• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF DI SMK NEGERI KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF DI SMK NEGERI KOTA BINJAI."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMK NEGERI KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Unimed

OLEH :

PITRIANI NASUTION NIM: 8136131009

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRACT

PITRIANI NASUTION. NIM. 8136131009. The Effect of transformational leadership style the head of school, work experience and motivation of working against the commitment affective in SMK Negeri Kota Binjai.Thesis.Graduate Program, State University of Medan. Januari 2016.

This study aimed to determine: (1) the effect perception of transformational leadership style against of work motivation; (2) the effect of work experience of work motivation; (3) the effect perception of transformational leadership style against of commitment affective; (4) the effect work experience of commitment affective; and (5) the effect motivation work of commitment affective. The subject of research is the teachers SMK negeri Kota Binjai with a proportional random sampling of 110 people. Sampling was conducted with a total sampling. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a direct

effect perception of transformational leadership style against of work motivation by tcount ρ31>ttabel α = 5% (2,72 > 1.64); (2) there is a direct effect work experience of work motivation by tcount ρ32>ttabel α = 5% (3,72 > 1.64); (3) there is a direct effect perception of transformational leadership style against of commitment affective by tcount ρ41>ttabel α = 5% (2,32 > 1.64); (4) there is a direct effect work experience of commitment affective by tcount ρ42>ttabel α = 5% (2,72 > 1.64); and (5) there is a direct effect motivation work of commitment affective by tcount ρ43>ttabel α = 5% (1,93 > 1.64). The results provide an overview of the of transformational leadership style the head of school, work experience and motivation of working against the commitment affective the morale of the remaining 33.1 % and other specified circumstances.

(7)

ABSTRAK

PITRIANI NASUTION. NIM. 8136131009. Pengaruh Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen afektif di SMK Negeri Kota Binjai.Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri MedanJanuari 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru; (2) pengaruh pengalaman kerja terhadap motivasi kerja guru; (3) pengaruh persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru; (4) pengaruh pengalaman kerja guru terhadap komitmen afektif guru; dan (5) pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen afektif guru. Subjek penelitian adalah guru di SMK Negeri Kota Binjai. Dengan jumlah sampel sebanyak 110 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Proporsional random sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ31> ttabel α=5% (2,72>1,64); (2) terdapat pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap motivasi kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ32> ttabel α=5% (3,72 >1,64); (3) terdapat pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru dinyatakan dengan thitung ρ41> ttabel α=5% (2,32 >1,64); (4) terdapat pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah guru terhadap komitmen afektif guru dinyatakan dengan thitung ρ42 > ttabel α=5% (2,72 > 1,64);dan (5) terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap komitmen afektif guru dinyatakan dengan thitung ρ43 > ttabel α=5% (1,93>1,64). Hasil penelitian memberikan gambaran persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen afektif sebesar 33,1 % dan sisanya ditentukan keadaan lain.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,

kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat

diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapai kendala

dan keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing serta

nara sumber, dan orangtuaku serta keluarga besarku,serta rekan-rekan mahasiswa

pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Maka dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Pendidikan Program

Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan sebagai nara sumber yang sangat

banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah

wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan

mendukung penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan telah banyak

memberikan masukan serta saran ditengah kesibukan yang tentunya sangat berarti

bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan

(9)

segera menyelesaikan perkuliahan sehingga hal ini menjadi semangat yang besar bagi

penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Dr. Darwin, M.Pd selaku pembimbing I yang juga telah banyak memberikan

bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat berharga sehingga menjadi

ide dan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas bagi penulis untuk dapat menulis

tesis ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku pembimbing II yang dalam kesibukannya selalu

meluangkan waktu kapan dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan

arahan serta memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini,

sehingga pada akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan lebih baik.

6. Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak

memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini

sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis

menjadi lebih baik.

7. Bapak Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak

memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini

sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis

menjadi lebih baik.

8. Bapak Dr.Arif Rahman, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak

memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini

sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis

menjadi lebih baik.

9. Orang tuaku tercinta Awal Pitrisno dan Sugiani serta keluarga besar yang tinggal di

Binjai yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu

(10)

yang menjadi semangat sehingga dapat menghasilkan karya terbaik penulis dengan

bantuan Allah SWT yang penulis persembahkan buat orang tua tercinta.

10.Bapak Abdul Haris,S.Pdselaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Binjai yang banyak

membantu secara administratif dan meluangkan waktu guna melengkapi data dan

berkas selama penulis melakukan penelitian ini.

11.Rekan-rekanku seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi

Pendidikan Angkatan Ke-XXII Kelas A Tahun 2013 (Rani astria harahap, ernita sari

nababan, tahoma petriani siburian, alfian tanjung, mutia khairani, Hamidah D) dan

juga sepupu saya taufik hidayat,S.Pd, dan adik : Asrina hayati, juga fiky wulandari,

Rika, adik kandung saya yaitu satar dan hasan, abangnda Hasan albanna dan Ka Dewi

Haritsyah Pohan yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide

yang sangat berharga di saat perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis

ini.

Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian tesis ini. Mudah-mudahan bantuan dan kontribusi yang

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari tesis ini

masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan

kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini

bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan pendidikan di Kota Madya Binjai.

Medan, Januari 2016 Penulis.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja ... 61

2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Motivasi Kerja ... 62

3. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap Komitmen Afektif ... 63

4. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Komitmen Afektif ... 65

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 73

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75

F. Uji Coba Instrumen ... 79

G. Teknik Analisa Data ... 82

(13)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data Penelitian ... 94

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 101

C. Uji Persyaratan Analisis Data... 106

D. PengujianHipotesis ... 114

E. Pengujian Kesesuaian Model ... 117

F. Pengaruh langsung dan Tidak Langsung ... 118

G. Temuan Penelitian ... 123

H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126

I. Keterbatasan Penelitian ... 134

BAB V . KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 136

B. Implikasi ... 137

C. Saran ... 142

(14)
(15)

vii

3.8 Kisi-Kisi Instrumen gaya kepemimpinan Transformasional kepala sekolah ... 77

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Pengalaman Kerja ... 98

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja ... 99

4.6 Tingkat Kecenderungan Data Komitmen Afektif ... 101

4.7 Tingkat Kecenderungan Data gaya kepemimpinan

4.17 Ringkasan Analisis Perhitunga Uji Homogenitas ... 113

4.18 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi ... 113

(16)

viii

4.20 Rangkuman hasil perhitungan pengaruh langsung relatif

Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) terhadap

Pengalaman kerja (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Pengalaman

Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (X3) ... 118

4.21 Rangkuman hasil perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional gaya kepemimpinan tranfromasional kepala sekolah (X1)

terhadap Pengalaman kerja (X2) dan Pengaruh Langsung Relatif

Pengalaman Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (X3) ... 119

4.21 Rangkuman hasil perhitungan pengaruh langsung relatif

Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) terhadap

Pengalaman kerja (X2) dan Pengaruh Langsung Relatif Pengalaman

Kerja (X3) terhadap Motivasi Kerja (X4) ... 120

4.22 Rangkuman hasil perhitungan pengaruh proporsional Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1)

Pengalaman kerja (X2) Motivasi Kerja (X3) terhadap

Komitmen afekti (X4) ... 121

(17)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal.

2.1 Integrate model of organiational behaviour ... 20

2.2 Drivers of overall organiational commitment ... 21

2.3 Faktor-faktor pembentuk komitmen organisasi ... 22

2.4 Proses motivasi dasar ... 51

2.5 Hierarki kebutuhan Maslow ... 55

2.6 Paradigma penelitian ... 67

3.1 Diagram Jalur Penelitian ... 70

3.2 Diagram Jalur Penelitian Uji Hipotesis ... 87

4.1 Histogram Skor Variabel Komitmen afektif ... 96

4.2 Histogram Skor Variabel gaya kepemimpinan Transformasional kepala sekolah ... 97

4.3 Histogram Skor Variabel Pengalaman kerja ... 99

4.4 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 100

(18)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Instrumen angket penelitian ... 147

Lampiran 2 Sebaran data uji coba instrumen ... 156

Lampiran 3 Perhitungan validitas dan reliabilitas angket ... 160

Lampiran 4 Data hasil penelitian ... 176

Lampiran 5 Data ubahan penelitian ... 184

Lampiran 6 Perhitungan distribusi frekuensi ... 186

Lampiran 7 Identifikasi tingkat kecenderungan data variabel ... 198

Lampiran 8 Uji Normalitas ... 203

Lampiran 9 Perhitungan persamaan regresi ... 225

Lampiran 10 Perhitungan uji homogenitas ... 263

Lampiran 11 Perhitungan korelasi antar variabel penelitian ... 283

Lampiran 12 Perhitungan Koefisien jalur ... 287

Lampiran 13 Perhitungan uji hipotesis ... 294

Lampiran 14 Perhitungan Uji model analisis jalur ... 301

(19)
(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dalam berbagai dimensi. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional disebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat , berilmu , cakap , kreatif ,

mandiri , dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

(Biner,2012:20).

Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan manusia yang berfungsi menumbuhkan kreatifitas peserta didik,

menjaga kelestarian nilai-nilai insani dan illahi, menyiapkan tenaga-tenaga kerja

produktif dan memiliki metode (Abdul, dkk,2012:65). Pendidikan bukan hanya

sekedar penguasaan materi dari setiap mata pelajaran, namun lebih dari itu

diharapkan pendidikan dapat menghasilkan orang yang mampu

mengaktualisasikan seluruh potensinya secara optimal. Potensi yang telah

diaktualkan itu, seseorang dapat mendayagunakan serta menggali seluruh potensi

alam dan lingkungannya secara produktif dan kompetitif , sehingga ia mampu

memenuhi kebutuhannya serta bersaing dan menjawab tantangan yang dihadapi

dalam masyarakat dinamis tersebut. Semua ini dapat diperoleh lewat pendidikan

(21)

2

juga menumbuhkan benih-benih adab manusia untuk mengecambahkan kualitas

luhur kemanusiaan (Sagala,2013:2).

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa.

Mencerdaskan kehidupan bangsa akan dimulai dari pendidikan. Pemerintah terus

berusaha memperioritaskan pembangunan dibidang pendidikan, khususnya

kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan produktif. Lembaga pendidikan mempunyai fungsi utama

menyediakan lulusan, bukan saja dalam jumlah banyak tetapi juga berkualitas

dan disiplin tinggi, mampu menjadi dinamisator, inovator, motivator dan

penggerak pembangunan serta memproduksi tenaga-tenaga kerja yang berkualitas

untuk berbagai jenis dan tingkatan keahlian. Berkenaan dengan itu, maka layanan

terhadap masyarakat yaitu mahasiswa harus ditingkatkan baik dari sisi kualitas

maupun kuantitasnya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

pendidikan yang mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik agar menjadi

manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang

ada. Berdasarkan Kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2004, pada jenjang

pendidikan SMK dibagi atas 3 kelompok mata diklat yaitu: (1) mata diklat

normatif, (2) mata diklat adaptif, dan (3) mata diklat produktif. Pelaksanaan

pembelajaran di SMK lebih banyak menekankan pada pembelajaran praktik,

sehingga keberadan fasilitas yang berupa sarana prasarana praktik sangat

diperlukan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah berupa penataan kembali

kebijakan pendidikan kejuruan dengan disertai pembangunan sarana dan

(22)

3

yang berupa alat-alat praktik merupakan identitas dari suatu Sekolah Menengah

Kejuruan. Kompetensi guru SMK terutama guru mata diklat produktif dalam

memanfaatkan sarana dan prasarana praktik sangat diperlukan. Kemampuan guru

dalam memanfaatkan sarana dan prasarana praktik yang baik akan memperlancar

kegiatan pembelajaran praktik, sehingga kompetensi lulusan SMK akan dapat

ditingkatkan.

Guru SMK dituntut melaksanakan tugas pembelajaran sebagai tugas rutin

dan dituntut memiliki jiwa inovatif dan kreatif. Namun pada kenyataannya, guru

lebih mengutamakan bekerja untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraannya dari

pada melaksanakan tugas pembimbingan terhadap siswa. Di samping itu ada pula

kendala yang berkaitan dengan sistem birokrasi pelaksanaan tugas guru yang lebih

banyak memacu kurang gairahnya mereka terhadap inovasi dan kreativitas dalam

melaksanakan tugas sebagai guru. Sekolah pada hakikatnya pelayanan pendidikan

kepada masyarakat. Sekolah tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan, setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya melalui

proses pendidikan.

Penelitian tentang komitmen organisasi oleh Yui-Tim Wong, et.al. (2002)

mengatakan: Penelitian yang dilaksanakan terhadap 295 karyawan pada

perusahaan joint venture di China (RRC). Adapun tujuan penelitiannya adalah

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif karyawan.

Data dikumpulkan dari karyawan bagian produksi, supervisor, karyawan bagian

teknik, dan karyawan bagian administrasi pada empat pabrik di Propinsi

(23)

4

pabrik pembuatan tas dan dompet. Karakteristik karyawan adalah sebagai berikut

: 36,6% karyawan laki-laki dan 63,4% karyawan wanita,rata-rata umur sampel

adalah 25 tahun, 65% berstatus sudah menikah,dan sisanya belum/tidak

menikah,19,3% sampel adalah pekerja lokal,15,3% berasal dari kota lain di

Propinsi Guandong, dan 65,4% berasal dari propinsi-propinsi lain. Hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa (1) distributive justice, procedural justice

dan perceived job security mempengaruhi trust dalam organisasi juga

mempengaruhi komitmen afektif serta berimplikasi pada turnover intention, dan

(2) perceived job security secara langsung mempengaruhi komitmen afektif dan

turnover intention (Biner &Paningkat,2014:117).

Komitmen guru tercermin dalam perilakunya pada pelaksanaan tugas

pokoknya sebagai guru dan keterlibatan pada kegiatan sekolah. Apakah dengan

bangga, terpaksa atau hanya pemenuhan tanggung jawab secara moral saja. Jika

setiap guru mempunyai komitmen kuat pada sekolah maka apa yang terjadi di

sekolah baik berupa kendala, tantangan tidak akan menyurutkan semangat untuk

mempersembahkan yang terbaik, mewujudkan tujuan dan nilai sekolah yang

diyakininya serta cenderung tinggal dalam sekolah.

Persoalan komitmen merupakan persoalan terpenting dalam suatu

organisasi, yang membawa pengaruh besar dalam pencapaian tujuan organisasi.

Untuk itu, permasalahan komitmen merupakan masalah yang sangat perlu untuk

diselesaikan. Pentingnya masalah komitmen afektif sesungguhnya untuk

menjawab persoalan emosional guru, identifikasi guru pada organisasi sekolah,

dan menjawab persoalan mengenai tanggung jawab guru dalam menjalankan

(24)

5

mana entitas bisnis dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

bisnis eksternal dan internal yang selalu berubah.

Komitmen afektif mengacu pada ikatan emosional, identifikasi, dan

keterlibatan karyawan terhadap organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif

yang kuat, melanjutkan keanggotaannya pada suatu oganisasi karena mereka ingin

melakukannya atau dengan kata lain anggota menyukai organisasi (Meyer dan

Allen, 1991). Mereka menyebutkan pula bahwa ada tiga penyebab atau faktor

yang menimbulkan komitmen afektif anggota pada organisasi, yakni karakteristik

individu, struktur organisasi, dan pengalaman kerja.

Komitmen afektif berkaitan dengan emosional guru, identifikasi dan

keterlibatan guru di dalam sekolah. Menurut Prabowo (2004:88) Guru yang

mempunyai komitmen ini memiliki keterikatan emosional terhadap sekolah yang

tercermin mulai keterlibatan dan perasaan senang serta menikmati peranannya

dalam melaksanakan tugas khususnya dalam mengajar di kelas. Guru yang

mempunyai komitmen afektif akan lebih bernilai bagi sekolah dibandingkan

kedua tipe komitmen yang lain karena sudah melibatkan faktor emosional,

seorang guru dengan komitmen afektif akan bertugas dengan perasaan senang dan

menikmati perannya.

Menurut Rhoades (2001:825) mengemukakan Komitmen afektif

merupakan keterikatan emosional individu terhadap organisasi yang menjadi

penentu dedikasi dan loyalitas individu. Individu yang memiliki komitmen afektif

tinggi, mempunyai perasaan memiliki dan identifikasi yang kuat yang kemudian

(25)

6

kemauan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi dan kehendak untuk menjaga

organisasi.

Permasalahan yang terjadi di SMK Negeri Kota Binjai adalah pada

komitmen afektif guru. Indikasi komitmen afektif yaitu berkaitan dengan

keterikatan emosional guru, identifikasi guru pada organisasi sekolah, keterikatan

guru pada tujuan sekolah sebagai tanggung jawabnya. Idealnya komitmen efektif

terwujud pada karyawan/guru yang memiliki keterikatan emosional, terwujudnya

identifikasi guru pada organisasi sekolah, memiliki keterikatan dalam pencapaian

tujuan sekolah.

Indikasi komitmen afektif guru yang rendah masih ditemukan bagi

guru-guru di SMK Negeri Kota Binjai. Kenyataan ini tampak pada tanggung jawab

guru dalam mengajar, guru meninggalkan murid pada saat jam pelajaran

berlangsung, disaat-saat jam terakhir waktu jam akan pulang sekolah. Idealnya

seorang guru maksimal dalam memberi materi pelajaran, guru bukan hanya

mengajar, namun juga mendidik. Guru tidak hanya menjalankan tugas mengajar,

namun diharapkan memiliki keterikatan emosional, rasa memiliki terhadap

organisasi, sehingga guru tidak hanya memenuhi kewajiban mengajar saja, namun

bersedia meluangkan waktunya untuk kemjuan suatu organisasi/sekolah.

Meyer J.P;Natalie J.Allen, dan Catherine A.Smith mengungkapkan

indikator komitmen afektif yang mencakup: 1) loyalitas, 2) Bangga terhadap

organisasi ia bekerja, 3) Ikut andil dalam pengembangan organisasi, 4)

Menganggap organisasinya adalah terbaik, 5) Terikat secara emosional pada

(26)

7

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan

februari 2015 melalui wawancara dengan salah satu guru SMKN Kota Binjai

yang juga bertugas dibidang kesiswaan mengemukakan bahwa komitmen afektif

guru masih rendah yang dibuktikan dengan : (1) Guru yang tidak peka untuk

menggantikan di kelas yang tidak ada masuk guru saat jam pelajaran berlangsung,

(2) Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan untuk tercapainya visi dan

misi sekolah, yaitu masih ada guru yang meninggalkan murid pada saat jam

pelajaran berlangsung, (3) Korupsi waktu jam mengajar, yaitu guru terlambat

masuk ke dalam kelas, guru terlebih dahulu keluar kelas dengan memberi

instruksi kepada siswa, apabila bel berbunyi siswa dan siswi baru boleh keluar

kelas, (4) Guru belum sepenuhnya bisa mewujudkan peserta didik yang memiliki

akhlak yang terpuji, sebagai contoh ada siswa yang ditemukan merokok, berkata

yang tidak baik, berperilaku yang tidak sopan kepada guru.

Berdasarkan data rekapitulasi guru SMKN Kota Binjai mengenai

komitmen afektif yaitu, (1) Kepedulian guru yang tidak peka untuk menggantikan

di kelas yang tidak ada masuk guru saat jam pelajaran berlangsung, Kondisi

dilapangan sekitar 10 orang atau rata-rata 6,13 % (2) Kurangnya rasa tanggung

jawab terhadap pekerjaan untuk tercapainya visi dan misi sekolah, yaitu masih ada

guru yang meninggalkan murid pada saat jam pelajaran berlangsung, sekitar 8

orang atau rata-rata 4,91 %. (3) Korupsi waktu jam mengajar, yaitu guru terlambat

masuk ke dalam kelas, guru terlebih dahulu keluar kelas dengan memberi

instruksi kepada siswa, apabila bel berbunyi siswa dan siswi baru boleh keluar

kelas, sekitar 9 orang atau rata-rata 5,52 % (4) Guru belum sepenuhnya bisa

(27)

8

siswa yang ditemukan merokok, berkata yang tidak baik, sekitar 20 orang atau

rata-rata 12,27 %.

Gambaran tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah memang rendahnya

komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai, padahal SMK Negeri Kota

Binjai diharapkan memiliki standar yang sesuai dengan tujuan Pendidikan

Nasional, lebih profesional bekerja sama menjalankan setiap program, rencana

strategis sekolah serta ikut mendukung sepenuhnya mewujudkan visi misi sekolah

ke arah yang lebih baik, Yang memiliki komitmen berkaitan dengan kesatuan janji

dan kesepakatan bersama. Dapat dipahami bahwa komitmen merupakan

pengaturan diri di dalam pekerjaan masing-masing atau keterikatan psikologis

seseorang pada organisasi. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa komitmen

berkaitan dengan kesediaan, kepedulian, ketertarikan dan keterlibatan atas sesuatu

dengan penuh tanggung jawab.

Komitmen secara mandiri perlu dibangun pada setiap individu warga

sekolah termasuk guru, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran dan

budaya kekakuan birokrasi, seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan

mengubahnya menjadi pemikiran yang kreatif clan inovatif (Mulyasa, 2005:

151).

Esensi komitmen adalah menjadikan sasaran karyawan dan sasaran

organisasi menjadi satu dan sama, serta mempunyai keterikatan yang kuat dengan

sasaran kelompok. Bagi karyawan yang hanya mempunyai komitmen karena

insentif dan finansial (Coleman,1999:191-192). Berikut ini, para ahli

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif, diantaranya

(28)

9

oleh budaya dan struktur organisasi, gaya dan perilaku kepemimpinan, pengaruh

kepemimpinan, proses dan karakteristik tim, nilai budaya dan personal,

kemampuan, kepuasan kerja, stres, motivasi, etika, dan pengambilan keputusan.

Menurut Baron & Greenberg (1990:173) Tingkat komitmen seseorang sangat

ditentukan oleh 4 hal, yaitu (1) semakin tinggi tingkat tanggung jawab dan

otonomi yang diberikan kepada seseorang dalam melaksanakan pekerjaanya,

semakin menarik suatu pekerjaan bagi seseorang dan akan semakin tinggi

komitmennya, (2) semakin terbukanya kesempatan bekerja di tempat lain, atau

semakin terbukanya alternatif pekerjaan lain, akan berakibat pada semakin

rendahnya komitmennya, (3) sifat-sifat pribadi seseorang, seperti tingkat rasa puas

pada pekerjaan yang ada pada saat ini, berpengaruh pada tingkat komitmennya,

(4) situasi organisasi, seperti kedekatan atau kebaikan pimpinan mampu membuat

komitmen pegawainya menjadi tinggi, demikian halnya dengan perhatian

organisasi terhadap tingkat kesejahteraannya. Ada 8 faktor yang secara positif

berpengaruh terhadap komitmen organisasional: kepuasan terhadap promosi,

karakteristik pekerjaan, komunikasi, kepuasan terhadap kepemimpinan,

pertukaran ekstrinsik, pertukaran intrinsik, imbalan intrinsik, imbalan ekstrinsik

(Young et.al (1998).

Faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :

Faktor personal yang meliputi: Job expectations, Psychological contract, Job

choice factors, karakteristik personal. Faktor organisasi yang meliputi : Initial

works experience, Job scope, Supervision, Goal consistency organizational dan

Faktor non organisasional (Steers & Porter, 1983:148). Ada 5 faktor yang

(29)

10

Kepuasan kerja, Kesempatan personal untuk berkembang, Arah organisasi,

Penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan Menurut Stum (1998). Faktor

yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi yaitu : Faktor personal,

Karakteristik pekerjaan, Karakteristik struktur, Pengalaman kerja Menurut David

dalam Minner (1992).

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, maka terdapat 9 faktor

yang sangat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu budaya organisasi, gaya

kepemimpinan, pengalaman kerja, motivasi, kepuasan kerja, tantangan kerja,

pendidikan, etika, penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan . namun

karena adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka peneliti membatasi menjadi 3

faktor yang mempengaruhi rendahnya komitmen afektif guru yaitu : gaya

kepemimpinan, Pengalaman kerja dan Motivasi .

Berkaitan dengan persoalan komitmen, Kepemimpinan merupakan salah

satu topik yang menarik untuk diteliti. Topik ini menjadi pusat perhatian oleh

berbagai kalangan, baik praktisi maupun akademisi. Banyak sekali bermunculan

artikel, buku, dan penelitian mengenai topik ini. Kepemimpinan diyakini salah

satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi bawahan. Salah satu faktor

penting yang mempengaruhi keberhasilan proses kepemimpinan adalah perilaku

pemimpin yang bersangkutan atau gaya pemimpin. Ada berbagai teori yang

berusaha menjelaskan tentang perilaku pemimpin.

Menurut Yukl (2009), teori gaya kepemimpinan transformasional pertama

kali dikemukakan oleh Burns (1978). Burns membedakan antara kepemimpinan

transaksional dengan kepemimpinan transformasional. Konsepsi kepemimpinan

(30)

11

kaitannya dengan kepemimpinan transformasional, Bernard Bass (Stone et

al,2004) mengatakan sebagai berikut: Transformational leaders transform the

personal values of flowers to support the vision and goals of the organization by

fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a

climate of trust in which visions can be shared”. Selanjutnya, secara operasional

Bernard Bass (Gill et al, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional

sebagai berikut: ”Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan

Tracy and Hinkin (Gill dkk, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional

sebagai berikut: “The process of influencing major changes in the attitudes and

assumptions of organization members and building commitment for the

organization’s mission or objectives”.defenisi kepemimpinan dianggap sebagai

proses mempengaruhi perubahan dalam perilaku dan asumsi dari anggota

organisasi dan membangun komitmen untuk misi dan tujuan organisasi.

Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan

yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk

mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut,

hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim

saling percaya diantara anggota organisasi. seorang pemimpin dikatakan bergaya

transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa

dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan,

keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan

melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan

(31)

12

Komitmen menjadi salah satu perhatian utama yang dipengaruhi oleh salah

satunya adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja merupakan proses

pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan

karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan

(Manulang, 1984 : 15). Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan

waktu lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Lamanya pekerja tersebut

dapat dilihat dari banyaknya tahun, yaitu sejak pertama kali diangkat menjadi

karyawan atau staf pada suatu lapangan kerja tertentu. Faktor berikutnya yang

mempengaruhi komitmen afektif ialah motivasi , motivasi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi. Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya.

Stimulus yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang

sehingga menimbulkan pengaruh perilaku orang yang bersangkutan

(Siswanto,2008:122). Motivasi seseorang biasanya meliputi: Kinerja,

Penghargaan, Tantangan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Keterlibatan dan

kesempatan (Sagir,1985:97-99).

Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja, adalah

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktifitas dalam kerja mengandung unsur

suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan untuk

memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yang tidak

langsung tersebut orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan, upah atau gaji

dari hasil kerjanya. Motivasi berkenaan dengan tujuan yang langsung menjadi

arah tindakan. Tanpa tujuan yang jelas, sulit didapatkan motivasi yang kuat untuk

mencapainya. Motivasi adalah kegiatan yang telah mendorong dan berkelanjutan

(32)

13

motivasi akan muncul (Usman,2013:276). Dari berbagai pendapat mengenai

definisi motivasi dan definisi kerja di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari

dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi

menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai

dengan keinginannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sangat

cukup alasan peneliti untuk melaksanakan penelitian Pengaruh tentang gaya

kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Pengalaman Kerja, dan

Motivasi kerja terhadap Komitmen afektif guru.

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan itu, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai

berikut, yaitu : (1) Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap

komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (2) Apakah gaya

kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif

guru SMK Negeri Kota Binjai ? (3) Apakah pengalaman kerja berpengaruh

langsung terhadap komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai ? (4)

Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru

SMK Negeri Kota Binjai? (5) Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung

terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (6) Apakah tantangan

kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota

Binjai ? (7) Apakah Pendidikan berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif

(33)

14

komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (9) Apakah Penghargaan Kerja

berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ?

C. Pembatasan Masalah

Pembahasan dan pengkajian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

komitmen afektif ini dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh faktor yang

diperkirakan memiliki hubungan atau pengaruh. Namun melihat faktor tersebut

sangat banyak dan kompleks, maka penelitian ini dibatasi pada faktor yang

diperkirakan memiliki hubungan atau pengaruh yang lebih dominan terhadap

komitmen afektif guru yaitu persepsi gaya kepemimpinan transformasional

Kepala Sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja. Hal ini didasarkan atas

alasan yaitu persepsi gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya

kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh

bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Seorang pemimpin

dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah

apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan luhur, memiliki acuan nilai

kebebasan, keadilan dan kesamaan. Gaya kepemimpinan transformasional

merupakan satu faktor penting yang mempengaruhi komitmen afektif guru.

Pengalaman kerja juga menjadi faktor penting yang memiliki pengaruh terhadap

komitmen afektif, hal ini didasarkan pada alasan bahwa pengalaman kerja

merupakan proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode

suatu pekerjaan keterlibatan karyawan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan, hal ini

menentukan komitmen afektif guru. Alasan faktor berikutnya adalah motivasi

kerja, bahwa motivasi kerja menjadi penyebab manusia bekerja sampai pada

(34)

15

kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu yang tumbuh dalam diri seseorang, baik

yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang

dimilikinya dan memiliki komitmen afektif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah sebelumnya maka

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap motivasi kerja guru di SMKN Kota Binjai ?

2. Apakah Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja

guru di SMKN Kota Binjai ?

3. Apakah gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai?

4. Apakah pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen

afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ?

5. Apakah Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif

guru di SMKN Kota Binjai ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap motivasi kerja guru di SMKN Kota Binjai ?

2. Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru di

(35)

16

3. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai?

4. Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru

SMK Negeri Kota Binjai ?

5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru di

SMKN Kota Binjai ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfat secara teoritis dan

praktis.

1. Manfaat teoretis antara lain :

a. Menguatkan teori mengenai gaya kepemimpinan transformasional

kepala sekolah, pengalaman kerja, motivasi kerja dan komitmen

afektif.

b. Mendukung teori colquitt, Bass, Yukl dan teori lainnya yang

berhubungan dengan komitmen afektif

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai

dalam meningkatkan komitmen afektif pengawas sekolah.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengawas dalam meningkatkan gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

c. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan

(36)

17

d. Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya mengenai gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja,

(37)
(38)

136 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang

diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja, dan motivasi kerja

terhadap komitmen afektif, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap motivasi kerja guru, artinya peningkatan gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan

motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Binjai.

2. Terdapat pengaruh langsung positif Pengalaman kerja terhadap motivasi kerja

guru, artinya peningkatan pengalaman kerja akan mengakibatkan terjadinya

peningkatan motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Binjai.

3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap komitmen afektif, artinya peningkatan persepsi tentang gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya

peningkatan komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai.

4. Terdapat pengaruh langsung positif Pengalaman kerja terhadap komitmen

afektif, artinya peningkatan pengalaman kerja akan mengakibatkan terjadinya

(39)

137

5. Terdapat pengaruh langsung positif Motivasi kerja terhadap komitmen afektif,

artinya peningkatan motivasi kerja akan mengakibatkan terjadinya peningkatan

komitmen afektif di SMK Negeri Kota Binjai.

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkankan

gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan

motivasi kerja lebih baik lagi, sehingga komitmen afektif guru dapat

meningkat. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat

dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja, sehingga Jika ingin

meningkatkan komitmen afektif maka perlu dilakukan terlebih dahulu

peningkatan persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah

terhadap motivasi kerja. Yang dimaksudkan berkaitan dengan tanggung jawab

dalam melaksanakan tugas, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, umpan

balik atas hasil pekerjaannya, memiliki perasaan senang dalam bekerja,

berusaha untung mengungguli orang, lebih mengutamakan prestasi dari apa

yang dikerjakannya, berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan

kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, bekerja

dengan harapan ingin memperoleh insentif dan bekerja dengan harapan ingin

mendapatkan perhatian. Sedangkan faktor pengaruh persepsi gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, yang perlu ditingkatkan

terlebih dahulu berkaitan dengan karisma, motivasi inspirasional, stimulasi

intelektual dan pertimbangan individual. Persepsi gaya kepemimpinan

(40)

138

komitmen afektif, yaitu terjadi peningkatan persepsi gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan komitmen afektif

meningkat.

2. Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap

motivasi kerja, sehingga Jika ingin meningkatkan komitmen afektif maka perlu

dilakukan terlebih dahulu peningkatan pengalaman kerja terhadap motivasi

kerja. Yang dimaksudkan meliputi loyalitas, bangga terhadap organisasi ia

bekerja, ikut andil dalam pengembangan organisasi, menganggap organisasinya

adalah terbaik, terikat secara emosional pada tempat ia bekerja. Sedangkan

faktor pengaruh motivasi kerja, yang perlu ditingkatkan terlebih dahulu

berkaitan dengan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, memiliki tujuan

yang jelas dan menantang, umpan balik atas hasil pekerjaannya, memiliki

perasaan senang dalam bekerja, berusaha untung mengungguli orang, lebih

mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya, berusaha memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa

yang dikerjakannya, bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif dan

bekerja dengan harapan ingin mendapatkan perhatian. Pengalaman kerja

memberikan pengaruh langsung terhadap motivasi kerja, yaitu terjadi

(41)

139

3. Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap komitmen afektif, sehingga Jika ingin

meningkatkan komitmen afektif maka perlu dilakukan terlebih dahulu

peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap

komitmen afektif. Yang dimaksudkan meliputi loyalitas, bangga terhadap

organisasi ia bekerja, ikut andil dalam pengembangan organisasi, menganggap

organisasinya adalah terbaik, terikat secara emosional pada tempat ia bekerja.

Sedangkan faktor pengaruh gaya kepemimpinan transformasioal kepala sekolah,

yang perlu ditingkatkan terlebih dahulu berkaitan dengan karisma, motivasi

inspirasional, stimulasi intelektual dan pertimbangan individual. Gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah memberikan pengaruh langsung

terhadap komitmen afektif, yaitu terjadi peningkatan gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan komitmen afektif

meningkat.

4. Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap

komitmen afektif, sehingga Jika ingin meningkatkan komitmen afektif maka

perlu dilakukan terlebih dahulu peningkatan pengalaman kerja terhadap

komitmen afektif. Yang dimaksudkan meliputi loyalitas, bangga terhadap

organisasi ia bekerja, ikut andil dalam pengembangan organisasi, menganggap

organisasinya adalah terbaik, terikat secara emosional pada tempat ia bekerja.

Sedangkan faktor pengaruh persepsi pengalaman kerja, yang perlu ditingkatkan

terlebih dahulu berkaitan dengan masa kerja, pengetahuan dan keterampilan dan

penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan. Pengalaman kerja memberikan

pengaruh langsung terhadap komitmen afektif, yaitu terjadi peningkatan

(42)

140

5. Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung motivasi kerja terhadap

komitmen afektif, sehingga Jika ingin meningkatkan komitmen afektif maka

perlu dilakukan terlebih dahulu peningkatan motivasi kerja terhadap komitmen

afektif. Yang dimaksudkan Yang dimaksudkan meliputi loyalitas, bangga

terhadap organisasi ia bekerja, ikut andil dalam pengembangan organisasi,

menganggap organisasinya adalah terbaik, terikat secara emosional pada tempat

ia bekerja. Sedangkan faktor pengaruh motivasi kerja, yang perlu ditingkatkan

terlebih dahulu berkaitan dengan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas,

memiliki tujuan yang jelas dan menantang, umpan balik atas hasil pekerjaannya,

memiliki perasaan senang dalam bekerja, berusaha untung mengungguli orang,

lebih mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya, berusaha memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa

yang dikerjakannya, bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif dan

bekerja dengan harapan ingin mendapatkan perhatian. Motivasi kerja

memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen afektif, yaitu terjadi

(43)

141

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas dikemukakan

beberapa saran bagi berabagai pihak yang berkaitan langsung maupun tidak langsung

dengan peningkatan komitmen afektif guru, yaitu antara lain:

1. Kepada Dinas Pendidikan Kota Binjai

a. Sebagai bahan informasi Kepala Dinas Pendidikan dalam meningkatkan

komitmen afektif

b. Menetapkan kebijakan dan melakukan pembinaan tentang komitmen afektif,

dilakukan dengan memperhatikan loyalitas, bangga terhadap organisasi ia

bekerja, ikut andil dalam pengembangan organisasi, menganggap

organisasinya adalah terbaik dan terikat secara emosional pada tempat ia

bekerja. Hal ini perlu diperhatikan dikarenakan sudah teruji dalam

menetapkan kebijakan, maka perlu adanya perhatian Dinas Pendidikan Kota

Binjai.

2. Pengawas

Sebagai bahan informasi Pengawas dalam menyusun program pembinaan guru

dan kepala sekolah berkaitan dengan upaya peningkatan komitmen afektif yang

telah teruji dominan dipengauhi oleh persepsi gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja.

3. Kepala SMK Negeri Kota Binjai

a. Sebagai bahan informasi kepala sekolah dalam peningkatan komitmen

afektif yang telah teruji dominan yang dipengaruhi oleh persepsi gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan

(44)

142

b. Menyusun strategi yang ingin dicapai sekolah bersama-sama dengan guru

dan terbuka bagi pendapat-pendapat guru, serta mengajak guru untuk

bersama-sama dalam pengambilan keputusan dan segala jenis kegiatan

yang berkaitan dengan pengembangan program sekolah untuk meingkatkan

persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang baik.

4. Bagi Peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang komitmen afektif

guru dengan memperluas variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi komitmen

(45)

143

DAFTAR PUSTAKA

Abdul,dkk.2012.Dasar-dasar Pendidikan,Kencana Prenada Media Group:Jakarta. Allen, N.J., & Meyer, J.P. 1990. “The measurement and antecedents of affective,

continuance, and normative commitment to organization”. Journal of occupational Psychology, 63, 1-18

Asri, Marwan. 1986. Pengelolaan Karyawan. BPFE : Yogyakarta.

Baron, Robert A. And Jerald Greenberg.1990.Behavior in Organization: Understanding and Managing the Human Side of Work, Third Edition. Toronto:Allyn and Bacon

Bass, B.M. 1997.”Does the transactional-transformational leaderhsip paradigm transcend organisastional and national boundaries”. American Psychologist,Vol. 52 No.2,pp.130-9

Biner,2012.Manajemen Dalam Kisaran Pendidikan,Alfabeta:Bandung Biner,dkk. 2014. Perilaku Organisasi.Bandung:Alfabeta

Biner, Paningkat, 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi, Alfabeta: Bandung

Biner &Wanapri.2013.Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.Alfabeta:Bandung.

Caruana, Albert, (1998), The effect of Internal Marketing on Organizational Commitment among Retail Bank Managers, International Journal of Bank Marketing,16/3,hal. 108-116.

Colquit, Jason A Jeffery A.lePine., dan Michael J.Wesson.,2009.Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill

Coleman, Daniel.1999.Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Terjemahan Alex Trikantjono Widodo, Jakarta:Gramedia.

Foster, Bill. 2001. Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta.

(46)

144

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen Edisi 2. BPFE : Yogyakarta : Jakarta.

Hellriegel dan Slocum. Jr., 2001.Management USA:South western collage publishing

Hunt, D.Shelby dan Morgan, M. Robeth, 1994.”Organizational Commitment: One of Many Commitments or Key Mediating Construct”. Academy of Management Journal. Vol.37. 12

John.P.Meyer, Natalie J.Allen, and Catherine A.Smith 1993. Commitment to

organizations: Extension and Test of a Three-Component

Conceptualization. Journal of Applied Psychology, Vol. 78 No. 4.538-551 Johanes Papu, 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Jakarta: Team

e-psikologi

Kreitner, Robert da Angelo Knicki. 2003. Organization theory and the new public administration. Buston Allyn dan Bacon, Inc.

Kartini kartono, 1998. Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta: Grafindo Persada

Long, Mary L., 2000.”Consumptions Values and relationship: Segmentine The Market for Frequency Programs”. Journal of Customer Marketing, 214-23 Luthans, fred. 2006. Perilaku Organisasi (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk) Edisi

Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi

Malayu S.P Hasibuan, 2007, Organisasi dan motivasi,Jakarta: Bumi Aksara Manulang. 1984. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia : Jakarta.

Miner, John B.,1992. Industrial Organizational Psychologies, New

York:McGraw-Hill, Inc.

Mowday, Porter & Steers. 1992. Employee Organization Linkages: The Psychology of Commitment, Absen teeism and Tumove New York: Academics Press.

Mulyasa.2005. Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

(47)

145

O’Reilly, C.A. dan Chatman, J., 1989.”Organizational Commitment and Psychology Attachment. The Effect of Compliance Identification and Internalization on Prosaically Behavior”. Journal of Applied Psychology.

Porter, L., 1982. A. Study of Perceived Need Satisfaction in Bottom and Middle Management Job. New York: International Text Book Company

Rhoades, L., Elsenberger, R., & Armeli, S.2001. Affective Commitment Organization: The Contribution of Perceived Organizational Support. Journal of Applied Psychology. 86. 5. 825-836.

Riduwan, 2009, Skala pengukuran variabel-variabel penelitian.Bandung:

Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2007. Performance Appraisal. Sistem yang tepat untuk menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Edisi kedua Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbin, 2008. Perilaku Organisasi I, Yogyakarta: Salemba empat

Robbins, Stephen P:Judgje, Timothy A, 2008, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta: Salemba

Robbins, Stephens. P. Dan Coulter, Mary. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Harry Slamed & Ernawati Lestari. Jakarta: indeks, Kelompok Gramedia.

Sagala,Syaiful.2013.Memahami Organisasi Pendidikan,Alfabeta:Bandung

Sagir, Suharsono. 1985. Motivasi dan Disiplin Kerja Karyawan untuk

Peningkatan Produktivitas dan Produksi. Seri Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: LSUP

Siagian, Sondang P. 1995. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Siburian, Paningkat. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Kepala SMK (Pengembangan model teoretis Kinerja melalui Studi Empiris pada SMK di Kota Medan). Disertasi Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Siswanto,2008.Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara

(48)

146

Steers, Richard M dan Porter, Lymann W., 2003.Motivation and Work Behavior. New York:Mc Graw-Hill.

Suprihanto, John, 1984, Manajemen Personalia, Yogyakarta: BPFE UGM

Thoha, Miftah. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: Persada

Waruwu, Binahati. 2009 “Hubungan Persepsi Guru Tentang Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SMA Negeri Kecamatan Gunung Sitoli Kabupaten Nias”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Winardi, J. 2007. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wirawan, 2013, Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Stum, David, 1998. “Five Ingredients for an Em for an Employee Retention Formula”. Journal fo Human Resources Focus. Vol.75

Sugiono,2013.Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Tito Firmanto dan Anang Kistyanto, 2013. Pengaruh budaya kerja kekeluargaan terhadap turnover intention karyawan melalui komitmen afektif. Jurnal Manajemen. Vol.1 Nomor. 1

Usman, Husaini, 2013. Manajemen Teori praktik dan riset pendidikan, Bumi Aksara:Jakarta

Wursanto, Ig. 2007. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi

Yukl,Gary, 2010. Kepemimpinan dalam organisasi edisi kelima,PT.Indeks:Jakarta Young, Brian, et al., 1998.”Organizational Commitment Among Public Service

Employees”. Journal of Public Personal Management.Vo.27

Yuliana, 2014. Hubungan motivasi kerja dan pengelolaan stres terhadap komitmen afektif Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Medan Tembung.Digital Library Unimed

Gambar

Tabel Uraian
Gambar  Uraian

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan peneliti, dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: (1) membuat catatan jawaban pada langkah-langkah yang benar; (2) membuat catatan

Tanah longsor terjadi karena hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat/tebal, Batuan yang Kurang Kuat, Jenis Tata lahan, getaran, susut muka

Kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran dilihat dari hasil kerja siswa pada tahap game dan turnamen sedangkan setelah pembelajaran kemampuan

Bagi Anda yang ingin berwisata tanpa mengeluarkan biaya yang mahal sepertinya Gelaran adalah salah satu pilihan yang tepat untuk anda kunjungi// Gelaran terletak di

- Novel IPN yaitu polimer yang terdiri dari dua atau lebih jaringan polimer.. yang sebagian molekulnya bertautan tetapi salah satunya

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya periklanan dengan volume penjualan yaitu dengan menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi,

Sihotang, S.H., 2016, Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Montmorillonit Sebagai Bahan Pengisi, Medan

Dari analisa tersebut diperoleh hasil bahwa konsumen merasa puas terhadap lokasi, suasana, fasilitas, produk, harga, dan pelayanan di Kidz Station cabang