• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Dalam dokumen Pembesaran Gingiva pada Pasien Leukemia. (Halaman 39-46)

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Salah satu penyakit gingiva yang menggangu estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal. Secara histologis pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu hipertrofi gingiva dan hiperplasia gingiva. Pada hipertrofi gingiva terjadi pembesaran yang disebabkan oleh bertambah besarnya ukuran sel-sel akibat bertambahnya fungsi kerja tubuh sedangkan pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh karena adanya penigkatan jumlah sel penyusunnya. Penyebab terjadinya pembesaran gingiva adalah karena inflamasi, penggunaan obat-obatan, kondisi atau penyakit sistemik, dan neoplasma. Diferensial diagnosis dapat ditentukan melalui pemeriksaan kesehatan umum dan riwayat gigi, evaluasi terhadap sifat pembesaran (inflamasi atau fibrosis), dan identifikasi faktor etiologi. Kadang-kadang pengambilan spesimen biopsi juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap merupakan pilihan tes diagnostik apabila dicurigai terjadinya leukemia.

Pembesaran gingiva yang berkembang cepat merupakan tanda awal dari penyakit leukemia. Manifestasi oral yang paling sering ditemukan pada leukemia adalah perdarahan mukosa, ulserasi, peteki, dan hiperplasia gingiva yang juga disertai dengan adanya tanda-tanda umum seperti kelelahan dan penurunan berat badan.

Gambaran klinis pembesaran gingiva pada pasien leukemia antara lain gingiva berwarna merah kebiruan, permukaan licin berkilat dan konsistensinya agak padat.

Hal ini disebabkan adanya proliferasi leukosit ke jaringan ikat. Selain itu, rasa sakit dan perdarahan gingiva juga dialami pasien leukemia akibat pembuluh darah yang melebar. Selain pembesaran gingiva, ulser mukosa oral juga sering dijumpai pada pasien leukemia khususnya pasien leukemia yang menerima kemoterapi.

Penentuan diagnosis leukemia melalui indikator pembesaran gingiva memerlukan pemeriksaan klinis, darah dan biopsi. Pada pemeriksaan klinis dijumpai adanya pembesaran gingiva dengan warna merah kebiruan, konsistensi agak padat dan permukaan licin berkilat. Pada pemeriksaan biopsi gingiva yang mengalami pembesaran dijumpai infiltrasi sel-sel leukosit yang monocytoid dalam jumlah besar. Sedangkan pada pemeriksaan darah lengkap pasien leukemia dijumpai peningkatan leukosit dan penurunan eritrosit.

Manifestasi oral sering menjadi petunjuk pertama kali penyakit leukemia. Walaupun umumnya seorang dokter umum atau spesialis yang mendiagnosis leukemia, namun seorang dokter gigi juga memiliki peranan dalam mengidentifikasi leukemia melalui pemeriksaan klinis seperti pembesaran, warna dan perdarahan gingiva yang terjadi. Oleh karena itu, seorang dokter gigi harus mengetahui dan memeriksa dengan teliti tanda-tanda dan komplikasi oral yang berhubungan dengan leukemia untuk membantu diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang dilakukan.

Pembesaran dan perdarahan pada gingiva merupakan komplikasi oral yang paling umum dari leukemia. Perdarahan gingiva dihubungkan dengan kondisi trombositopenia serta jaringan epitel gingiva yang tipis dan atrofi. Sedangkan

pembesaran gingiva dihubungkan dengan adanya infiltasi sel-sel leukosit ke jaringan gingiva. Pembesaran gingiva yang terjadi dapat juga disertai oleh adanya plak.

Prevalensi pembesaran gingiva pada pasien leukemia tergantung pada jenis leukemia itu sendiri. Prevalensi pembesaran gingiva lebih sering terjadi pada leukemia akut daripada kronis yaitu sekitar 36% terjadi pada leukemia akut dan 10% terjadi pada leukemia kronis. Pembesaran gingiva yang paling sering terjadi adalah pada leukemia monositik akut (M5) yaitu sekitar 66,7%, leukemia mielomonositik akut (M4) 18,5% dan leukemia mielositik akut (M1,M2) 3,7%.

Sebagai tenaga kesehatan yang professional, seorang dokter gigi harus mampu menangani tidak hanya perubahan pada gigi tetapi juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan kesehatan dalam rongga mulut dan harus memperhatikan individu secara keseluruhan. Perawatan gigi boleh dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis, karena dapat dimodifikasi oleh aspek-aspek tertentu dari terapi dan prognosis penyakit.

Perawatan periodontal pada pasien leukemia memerlukan konsultasi antara dokter gigi dan dokter spesialis penyakit dalam yang menangani pasien. Hal-hal yang perlu dikonsultasikan antara lain perawatan periodontal yang akan dilakukan, kondisi pasien saat itu, risiko komplikasi yang dapat terjadi dan perawatan leukemia yang diterima pasien. Hal ini perlu diketahui oleh dokter gigi karena pasien leukemia sangat mudah mengalami infeksi dan perdarahan oral. Dan jika pasien leukemia menjalani perawatan kemoterapi, maka perawatan periodontal pada pasien tersebut dapat dilakukan sebelum dilakukan kemoterapi atau 21 hari setelah pasien menjalani perawatan kemoterapi.

Pada pasien leukemia yang memiliki status hematologi yang kurang baik tidak memnungkinkan dilakukan tindakan invasif. Oleh karena itu, tindakan yang dapat dilakukan pada pasien tersebut hanya bertujuan untuk mengurangi dan mencegah infeksi dengan meningkatkan dan memelihara kesehatan rongga mulut pasien, seperti edukasi dan instruksi kontrol plak serta pemberian antibiotik profilaksis. Sedangkan pada pasien leukemia dengan status hematologi yang baik, tindakan perawatan periodontal seperti skeling dan penyerutan akar dapat dilakukan.

---ooo00ooo---

DAFTAR PUSTAKA

1. Parks ET, Lancaster H. Oral manifestation of systemic disease. Dermatology Clinic 2003; 21: 171-182.

2. Gleeson P. Spontaneous gingival haemorrahage: case report. Aust Dental Journal 2002; 47(2): 174-5.

3. Patil S, et al. Leucemic gingival enlargement: a report of two cases. Archives of Orofacial Sciences 2010; 5(2): 69-72.

4. Guttal KS, et al. Acute myeloid leukemia with oral manifestation: case report and brief overview. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology 2008; 20(2): 74-6.

5. Demirer S, et al. Gingival hyperplasia as an early diagnostic oral manifestation in acute monocytic leukemia: a case report. European Journal of Dentistry 2007; 1: 111-4.

6. Silverman S, et al. Essentials of oral medicine. Hamilton: BC Decker Inc, 2001: 70-1.

7. Schubert MM, et al. Leukemia and lymphoma. In: Silverman Sol, dkk. Oral Cancer. 5th ed. Hamilton: American Cancer Society, 2003: 152-7.

8. Suarez-Cuenca JA, et al. Rapidly progressing, fatal and acute promyelocytic leukaemia that initially manifested as a painful third molar: a case report. Journal of Medical Case Reports 2009; 3: 1-6.

9. Depkes RI 2007. Leukemia mengintai anak. 2007. <http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/anak/leukemia100407.htm> (5 Juli 2011).

10.Simamora I. Karakteristik penderita leukemia rawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2004-2007. Skripsi. Medan: Fakultas Kesehatan Maasyarakat USU, 2009: 3.

11.Vibhute P, et al. Palatal enlargement in chronic lymphocytic leukemia. AJNR Am J Neuroradiol 2006; 27: 1649-50.

12.Panahi O, et al. Gingival enlargement and relevances with leukemia. International Journal of Academic Research 2011; 3(2): 398-400.

13.Fatahzaheh M, et al. Manifestation of acute monocytic leukemia in the oral cavity: a case report. Spec Care Dentist 2008; 28(5): 190-4.

14.S Soemitro. Pembesaran gingiva karena obat-obatan dan penatalaksanaannya. JITEKGI 2005, 2(2): 13-7.

15.Greenberrg MS, Glick M. Burket’s oral medicine diagnosis & treatment. 10th ed. Hamilton: BC Decker Inc, 2003: 179-180, 443-7.

16.Soheylifar S, et al. A case of gingival enlargement in acute myeloid leukemia. Journal of Periodontology & Implant Dentistry 2009, 1(1): 48-50.

17.Haytac MC, et al. Severe alveolar bone loss and gingival hyperplasia as initial manifestation of burkitt cell type acute lymphoblastic leukemia. Journal periodontol 2003; 74(4): 547-551.

18.American Cancer Society. Childhood leukemia. 2011. <www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003095-pdf.pdf> (20 Juli 2011).

19.Hall WB. Critical decisions in periodontology. 4th ed. Hamilton: BC Decker Inc, 2003: 58-9.

20.Wu Josephine, et al. Oral manifestation of acute myelomonocytic leukemia: a case report and review of the classification of leukemias. J Periodontol 2002; 73: 664-8.

21.Kinane DF, Marshall GJ. Periodontal manifestation of systemic disease. Aust Dental Journal 2001; 46(1): 2-12.

22.G Hema, GP Sujatha. Estimations of salivary amylase and total protein in leukemias with clinical features and radiographic evaluation. Dissertation. Davangere, Karnataka: Dept Oral Medicine and Radiology Bapuji Dental College and Hospital, 2006: 9-83.

23.Lindhe J, et al. Clinical periodontology and implant dentistry. 5th ed. Oxford: Blackwell Munksgaard, 2008: 395.

24.Omid P. Relevance between gingival hyperplasia and leukemia. International Journal of Academic Research 2011; 3(1): 493-4.

25.Gupta LC, Gupta Abhishek, Gupta Abhitabh. Dental differential diagnosis. 1st ed. Dehli: AITBS, 2002: 251-9.

26.Sanders BJ, et al. Management of the medically compromised patient: hematologic disorders, cancer, hepatitis, and AIDS. In: MC Donald, Ralp E, et al. Dentistry for the child and adolescent. 8th eds. Mosby, 2004. 571-5.

27.Siregar NW, Hasibuan S. Peran dokter gigi dalam mendeteksi dini leukemia melalui manifestasinya di rongga mulut (laporan kasus). Skripsi. Medan: Departemen Penyakit Mulut FKG USU, 2006: 22-37.

28.Emidio TCS, et al. Oral manifestations of leukemia and antineoplastic treatment-a litertreatment-ature review (ptreatment-art II). Brtreatment-az J Hetreatment-alth 2010; 1: 136-149.

29.Franch AM, et al. Oral manifestations and dental management of patient with leukocyte alterations. J Clin Exp Dent 2011; 3(1): e53-9.

Dalam dokumen Pembesaran Gingiva pada Pasien Leukemia. (Halaman 39-46)

Dokumen terkait