BAB V SIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Bersumber pada kesimpulan penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, konsistensi dalam mengingatkan anak yang belum disiplin serta penerapan hukuman pada kesepakatan yang sudah dibuat dengan anak hendaknya dilakukan. Agar anak yang belum disiplin lebih disiplin dan tidak menyepelekan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Penguatan terhadap anak yang belum disiplin hendaknya juga dilakukan agar anak termotivasi untuk lebih disiplin.
2. Bagi orang tua, konsistensi dalam pembiasaan disiplin anak di rumah agar selaras dengan pembiasaan disiplin anak di sekolah.
3. Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan peneliti dapat menggali lebih dalam terkait faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak dari segi latar belakang keluarga anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Croyle, John & Abraham Ken. (2004). Mendidik Anak Menjadi Pemenang. (Alih Bahasa: Bonifasis Sindyarta). Jakarta: Pustaka Tangga.
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa & Muslichah Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
Linda & Richard Eyre. (1995). Mengajarkan Nilai-nilai Kepada Anak. (Alih Bahasa: Alex Tri Kantjono Widodo) Jakarta: Gramedia.
Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mufidah, U. (2013). Efektivitas Pemberian Reward melalui Metode Token Ekonomi untuk Meningkatkan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Skripsi. Semarang: UNNES. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/18607/1/ 1601408001.pdf pada 23 Januari 2017 pukul 08.18 WIB.
Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nelsen, J. (1997). Disiplin Positif. (Alih Bahasa: Sumarjinah). Jakarta: Pustaka Delaprastasa.
Horton, K.H & Ray, G.E. (2001). Children’s Evaluation of Inductive Discipline As a Function of Transgression Type and Induction Orientation. Child Study Journal, 31, 71-93.
Ratnawati, S. (2000). Keluarga Kunci Sukses Anak. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Rimm, S. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. (Alih bahasa: Lina Yusuf). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, S. (2002). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakara: Citra pendidikan.
Sari, D.P.D. (1996). Metoda Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Severe, S. (2003). Bagaimana Bersikap Pada Anak Agar Anak Prasekolah Anda Bersikap Baik. (Alih bahasa: Daniel Wirajaya). Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadi. (2006). Kiat Jitu dalam Mendidik Anak: Berbagai Masalah Pendidikan dan Psikologi. Jakarta: Edsa Mahkota.
Suyanto, S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wantah M.J. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Woolfson, R.C. (2005). Mengapa Anakku Begitu? Jilid 1: Panduan Praktis Menuju Pola Asuh Positif. (Alih Bahasa: Ariavita Purnamasari). Jakarta: Erlangga. Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran 1. Pedoman Observasi Kedisiplinan Anak Indikator Deskripsi hasil pengamatan Duduk tertib saat pembelajaran.
Membereskan mainan setelah selesai.
Membuang sampah di tempat sampah.
Datang ke sekolah tepat waktu/ tidak terlambat.
Melaksanakan kegiatan saat kegiatan pembelajaran.
Menyayangi sesama teman.
Meminta maaf apabila berbuat salah.
Menghargai orang lain yang sedang berbicara.
Lampiran 2. Pedoman Observasi Pembiasaan Disiplin Anak
No. Indikator Hasil Keterangan
Ya Tidak 1 Guru membuat peraturan tanpa
melibatkan anak.
2 Anak bebas membuat peraturan tanpa campur tangan dari guru 3 Guru dan anak membuat
peraturan bersama.
4 Mengingatkan anak untuk menaati kesepakatan.
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kedisiplinan Mo di sekolah?
2. Bagaimana kedisiplinan Vav di sekolah?
3. Bagaimana kedisiplinan Nan di sekolah?
4. Bagaimana kedisiplinan Nad di sekolah?
5. Bagaimana kedisiplinan Oca di sekolah?
6. Bagaimana kedisiplinan Raf di sekolah?
7. Bagaimana kedisiplinan Al di sekolah?
8. Apakan ada reward/punisment untuk mendiplinkan anak? 9.
Bagaimana sikap guru
menghadapi anak yang kurang disiplin?
10. Bagaimana cara pendisiplinan anak oleh guru?
11. Apakah ada anak yang kedua orang tuanya bekerja?
12.
Apakah ada anak yang
pendidikan kedua orang tuanya minimal S1?
13.
Apakah anak yang pendidikan orang tuanya munumal S1 lebih mudah dalam pembiasaan disiplin?
14.
Apa saja faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak?
15. Apa faktor penghambat dalam pembiasaan disiplin anak? 16. Apa faktor pendukung dalam
pembiasaan disiplin anak? 17.
Bagaimana solusi untuk mengatasi faktor penghambat pembiasaan disiplin anak?
Lampiran 7. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Wawancara dengan Guru
No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1. Bagaimana sikap anak ketika duduk saat pembelajaran?
Ak : “Anak-anak itu sudah memahami
kesepakatan, paling ya pernah satu kali dua kali ditegur. Tapi kalau diingatkan lagi ya sudah paham mereka. Nek Al itu pendiam jadi ya wes tenang. Nek Oca itu kritis e pemahaman e yo bagus sok kadang sering bertanya.”
At: “Nan karo Nad nek jejer ki yo wes dadi. Gojek wae.”
Dl: “Anak-anak itu sudah paham mbak, paling yo butuh diingatkan satu dua kali tapi itu wajar.”
Anak-anak sudah memahami peraturan dan sudah tertib. Dari tujug anak yang diobservasi Nan dan Nad belum tertib apabila duduk bersama
2. Bagaimana anak saat membereskan
mainan?
Ak: “Momo itu yang paling tertib, sregep banget nek beresi mainan. Nan, Nad, Raf itu tanggung jawabnya bagus. Cek-cek nek beresi mainan.” Dl: “Al itu menurutku tanggung jawab terhadap diri sendirine masih kurang, sok iseh bingungan.” At: “Semuanya sudah tau semua, kalo sudah waktunya ya segera membereskan. Kecuali Vav, nk itu lain lagi.”
Anak-anak sudah membereskan mainan ketika seselai bermain.
3. Bagaimana anak saat melihat sanpah disekitar?
At: “Semua anak itu kalo diingatkan ya sudah tau sendiri apa yang harus dilakukan. Karena mereka sudah tau kesepakatannya. Kalo makan snack ya tanggung jawab sama sampahnya sendiri-sendiri. Kalau menumpahkan ya bertanggung jawab membersihkan.”
Anak-anak sudah membuang sampah di tempat sampah.
4. Bagaimana
pengendalian waktu anak saat kegiatan pembelajaran?
Ak: “Nan, Nad, Oca, Raf itu kalau bermain sok kelewatan. Mo itu yang paling disiplin, kalau bermain terukur dia.”
At: “Nan karo Nad kui nek jejer leh garap gak rampung-rampung. Ngomong wae, ga pindah-pindah kegiatan.”
Anak-anak sudah dapat mengatur waktu berkegiatan, sudah melaksanakan kegiatan ppembelajaran. Nan dan Nad belum segera melaksanakan kegiatan pembelajaran apabila bersama.
5. Apakah anak datang ke sekolah tepat waktu?
At: “Raf, Mo, Oca, masih sering terlambat.” Ak: “Vav itu yang tidak pernah terlambat malahan.”
Anak-anak sudah tepat waktu saat datang ke sekolah, adapun yang masih sering terlambat Raf, Mo, dan Oca.
6. Bagaimana sikap anak pada temannya?
At: “Anak-anak itu kalau sama temannya ya baik. Kalau ada masalah biasanya lak diselesaikan diakhir pembelajaran to mbak. Paling bermasalah e sama Ai, ngerti dewe to mbak.”
Ak: “Anak-anak itu seudah paham kok, sama temannya ya saling membantu, saling memahami temannya yang berkebutuhan khusus.”
Anak-anak sudah menyayangi sesama yteman.
7. Bagaimana anak saat berbuat salah?
At: “Kalau anak-anak berbuat salah, anak di sini itu sudah paham kalau ada yang merasa tidak nyaman ya minta maaf. Mereka sudah paham dan bisa untuk hal seperti itu.”
Ak: “Anak-anak di sini itu enak kok mbak, soalnya ya itu, mereka sudah paham
kesepakatannya. Kalau ada temannya yang tidak nyaman ya minta maaf.”
Anak-anak sudah meminta maaf apabila berbuat salah.
8. Bagaimana sikap anak saat orang lain
berbicara?
At: “Disini anak-anak itu sudah tahu kesepakatan kalau ada guru yang berbicara anak-anak
mendengarkan begitu pula sebaliknya. Kalau bicara ada temannya tidak boleh berbisik-bisik,
Anak-anak sudah memahami kesepakatan dan menghargai orang lain yang sedang berbicara.
mereka sudah paham. Paling ada lah satu dua anak yang masih berbicara sendiri saat guru menjelaskan. Tapi mereka akan kembali sesuai kesepakatan kalau diingatkan.”
Ak: “Semua anak itu sudah tahu kesepakatannya mbak. Kalau anak yang masih berbicara kalau diterangkan itu. Kadang malah saling
mengingatkan.” 9. Bagaimana
perkembangan Vav?
Ak: “Vav itu.. pie yo.. tidak bisa dikatakan tidak didiplin. Hanya saja karena ada faktor lain. Vavitu mengalami regresi mbak,dulu pas di KB itu tidak seperti itu, di KB Vav mau tampil, memimpin do’a, dan lainnya. Tapi semenjak adeknya masuk KB, Vav semakin pendiam dan sulit untuk diajak komunikasi. Dulu itu Vav mau bertanya kalau ditanya ya jawab, ga tau ya sekarang kok malah gitu. Ditanya kadang malah diam aja ga jawab. Padahal Vav itu dirumah ya biasa saja seperti anak-anak yang lainnya. Mungkin Vav itu perlu bimbingan khusus lah ya.”
Dl: “Vav kalau di rumah ga seperti itu loh mbak, bahkan ayahnya aja kaget waktu dikasih video Vav yang diem aja waktu pembelajaran itu. Pas bina rohani sholat kemarin ga ikut sholat ayahnya kaget loh pas lihat videonya. Padahal Vav kalau berangkat sekolah kata ayahnya ya langsung berangkat, ga usah dibujuk. Berarti kan ga ada
Vav sudah memahami peraturan, Vav terlalu pendiam sehingga pasif saat melaksanakan kegiatan.
masalah to di sekolah. Dia ga takut buat sekolah. Ga tahu kenapa kok bisa seperti itu.”
At: “Vav itu sebennernya hebat kok mbak, dia itu normal. Orang dia aja uda bisa membaca,
menulis, berhitung. Perkembangannya itu normal, dia itu terlalu pendiam saja. Apalagi kalau ada orang baru. Vav sudah paham
peraturan, kalau guru menjelaskan, menasehati, Vav itu paham walaupun diam saja.”
10. Apakan ada reward/punisment untuk mendiplinkan anak?
At: “Ada lah mbak, rewardnya ya pujian, stiker. Kalau punishment ya duduk dikursi tenang. Kalau berangkat terlambat ya dibarisan terlambat.”
Dl: “Ada. Lha itu dukumannya ya duduk di kursi tenang, kalau reward ya berupa pujian,
pemberian stiker.”
Ak: ”Punishment ya itu mbak kursi tenang, dicup tempat duduk. Reward paling yang pujian dan stiker.
Di KB/TK Prdagogia ada reward dan punishment untuk anak.
11. Bagaimana sikap guru menghadapi anak yang kurang disiplin?
Ak: “Ya diingatkan. Kalau tidak bisa diingatkan ya duduk di kursi tenang. Anak-anak itu sudah paham peraturannya jadi ya cukup.”
At: “Ya diingatkan. Mereka paham kok peraturannya, kadang juga diingatkan sama temannya.”
Guru mengingatkan anak yang belum disiplin
12. Bagaimana cara pendisiplinan anak oleh guru?
Ak: “Membuat pijakan agar anak itu tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pijakan itu kesepakatan, yang isinya ya
Pembiasaan disiplin di KB/TK Pedagogia dengan cara membuat kesepakatan dan konsistensi.
peraturan-peraturan tentang apa yang boleh dilakukan oleh anak dan apa yang tidak boleh dilakukan. Kesepakatannya ya buat bersama oleh anak dan guru namanya juga kesepakatan. Di pedagogia itu yang khas ya kesepakatannya itu. Kalau di sekolah lain yang saya pernak mengajar di sana itu ga ada kesepakatan kaya di sini. Kalau disini kan ada kesepakatan, anak paham, kalau lupa ya diingatkan nanti anak sudah tau sendiri. Bahkan sesama teman anak-anak itu saling mengingatkan.”
Dl: “Caranya ya diingatkan berulang-ulang, membuat kesepakatan. Anak-anak itu sudah tau kok, jadi mereka itu mudah dikendalikan.” 13. Apakah ada anak yang
kedua orang tuanya bekerja?
At: “Waduh banyak mbak. Nanti saya kasih
datanya saja.” -
14. Apakah ada anak yang pendidikan kedua orang tuanya minimal S1?
At : “Disini itu rata-rata orang tuanya jenjang pendidikannya tinggi e mbak. Yang orang tuanya dosen itu ada Oca, Raf, ya nanti dilihat sendiri saja datanya.”
-
15. Apakah anak yang pendidikan orang tuanya munumal S1 lebih mudah dalam pembiasaan disiplin?
At: “Pie yo, podo kabeh e. Soalnya anak-anak di sini itu terlibat dalam pembuatan kesepakatan. Jadi rata-rata untuk kedisiplinannya itu yo sudah bagus. Ada beberapa yang menjadi catatan kayak si Ai itu
16. Apa saja faktor yang memengaruhi
kedisiplinan anak?
Ak : “Faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak di sini itu menurut saya ya, konsistensi guru dan orang tua, sama apa tidak itu loh mb
pembiasaannya. Aturan, pengulangan, pijakan di sekolah san di rumah sama, pemahaman anak itu yang paling penting mbak.”
Dl : “Faktornya pijakan itu mbak penting itu, ciri khasnya disini kan adanya pijakan. Pijakan itu kesepakatan biar anak-anak itu tau peraturannya. Selain itu guru juga mengingatkan berulang-ulangtentang peraturan yang sudah disepakati. Pijakan itu biar anak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan”
At: “Faktornya ya yang paling memengaruhi itu adanya kusi tenang dan stiker. Kursi tenang itu digunakan kalau anak sudah tiga kali diingatkan belum mau tertib.”
faktor-faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak di KB/TK Pedagogia yaitu konsistensi dari guru dan orang tua, pijakan, reward dan
punishment, pemahaman anak akan peraturan.
17. Apa faktor
penghambat dalam pembiasaan disiplin anak?
Dl : “Faktor penghambatnya menurut saya ya konsistenti itu. Kalo anak ga diingatkan dan pembiasaan di rumah sama di sekolah beda yo wes sudah kui.”
Ak : “Faktor penghambat e ya konsistensi itu. Sama bocah kalo ngeyel. Eh itu tidak selalu deng soal e kadang ngeyel e ki karena hal lain anak-anak ki. Ngeyel koyok e ora yo bu yo. Ya itu mbak konsistensi”
Faktor penghambat kedisiplinan anak di KB/TK Pedagogia adalah konsistensi.
18. Apa faktor pendukung dalam pembiasaan disiplin anak?
Ak: “Faktor pendukungnya ya itu adanya reward sama punishmen. Reward ya stiker, pujian, kalau punisment kursi tenang.”
Dl: “Faktor pendukungnya itu loh mbak kursi tenang, stiker. Motivasi buat anak e soal e.”
Faktor pendukung kedisiplinan anak di KB/TK Pedagogia adalah reward dan punishment.
19. Bagaimana solusi untuk mengatasi faktor penghambat pembiasaan disiplin anak?
Ak: ”Solisinya ya ada Support grup WA, komunikasi dengan orang tua, sama parenting.” Dl: “Solusinya mengingatkan anak terus menerus, sama adanya kursi tenang itu.”
Solusi untuk mengatasi faktor penghambat adalah parenting, support group di media sosial, dan komunikasi dengan orang tua.
Lampiran 8. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Hasil Observasi Kedisiplinan Anak Nama anak : Nan
Indikator Deskripsi hasil pengamatan Kesimpulan
Duduk tertib saat pembelajaran.
- Observasi 6 Februari 2017
Saat awal pembelajaran Nan bercanda dengan Oca.
Saat evaluasi Nan duduk dengan tertib, tidak bergeser, berpindah, atau menganggu teman.
- Observasi 7 Februari 2017
Saat awal pembelajaran Nan bercanda dengan Nad.
Saat evaluasi Nan duduk dengan tertib, tidak bergeser, berpindah, atau menganggu teman.
- Observasi 10, 22, 24, 27 Februari 2017 dan 1, 8, 10, 13, 15, 20 Nan masuk ke kelas dan langsung duduk dengan tertib, Nan tidak bergeser atau pindah-pindah tempat duduk.
Saat evaluasi Nan duduk dengan tertib, tidak bergeser, berpindah, atau menganggu teman.
- Observasi 17 Februari 2017
Nan segera duduk di pendopo saat kegiatan di pendopo. Nan tidak bergeser tempat dudu, atau berpindah tempat duduk. Namun Nan belum fokus dan menoleh-noleh saat pembelajaran.
- Observasi 3 Maret 2017
Nan masuk ke kelas dan langsung duduk, Nan bermain dengan Nad saat duduk di awal pembelajaran.
Saat evaluasi Nan duduk dengan tertib, tidak bergeser, berpindah, atau menganggu teman.
- Observasi 22 Maret 2017
Nan belum tertib saat duduk karena bermain dengan Nad.
Nan sudah duduk dengan tertib saat pembelajaran. Beberapa kali Nan diingatkan apabila duduk dengan Nad.
Membereskan mainan setelah selesai.
- Observasi 6, 7, 22, 24, 27 Februari 2017 dan 1, 3, 8, 10, 13, 15, 20 Maret 2017
Nan membantu membereskan barang yang sudah selesai digunakan untuk kegiatan, mengumpulkan mainan dan mengembalikan ke tempatnya.
- Observasi 22 Maret 2017
Nan diam dulu saat teman-teman membereskan mainan, saat guru memuji Mo dan Raf karena sudah membereskan mainan dengan segera, Nan segera ikut membantu membereskan mainan.
Nan sudah membereskan mainan setelah selesai.
Membuang sampah di tempat sampah.
- Observasi 6, 7, 17, 22, 24, 27 Februaru 2017 dan 1,3, 8, 10, 13, 15, 20, 22 Maret 2017
Nan membuang sampah bungkus snack dan sampah setelah kegiatan ke tempat sampah. Nan membuang sampah setelah kegiatan ke tempat sampah.
- Observasi 10 Februari 2017
Nan membantu membersihkan halaman sekolah dari sampah. Kemudian Nan bermain dengan temannya. Setelah di tegur oleh guru, Nan kembali membantu membersihkan halaman.
Nan membuang sampah bungkus snack dan sampah setelah kegiatan ke tempat sampah.
Nan sudah membuang sampah ke tempat sampah.
Datang ke sekolah tepat waktu/ tidak terlambat.
- Observasi 6, 7, 10, 22, 24, Februari 2016 dan 3, 8, 10, 15 Maret 2016
Nan datang ke sekolah tepat saat kentongan masuk kelas berbunyi. - Observasi 17 Februari 2017
Nan datang ke sekolah tepat saat kentongan masuk kelas berbunyi. - Observasi 27 Februari 2017
Nan terlambat datang ke sekolah. Nan datang saat upacara sudah dimulai.
Nan sembilan kali berangkat sekolah tepat waktu, satu kali tepat saat kentongan berbunyi dan empat kali terlambat.
- Observasi 1, 13, 20, 22 Maret 2017
Nan terlambat datang ke sekolah. Nan datang ke sekolah setelah kentongan masuk kelas berbunyi.
Melaksanakan kegiatan
saat kegiatan
pembelajaran.
- Observasi 6 Februari 2017
Nan hanya mengerjakan satu kegiatan. - Observasi 7 Februari 2017
Nan mengikuti kegiatan bermain peran. Nan berperan menjadi apoteker.
- Observasi 10 Februari 2017
Nan belum melaksanakan kegiatan pembelajaran karena terlalu lama berenang.
- Observasi 17 Februari 2017
Nan tidak segera mengerjakan kegiatan, namun Nan mengerjakan semua kegiatan yang disediakan oleh guru hingga selesai.
- Observasi 22 Februari 2017
Nan mengikuti kegiatan praktik sholat dengan khidmat. Nan segera mengerjakan kegiatan yang diberikan oleh guru. - Observasi 24 Februari 2017
Nan belum segera mengerjakan kegiatan pembelajaran.
Nan berbicara dengan El sehingga Nan tidak segera mengerjakan dan tidak selesai mengerjakan satu kegiatan.
- Observasi 27 Februari 2017 dan 1 Maret 2017
Nan segera mengerjakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru. Nan mengerjakan semua kegiatan.
- Observasi 3 Maret 2017
Nan belum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
Nan mengerjakan mengerjakan satu kegiatan dan belum selesai.
Nan sudah mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun beberapa kali masih belum segera menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Nan tidak segera mengerjakan kegiatan dan tidak segera berganti kegiatan karena berbicara dengan Nad.
- Observasi 8 Maret 2017
Nan segera mengerjakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
Nan mengikuti kegiatan senam otak dengan serius.
Nan mengikuti gerak dan lagu, Nan mendapat stiker karena mengikuti kegiatan dengan serius.
- Observasi 10, 13 Maret 2017
Nan segera mengerjakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
- Observasi 15 Maret 2017
Nan belum segera mengerjakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
Nan mengerjakan satu kegiatan namun belum selesai. - Observasi 20 Maret 2017
Nan segera mengerjakan kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh guru.
Nan mengerjakan dua kegiatan. Satu kegiatan belum selesai karena bermasalah dengan Ai.
- Observasi 22 Maret 2017
Nan hanya mengerjakan satu kegiatan, Nan tidak segera menyelesaikan kegiatan tersebut dan mengobrol dengan Nad.
Menyayangi sesama teman.
- Observasi 6 Februari 2017
Nan bermain dengan teman dan mengajak Vav untuk duduk. - Observasi 7, 10, 17, 24, 27 Februari 2017 dan 8, 10 Maret 2017
Nan sudah berinteraksi bersama teman-teman dengan sikap yang baik. Namun beberapa kali Nan bermasalah dengan temannya yang bernama Ai.
Nan datang ke sekolah, bermain dengan teman-temannya setelah mengisi presensi. Nan berinteraksi dengan baik dan tidak membuat masalah dengan temannya.
- Observasi 22 Februari 2017
Nan membantu Vav bergerak mengikuti permainan di awal kegiatan. Nan meminjamkan mukena untuk temannya di kelas sebelah.
Nan datang ke sekolah, bermain dengan teman-temannya setelah mengisi presensi. Nan berinteraksi dengan baik dan tidak membuat masalah dengan temannya.
- Observasi 1 Maret 2017
Nan membantu temannya untuk membuat kompor-komporan.
Nan berinteraksi dengan baik dan tidak membuat masalah dengan temannya.
- Observasi 1 Maret 2017
Nan tidak mau berteman dengan Ai. Saat Ai mengerjakan satu kegiatan dengan Nan, Nan pindah mengerjakan di lantai.
Oca menasehati Nan untuk saling menyayangi teman, tapi Nan tetap tidak mau berkegiatan dengan Ai
- Observasi 13 Maret 2017
Nan mengajak Vav bermain bersama, tapi Vav hanya diam.
Nan berinteraksi dengan baik dan tidak membuat masalah dengan temannya. Nan mengajak Vav duduk bersama.
- Observasi 15 Maret 2017
Nan tidak mengijinkan temannya untuk bergabung di kegiatan yang dikerjakan oleh Nan. Nan mengijinkan setelah ditegur oleh guru. Nan berinteraksi dengan baik dan tidak membuat masalah dengan temannya.
Nan tidak mau mengerjakan kegiatan dengan Ai. Nan bermasalah dengan Ai karena Ai merebut tugas Nan. Nan mengalah dengan Ai yang merebut tugasnya, dan membantu Ai mencarikan tugas Ai.