adalah kepala yang dapat diartikan ketua atau

(48)

mengajar dan belajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran.

Seorang kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan

menentukan langkah-langkah pendidikan yang efektif di lingkungan

sekolah Juairiah, 2006. Sedangkan menurut Wagiman, 2005 kepala

sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas memimpin

suatu lembaga sekolah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar.

2. Peranan Kepala Sekolah

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional oleh Depdiknas

terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai pendidik,

manajer, administrator, penyelia, pemimpin, pencipta iklim kerja dan

wirausahawan. Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana

disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara

ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan

kompetensi guru.

a. Kepala sekolah sebagai pendidik Kepala sekolah yang menunjukkan

komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat

memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus

juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para

guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

b. Kepala sekolah sebagai manajer Dalam hal ini, kepala sekolah

(49)

kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan

profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang

dilaksanakan di sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) tingkat sekolah, diskusi profesional dan sebagainya atau

melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti

kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan

pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

c. Kepala sekolah sebagai administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa

untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor

biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran

peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap

tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah

seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya

peningkatan kompetensi guru.

d. Kepala sekolah sebagai penyelia

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan

kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan

kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama

dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan

(50)

E. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan

pendidikan pada umumnya direalisasikan. Kepala sekolah dituntut untuk

senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja. Dengan paradigma baru

kepemimpinan kepala sekolah dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi

masyarakt sekitar dan khususnya bagi instansi sekolah yang dipimpinannya.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa

kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan

diwujudkan Edwar Sallis, 2006: 170. Keutamaan pengaruh (influence)

kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk instruksi,

melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat

memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan

kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya,

Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, 2008:166. Kenyataan di lapangan

kepemimpinan kepala sekolah masih menunjukan kinerjanya yang belum

optimal, hal itu di indikasikan antara lain masih minimnya kepala sekolah

untuk melakukan kegiatan supervisi dan tingkat kepuasan guru terhadap

kepemimpinan kepala sekolah masih rendah.

Kepala Sekolah merupakan suatu faktor yang terpenting dalam proses

pencapaian, keberhasilan sekolah dalam pencapaian tujuannya. Dengan

demikian Kepala Sekolah sangat diharapkan pengaruhnya untuk

(51)

menjalankan kepemimpinannya Kepala Sekolah tergantung kepada guru

karena guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan.

F. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk

mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001).

Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil dari

fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga

aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi;

Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar

hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992).

Fatah (1996) Menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai

ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi

dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat

disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh

guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik

dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang

(52)

2. Indikator Kinerja Guru

Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka

dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja

guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni

keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal (Sulistyorini,

2001). Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa

seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman, kemampuan,

kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan-kecakapan tehknik. Upaya tersebut diungkap

sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas

pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana

kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja. Kinerja dapat dilihat dari

beberapa kriteria, menurut Castetter (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan

ada empat kriteria kinerja yaitu: (1) Karakteristik individu, (2) Proses, (3)

Hasil dan (4) Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.

Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara

pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru

pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara

mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan

keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan

mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa

kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut Pidarta

(1999) bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira,

(53)

sebagai sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah

mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di

dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan

pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya. Hal ini

dipertegas oleh Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan

bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang menentukan

prestasi individu, sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor

diantaranya kecerdasan.

Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkrit

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan

seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam

penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang

sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan

cara berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.

b. Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang

terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya. (Daryanto, 2001).

Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan

individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada

seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk

mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau penilaian

kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan

(54)

menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak

terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman

sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah

atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan

dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As‟ad (1995) dan

Robbins (1996) yang menyatakan bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja

seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam kriteria yaitu:

(1) Hasil tugas, (2) Perilaku dan (3) Ciri individu. Evaluasi hasil tugas

adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan beberapa

kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan

dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan

evaluasi ciri individu adalah mengamati karaktistik individu dalam

berprilaku maupun berkerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga

dapat dikategorikan cirinya dengan ciri orang lain. Evaluasi atau Penilaian

kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi

perbaikan kinerja selanjutnya.

Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang

meliputi : (1) Unjuk kerja, (2) Penguasaan Materi, (3) Penguasaan

profesional keguruan dan pendidikan, (4) Penguasaan cara-cara penyesuaian

diri, (5) Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan

baik (Sulistyorini, 2001). Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan

(55)

tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh

melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara

garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1) Guru sebagai pengajar, (2) Guru

sebagai pembimbing dan (3) Guru sebagai administrator kelas. (Danim S,

2002). Indikator kinerja guru dapat disimpulkan antara lain :

a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.

b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

c. Penguasaan metode dan strategi mengajar.

d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa.

e. Kemampuan mengelola kelas.

f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.

G. Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Fuat Hasyim (2011) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru Di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen Demak

menunjukan bahwa Peran penting kepemimpinan kepala sekolah dalam

rangka meningkatkan kinerja guru, menerapkan kualitas sekolah, dan

gerak langkah suatu organisasi sekolah, dikendalikan oleh kepala sekolah.

Studinya dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana

kepemimpinan kepala sekolah di MTs Futuhiyyah1 Mranggen Demak?(2)

bagaimana kinerja guru di MTs Futuhiyah1 Mranggen Demak?, (3)

(56)

guru di MTs Futuhiyyah1 Mranggen Demak?. Pembahasan tersebut

dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MTs Futuhiyyah1

Mranggen Demak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode survai korelasional dengan teknik analisis regresi

sederhana. Dalam penelitian ini populasi sebanyak 23 guru. Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan instrument angket untuk

memperoleh data X dan Y, instrument angket sebelum digunakan untuk

memperoleh data yang obyektif, terlelih dahulu dilakukan uji validitas,

reabilitas.

Setelah dilakukan uji instrumen kemudian peneliti menyebar

angket untuk memperoleh data X dan Y. Selanjutnya hasil dari

perhitungan statistik dengan koefesien korelasi dan analisis regresi,

dimana terdapat korelasi yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah

(X) terhadap kinerja guru (Y), hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi =

0,6748 > 0,413, pada taraf signifikan 5% ini berarti signifikan. Sementara

itu = 21, 001> = 4,32 pada taraf signifikan 5%, maka dalam hal ini dapat

berarti signifikan. Dengan demikian dapat diketahui ada kontribusi yang

signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di

MTs Futuhiyyah 1 Mranggen Demak. Kepala sekolah di MTs Futuhiyyah

1 telah memenuhi standar kepala sekolah/madrasah sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 13 Tahun 2007 (Tentang

standar kepala sekolah/madrasah) baik kualifikasi umum maupun

(57)

kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi

kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi social. mampu

menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan,

mengembangkan potensi siswa untuk mengembangkan madrasah sesuai

dengan kebutuhan. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh

yang positif signifikan dan kuat terhadap kinerja guru dengan kontribusi

sebesar 67,48%.

2. Penelitian Sobirin (2007) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK di Kabupaten Pemalang.

Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang, menunjukan bahwa yang tinggi akan dapat

meningkatkan nilai prestasi belajar siswa. Peningkatan nilai prestasi

belajar siswa secara umum dapat meningkatkan mutu pendidikan. Namun

kenyataan di lapangan masih ada guru yang mempunyai kinerja belum

sesuai dengan harapan. Tinggi rendahnya kinerja guru SMK dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: (1) kepemimpinan kepala

sekolah, dan (2) motivasi kerja guru. Rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu: (1) seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah yang

dipersepsikan oleh guru terhadap kinerja guru; (2) seberapa besar

pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru; (3) seberapa besar

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah yang dipersepsikan oleh guru, dan

Gambar

Gambar III. 1. Statistik Durbin-Watson d  ......................................................
Gambar II.1 : Ilustrasi Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Tabel III.1.
Tabel III.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan

Secondly, the students responses are: Most of the students said that they like song and games technique, they could easily learn English reading, writing, speaking

Kearl (1982) menjelaskan bahwa standar konsumsi protein kasar untuk bakalan induk domba lokal untuk bobot 10-15 kg dengan pertambahan bobot badan 100 g/hr adalah sekitar 70- 95

Isoform 2 subunit alpha (Ampk - α2) banyak diekspresikan pada jarin- gan otot skelet dan hepar yang memiliki peran penting dalam peng- gunaan glukosa oleh otot

[r]

mengalihmediakan, menge lolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan mempublish sesuai kebilakan universitas melalui media intemet atau media

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja