HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Data Hidrolis Sungai Percut
4.3 Kualitas Air Sungai Percut
4.3.3 Dissolved Oxygen (DO)
Pengukuran DO pada setiap titik dilakukan secara langsung (in situ) di sungai menggunakan metode Winkler. Pengambilan sampel dilakukan pada sisi kanan dan kiri sungai. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran DO
Titik DO dibandingkan sisi kanannya karena adanya aliran limbah domestik yang masuk ke bagian kiri sungai. Pada Titik 3, DO di sisi kanan sungai lebih rendah dibandingkan sisi kiri karena di sisi kanan sungai terdapat banyak timbunan sampah dan aliran limbah
domestik yang masuk. Dan pada Titik 4, DO sangat rendah karena terdapat kegiatan mandi, buang air besar dan air kecil, dan mencuci yang langsung dilakukan pada lokasi tersebut. Banyaknya timbunan sampah, masuknya limbah domestik, dan adanya kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) di sungai tersebut diduga menyebabkan adanya aktivitas penguraian bahan organik oleh mikroorganisme yang membutuhkan okesigen sehingga menyebabkan DO di sungai berkurang pada tiap titik.
Hasil pengukuran DO yang telah didapat kemudian dirata-ratakan untuk setiap titik.
Rata-rata hasil pengukuran DO dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.5 Grafik Nilai Hasil Pengukuran DO di Sungai Percut
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran DO air sungai dari Titik 1 sampai Titik 4 turun sebanyak 85%. DO pada Titik 1 masih memenuhi baku mutu, sedangkan DO pada Titik 2, Titik 3, dan Titik 4 sudah melewati baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 4 mg/l. Hal tersebut dapat terjadi akibat padatnya pemukiman dan pengaruh kegiatan masyarakat di sekitarnya dan terdapat aliran limbah cair domestik langsung ke sungai pada tiap titik.
Pada Titik 4 terlihat kondisi DO sudah sangat rendah. Dari hasil survei dan kuesioner yang didapat, diketahui bahwa kondisi masyarakat yang menggunakan septictank pada lokasi tersebut sangat sedikit, terdapat pula masyarakat yang melakukan kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) langsung di sungai, dan terdapat banyak tumpukan sampah, sehingga hal tersebut diduga menyebabkan kadar DO sangat rendah.
4.94
4.3.4 Total Suspended Solid (TSS)
Pengukuran TSS pada setiap titik dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan pada sisi kanan dan kiri sungai. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran TSS
Titik TSS
Berdasarkan Tabel 4.3 dan dari hasil survei diketahui bahwa kadar TSS berbeda antara sisi kanan dan kiri sungai pada beberapa titik. Pada Titik 1, TSS di sisi kiri lebih tinggi dibandingkan sisi kanan sungai karena di sisi kiri sungai kecepatan alirannya cukup besar karena tidak ada hambatan aliran dari tumpukan sampah dan dekat dengan aliran masukan limbah domestik dari pemukiman dimana menyebabkan debitnya besar sehingga mengakibatkan TSS yang terbawa cukup besar dibanding dengan yang sudah mengalami sedimentasi. Pada Titik 2, TSS di kedua sisi sungai tidak mengalami perbedaan yang begitu jauh. Pada Titik 3, TSS di kedua sisi sungai tidak mengalami perbedaan. Dan pada Titik 4, TSS di sisi kiri lebih tinggi dibandingkan sisi kanan sungai karena di sisi kiri sungai kecepatan alirannya cukup besar dan dekat dengan aliran masukan limbah domestik dari pemukiman sehingga menyebabkan TSS yang ada cukup besar. Semakin besar kecepatan aliran sungai maka padatan yang tersuspensi atau melayang akan besar, sebaliknya jika aliran sungai lambat maka padatan yang tersuspensi tersebut akan memiliki waktu untuk turun semakin kebawah hingga menjadi sedimen. Hal ini sesuai pernyataan dari Ariyanto (2010) menyatakan bahwa semakin
besar volume aliran debit, jumlah sedimen yang tersuspensi dalam aliran debit sungai tersebut menjadi semakin besar (Lubis, 2014).
Hasil pengukuran TSS yang telah didapat kemudian dirata-ratakan untuk setiap titik.
Rata-rata hasil pengukuran TSS dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.6 Grafik Nilai Hasil Pengukuran TSS di Sungai Percut
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran TSS berbeda-beda pada tiap titik. TSS pada Titik 1 memiliki nilai yang paling kecil dan Titik 2 memiliki nilai yang paling besar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya masukan yang berasal dari limbah domestik, masyarakat yang mencuci dan membuang sampah di sungai, ataupun berasal dari erosi atau pengikisan tanah pinggiran sungai akibat gesekan air dan hujan. TSS pada air sungai pada semua titik masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu 50 mg/l.
4.3.5 Total Coliform
Pengukuran Total Coliform pada setiap titik dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan pada sisi kanan dan kiri sungai. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
6.00
10.50
7.00
9.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
1 2 3 4
TSS
Titik Sampling
TSS (mg/l)
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Total Coliform
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah total coliform memiliki perbedaan yang cukup besar antara sisi kanan dan kiri sungai pada tiap titik. Dari hasil survei diketahui bahwa pada Titik 1, total coliform di sisi kanan lebih tinggi dibandingkan sisi kiri dapat mengganggu pertumbuhan dan kehidupan mikroorganisme. Pada Titik 3, total coliform di sisi kanan sungai lebih tinggi dibandingkan sisi kirinya karena di sisi kanan sungai terdapat timbunan sampah rumah tangga (terdapat sampah sayur dan sisa makanan) dan masukan limbah tinja dari pemukiman. Pada Titik 4, total coliform di sisi kiri sungai lebih tinggi dibandingkan sisi kanannya karena dekat dengan pemukiman dan terdapat timbunan sampah, masuknya limbah domestik, dan adanya kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) di sungai. Tinja, hewan yang mati, tumbuhan yang membusuk, dan sampah merupakan sumber yang dapat mengandung bakteri coliform, sehingga adanya hal-hal tersebut menyebabkan tingginya total coliform di sungai.
Hasil pengukuran total coliform yang telah didapat kemudian dirata-ratakan untuk setiap titik. Rata-rata hasil pengukuran total coliform dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.7 Grafik Nilai Hasil Pengukuran Total Coliform di Sungai Percut
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran Total Coliform air sungai pada Titik 1 dan Titik 3 nilainya sama yaitu 625,00 jumlah/100ml, dan pada Titik 4 menurun menjadi 561,00 jumlah/100ml. Sedangkan pada Titik 2, hasil yang didapat sangat jauh berbeda dibandingkan dengan Titik 1 yaitu sebesar 92,4%. Hal tersebut dapat terjadi akibat pada saat pengambilan sampel terdapat masukan aliran dari limbah domestik bekas mencuci yang diduga mengandung sabun dan deterjen yang baru saja masuk ke sungai, hal tersebut diduga mengganggu kehidupan coliform sehingga menyebabkan jumlah bakteri coliform pada titik tersebut rendah.
Bakteri coliform yang terdapat di sungai biasanya berasal dari tinja yang langsung dibuang ke sungai atau limbah domestik yang mengandung tinja, namun bakteri tersebut dapat juga terdapat pada kotoran hewan, hewan yang mati, dan tanaman yang membusuk. Pada penelitian ini total coliform pada semua titik masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu 5000 jumlah/100ml.