• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Distribution Requirement Planning

  n 1 i n 1 i i i i i i Ci 2 p r p R H * m

Ukuran tiap running produksi untuk produk ke i :

* m

R

Q i

i

Penggantian nilai m pada total biaya annual menjadi m*, diperolah total biaya

minimum :

 

     n 1 i n 1 i i i n 1 i i i i i i n 1 i i i Ci * m 2 R P p r p P H * m 1 R P * m TC

Sumbeer : (Richard J. Tersine, 1994, hal 127).

2.2 Distribution Requirement Planning

Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu : distribution

requirement planning dan distribution resource planning.

Distribution Requirement Planning adalah berfungsi menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada distribution center. Sedangkan

Distribution Resource Planning merupakan perluasan dari distribution requirement

planning yang mencakup lebih dari sekadar sistem perencanaan dan pengendalian

pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan dan pengendalian

tenaga kerja, uang, fasilitas transportasi dan warehousing. Termasuk di sini adalah

keterkaitan dari replenishment system ke financial system dan penggunaan simulasi

sebagai alat untuk meningkatkan performansi sistem. (Gasperz, Vincent, 2004, hal

300-301)

Distribution Requirement planning merupakan aplikasi dari angka logika

Material Requirement Planning (MRP). Persediaan Bill of Material (BOM) pada

MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distribution Requirement

Planning (DRP) menggunakan logika Time Phased On Point (TPOP) untuk

memerlukan pengadaan kebutuhan pada jaringan (Richard J. Tersine, Principle

Inventory and Material Management, 1998).

Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan

pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan

persediaan pada level yang lebih tinggi.

Konsep umum DRP dapat dilihat dalam gambar 2.2

Gambar 2.5Distribution Requirement Planning

Persamaan : 1. Menggunakan cara perhitungan matematis yang sama. 2. Mempunyai matriks komponen perhitungan yang sama. 3. Membedakan Independent demand dan dependent demand.

4. Metode berlaku untuk dependent demand.

5. Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan rentang waktu.

Tabel 2.1. Persamaan MRP dan DRP

MRP DRP

Untuk kegiatan manufakturing. Untuk kegiatan distribusi. Menghitung kebutuhan tiap

komponen.

Menghitung kebutuhan barang untuk tiap pusat distribusi.

Cocok untuk pabrik jenis rakitan. Cocok untuk sistem distribusi bertingkat.

Biasanya untuk bahan baku/ penolong.

Biasanya untuk barang jadi/ komoditas.

MRP adalah proses dari atas, yaitu

dari Master Production Schedule

ke kebutuhan tiap komponen.

DRP adalah proses dari bawah, yaitu dari kebutuhan Retail ke Distritibution Center dan Warehouse Center.

Perbedaan :

Semua kebutuhan komponen bersifat dependent.

Kebutuhan Retail bersifat

Independent, sedangkan kebutuhan DC dan WC bersifat

Dependent.

(Indrajit, Eko & Djokopranoto, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 249) Tabel 2.2. Perbedaan MRP dan DRP

.

(James H. Green, PhD, 2nd , Mc. Grow-Hill, Inc., 1987, hal. 222). Gambar 2.6 Perbedaan MRP dan DRP

Pada gambar 2.6 diperlihatkan perbedaan struktur dari MRP dan DRP. Pada

gambar (a) terlihat struktur produk (BOM) yaitu produk terdiri dari 3 komponen.

Untuk MRP, langkah awalnya adalah melakukan perencanaan (JIP) untuk kemudian

tiap-tiap komponen dapat dijadwalkan kebutunannya.

Sedangkan pada gambar (b) merupakan struktur distribusi (BOD) terlihat 1

sumber penawaran (SS) terdiri dari 3 pusat distribusi (DC). Pada DRP, langkah

awalnya adalah membuat perencanaan permintaan dari masing-masing pusat

distribusi untuk kemudian sumber penawaran melakukan eksekusi berupa pemenuhan

kebutuhan tiap-tipa pusat distribusi.

Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan pada

level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan persediaan

pada level yang lebih tinggi.

Pengolahan data dengan metode DRP dimulai dengan perhitungan Safety Stock

(SS) untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock out. Kemudian

dilakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui berapa

jumlah produk yang harus disediakan baik oleh masing – masing warehouse.

Formulasi Safety Stock adalah :

L . D -B SReorder Point: L Z DL B   Dimana : S = SafetyStock

B = Titik reorder

D = Rata - rata demand

L = Lead time

Zα = Standard deviasi permintaan

EOQ ditentukan dengan melihat dengan melihat demand bulanan tiap item pada

masing-masing distributor.

Nilai EOQ dirumuskan :

H C Rm 2

EOQ  

Rm = Rata – rata permintaan tiap bulan (unit)

=

12

D

C = Biaya Pengiriman (Rp./kirim)

H = Biaya Penyimpanan (Rp./unit/bulan)

2.2.1. Konsep Distribution Requirement Planning

Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani

pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini

menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi

struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam jaringan

distribusi, semoga merupakan variabel yang dependent level yang langsung

Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas

penjadwalan daripada aktivitas pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan

mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini

dapat memprediksi masalah sebelum masalah-masalah tersebut terjadi memberikan

titik pandang terhadap jaringan distribusi.

Distribution Requirement Planning tiap Warehouse dan item ditabulasikan

sebagai berikut :

X Distribution Center

On Hand Balance : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity :

Period Past Due 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release (Richard J. Tersine, 1994, 4 th, hal 93).

Tabel 2.3 Hasil Analisa Perhitungan DRP untuk tiap Warehouse

Langkah - langkah dasar DRP adalah sebagai berikut

1. Gross Requirement merupakan permintaan tiap bulan.

2. Scheduled Reciepts, dikenal juga dengan jadwal penerimaan adalah

3. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:

Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule

4. Net Requirement mengidentifikasikan kapan level persediaan (Scheduled Receipt

- Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh Gross Requirement.

Untuk sebuah periode :

Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt +

Projected On Hand Periode sebelumnya).

5. Planned Order Receipt ukuran rencana penerimaan dalam suatu periode pada

saat dibutuhkan. Diisikan pada periode yang sama dengan Net Requiremen tetapi

ukurannya disesuaikan dengan ukuran lot.

6. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned

Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order Receipt

dengan Lead Time.

(Richard J. Tersine, 1994, hal 348)

2.2.2. Fungsi Distribution Requirement Planning

Distribusi Requirement Planning sangat berperan baik untuk sistem distribusi.

Dengan kebutuhannya persediaan time phasing pada tiap level jaringan distribusi.

DRP Sistem Distribution Requirement Planning bekerja berdasarkan penjadwalan

yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan datang sehingga mampu

mengantisipasi perencanaan masa depan dengan perencanaan yang lebih dini pada

setiap level distribusi. Untuk organisasi manufaktur, yang memproduksi untuk

memenuhi persediaan serta untuk dijual melalui jaringan distribusinya sendiri.

Performansi dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan sistem MRP dan DRP

(Richard J. Tersine, Fourth, Elsevler Science Publishing Co., Inc., hal. 465) Gambar 2.7 Integrasi Distribusi dan Manufaktur.

Kedua sistem tersebut digabungkan melalui Master Distribution Schedulle

(MDS). Dimana DRP akan menyatukan jumlah permintaan yang harus dipenuhi

berdasarkan ramalan, yang akan dijadikan sebagai input untuk MDS. Dan selanjutnya

proyeksi kebutuhan produk jadi dari Master Production Schedulle (MPS) menjadi

input bagi MRP, yang akan menghitung kebutuhan komponen dan sub assembly yang

harus dipenuhi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10.

Keterangan :

MPS = Master Production Schedulle

MDC = Master Distribution Center

RDC = Regional Distribution Center LDC = Lower Distribution Center

Perencanaan horizon Distribution Requirement Planning seharusnya

sekurang-kurangnya sama dengan lead time kumulatif. Penjadwalan ulang dan

LDC LDC RDC LDC

M D C

Kom ponen Kom ponen Kom ponen Sub

Assem bly Kom ponen Kom ponen DRP M RP M PS Perencanaan Produksi Efisiensi Produksi Kebutuhan Distribusi

jaringan dilakukan secara periodik, biasanya sekurang-kurangnya sekali seminggu.

Menurut Green 1987, keuntungan yang didapat dari penerapan metode DRP adalah :

1. Dapat dikenali saling ketergantungan persediaan distribusi dan

manufaktur.

2. Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan

gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.

3. DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari

distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

4. DRP menyediakan masukan untuk perencanaan penjadwalan distrbusi dari

sumbcr penawaran ke titik distribusi.

Dokumen terkait