• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Disiplin

2.4.1. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap suatu aturan yang sifatnya in-personal untuk mempertahankan adanya suatu eksistensi dari pada suatu organisasi. Disiplin yang baik menunjukkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan. Seseorang yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan kesadaran akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Disiplin yang ditegakkan dalam suatu organisasi dengan dukungan disiplin pegawai yang baik merupakan kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya

Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu yang diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktivitas organisasi agar tujuan dapat dicapai secara maksimal. Displin dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, bagi kepentingan organisasi maupun bagi pegawai. Bagi organisasi adanya disiplin akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran tugas,

sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi pegawai akan diperoleh suasana kerja yang tertib dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaannya.

Menurut Handoko (2003) “Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional”. Ada tiga tipe kegiatan pendisiplinan yaitu preventif, korektif dan progresif. Menurut Sastrohadiwiryo (2003) menyatakan “Disiplin dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Dessler (2003) mengemukakan disiplin :

“Discipline is a procedure that corrects or punishes a subordinate because a rule or procedure has been violated”.

Disiplin menunjukkan suatu prosedur untuk mengoreksi atau menghukum seorang pegawai sesuai dengan peraturan yang ditetapkan kepada yang

bersangkutan karena melanggar peraturan yang diberikan kepadanya. Kaitannya

terhadap pekerjaan, faktor disiplin dipandang sebagai suatu tindakan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada pegawai.

Davis (2003), mengemukakan “Disiplin adalah suatu tindakan manajemen memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan mengarah kepada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan- pengetahuan dan perilaku petugas sehingga ada kedisiplinan pada diri petugas, untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih baik”.

Selanjutnya menurut Siagian (2008) disiplin didefenisikan sebagai “Sikap dan tingkah laku seseorang yang mencerminkan tingkat kepatuhan atau ketaatannya pada berbagai ketentuan yang berlaku dan tindakan korektif terhadap pelanggaran atas ketentuan atau standar yang telah ditetapkan di dalam organisasi”.

Sutrisno (2009) menyatakan bahwa “Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketepatan organisasi”. Dengan demikian, apabila peraturan atau ketetapan yang ada dalam organisasi itu diabaikan atau dilanggar , maka pegawai mempunyai disiplin yang buruk. Sebaliknya apabila pegawai patuh terhadap ketetapan organisasi, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik.

Disiplin merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin petugas semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal, Hasibuan (2005). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 2 dan pasal 3 telah diatur secara jelas kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil.

Dari beberapa pengertian tersebut, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku didalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, prilaku dan perbuatan. Pada dasarnya, tujuan semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan ketetapan organisasi.

2.4.2. Bentuk-Bentuk Disiplin

Pembentukan disiplin menurut Mangkunegara (2001) dibedakan menjadi :

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang digariskan oleh organisasi. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan organisasi.

2. Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi.

Menurut Handoko (2003) bentuk- bentuk disiplin dibedakan atas 3 (tiga) kategori yaitu :

1. Disiplin Preventif (Preventive discipline).

Disiplin Preventif merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong pegawai mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga penyelewengan-penyelewengan tidak terjadi. Tujuannya adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para pegawai. Dengan cara ini pegawai menjaga disiplin diri mereka.

2. Disiplin Korektif (Corrective discipline).

Disiplin Korektif merupakan suatu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu

bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary action).

Sebagai contoh tindakan pendisiplinan berupa peringatan atau skorsing.

3. Disiplin Progresif (Progresive dicipline)

Disiplin Progresif adalah suatu kebijakan disiplin yang memberikan hukuman- hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk

mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius

dilaksanakan. Disiplin progresif juga memungkinkan pimpinan untuk membantu pegawai memperbaiki kesalahan.

Berdasarkan bentuk-bentuk disiplin, tampaklah bahwa betapa pentingnya disiplin dalam suatu organisasi. Disiplin mengarahkan pegawai untuk mematuhi peraturan-peraturan atau norma-norma organisasi sehingga dengan pelaksanaan disiplin, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pegawai tidak terjadi dan aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

2.4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa, disiplin yang tinggi dari para pegawai akan memungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk dapat menegakkan disiplin yang tinggi maka pimpinan organisasi harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya disiplin. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu :

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut memperhatikan tingkat disiplin pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan disiplin pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji atau kesejahteraan) ikut mempengaruhi disiplin pegawai karena akan memberikan kepuasan pegawai terhadap organisasinya. Jika kepuasan pegawai semakin baik terhadap pekerjaannya, maka disiplin mereka akan semakin baik pula.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya disiplin pegawai, karena sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

5. Pengawasan melekat (Waskat)

Tindakan ini sangat nyata dan paling efektif dalam mewujudkan disiplin pegawai pada organisasi.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara disiplin pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut

melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap dan perilaku indisipliner pegawai berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi disiplin pegawai. Pimpinan harus berani tegas dalam bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang melanggar peraturan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama pegawai ikut menciptakan disiplin yang baik pada suatu organisasi.

Sikap dan perilaku dalam disiplin ditandai oleh berbagai sikap inisiatif, kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang-orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, tetapi juga mempunyai kehendak untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi.

Disiplin disuatu organisasi dapat ditegakkan apabila sebagian besar peraturan-peraturannya ditaati oleh sebagian besar pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan disiplin diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin, karena disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan.

2.4.4. Sanksi Disiplin

Rivai (2009) mengemukakan pelanggaran displin adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur dalam organisasi. Sanksi disiplin adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin.

Tingkat sanksi pelanggaran disiplin yang berlaku pada umumnya dalam organisasi menurut Rivai (2009) antara lain :

1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis :

a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis :

a. Penundaan kenaikan gaji

b. Penurunan gaji

c. Penundaan kenaikan pangkat

3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis :

a. Penurunan pangkat

b. Pembebasan dari jabatan

c. Pemberhentian

d. Pemecatan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

1. Hukuman disiplin ringan, dengan jenis :

a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman disiplin sedang, dengan jenis :

a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun

b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling

lama 1 (satu) tahun

c. Penundaaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1(satu) tahun

3. Hukuman disiplin berat, dengan jenis

a.Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling

lama 1 (satu) tahun

b.Pembebasan dari jabatan

c.Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai

Negeri Sipil

d.Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh sebab itu pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin itu. Hukuman disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan, sehingga hukuman disiplin itu dapat diterima oleh rasa keadilan. Penetapan hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar juga hendaknya

dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan seksama bahwa hukuman disiplin yang akan dijatuhkan tersebut sesuai dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat.

Dokumen terkait