ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA
DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
T E S I S
Oleh
ABD. RASYID SYAMSURI
107019020/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
S
E K
O L A
H
P A
S C
A S A RJA N
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA
DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ABD. RASYID SYAMSURI
107019020/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN,
PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL
Nama Mahasiswa : Abd. Rasyid Syamsuri Nomor Pokok : 107019020
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc)
Ketua Anggota
(Dr. HB. Tarmizi, SU)
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal: 07 Agustus 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc
Anggota : 1. Dr. HB. Tarmizi, SU
2. Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si
3. Dr. Yenny Absah, M.Si
PERNYATAAN
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
ABSTRAK
Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal. Pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 81 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS
untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0,712. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas (pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai) adalah 71,2%. Pengujian secara serempak pendidikan
(X1), pengawasan kerja (X2) dan disiplin (X3) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Pengujian secara parsial pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai serta faktor yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai adalah variabel pendidikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF EDUCATION, WORK CONTROL AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF
THE STAFF OF MANDAILING NATAL DISTRICT EDUCATION SERVICE
ABSTRACT
Human resources play a very important role in an organization because human resources are the main generator of all activities to maintain the life of organization. The success or failure of an organization in maintaining its existence begins from the attempt to manage the human resources especially in improving their performance to maximum. Education, work control and discipline are the factors that can influence the performance of an organization. The performance must be understood by all interests of organization as a method to prevent the degradation of the performance of individual, group or organization. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, work control and discipline on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through documentation study, interviews and distributing questionnaires to 81 respondents selected from the population consisting of all staff of Mandailing Natal District Education Service. The data obtained were analyzed through multiple linear regressions tests by using SPSS program to test the research hypothesis. The result of multiple linear regression tests showed that determination coefficient (R) was 0.712 which meant that the influence of independent variables (education, work control and discipline) on the dependent variable (performance of staff) was 71.2%. Simultaneously, education (X1), work
control (X2) and discipline (X3) had a significant influence on the performance of
staff (Y). Partially, education, work control and discipline had a positive and significant influence on the performance of staff and education was the most dominant factor influencing the performance of staff. The conclusion is that education, work control and discipline have significant influence on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service.
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan materil oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc, (CTM)., Sp. A (K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus
selaku Komisi Pembanding.
4. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc., selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
6. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si., selaku Komisi Pembanding
atas saran dan kritik yang diberikan.
7. Ibu Dr. Yenni Absah, M.Si., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik
8. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Komisi Pembanding atas saran dan
kritik yang diberikan.
9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti, dan seluruh staf pegawai
administrasi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
10. Bapak H. Imron Lubis, S.pd. MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Mandailing Natal.
11. Bapak H. Khoirul Bahri, S.sos selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal.
12. Khususnya kepada kedua orang tuaku tersayang Ayahanda Drs. H. Asron
Pasaribu dan Ibunda Hj. Ramlah Hasibuan, BA yang telah banyak berkorban
moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan Strata 2 (S-2)
13. Buat Adik-adikku tersayang Abd. Halim, A.Md., Abd. Rahman, Zul Fahmi
dan adinda tercinta Dilla Darvita, A.Md terima kasih atas dukungan dan
doanya.
14. Seluruh teman-teman angkatan XIX kelas paralel di Program Studi Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan dukungan dan semangat belajar dalam menyelesaikan
Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada
seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.
Amin.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Abd. Rasyid Syamsuri, lahir di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara
tanggal 28 Mei 1987, anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Ayahanda
Drs. H. Asron Pasaribu dan Ibunda Hj. Ramlah Hasibuan, BA, Memulai
Pendidikan dari Sekolah Dasar Negeri Nomor 158466 Aksara Indah Sibolga,
tamat dan lulus tahun 1999. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 2 Panyabungan Mandailing Natal, tamat dan lulus tahun
2002. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 1 Panyabungan Mandailing Natal, tamat dan lulus tahun 2005.
Pada tahun 2006 melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata 1 (S-1)
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Islam Sumatera Utara
(UISU) Medan, tamat dan lulus tahun 2010. Setelah itu tahun 2010 meneruskan
pendidikan Strata 2 (S-2) pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen di
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
2.3.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja ... 25
2.3.2. Jenis-Jenis Pengawasan Kerja ... 28
2.4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan ... 41
2.4.4. Sanksi Disiplin ... 44
2.5. Kinerja Pegawai ... 46
2.5.1. Pengertian Kinerja Pegawai ... 46
2.5.2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai ... 48
2.5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 49
2.5.4. Aspek-Aspek Kinerja Pegawai... 51
2.6. Kerangka Konseptual... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 56
3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 60
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1. Hasil Penelitian ... 74
4.1.1. Sejarah Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal... 74
4.1.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 76
4.1.2.1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 76
4.1.2.2. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 77
4.1.3. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan- Kabupaten Mandailing Natal ... 78
4.2. Karakteristik Responden ... 100
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 100
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 101
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 101
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 102
4.4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 120
4.4.2.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 120
4.4.2.2. Pengujian Secara Serempak ... 121
4.4.2.3. Pengujian Secara Parsial ... 122
4.5. Pembahasan ... 124
4.5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai ... 124
4.5.2. Pengaruh Pengawasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai ... 126
4.5.3. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai ... 127
4.5.4. Pengaruh Pendidikan, Pengawasan Kerja, Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai ... 129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131
5.1. Kesimpulan ... 131
5.2. Saran ... 131
DAFTAR PUSTAKA ... 133
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
Berdasarkan Kualitas ... 4
1.2. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas ... 5
1.3. Pendidikan Dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 ... 7
1.4. Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 ... 9
1.5. Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal ... 11
1.6. Bentuk Hukuman Disiplin Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007-2011 ... 12
4.2. Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 101
4.3. Karakterisitik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 102
4.4. Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 103
4.5 Penjelasan Responden Variabel Pendidikan ... 114
4.6 Penjelasan Responden Variabel Pengawasan Kerja ... 117
4.7. Penjelasan Responden Variabel Disiplin ... 110
4.8. Penjelasan Responden Variabel Kinerja Pegawai ... 113
4.9. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov ... 117
4.10. Hasil Uji Multikolinearitas ... 118
4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 119
4.12 Koefisien Determinasi (R Square) ... 120
4.13. Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak ... 122
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 54
4.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal... 99
4.2. Hasil Uji Normalitas ... 116
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner ... 136
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 141
3. Pengujian Regresi Berganda ... 149
4. Tabel t (Taraf Signifikansi 0,05) ... 160
ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGAWASAN KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
ABSTRAK
Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal. Pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 81 responden sedangkan populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan software SPSS
untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0,712. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas (pendidikan, pengawasan kerja, dan disiplin) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai) adalah 71,2%. Pengujian secara serempak pendidikan
(X1), pengawasan kerja (X2) dan disiplin (X3) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Pengujian secara parsial pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai serta faktor yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai adalah variabel pendidikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF EDUCATION, WORK CONTROL AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF
THE STAFF OF MANDAILING NATAL DISTRICT EDUCATION SERVICE
ABSTRACT
Human resources play a very important role in an organization because human resources are the main generator of all activities to maintain the life of organization. The success or failure of an organization in maintaining its existence begins from the attempt to manage the human resources especially in improving their performance to maximum. Education, work control and discipline are the factors that can influence the performance of an organization. The performance must be understood by all interests of organization as a method to prevent the degradation of the performance of individual, group or organization. The purpose of this study was to find out and analyze the influence of education, work control and discipline on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service. The data for this descriptive quantitative survey study were obtained through documentation study, interviews and distributing questionnaires to 81 respondents selected from the population consisting of all staff of Mandailing Natal District Education Service. The data obtained were analyzed through multiple linear regressions tests by using SPSS program to test the research hypothesis. The result of multiple linear regression tests showed that determination coefficient (R) was 0.712 which meant that the influence of independent variables (education, work control and discipline) on the dependent variable (performance of staff) was 71.2%. Simultaneously, education (X1), work
control (X2) and discipline (X3) had a significant influence on the performance of
staff (Y). Partially, education, work control and discipline had a positive and significant influence on the performance of staff and education was the most dominant factor influencing the performance of staff. The conclusion is that education, work control and discipline have significant influence on the performance of the staff of Mandailing Natal District Education Service.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai
sasaran-sasaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia
dengan sebaik-baiknya, sumber yang paling penting dalam setiap organisasi
adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Organisasi adalah rangkaian kajian
penataan kerja, pengaturan kerja, penyusunan dan pembagian kerja dan usaha
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tersebut.
Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting karena
sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai
tujuan, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil
tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai
dari usaha mengelola sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan
kinerja secara maksimal.
Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan organisasi sebagai
metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap menurun atau
memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi. Kinerja menunjuk
pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara
bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan
standar yang telah ditetapkan. Kemampuan sumber daya manusia tersebut
kinerja. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan. Untuk hasil yang maksimal, memerlukan
sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang sesuai
dengan visi, misi dan tujuan organisasi, untuk mencapai kinerja yang diharapkan
dalam suatu organisasi atau instansi, salah satunya pegawai harus mendapatkan
program pendidikan, pengawasan kerja dan meningkatkan disiplin.
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal adalah instansi yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang
pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas Pendidikan
Kabupaten Mandailing Natal berupaya seoptimal mungkin dalam menggali dan
memanfaatkan segenap potensi yang ada. Pemanfaatan tersebut diarahkan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dengan tetap
mengembangkan ketahanan sosial budaya sebagai landasan dalam rangka
kehidupan masayarakat, berbangsa dan bernegara dengan melalui pemanfaatan
sumber daya daerah secara berkesinambungan.
Berdasarkan konteks tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing
Natal menetapkan tujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan
nasioanal di bidang pendidikan khususnya Daerah Mandailing Natal, sehingga
dengan demikian diharapkan sektor pendidikan dapat memberikan nilai tambah
dalam rangka mendorong terwujudnya Madina yang Madani. Untuk menerapkan
tujuan yang menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan
di Kabupaten Mandailing Natal, dihadapkan pada tantangan yang kompleks dalam
Fenomena yang terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal, kinerja pegawai berdasarkan kualitas dan kuantitas belum
seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari kemampuan pegawai yang tidak
menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana mestinya, sehingga terjadi
permasalahan dalam bidang pekerjaan pegawai yang dilihat berdasarkan kualitas
seperti pada bidang program sarana dan prasarana, bidang pendidikan dasar, dan
bidang pendidikan menengah umum dan kejuruan. Kinerja pegawai berdasarkan
kualitas seharusnya sesuai dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang telah
ditetapkan untuk memberikan gambaran akurat mengenai keberhasilan kinerja
dari pelaksanaan suatu pekerjaan.
Kinerja pegawai secara kuantitas dapat dilihat dari program kerja yang
belum terealisasi sesuai dengan target yang telah di tetapkan organisasi. Program
kerja yang tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
jangka pendek atau jangka panjang di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing
Natal tidak terorganisir dengan baik dalam mencapai keberhasilan organisasi.
Untuk mewujudkan tujuan kinerja yang efektif, keberhasilan kinerja pegawai
baik secara kualitas maupun kuantitas umumnya dikaitkan dengan pencapaian
hasil kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan sasaran akhir
organisasi. Berdasarkan kualitas dan kuantitas kinerja yang dicapai oleh pegawai
belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat
Tabel 1.1 Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kualitas Tahun 2011
Bidang Berdasarkan Kualitas
Program Sarana dan Prasarana 1. Program pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan tidak sesuai standar.
2. Penyediaan sarana pendukung pendidikan di
sekolah masih terbatas (perpustakaan, alat peraga, dan buku pelajaran).
Pendidikan Dasar 1. Tidak teliti dalam memberikan subsidi
kepada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri/Swasta
2. Belum optimalnya tingkat akurasi data media
pengukuran kinerja dalam menyusun informasi yang berhubungan dengan pendidikan.
Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan
1. Tidak teliti dalam memberikan subsidi bagi
SMP/MTS, SMA/MA dan SMK
2. Tidak dilaksanakannya kegiatan yang bekerja
sama dengan Unimed (Universitas Negeri Medan) akibat adanya pembatalan sepihak dari Unimed dalam melaksanakan kegiatan di akhir tahun 2011.
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, 2011
Dari Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa kinerja pegawai berdasarkan
kualitas belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak pegawai yang
tidak menekuni bidang pekerjaannya yaitu pada bagian program sarana dan
prasarana, bagian pendidikan dasar, dan bagian pendidikan menengah umum dan
mestinya sehingga terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan dari program
kerja tersebut, dan belum optimalnya tingkat akurasi data dalam kinerja pegawai
dari sistem informasi masing-masing pejabat pelaksana teknis kegiatan yang
menyebabkan tingkat kompleksitas organisasi dalam menjalankan fungsinya tidak
dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik sesuai dengan pencapaian tujuan.
Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
berdasarkan kuantitas dapat dilihat dari Tabel 1.2 sebagai berikut :
Tabel 1.2. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas Tahun 2011
Program Kerja Target Terealisasi
Pembinaan dan pengembangan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
3 bulan 6 bulan
Menyusun kebijakan sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
7 bulan 1 tahun
Pemberian beasiswa berprestasi dan kurang mampu 1 bulan 3 bulan
Penyesuaian secara tuntas masalah guru honor dan tenaga lapangan diknas (TLD)
1 tahun 2 tahun
Pemberian insentif bagi guru-guru di daerah-daerah terpencil
3 bulan 5 bulan
Rehabilitasi gedung-gedung sekolah 2 tahun 3 tahun
Perbaikan sarana dan bahan belajar : (perpustakaan, laboratorium, alat peraga, buku pelajaran, buku bacaan yang relevan)
1 tahun 2 tahun
Pengangkatan tenaga kependidikan (pengawas sekolah, pegawai tata kelola)
2 tahun 3 tahun
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan 2 bulan 3 bulan
Peningkatan pendidikan kecakapan hidup (life skill) 2 bulan 3 bulan
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja pegawai berdasarkan kuantitas belum
maksimal. Secara kuantitas program kerja di Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal belum terealisasi dengan baik yang dapat dilihat dari
ketidaktercapaian antara program kerja yang dibuat dengan realisasi. Selama ini
pimpinan memberikan petunjuk dan mengarahkan pegawai untuk melaksanakan
program kerja sesuai dengan target yang akan dicapai, tetapi pada kenyataannya
setelah adanya laporan dari tidak terealisasinya program kerja setiap bagian
membuktikan masih banyak kekurangan yang harus di benahi menyangkut kinerja
pegawai untuk bekerja secara maksimal agar target program kerja tercapai sesuai
dengan tujuan organisasi.
Pendidikan sebagai suatu komponen yang diharapkan mampu
meningkatkan pekerjaan dalam tugas dan tanggung jawab pegawai pada suatu
organisasi. Keberadaan suatu organisasi tidak akan lepas dari aspek pendidikan
pegawai yang sesuai dengan bidang pekerjaan untuk mengkoordinasikan tugas
terhadap pekerjaan yang ditekuninya sekarang (job description). Berhasil tidaknya
organisasi dalam mempertahankan eksistensinya dapat dilihat dari kesesuain
pendidikan terhadap bidang pekerjaannya.
Kesesuain pendidikan terhadap bidang pekerjaan menunjukkan relevansi
untuk pencapaian tujuan yang lebih efektif dan efesien. Mengingat dunia kerja
pada era globalisasi ini yang serba cepat, akurat, kreatif dan inovatif, pendidikan
yang relevan terhadap bidang pekerjaan di suatu organisasi diharapkan mampu
demikian kesesuain pendidikan terhadap bidang pekerjaan pegawai menjadi dasar
bagi penetapan tujuan organisasi.
Fenomena yang terjadi di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal,
masih ada pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Pendidikan, diharapkan mampu memberikan
keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai untuk dapat menciptakan kinerja
yang optimal, namun kenyataan yang di dapat masih ada pendidikan yang tidak
sesuai dengan bidang pekerjaan pegawai. Ketidaksesuaian pendidikan dan bidang
kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten MandailingTahun 2011 dapat dilihat
dalam Tabel 1.3 sebagai berikut :
Tabel 1.3. Pendidikan dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011
Pendidikan Bidang Jumlah
(Orang)
Sarjana Pendidikan Umum dan Perkengkapan 3
Sarjana Sosial Sarjana Pendidikan
Program Sarana dan Prasarana Program Sarana dan Prasarana
1 1
Sarjana Teknik Pendataan, Evaluasi dan
Pelaporan
1
Sarjana Ekonomi Kurikulum TK-SD 3
Sarjana Sosial
Sarjana Hukum Islam PLS (Pendidikan Luar Sekolah)
dan Seni Budaya
1
Jumlah 19
Dari Tabel 1.3 ketidaksesuaian pendidikan pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011 berjumlah 19 orang. Ketidaksesuaian
pendidikan dapat dilihat dari pendidikan sarjana hukum dan sarjana sosial yang
ditempatkan di bidang keuangan. Pendidikan seharusnya sesuai dengan bidang
pekerjaan pegawai agar pekerjaan tersebut terkoordinasi dengan baik. Namun
ketidaksesuaian pendidikan terhadap bidang pekerjaan pegawai menunjukkan
belum terpenuhinya kondisi yang diperlukan untuk mencapai kualitas kemampuan
profesional pegawai, mengingat program kerja yang harus diselesaikan dalam
waktu yang ditentukan tidak seluruhnya tercapai sesuai dengan tujuan organisasi.
Pengawasan kerja juga akan meningkatkan kinerja pegawai. Orang yang
paling tepat melaksanakan pengawasan kerja adalah pimpinan atau dalam instansi
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal yaitu kepala dinas, kepala sub bagian
dan kepala bidang. Hal ini disebabkan pimpinan yang paling tahu dan paling dekat
dengan pegawainya. Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan pengawasan kerja
yang efektif, seperti pengawasan umpan balik, pengawasan umpan maju, dan
pengawasan pencegahan. Pengawasan kerja dapat dilakukan dengan mengevaluasi
dan menilai pekerjaan pegawai, mengawasai terjadinya kesalahan dan mengadakan
perbaikan dalam pekerjaan, serta mengawasi tindakan yang tidak sesuai dengan
peraturan organisasi sehingga pegawai mampu mencapai kinerja yang optimal
Fenomena pengawasan kerja yang terlihat di Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal adalah kurang berfungsinya klasifikasi pengawasan kerja yang
efektif oleh pimpinan kepada pegawainya sehingga masih banyak terdapat kesalahan
tersebut dengan baik sehingga terjadi penyimpangan dari rencana yang telah
ditetapkan. Pengawasan kerja yang seharusnya dilaksanakan secara akurat, diarahkan,
dan dievaluasi sesuai dengan rencana yang diharapkan sehingga berfungsi secara
efektif, namun yang terjadi pengawasan kerja yang dilakukan menyimpang dan tidak
sesuai dengan pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik
pengawasan kerja yang tidak efektif pada Tabel 1.4 sebagai berikut :
Tabel 1.4. Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011
Sasaran Karakteristik Pengawasan Kerja
Melaksanakan rehabilitasi dan pemeliharaan mulai dari pendidikan TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK dan Pendidikan Luar Sekolah berdasarkan data dari Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan.
Tidak dilakukan pengawasan terhadap rehabilitasi dan pemeliharaan sekolah oleh Kepala Bidang Program Sarana dan
Prasarana sehingga pelaksanaan
rehabilitasi dan pemeliharaan salah satu sekolah (SMP) tidak terlaksana dengan baik.
Melaksanakan dan mengendalikan subsidi dan bantuan bagi siswa sekolah pada tingkat TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SMK berdasarkan data dari Seksi Subsidi dan Bantuan.
Tidak dilakukan pengawasan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan sehingga pemberian subsidi siswa berprestasi dan kurang mampu tidak sesuai dengan yang direkomendasikan.
Melakukan kerja sama dengan UNIMED (Universitas Negeri Medan) dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Tidak dilakukan pengawasan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan sehingga adanya pembatalan sepihak dari Unimed dalam melaksanakan kegiatan di akhir tahun 2011.
Dari Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa karakteristik pengawasan kerja Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal belum menunjukkan pengawasan kerja
yang efektif dalam arti pengawasan yang tepat sesuai dengan proses yang harus
dilalui tanpa menyimpang dari sistem yang dibuat sehingga tahapan yang dilaluinya
benar. Pengawasan kerja yang tepat dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas
yang dipantau akan mencapai tujuan.
Pegawai yang memiliki disiplin yang baik maka akan tercapai suatu
keuntungan yang berguna, baik bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing
Natal maupun bagi pegawai itu sendiri. Agar tercipta suatu kelompok yang tertib
maka sangat dibutuhkan peranan pimpinan dalam organisasi. Pimpinan mempunyai
pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang diperoleh pegawai. Kebiasaan itu
ditentukan oleh pimpinan, baik dengan suasana kepemimpinan maupun melalui
contoh diri pribadi pimpinan. Semua pegawai akan selalu memperhatikan bagaimana
pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan
dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang
sudah ditetapkan.
Fenomena yang terjadi cukup banyak kesenjangan yang kurang sesuai, masih
ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam disiplin kerja.
Disiplin yang ditinjau dari preventif, korektif, dan progresif belum terlaksana dengan
baik. Masih ada pegawai yang tidak tepat waktu sewaktu masuk kantor, menunda
tugas kantor, kurang disiplin waktu, ada yang tidak menggunakan kelengkapan
pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ada pegawai tidak mengikuti
pimpinan tugas di luar daerah maka ada pegawai yang tidak datang bekerja dengan
alasan yang tidak jelas dan ada pegawai yang tidak melaksanakan tugasnya hanya
berbincang-bincang dengan rekan kerjanya.
Faktor perhatian kepada para pegawai juga merupakan faktor yang
mempengaruhi disiplin. Pimpinan yang berhasil mendorong pegawai bekerja
sesuai peraturan dan membantu memperbaiki kesalahan atas pelanggaran yang
dilakukan pegawai akan selalu dihormati dan dihargai oleh para pegawainya.
Namun, ada pegawai yang mengalami kesulitan tapi kurang mendapat perhatian
pimpinan. Oleh karena itu perhatian pimpinan kepada para pegawai sangat
diperlukan agar pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran
serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi
terwujudnya tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
Tingkat kehadiran pegawai dari bulan Juni sampai dengan Desember
2011 dengan jumlah 101 pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing
Natal dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut :
Tabel 1.5. Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011
Bulan Hadir
Dari Tabel 1.5 tingkat kehadiran pegawai dari bulan Juni-Desember 2011
dapat dilihat bahwa ketidakhadiran pegawai pada bulan Desember meningkat
dibandingkan bulan sebelumnya, Tingkat absensi yang cukup tinggi ini
dipengaruhi oleh rendahnya disiplin pegawai dalam organisasional. Hal tersebut
didukung oleh Tohardi (2002) yang menyatakan bahwa rendahnya disiplin
pegawai dipengaruhi oleh tingginya tingkat absensi, baik dengan alasan sakit,
kesehatan menurun, atau sedang menyelesaikan urusan pribadi.
Dalam bentuk pelanggaran disiplin, ketidakhadiran pegawai disebabkan
oleh rendahnya rasa tanggung jawab pegawai, karena tidak mampu mengontrol
diri terhadap acara-acara musiman yang dianggap baik, seperti menikmati libur
melampaui liburan yang ditentukan. Dengan demikian diperlukan sikap yang
obyektif dari manajemen dalam menentukan tujuan untuk mencapai kinerja
pegawai yang optimal.
Sementara bentuk hukuman disiplin pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal dapat dilihat pada Tabel 1.6 sebagai berikut:
Tabel 1.6. Bentuk Hukuman Disiplin Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2007-2011
No Tahun Bentuk Hukuman Disiplin
Dari Tabel 1.6 diketahui bahwa jumlah hukuman disiplin pada pegawai
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Periode tahun 2007 dari data yang diambil selama bulan Januari sampai
dengan Oktober 2011 diketahui ada 10 jumlah hukuman disiplin. Bentuk
hukuman disiplin tersebut yaitu hukuman disiplin ringan (meliputi teguran lisan
dan teguran tertulis serta pernyataan tidak puas secara tertulis), hukuman disiplin
sedang (meliputi penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun,
penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun dan
penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun), dan hukuman disiplin berat
(meliputi penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling
lama 1 tahun, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil). Jumlah ini meningkat dari tahun 2007-2010
yaitu berjumlah 5 kenaikan 100%.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
“Apakah pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin berpengaruh signifikan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi tentang analisis
pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.
2. Bagi Kalangan Akademis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi Kalangan Akademis
khususnya bagi program studi Magister Ilmu Manajemen tentang analisis
pengaruh pendidikan, pengawasan kerja dan disiplin terhadap kinerja
pegawai.
3. Bagi Penulis
Untuk melatih, meningkatkan, mengembangkan kemampuan berpikir penulis
melalui penulisan karya ilmiah dalam bidang Manajemen Sumber Daya
Manusia sebagai referensi mengkaji masalah yang berkaitan dengan analisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya
yang ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini antara
lain adalah: Gidion (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi serta Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A di Medan”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi serta budaya kerja
terhadap kinerja pegawai lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A di Medan.
Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan parsial variabel pendidikan
dan pelatihan, motivasi serta budaya kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A di Medan.
Rismaida (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin
Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas
Pendidikan Di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan pengawasan
kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten
Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Model analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda (multiple regression
pengawasan kerja secara serempak dan parsial berpengaruh secara nyata (highly
significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten
Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Mardiana (2009) melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Motivasi
Dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Petugas Pemasyarakatan Di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh motivasi dan kedisiplinan terhadap kinerja petugas pemasyrakatan di
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan. Alat uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan kedisiplinan secara serempak
dan parsial berpengaruh terhadap kinerja petugas pemasyarakatan di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Medan.
Simanungkalit (2010) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis
Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Serta Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
Pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan karir terhadap kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan
Kepegawaian Negara Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan
parsial variabel Pendidikan dan Pelatihan serta Pengembangan Karir mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan
2.2. Pendidikan
2.2.1 Pengertian Pendidikan
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pada setiap unit kerja adalah pendidikan.
Pendidikan sebagai bagian dari pelatihan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan dalam sistem pendidikan yang
berlaku dengan metode yang lebih mengutamakan pada teori. Pendidikan akan
memperkuat fungsinya untuk membantu pegawai agar lebih memahami dan
mengemukakan konsep-konsep yang berkaitan dengan pekerjaan.
Menurut Flippo (2003) “Pendidikan ialah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Upaya ini dilakukan untuk
memperbaiki kontribusi produktif pegawai dan mengembangkan sumber daya
manusia mengahadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan
lingkungan.
Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Simamora (2004) menyatakan bahwa “Pendidikan pegawai
adalah suatu persyaratan pekerjaan yang dapat ditentukan dalam hubungannya
dengan keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas yang sesungguhnya
Henderson dalam Sadullah (2009) mengemukakan “But to see education
as a process of growth and development taking place as the result of the
interaction of an individual with this environment, both physical and social,
beginning at birth and lasting as long as life it self a process in wich the social
heritage as a part of the social environment becomes a tool to be used toward the
development of the best and most intellegent person possible, men and women
who will promote human welfare, that is to see the educational reformers
conceived it”.
Menurut Hendarson pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial
merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi manusia
untuk pengembangan manusia yang terbaik dan inteligen, untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting
dalam memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu.
Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu,
mengenal dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat
memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan di kemudian hari
(Sedarmayanti, 2004).
Sutrisno (2009) mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap
dilakukan untuk memperbaiki kontribusi produktif pegawai dan mengembangkan
sumber daya manusia menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat
perubahan lingkungan.
Selanjutnya Hasibuan (2005) mendefenisikan “Pendidikan adalah suatu
proses untuk meningkatnya keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai”.
Pegawai yang mendapatkan pendidikan secara berencana dan yang memberikan
kemungkinan untuk mengembangkan diri sendiri cenderung lebih dapat bekerja
secara terampil jika dibandingkan dengan pegawai pada organisasi yang tidak
memberikan kesempatan seperti itu. Dengan demikian program pendidikan
berguna untuk menambah wawasan pegawai secara teoritis pada bidang pekerjaan
sesuai dengan jabatannya, sehingga pendidikan mempunyai kualitas dan nilai bagi
masyarakat.
2.2.2. Tujuan Pendidikan
Tirtarahardja (2005) mengemukakan tujuan pendidikan memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar untuk kehidupan. Tujuan
pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki
posisi penting diantara komponen-komponen lainnya. Segenap komponen dari
seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan
tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional,
bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya.
Dalam praktek pendidikan tujuan pendikan yaitu tujuan umum, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
1. Tujuan umum pendidikan nasional indonesia ialah manusia Pancasila.
2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya.
3. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi.
4. Tujuan instruksional, materi kurikulum yang berupa bidang studi terdiri
dari pokok-pokok bahasan. Tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan
disebut tujuan instruksional yaitu penguasaan materi pokok
bahasan/subpokok bahasan. (Tirtarahardja, 2005)
Secara keseluruhan macam-macam tujuan tersebut merupakan suatu
kebulatan. Tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yang lebih rinci
dan jenjangnya lebih rendah. Sebaliknya tujuan yang lebih khusus menunjang
pencapaian tujuan yang lebih luas dan yang jenjangnya lebih tinggi untuk sampai
kepada tujuan umum.
Sadullah (2009) mengemukakan tujuan pendidikan merupakan gambaran
dari falsafah atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun
kelompok. Dalam menentukan tujuan pendidikan ada beberapa nilai yang perlu
diperhatikan, seperti yang dikemukakan oleh Hummel dalam Sadullah (2009)
a. Autonomy. Gives individuals and groups the maximum awareness,
knowledge and ability so that they can manage their personal and
collective life to the greates possible extent.
b. Equity. Enable all citizens to participate in cultural and economic life by
coffering them an equal basic education.
c. Survival. Permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage
over the generations, but also guide education towards mutual
understanding and towards what has become a worldwide realizations of
common destiny.
Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga nilai tersebut (autonomi,
equity dan survival. Pertama, autonomy, yaitu memberi kesadaran, pengetahuan,
dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kelompok, untuk
dapat hidup mandiri, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua
equity (keadilan), berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberi
kesempatan kepada individu untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan
berbudaya dan kehidupan ekonomi, dengan memberinya pendidikan dasar yang
sama. Ketiga, survival, yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin
pewarisan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Berdasarkan ketiga nilai tersebut, pendidikan mengemban tugas untuk
menghasilkan generasi lebih baik, manusia-manusia yang berkebudayaan.
Manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai
dimana digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan suatu
kehidupan yang lebih baik.
2.2.3. Tahap-Tahap Pendidikan
Pendidikan sangat penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan dan
jabatan sebagai akibat dari perubahan situasi dan kondisi kerja, kemajuan
teknologi dan semakin ketatnya persaingan dalam organisasi. Pendidikan juga
dapat menambah keahlian kerja pegawai sehingga dalam melaksanakan
tugas-tugasnya dapat lebih efisien dan produktif.
Menurut Hasibuan (2005) bahwa: Proses atau langkah-langkah pendidikan
hendaknya dilakukan dengan memperhatikan:
a. Sasaran b. Kurikulum c. Sarana d. Peserta e. Pelatihan f. Pelaksanaan.
Siagian (2008) mengemukakan langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam pendidikan yaitu:
a. Penentuan Kebutuhan
Pendidikan diselenggarakan apabila kebutuhan itu memang ada. Penentuan
kebutuhan itu harus didasarkan pada analisis yang tepat untuk
b. Penentuan Sasaran
Berdasarkan analisis kebutuhan maka sasaran pendidikan ditetapkan. Sasaran
yang ingin dicapai dengan bersifat teknikal akan tetapi dapat pula
menyangkut keperilakuan.
c. Penetapan Isi Program
Pada pendidikan harus jelas diketahui apa yang ingin dicapai sesuai dengan
hasil analisis kebutuhan dan sasaran yang telah dilakukan.
d. Identifikasi Prinsip-prinsip Belajar
Penerapan prinsip belajar yang baik maka berlangsungnya proses belajar
mengajar dapat dilakukan dengan cepat, pada dasarnya prinsip belajar yang
layak dipertimbangkan untuk diterapkan.
e. Pelaksanaan Program
Tepat tidaknya teknik mengajar yang digunakan sangat tergantung pada
berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan, seperti penghematan dalam
pembiayaan, materi program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan
kemampuan peserta, preferensi dan kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip
belajar yang hendak diterapkan.
f. Identifikasi Manfaat
Setelah program pendidikan dilaksanakan maka dapat diidentifikasi manfaat
yang diperoleh pegawai, misalnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan
g. Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila
dalam diri peserta tersebut terjadi transformasi, dengan peningkatan
kemampuan dalam melaksanakan tugas dan perilaku yang tercermin pada
sikap, disiplin dan etos kerja.
2.2.4. Unsur-unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, menurut Tirtarahardja (2005)
yaitu :
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modren cendrung
menyebut demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom yang ingin diakui kebenarannya. Ciri khas peserta didik yang perku
di pahami oleh pendidik yaitu :
a. Individu yang memiliki potensi fisik
b. Individu yang sedang berkembang
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang bertanggung jawab
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar
peserta didik dengan pendidik yang terarah dengan tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat
pendidikan.
4. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Dalam sistem pendidikan, materi telah di buat dalam kurikulum yang akan
disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.
5. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
6. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
2.3. Pengawasan Kerja
2.3.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja
Pengawasan kerja mempunyai arti penting bagi setiap organisasi. Pengawasan kerja bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan kerja akan mengarahkan pegawai agar dapat melaksanakan
pengawasan kerja maka sedikit banyaknya pegawai akan melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.
Menurut Siagian (2008) menyatakan “Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa
berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Manulang (2004) mengemukakan pengawasan didefenisikan “Sebagai
Suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, penilaiannya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula”.
Siswanto (2009) mendefenisikan pengawasan sebagai suatu proses yang sistematik untuk mengevaluasi apakah aktivitas-aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin sumber daya organisasi digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.
Robert J. Mokler dalam Siswanto (2009) mengemukakan defenisi pengawasan kerja dan memberikan batasan yang menekankan elemen esensial
proses pengawasan, batasan yang diajukan meliputi hal berikut:
“A systematic effort to set performance standards with planning objectives,
to design information feedback system, to compare actual performance with
these predetermened standards, to determine whether there are any deviations
and to measure their significance, and to take any action required to assure that
all corporate resources are being used in the most effective and efficient way
Pengawasan kerja merupakan suatu usaha sistematis untuk menetapkan
standar kinerja dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya organisasi digunakan secara lebih efektif dan efisien, guna mencapai
tujuan organisasi.
Berdasarkan pendefinisian yang dikemukakan maka dapat disimpulkan
bahwa pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang dilaksanakan
dalam kegiatan manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila
diperlukan. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk
menyesuaikan hasil pekerjaan dengan standar pelaksanaan kegiatan. Tindakan
perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud pencapaian hasil
yang diinginkan. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka pengawasan kerja
yang dilakukan harus ditingkatkan dan dimulai sejak dari lingkungan kerja
terlebih dahulu. Apabila terjadi penyimpangan, tindakan perbaikan segera dapat
diambil sehingga pencapaian hasil yang diharapkan organisasi mencapai tujuan.
Tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan supaya apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Mencari dan memberitahu kelemahan-kelemahan
yang dihadapi. Adapun tujuan pengawasan menurut Sukarna (2001) menyatakan
a) Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak, b) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang serupa atau timbulnya kesalahan baru, c) Untuk mengetahui apakah penggunaan
budget yang telah ditetapkan dalam planning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan, d) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program seperti yang telah ditetapkan dalam
planning atau tidak, e) Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana (standar) dan sebagai tambahan, f) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Untuk dapat merealisasi tujuan pengawasan kerja, maka pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan
rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang
(Manulang, 2004).
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan maka tujuan pengawasan secara
umum adalah menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan
agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.
2.3.2. Jenis-Jenis Pengawasan Kerja
Beberapa klasifikasi pengawasan kerja harus dirancang untuk mengantisipasi
masalah yang menyimpang dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum tahap tertentu diselesaikan. Pendekatan ini lebih aktif dan agresif,
dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan
Siswanto, (2009) jenis-jenis pengawasan kerja terdapat dari beberapa
klasifikasi yaitu :
1. Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik beroperasi dengan pengukuran beberapa
aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila ukuran menunjukkan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan umpan balik memantau operasi proses
dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan
guna mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
2. Pengawasan umpan maju
Pengawasan umpan maju bertindak secara langsung pada permasalahan
mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi lagi. Pengawasan
umpan maju merupakan kebijakan untuk memberikan peringatan terhadap
suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.
3. Pengawasan pencegahan
Pengawasan pencegahan adalah kebijakan dari prosedur yang
sebenarnya yang merupakan pengawasan intern organisasi.
Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pengawasan kerja dapat dibedakan menjadi empat jenis pokok, yaitu pengawasan sebelum tindakan, kemudi, penyaringan dan sesudah tindakan.
1 . P e n g a w a s a n s e b e l u m t i n d a k a n
m a n u s i a , bahan dan finansial, yang diperlukan telah dianggarkan. Dengan demikian, apabila kegiatan dilakukan, sumber daya tersebut tersedia, baik jenis kualitas, kuantitas, maupun tempat sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengawasan kemudi
Pengawasan ini dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari standar atau
tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan perbaikan sebelum
suatu urutan kegiatan tertentu diselesaikan.
3. Pengawasan penyaringan
Pengawasan ini merupakan suatu proses penyaringan yang aspek-aspek
spesifik dari suatu prosedurnya harus disetujui atau syarat tertentu dipenuhi
sebelum aktivitas dapat diteruskan.
4. Pengawasan setelah tindakan
Pengawasan ini berusaha untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan yang telah
diselesaikan.
Menurut Handoko, (2003) jenis-jenis pengawasan kerja terdiri dari:
1. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control). Pengawasan kerja ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur disetujui terlebih dahulu sebelum kegiatan-kegiatan
dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “Double Check” yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
2. Pengawasan umpan balik (feedback control) mengukur hasil-hasil dari suatu
kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan kerja ini bersifat historis,
dan pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.
2.3.3. Proses Pengawasan Kerja
Proses pengawasan merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
suatu tugas atau pekerjaan yang akan di laksanakan sesuai rencana yang ditetapkan
dalam suatu organisasi. Menurut (Cascio dalam Sukoco, 2007) menyatakan bawa ada
3 (tiga) proses yang harus dilakukan dalam mengontrol pekerjaan yaitu:
1) Mendefinisikan parameter pekerjaan yang akan diawasi. Hal ini akan
membantu pegawai untuk mengetahui tingkat produktivitas yang akan dihasilkan
secara efektif dan efisien. Untuk itu atasan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan
b. Standar ukuran
c. Pengukuran
2) Memfasilitasi kinerja yang hendak dicapai, atasan hendaknya memberikan
feedback kepada pegawai mengenai apa yang harus dilakukan dan memberikan
fasilitas yang memadai bagi pegawai.
3) Memotivasi pegawai, yang harus dilakukan atasan agar pegawai senantiasa
tertantang untuk mencapai target yang ditetapkan dan secara konsisten. Maka
atasan hendaknya melakukan:
a. Memberikan imbalan yang dihargai pegawai
b. Memberikan imbalan secara tepat dalam hal jumlah dan waktunya
Proses pengawasan kerja terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok)
yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan. Handoko (2003) menyatakan
bahwa:
1) Penetapan standar pelaksanaan/perencanaan, tahap pertama dalam pengawasan kerja adalah menetapkan standar pelaksanaan, standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil, 2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan penetapan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata.
Ada beberapa cara untuk melakukan pengukuran dalam pelaksanaan, yaitu :
a. Pengamatan,
b. Laporan-laporan hasil lisan ataupun tertulis, c. Metode-metode otomatis dan
d. Pengujian atau dengan pengambilan sampel.
Selanjutnya, untuk mempermudah dalam merealisasi tujuan, pengawasan kerja harus perlu dilalui beberapa fase atau urutan pelaksanaan yang terdiri dari:
1. Menetapkan alat ukur (standar)
Alat penilaian atau standar bagi hasil pekerjaan pegawai, pada umumnya terdapat
baik pada rencana keseluruhan maupun pada rencana-rencana bagian. Dengan kata lain, dalam rencana itulah pada umumnya terdapat standar bagi pelaksanaan pekerjaan. Agar alat pekerjaan itu diketahui benar oleh bawahan, maka alat
pekerjaan itu harus dikemukakan, dijelaskan pada bawahan. Dengan demikian, atasan dan bawahan bekerja dalam menetapkan apa yang menjadi standar hasil pekerjaan bawan itu.
2. Mengadakan penilaian (evaluate)
membandingkan hasil pekerjaan yang senyatanya dengan standar sehingga
dengan perbandingan itu dapat dipastikan terjadi tidaknya penyimpangan.
3. Mengadakan tindakan perbaikan (corective action)
Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk penyesuaian
hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan perbaikan itu tidak serta merta
dapat menyesuaikan hasil pekerjaan yang senyatanya dengan rencana atau
standar. Oleh karena itu, perlu adanya laporan-laporan berkala sehingga sebelum
terlambat dapat diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan, atau dengan
tindakan perbaikan yang akan diambil. Pelaksanaan pekerjaan seluruhnya dapat
diselamatkan sesuai dengan rencana (Manulang, 2004).
Siswanto (2009) mengemukakan terdapat 4 (empat) langkah dalam
pengawasan yaitu sebagai berikut :
a. Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran kinerja (estabilish
standard and methods for measuring performance)
Penetapan standar dan metode untuk pengukuran kinerja bisa mencakup
standar dan ukuran untuk segala hal, catatan kehadiran dan keamanan pekerja.
Untuk menjamin efektivitas langkah ini, standar tersebut harus
dispesifikasikan dalam bentuk yang berarti dan diterima oleh para individu
yang bersangkutan.
b. Mengukur kinerja (measure the performance)
Langkah mengukur kinerja merupakan proses yang berlanjut dan repetitif,