• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pendidikan, Pengawasan Kerja Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Pendidikan, Pengawasan Kerja Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA

DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS

PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

T E S I S

Oleh

ABD. RASYID SYAMSURI

107019020/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A RJA N

(2)

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA

DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS

PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ABD. RASYID SYAMSURI

107019020/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN,

PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

Nama Mahasiswa : Abd. Rasyid Syamsuri Nomor Pokok : 107019020

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc)

Ketua Anggota

(Dr. HB. Tarmizi, SU)

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 07 Agustus 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

Anggota : 1. Dr. HB. Tarmizi, SU

2. Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si

3. Dr. Yenny Absah, M.Si

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil

karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

(6)

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

ABSTRAK

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal. Pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian

deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 81 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS

untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0,712. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas (pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai) adalah 71,2%. Pengujian secara serempak pendidikan

(X1), pengawasan kerja (X2) dan disiplin (X3) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Pengujian secara parsial pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai serta faktor yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai adalah variabel pendidikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

(7)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF EDUCATION, WORK CONTROL AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF

THE STAFF OF MANDAILING NATAL DISTRICT EDUCATION SERVICE

ABSTRACT

Human resources play a very important role in an organization because human resources are the main generator of all activities to maintain the life of organization. The success or failure of an organization in maintaining its existence begins from the attempt to manage the human resources especially in improving their performance to maximum. Education, work control and discipline are the factors that can influence the performance of an organization. The performance must be understood by all interests of organization as a method to prevent the degradation of the performance of individual, group or organization. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, work control and discipline on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through documentation study, interviews and distributing questionnaires to 81 respondents selected from the population consisting of all staff of Mandailing Natal District Education Service. The data obtained were analyzed through multiple linear regressions tests by using SPSS program to test the research hypothesis. The result of multiple linear regression tests showed that determination coefficient (R) was 0.712 which meant that the influence of independent variables (education, work control and discipline) on the dependent variable (performance of staff) was 71.2%. Simultaneously, education (X1), work

control (X2) and discipline (X3) had a significant influence on the performance of

staff (Y). Partially, education, work control and discipline had a positive and significant influence on the performance of staff and education was the most dominant factor influencing the performance of staff. The conclusion is that education, work control and discipline have significant influence on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc, (CTM)., Sp. A (K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus

selaku Komisi Pembanding.

4. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc., selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

6. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si., selaku Komisi Pembanding

atas saran dan kritik yang diberikan.

7. Ibu Dr. Yenni Absah, M.Si., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik

(9)

8. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Komisi Pembanding atas saran dan

kritik yang diberikan.

9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti, dan seluruh staf pegawai

administrasi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

10. Bapak H. Imron Lubis, S.pd. MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal.

11. Bapak H. Khoirul Bahri, S.sos selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal.

12. Khususnya kepada kedua orang tuaku tersayang Ayahanda Drs. H. Asron

Pasaribu dan Ibunda Hj. Ramlah Hasibuan, BA yang telah banyak berkorban

moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan Strata 2 (S-2)

13. Buat Adik-adikku tersayang Abd. Halim, A.Md., Abd. Rahman, Zul Fahmi

dan adinda tercinta Dilla Darvita, A.Md terima kasih atas dukungan dan

doanya.

14. Seluruh teman-teman angkatan XIX kelas paralel di Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan dukungan dan semangat belajar dalam menyelesaikan

(10)

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh

dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada

seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

Amin.

Medan, Agustus 2012

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Abd. Rasyid Syamsuri, lahir di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara

tanggal 28 Mei 1987, anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Ayahanda

Drs. H. Asron Pasaribu dan Ibunda Hj. Ramlah Hasibuan, BA, Memulai

Pendidikan dari Sekolah Dasar Negeri Nomor 158466 Aksara Indah Sibolga,

tamat dan lulus tahun 1999. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 2 Panyabungan Mandailing Natal, tamat dan lulus tahun

2002. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 1 Panyabungan Mandailing Natal, tamat dan lulus tahun 2005.

Pada tahun 2006 melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata 1 (S-1)

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Islam Sumatera Utara

(UISU) Medan, tamat dan lulus tahun 2010. Setelah itu tahun 2010 meneruskan

pendidikan Strata 2 (S-2) pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen di

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

2.3.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja ... 25

2.3.2. Jenis-Jenis Pengawasan Kerja ... 28

2.4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan ... 41

2.4.4. Sanksi Disiplin ... 44

2.5. Kinerja Pegawai ... 46

2.5.1. Pengertian Kinerja Pegawai ... 46

2.5.2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai ... 48

2.5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 49

2.5.4. Aspek-Aspek Kinerja Pegawai... 51

2.6. Kerangka Konseptual... 52

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 60

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

4.1. Hasil Penelitian ... 74

4.1.1. Sejarah Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal... 74

4.1.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 76

4.1.2.1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 76

4.1.2.2. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 77

4.1.3. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan- Kabupaten Mandailing Natal ... 78

4.2. Karakteristik Responden ... 100

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 100

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 101

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 101

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 102

(14)

4.4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 120

4.4.2.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 120

4.4.2.2. Pengujian Secara Serempak ... 121

4.4.2.3. Pengujian Secara Parsial ... 122

4.5. Pembahasan ... 124

4.5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai ... 124

4.5.2. Pengaruh Pengawasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai ... 126

4.5.3. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai ... 127

4.5.4. Pengaruh Pendidikan, Pengawasan Kerja, Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131

5.1. Kesimpulan ... 131

5.2. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

Berdasarkan Kualitas ... 4

1.2. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas ... 5

1.3. Pendidikan Dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 ... 7

1.4. Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 ... 9

1.5. Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 11

1.6. Bentuk Hukuman Disiplin Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007-2011 ... 12

4.2. Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 101

4.3. Karakterisitik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 102

4.4. Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 103

4.5 Penjelasan Responden Variabel Pendidikan ... 114

4.6 Penjelasan Responden Variabel Pengawasan Kerja ... 117

4.7. Penjelasan Responden Variabel Disiplin ... 110

4.8. Penjelasan Responden Variabel Kinerja Pegawai ... 113

4.9. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov ... 117

4.10. Hasil Uji Multikolinearitas ... 118

4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 119

4.12 Koefisien Determinasi (R Square) ... 120

4.13. Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak ... 122

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 54

4.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal... 99

4.2. Hasil Uji Normalitas ... 116

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner ... 136

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 141

3. Pengujian Regresi Berganda ... 149

4. Tabel t (Taraf Signifikansi 0,05) ... 160

(18)

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL

ABSTRAK

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal. Pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian

deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 81 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS

untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0,712. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas (pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai) adalah 71,2%. Pengujian secara serempak pendidikan

(X1), pengawasan kerja (X2) dan disiplin (X3) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Pengujian secara parsial pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai serta faktor yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai adalah variabel pendidikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

(19)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF EDUCATION, WORK CONTROL AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF

THE STAFF OF MANDAILING NATAL DISTRICT EDUCATION SERVICE

ABSTRACT

Human resources play a very important role in an organization because human resources are the main generator of all activities to maintain the life of organization. The success or failure of an organization in maintaining its existence begins from the attempt to manage the human resources especially in improving their performance to maximum. Education, work control and discipline are the factors that can influence the performance of an organization. The performance must be understood by all interests of organization as a method to prevent the degradation of the performance of individual, group or organization. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, work control and discipline on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through documentation study, interviews and distributing questionnaires to 81 respondents selected from the population consisting of all staff of Mandailing Natal District Education Service. The data obtained were analyzed through multiple linear regressions tests by using SPSS program to test the research hypothesis. The result of multiple linear regression tests showed that determination coefficient (R) was 0.712 which meant that the influence of independent variables (education, work control and discipline) on the dependent variable (performance of staff) was 71.2%. Simultaneously, education (X1), work

control (X2) and discipline (X3) had a significant influence on the performance of

staff (Y). Partially, education, work control and discipline had a positive and significant influence on the performance of staff and education was the most dominant factor influencing the performance of staff. The conclusion is that education, work control and discipline have significant influence on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai

sasaran-sasaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

dengan sebaik-baiknya, sumber yang paling penting dalam setiap organisasi

adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Organisasi adalah rangkaian kajian

penataan kerja, pengaturan kerja, penyusunan dan pembagian kerja dan usaha

kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tersebut.

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting karena

sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai

tujuan, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil

tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai

dari usaha mengelola sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan

kinerja secara maksimal.

Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai

metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau

memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Kinerja menunjuk

pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara

bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan

standar yang telah ditetapkan. Kemampuan sumber daya manusia tersebut

(21)

kinerja. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan. Untuk hasil yang maksimal, memerlukan

sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang sesuai

dengan visi, misi dan tujuan organisasi, untuk mencapai kinerja yang diharapkan

dalam suatu organisasi atau instansi, salah satunya pegawai harus mendapatkan

program pendidikan, pengawasan kerja dan meningkatkan disiplin.

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal adalah instansi yang

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang

pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal berupaya seoptimal mungkin dalam menggali dan

memanfaatkan segenap potensi yang ada. Pemanfaatan tersebut diarahkan pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dengan tetap

mengembangkan ketahanan sosial budaya sebagai landasan dalam rangka

kehidupan masayarakat, berbangsa dan bernegara dengan melalui pemanfaatan

sumber daya daerah secara berkesinambungan.

Berdasarkan konteks tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal menetapkan tujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan

nasioanal di bidang pendidikan khususnya Daerah Mandailing Natal, sehingga

dengan demikian diharapkan sektor pendidikan dapat memberikan nilai tambah

dalam rangka mendorong terwujudnya Madina yang Madani. Untuk menerapkan

tujuan yang menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan

di Kabupaten Mandailing Natal, dihadapkan pada tantangan yang kompleks dalam

(22)

Fenomena yang terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal, kinerja pegawai berdasarkan kualitas dan kuantitas belum

seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari kemampuan pegawai yang tidak

menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana mestinya, sehingga terjadi

permasalahan dalam bidang pekerjaan pegawai yang dilihat berdasarkan kualitas

seperti pada bidang program sarana dan prasarana, bidang pendidikan dasar, dan

bidang pendidikan menengah umum dan kejuruan. Kinerja pegawai berdasarkan

kualitas seharusnya sesuai dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang telah

ditetapkan untuk memberikan gambaran akurat mengenai keberhasilan kinerja

dari pelaksanaan suatu pekerjaan.

Kinerja pegawai secara kuantitas dapat dilihat dari program kerja yang

belum terealisasi sesuai dengan target yang telah di tetapkan organisasi. Program

kerja yang tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

jangka pendek atau jangka panjang di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal tidak terorganisir dengan baik dalam mencapai keberhasilan organisasi.

Untuk mewujudkan tujuan kinerja yang efektif, keberhasilan kinerja pegawai

baik secara kualitas maupun kuantitas umumnya dikaitkan dengan pencapaian

hasil kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan sasaran akhir

organisasi. Berdasarkan kualitas dan kuantitas kinerja yang dicapai oleh pegawai

belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat

(23)

Tabel 1.1 Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kualitas Tahun 2011

Bidang Berdasarkan Kualitas

Program Sarana dan Prasarana 1. Program pembangunan sarana dan prasarana

pendidikan tidak sesuai standar.

2. Penyediaan sarana pendukung pendidikan di

sekolah masih terbatas (perpustakaan, alat peraga, dan buku pelajaran).

Pendidikan Dasar 1. Tidak teliti dalam memberikan subsidi

kepada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri/Swasta

2. Belum optimalnya tingkat akurasi data media

pengukuran kinerja dalam menyusun informasi yang berhubungan dengan pendidikan.

Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan

1. Tidak teliti dalam memberikan subsidi bagi

SMP/MTS, SMA/MA dan SMK

2. Tidak dilaksanakannya kegiatan yang bekerja

sama dengan Unimed (Universitas Negeri Medan) akibat adanya pembatalan sepihak dari Unimed dalam melaksanakan kegiatan di akhir tahun 2011.

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, 2011

Dari Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa kinerja pegawai berdasarkan

kualitas belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak pegawai yang

tidak menekuni bidang pekerjaannya yaitu pada bagian program sarana dan

prasarana, bagian pendidikan dasar, dan bagian pendidikan menengah umum dan

(24)

mestinya sehingga terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan dari program

kerja tersebut, dan belum optimalnya tingkat akurasi data dalam kinerja pegawai

dari sistem informasi masing-masing pejabat pelaksana teknis kegiatan yang

menyebabkan tingkat kompleksitas organisasi dalam menjalankan fungsinya tidak

dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik sesuai dengan pencapaian tujuan.

Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

berdasarkan kuantitas dapat dilihat dari Tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 1.2. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas Tahun 2011

Program Kerja Target Terealisasi

Pembinaan dan pengembangan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

3 bulan 6 bulan

Menyusun kebijakan sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan

7 bulan 1 tahun

Pemberian beasiswa berprestasi dan kurang mampu 1 bulan 3 bulan

Penyesuaian secara tuntas masalah guru honor dan tenaga lapangan diknas (TLD)

1 tahun 2 tahun

Pemberian insentif bagi guru-guru di daerah-daerah terpencil

3 bulan 5 bulan

Rehabilitasi gedung-gedung sekolah 2 tahun 3 tahun

Perbaikan sarana dan bahan belajar : (perpustakaan, laboratorium, alat peraga, buku pelajaran, buku bacaan yang relevan)

1 tahun 2 tahun

Pengangkatan tenaga kependidikan (pengawas sekolah, pegawai tata kelola)

2 tahun 3 tahun

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan 2 bulan 3 bulan

Peningkatan pendidikan kecakapan hidup (life skill) 2 bulan 3 bulan

(25)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja pegawai berdasarkan kuantitas belum

maksimal. Secara kuantitas program kerja di Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal belum terealisasi dengan baik yang dapat dilihat dari

ketidaktercapaian antara program kerja yang dibuat dengan realisasi. Selama ini

pimpinan memberikan petunjuk dan mengarahkan pegawai untuk melaksanakan

program kerja sesuai dengan target yang akan dicapai, tetapi pada kenyataannya

setelah adanya laporan dari tidak terealisasinya program kerja setiap bagian

membuktikan masih banyak kekurangan yang harus di benahi menyangkut kinerja

pegawai untuk bekerja secara maksimal agar target program kerja tercapai sesuai

dengan tujuan organisasi.

Pendidikan sebagai suatu komponen yang diharapkan mampu

meningkatkan pekerjaan dalam tugas dan tanggung jawab pegawai pada suatu

organisasi. Keberadaan suatu organisasi tidak akan lepas dari aspek pendidikan

pegawai yang sesuai dengan bidang pekerjaan untuk mengkoordinasikan tugas

terhadap pekerjaan yang ditekuninya sekarang (job description). Berhasil tidaknya

organisasi dalam mempertahankan eksistensinya dapat dilihat dari kesesuain

pendidikan terhadap bidang pekerjaannya.

Kesesuain pendidikan terhadap bidang pekerjaan menunjukkan relevansi

untuk pencapaian tujuan yang lebih efektif dan efesien. Mengingat dunia kerja

pada era globalisasi ini yang serba cepat, akurat, kreatif dan inovatif, pendidikan

yang relevan terhadap bidang pekerjaan di suatu organisasi diharapkan mampu

(26)

demikian kesesuain pendidikan terhadap bidang pekerjaan pegawai menjadi dasar

bagi penetapan tujuan organisasi.

Fenomena yang terjadi di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal,

masih ada pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai

dengan bidang pekerjaannya. Pendidikan, diharapkan mampu memberikan

keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai untuk dapat menciptakan kinerja

yang optimal, namun kenyataan yang di dapat masih ada pendidikan yang tidak

sesuai dengan bidang pekerjaan pegawai. Ketidaksesuaian pendidikan dan bidang

kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten MandailingTahun 2011 dapat dilihat

dalam Tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3. Pendidikan dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

Pendidikan Bidang Jumlah

(Orang)

Sarjana Pendidikan Umum dan Perkengkapan 3

Sarjana Sosial Sarjana Pendidikan

Program Sarana dan Prasarana Program Sarana dan Prasarana

1 1

Sarjana Teknik Pendataan, Evaluasi dan

Pelaporan

1

Sarjana Ekonomi Kurikulum TK-SD 3

Sarjana Sosial

Sarjana Hukum Islam PLS (Pendidikan Luar Sekolah)

dan Seni Budaya

1

Jumlah 19

(27)

Dari Tabel 1.3 ketidaksesuaian pendidikan pegawai Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011 berjumlah 19 orang. Ketidaksesuaian

pendidikan dapat dilihat dari pendidikan sarjana hukum dan sarjana sosial yang

ditempatkan di bidang keuangan. Pendidikan seharusnya sesuai dengan bidang

pekerjaan pegawai agar pekerjaan tersebut terkoordinasi dengan baik. Namun

ketidaksesuaian pendidikan terhadap bidang pekerjaan pegawai menunjukkan

belum terpenuhinya kondisi yang diperlukan untuk mencapai kualitas kemampuan

profesional pegawai, mengingat program kerja yang harus diselesaikan dalam

waktu yang ditentukan tidak seluruhnya tercapai sesuai dengan tujuan organisasi.

Pengawasan kerja juga akan meningkatkan kinerja pegawai. Orang yang

paling tepat melaksanakan pengawasan kerja adalah pimpinan atau dalam instansi

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal yaitu kepala dinas, kepala sub bagian

dan kepala bidang. Hal ini disebabkan pimpinan yang paling tahu dan paling dekat

dengan pegawainya. Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan pengawasan kerja

yang efektif, seperti pengawasan umpan balik, pengawasan umpan maju, dan

pengawasan pencegahan. Pengawasan kerja dapat dilakukan dengan mengevaluasi

dan menilai pekerjaan pegawai, mengawasai terjadinya kesalahan dan mengadakan

perbaikan dalam pekerjaan, serta mengawasi tindakan yang tidak sesuai dengan

peraturan organisasi sehingga pegawai mampu mencapai kinerja yang optimal

Fenomena pengawasan kerja yang terlihat di Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal adalah kurang berfungsinya klasifikasi pengawasan kerja yang

efektif oleh pimpinan kepada pegawainya sehingga masih banyak terdapat kesalahan

(28)

tersebut dengan baik sehingga terjadi penyimpangan dari rencana yang telah

ditetapkan. Pengawasan kerja yang seharusnya dilaksanakan secara akurat, diarahkan,

dan dievaluasi sesuai dengan rencana yang diharapkan sehingga berfungsi secara

efektif, namun yang terjadi pengawasan kerja yang dilakukan menyimpang dan tidak

sesuai dengan pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik

pengawasan kerja yang tidak efektif pada Tabel 1.4 sebagai berikut :

Tabel 1.4. Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

Sasaran Karakteristik Pengawasan Kerja

Melaksanakan rehabilitasi dan pemeliharaan mulai dari pendidikan TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK dan Pendidikan Luar Sekolah berdasarkan data dari Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan.

Tidak dilakukan pengawasan terhadap rehabilitasi dan pemeliharaan sekolah oleh Kepala Bidang Program Sarana dan

Prasarana sehingga pelaksanaan

rehabilitasi dan pemeliharaan salah satu sekolah (SMP) tidak terlaksana dengan baik.

Melaksanakan dan mengendalikan subsidi dan bantuan bagi siswa sekolah pada tingkat TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SMK berdasarkan data dari Seksi Subsidi dan Bantuan.

Tidak dilakukan pengawasan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan sehingga pemberian subsidi siswa berprestasi dan kurang mampu tidak sesuai dengan yang direkomendasikan.

Melakukan kerja sama dengan UNIMED (Universitas Negeri Medan) dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Tidak dilakukan pengawasan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan sehingga adanya pembatalan sepihak dari Unimed dalam melaksanakan kegiatan di akhir tahun 2011.

(29)

Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa karakteristik pengawasan kerja Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal belum menunjukkan pengawasan kerja

yang efektif dalam arti pengawasan yang tepat sesuai dengan proses yang harus

dilalui tanpa menyimpang dari sistem yang dibuat sehingga tahapan yang dilaluinya

benar. Pengawasan kerja yang tepat dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas

yang dipantau akan mencapai tujuan.

Pegawai yang memiliki disiplin yang baik maka akan tercapai suatu

keuntungan yang berguna, baik bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal maupun bagi pegawai itu sendiri. Agar tercipta suatu kelompok yang tertib

maka sangat dibutuhkan peranan pimpinan dalam organisasi. Pimpinan mempunyai

pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang diperoleh pegawai. Kebiasaan itu

ditentukan oleh pimpinan, baik dengan suasana kepemimpinan maupun melalui

contoh diri pribadi pimpinan. Semua pegawai akan selalu memperhatikan bagaimana

pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan

dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang

sudah ditetapkan.

Fenomena yang terjadi cukup banyak kesenjangan yang kurang sesuai, masih

ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam disiplin kerja.

Disiplin yang ditinjau dari preventif, korektif, dan progresif belum terlaksana dengan

baik. Masih ada pegawai yang tidak tepat waktu sewaktu masuk kantor, menunda

tugas kantor, kurang disiplin waktu, ada yang tidak menggunakan kelengkapan

pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ada pegawai tidak mengikuti

(30)

pimpinan tugas di luar daerah maka ada pegawai yang tidak datang bekerja dengan

alasan yang tidak jelas dan ada pegawai yang tidak melaksanakan tugasnya hanya

berbincang-bincang dengan rekan kerjanya.

Faktor perhatian kepada para pegawai juga merupakan faktor yang

mempengaruhi disiplin. Pimpinan yang berhasil mendorong pegawai bekerja

sesuai peraturan dan membantu memperbaiki kesalahan atas pelanggaran yang

dilakukan pegawai akan selalu dihormati dan dihargai oleh para pegawainya.

Namun, ada pegawai yang mengalami kesulitan tapi kurang mendapat perhatian

pimpinan. Oleh karena itu perhatian pimpinan kepada para pegawai sangat

diperlukan agar pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran

serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi

terwujudnya tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

Tingkat kehadiran pegawai dari bulan Juni sampai dengan Desember

2011 dengan jumlah 101 pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut :

Tabel 1.5. Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

Bulan Hadir

(31)

Dari Tabel 1.5 tingkat kehadiran pegawai dari bulan Juni-Desember 2011

dapat dilihat bahwa ketidakhadiran pegawai pada bulan Desember meningkat

dibandingkan bulan sebelumnya, Tingkat absensi yang cukup tinggi ini

dipengaruhi oleh rendahnya disiplin pegawai dalam organisasional. Hal tersebut

didukung oleh Tohardi (2002) yang menyatakan bahwa rendahnya disiplin

pegawai dipengaruhi oleh tingginya tingkat absensi, baik dengan alasan sakit,

kesehatan menurun, atau sedang menyelesaikan urusan pribadi.

Dalam bentuk pelanggaran disiplin, ketidakhadiran pegawai disebabkan

oleh rendahnya rasa tanggung jawab pegawai, karena tidak mampu mengontrol

diri terhadap acara-acara musiman yang dianggap baik, seperti menikmati libur

melampaui liburan yang ditentukan. Dengan demikian diperlukan sikap yang

obyektif dari manajemen dalam menentukan tujuan untuk mencapai kinerja

pegawai yang optimal.

Sementara bentuk hukuman disiplin pada Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal dapat dilihat pada Tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 1.6. Bentuk Hukuman Disiplin Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007-2011

No Tahun Bentuk Hukuman Disiplin

(32)

Dari Tabel 1.6 diketahui bahwa jumlah hukuman disiplin pada pegawai

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun. Periode tahun 2007 dari data yang diambil selama bulan Januari sampai

dengan Oktober 2011 diketahui ada 10 jumlah hukuman disiplin. Bentuk

hukuman disiplin tersebut yaitu hukuman disiplin ringan (meliputi teguran lisan

dan teguran tertulis serta pernyataan tidak puas secara tertulis), hukuman disiplin

sedang (meliputi penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun,

penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun dan

penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun), dan hukuman disiplin berat

(meliputi penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling

lama 1 tahun, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan pemberhentian tidak dengan

hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil). Jumlah ini meningkat dari tahun 2007-2010

yaitu berjumlah 5 kenaikan 100%.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

“Apakah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan

(33)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Instansi

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi tentang analisis

pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

2. Bagi Kalangan Akademis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi Kalangan Akademis

khususnya bagi program studi Magister Ilmu Manajemen tentang analisis

pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja

pegawai.

3. Bagi Penulis

Untuk melatih, meningkatkan, mengembangkan kemampuan berpikir penulis

melalui penulisan karya ilmiah dalam bidang Manajemen Sumber Daya

Manusia sebagai referensi mengkaji masalah yang berkaitan dengan analisis

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya

yang ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini antara

lain adalah: Gidion (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh

Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi serta Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A di Medan”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi serta budaya kerja

terhadap kinerja pegawai lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A di Medan.

Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial variabel pendidikan

dan pelatihan, motivasi serta budaya kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja pegawai lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A di Medan.

Rismaida (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin

Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas

Pendidikan Di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan pengawasan

kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten

Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Model analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda (multiple regression

(35)

pengawasan kerja secara serempak dan parsial berpengaruh secara nyata (highly

significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten

Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Mardiana (2009) melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Motivasi

Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Petugas Pemasyarakatan Di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap kinerja petugas pemasyrakatan di

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan. Alat uji statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara serempak

dan parsial berpengaruh terhadap kinerja petugas pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Medan.

Simanungkalit (2010) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Serta Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

Pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan serta

pengembangan karir terhadap kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan

Kepegawaian Negara Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan

parsial variabel Pendidikan dan Pelatihan serta Pengembangan Karir mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan

(36)

2.2. Pendidikan

2.2.1 Pengertian Pendidikan

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pada setiap unit kerja adalah pendidikan.

Pendidikan sebagai bagian dari pelatihan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan dalam sistem pendidikan yang

berlaku dengan metode yang lebih mengutamakan pada teori. Pendidikan akan

memperkuat fungsinya untuk membantu pegawai agar lebih memahami dan

mengemukakan konsep-konsep yang berkaitan dengan pekerjaan.

Menurut Flippo (2003) “Pendidikan ialah suatu kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan

penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan

yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Upaya ini dilakukan untuk

memperbaiki kontribusi produktif pegawai dan mengembangkan sumber daya

manusia mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan

lingkungan.

Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Simamora (2004) menyatakan bahwa “Pendidikan pegawai

adalah suatu persyaratan pekerjaan yang dapat ditentukan dalam hubungannya

dengan keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas yang sesungguhnya

(37)

Henderson dalam Sadullah (2009) mengemukakan “But to see education

as a process of growth and development taking place as the result of the

interaction of an individual with this environment, both physical and social,

beginning at birth and lasting as long as life it self a process in wich the social

heritage as a part of the social environment becomes a tool to be used toward the

development of the best and most intellegent person possible, men and women

who will promote human welfare, that is to see the educational reformers

conceived it”.

Menurut Hendarson pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan

lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial

merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi manusia

untuk pengembangan manusia yang terbaik dan inteligen, untuk meningkatkan

kesejahteraan hidupnya.

Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting

dalam memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu.

Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu,

mengenal dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat

memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian hari

(Sedarmayanti, 2004).

Sutrisno (2009) mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan untuk

meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap

(38)

dilakukan untuk memperbaiki kontribusi produktif pegawai dan mengembangkan

sumber daya manusia menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat

perubahan lingkungan.

Selanjutnya Hasibuan (2005) mendefenisikan “Pendidikan adalah suatu

proses untuk meningkatnya keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai”.

Pegawai yang mendapatkan pendidikan secara berencana dan yang memberikan

kemungkinan untuk mengembangkan diri sendiri cenderung lebih dapat bekerja

secara terampil jika dibandingkan dengan pegawai pada organisasi yang tidak

memberikan kesempatan seperti itu. Dengan demikian program pendidikan

berguna untuk menambah wawasan pegawai secara teoritis pada bidang pekerjaan

sesuai dengan jabatannya, sehingga pendidikan mempunyai kualitas dan nilai bagi

masyarakat.

2.2.2. Tujuan Pendidikan

Tirtarahardja (2005) mengemukakan tujuan pendidikan memuat gambaran

tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar untuk kehidupan. Tujuan

pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan

pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan

pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki

posisi penting diantara komponen-komponen lainnya. Segenap komponen dari

seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan

(39)

tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional,

bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya.

Dalam praktek pendidikan tujuan pendikan yaitu tujuan umum, tujuan

institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

1. Tujuan umum pendidikan nasional indonesia ialah manusia Pancasila.

2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga

pendidikan tertentu untuk mencapainya.

3. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi.

4. Tujuan instruksional, materi kurikulum yang berupa bidang studi terdiri

dari pokok-pokok bahasan. Tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan

disebut tujuan instruksional yaitu penguasaan materi pokok

bahasan/subpokok bahasan. (Tirtarahardja, 2005)

Secara keseluruhan macam-macam tujuan tersebut merupakan suatu

kebulatan. Tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yang lebih rinci

dan jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan yang lebih khusus menunjang

pencapaian tujuan yang lebih luas dan yang jenjangnya lebih tinggi untuk sampai

kepada tujuan umum.

Sadullah (2009) mengemukakan tujuan pendidikan merupakan gambaran

dari falsafah atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun

kelompok. Dalam menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu

diperhatikan, seperti yang dikemukakan oleh Hummel dalam Sadullah (2009)

(40)

a. Autonomy. Gives individuals and groups the maximum awareness,

knowledge and ability so that they can manage their personal and

collective life to the greates possible extent.

b. Equity. Enable all citizens to participate in cultural and economic life by

coffering them an equal basic education.

c. Survival. Permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage

over the generations, but also guide education towards mutual

understanding and towards what has become a worldwide realizations of

common destiny.

Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga nilai tersebut (autonomi,

equity dan survival. Pertama, autonomy, yaitu memberi kesadaran, pengetahuan,

dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kelompok, untuk

dapat hidup mandiri, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua

equity (keadilan), berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberi

kesempatan kepada individu untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan

berbudaya dan kehidupan ekonomi, dengan memberinya pendidikan dasar yang

sama. Ketiga, survival, yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin

pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan ketiga nilai tersebut, pendidikan mengemban tugas untuk

menghasilkan generasi lebih baik, manusia-manusia yang berkebudayaan.

Manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai

(41)

dimana digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan suatu

kehidupan yang lebih baik.

2.2.3. Tahap-Tahap Pendidikan

Pendidikan sangat penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan dan

jabatan sebagai akibat dari perubahan situasi dan kondisi kerja, kemajuan

teknologi dan semakin ketatnya persaingan dalam organisasi. Pendidikan juga

dapat menambah keahlian kerja pegawai sehingga dalam melaksanakan

tugas-tugasnya dapat lebih efisien dan produktif.

Menurut Hasibuan (2005) bahwa: Proses atau langkah-langkah pendidikan

hendaknya dilakukan dengan memperhatikan:

a. Sasaran b. Kurikulum c. Sarana d. Peserta e. Pelatihan f. Pelaksanaan.

Siagian (2008) mengemukakan langkah-langkah yang perlu ditempuh

dalam pendidikan yaitu:

a. Penentuan Kebutuhan

Pendidikan diselenggarakan apabila kebutuhan itu memang ada. Penentuan

kebutuhan itu harus didasarkan pada analisis yang tepat untuk

(42)

b. Penentuan Sasaran

Berdasarkan analisis kebutuhan maka sasaran pendidikan ditetapkan. Sasaran

yang ingin dicapai dengan bersifat teknikal akan tetapi dapat pula

menyangkut keperilakuan.

c. Penetapan Isi Program

Pada pendidikan harus jelas diketahui apa yang ingin dicapai sesuai dengan

hasil analisis kebutuhan dan sasaran yang telah dilakukan.

d. Identifikasi Prinsip-prinsip Belajar

Penerapan prinsip belajar yang baik maka berlangsungnya proses belajar

mengajar dapat dilakukan dengan cepat, pada dasarnya prinsip belajar yang

layak dipertimbangkan untuk diterapkan.

e. Pelaksanaan Program

Tepat tidaknya teknik mengajar yang digunakan sangat tergantung pada

berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan, seperti penghematan dalam

pembiayaan, materi program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan

kemampuan peserta, preferensi dan kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip

belajar yang hendak diterapkan.

f. Identifikasi Manfaat

Setelah program pendidikan dilaksanakan maka dapat diidentifikasi manfaat

yang diperoleh pegawai, misalnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan

(43)

g. Penilaian Pelaksanaan Program

Pelaksanaan suatu program pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila

dalam diri peserta tersebut terjadi transformasi, dengan peningkatan

kemampuan dalam melaksanakan tugas dan perilaku yang tercermin pada

sikap, disiplin dan etos kerja.

2.2.4. Unsur-unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal, menurut Tirtarahardja (2005)

yaitu :

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modren cendrung

menyebut demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang

otonom yang ingin diakui kebenarannya. Ciri khas peserta didik yang perku

di pahami oleh pendidik yaitu :

a. Individu yang memiliki potensi fisik

b. Individu yang sedang berkembang

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang bertanggung jawab

(44)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar

peserta didik dengan pendidik yang terarah dengan tujuan pendidikan.

Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses

berkomunikasi intensif dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat

pendidikan.

4. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

Dalam sistem pendidikan, materi telah di buat dalam kurikulum yang akan

disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini bersifat nasional yang

mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.

5. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode

diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan untuk

mencapai tujuan pendidikan.

6. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan keluarga, sekolah

dan masyarakat.

2.3. Pengawasan Kerja

2.3.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja

Pengawasan kerja mempunyai arti penting bagi setiap organisasi. Pengawasan kerja bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan kerja akan mengarahkan pegawai agar dapat melaksanakan

(45)

pengawasan kerja maka sedikit banyaknya pegawai akan melaksanakan tugas dan

tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.

Menurut Siagian (2008) menyatakan “Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa

berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Manulang (2004) mengemukakan pengawasan didefenisikan “Sebagai

Suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, penilaiannya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula”.

Siswanto (2009) mendefenisikan pengawasan sebagai suatu proses yang sistematik untuk mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan mengambil

tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin sumber daya organisasi digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.

Robert J. Mokler dalam Siswanto (2009) mengemukakan defenisi pengawasan kerja dan memberikan batasan yang menekankan elemen esensial

proses pengawasan, batasan yang diajukan meliputi hal berikut:

“A systematic effort to set performance standards with planning objectives,

to design information feedback system, to compare actual performance with

these predetermened standards, to determine whether there are any deviations

and to measure their significance, and to take any action required to assure that

all corporate resources are being used in the most effective and efficient way

(46)

Pengawasan kerja merupakan suatu usaha sistematis untuk menetapkan

standar kinerja dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi umpan

balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta

mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua

sumber daya organisasi digunakan secara lebih efektif dan efisien, guna mencapai

tujuan organisasi.

Berdasarkan pendefinisian yang dikemukakan maka dapat disimpulkan

bahwa pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang dilaksanakan

dalam kegiatan manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila

diperlukan. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk

menyesuaikan hasil pekerjaan dengan standar pelaksanaan kegiatan. Tindakan

perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud pencapaian hasil

yang diinginkan. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka pengawasan kerja

yang dilakukan harus ditingkatkan dan dimulai sejak dari lingkungan kerja

terlebih dahulu. Apabila terjadi penyimpangan, tindakan perbaikan segera dapat

diambil sehingga pencapaian hasil yang diharapkan organisasi mencapai tujuan.

Tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan supaya apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Mencari dan memberitahu kelemahan-kelemahan

yang dihadapi. Adapun tujuan pengawasan menurut Sukarna (2001) menyatakan

(47)

a) Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak, b) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang serupa atau timbulnya kesalahan baru, c) Untuk mengetahui apakah penggunaan

budget yang telah ditetapkan dalam planning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan, d) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program seperti yang telah ditetapkan dalam

planning atau tidak, e) Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana (standar) dan sebagai tambahan, f) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.

Untuk dapat merealisasi tujuan pengawasan kerja, maka pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan

rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk

memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang

(Manulang, 2004).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan maka tujuan pengawasan secara

umum adalah menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan

agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.

2.3.2. Jenis-Jenis Pengawasan Kerja

Beberapa klasifikasi pengawasan kerja harus dirancang untuk mengantisipasi

masalah yang menyimpang dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi

dibuat sebelum tahap tertentu diselesaikan. Pendekatan ini lebih aktif dan agresif,

dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan

(48)

Siswanto, (2009) jenis-jenis pengawasan kerja terdapat dari beberapa

klasifikasi yaitu :

1. Pengawasan umpan balik

Pengawasan umpan balik beroperasi dengan pengukuran beberapa

aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila ukuran menunjukkan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan umpan balik memantau operasi proses

dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan

guna mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.

2. Pengawasan umpan maju

Pengawasan umpan maju bertindak secara langsung pada permasalahan

mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi lagi. Pengawasan

umpan maju merupakan kebijakan untuk memberikan peringatan terhadap

suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.

3. Pengawasan pencegahan

Pengawasan pencegahan adalah kebijakan dari prosedur yang

sebenarnya yang merupakan pengawasan intern organisasi.

Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pengawasan kerja dapat dibedakan menjadi empat jenis pokok, yaitu pengawasan sebelum tindakan, kemudi, penyaringan dan sesudah tindakan.

1 . P e n g a w a s a n s e b e l u m t i n d a k a n

(49)

m a n u s i a , bahan dan finansial, yang diperlukan telah dianggarkan. Dengan demikian, apabila kegiatan dilakukan, sumber daya tersebut tersedia, baik jenis kualitas, kuantitas, maupun tempat sesuai dengan kebutuhan.

2. Pengawasan kemudi

Pengawasan ini dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari standar atau

tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan perbaikan sebelum

suatu urutan kegiatan tertentu diselesaikan.

3. Pengawasan penyaringan

Pengawasan ini merupakan suatu proses penyaringan yang aspek-aspek

spesifik dari suatu prosedurnya harus disetujui atau syarat tertentu dipenuhi

sebelum aktivitas dapat diteruskan.

4. Pengawasan setelah tindakan

Pengawasan ini berusaha untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan yang telah

diselesaikan.

Menurut Handoko, (2003) jenis-jenis pengawasan kerja terdiri dari:

1. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan

(concurrent control). Pengawasan kerja ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur disetujui terlebih dahulu sebelum kegiatan-kegiatan

dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “Double Check” yang lebih

menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

2. Pengawasan umpan balik (feedback control) mengukur hasil-hasil dari suatu

(50)

kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan kerja ini bersifat historis,

dan pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

2.3.3. Proses Pengawasan Kerja

Proses pengawasan merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan

suatu tugas atau pekerjaan yang akan di laksanakan sesuai rencana yang ditetapkan

dalam suatu organisasi. Menurut (Cascio dalam Sukoco, 2007) menyatakan bawa ada

3 (tiga) proses yang harus dilakukan dalam mengontrol pekerjaan yaitu:

1) Mendefinisikan parameter pekerjaan yang akan diawasi. Hal ini akan

membantu pegawai untuk mengetahui tingkat produktivitas yang akan dihasilkan

secara efektif dan efisien. Untuk itu atasan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan

b. Standar ukuran

c. Pengukuran

2) Memfasilitasi kinerja yang hendak dicapai, atasan hendaknya memberikan

feedback kepada pegawai mengenai apa yang harus dilakukan dan memberikan

fasilitas yang memadai bagi pegawai.

3) Memotivasi pegawai, yang harus dilakukan atasan agar pegawai senantiasa

tertantang untuk mencapai target yang ditetapkan dan secara konsisten. Maka

atasan hendaknya melakukan:

a. Memberikan imbalan yang dihargai pegawai

b. Memberikan imbalan secara tepat dalam hal jumlah dan waktunya

(51)

Proses pengawasan kerja terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok)

yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan. Handoko (2003) menyatakan

bahwa:

1) Penetapan standar pelaksanaan/perencanaan, tahap pertama dalam pengawasan kerja adalah menetapkan standar pelaksanaan, standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil, 2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan penetapan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata.

Ada beberapa cara untuk melakukan pengukuran dalam pelaksanaan, yaitu :

a. Pengamatan,

b. Laporan-laporan hasil lisan ataupun tertulis, c. Metode-metode otomatis dan

d. Pengujian atau dengan pengambilan sampel.

Selanjutnya, untuk mempermudah dalam merealisasi tujuan, pengawasan kerja harus perlu dilalui beberapa fase atau urutan pelaksanaan yang terdiri dari:

1. Menetapkan alat ukur (standar)

Alat penilaian atau standar bagi hasil pekerjaan pegawai, pada umumnya terdapat

baik pada rencana keseluruhan maupun pada rencana-rencana bagian. Dengan kata lain, dalam rencana itulah pada umumnya terdapat standar bagi pelaksanaan pekerjaan. Agar alat pekerjaan itu diketahui benar oleh bawahan, maka alat

pekerjaan itu harus dikemukakan, dijelaskan pada bawahan. Dengan demikian, atasan dan bawahan bekerja dalam menetapkan apa yang menjadi standar hasil pekerjaan bawan itu.

2. Mengadakan penilaian (evaluate)

(52)

membandingkan hasil pekerjaan yang senyatanya dengan standar sehingga

dengan perbandingan itu dapat dipastikan terjadi tidaknya penyimpangan.

3. Mengadakan tindakan perbaikan (corective action)

Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk penyesuaian

hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana

yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan perbaikan itu tidak serta merta

dapat menyesuaikan hasil pekerjaan yang senyatanya dengan rencana atau

standar. Oleh karena itu, perlu adanya laporan-laporan berkala sehingga sebelum

terlambat dapat diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan, atau dengan

tindakan perbaikan yang akan diambil. Pelaksanaan pekerjaan seluruhnya dapat

diselamatkan sesuai dengan rencana (Manulang, 2004).

Siswanto (2009) mengemukakan terdapat 4 (empat) langkah dalam

pengawasan yaitu sebagai berikut :

a. Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran kinerja (estabilish

standard and methods for measuring performance)

Penetapan standar dan metode untuk pengukuran kinerja bisa mencakup

standar dan ukuran untuk segala hal, catatan kehadiran dan keamanan pekerja.

Untuk menjamin efektivitas langkah ini, standar tersebut harus

dispesifikasikan dalam bentuk yang berarti dan diterima oleh para individu

yang bersangkutan.

b. Mengukur kinerja (measure the performance)

Langkah mengukur kinerja merupakan proses yang berlanjut dan repetitif,

Gambar

Tabel 1.2.  Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas Tahun 2011
Tabel 1.3. Pendidikan dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011
Tabel 1.4. Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten
Tabel 1.5.  Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) terbukti adanya perbedaan yang signifikan pengaruh intensitas penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar IPA dan

Dalam penelitian ini, telah dilakukan fabrikasi dan karakterisasi directional coupler konfigurasi 3×3 susunan segitiga berbahan serat optik plastik step index multimode

Ultrafine Particle merupakan partikel yang terkandung dalam asap kebakaran hutan yang menyebabkan perubahan gambaran histologis berupa inflamasi, emfisema, dan

The release rate of andrographolide from carboxymethyl chitosan nanoparticles increased up to 6.3 times and in vivo antimalarial activity in Plasmodium berghei -infected.

Culuh Darlte

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok senam mayoritas lansia mengalami jatuh sedang 40%, dan kelompok tidak senam mayoritas lansia memiliki resiko jatuh tinggi 30%.. Hasil

mengenai pandangan Agustinus tentang kehendak menjadi kudus secara khusus.. berkaitan erat dengan

Hasil uji BNJ dapat dilihat pada Gambar 2, berdasarkan pengamatan pada penyimpanan hari ke-12 menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi pati talas 7% terhadap