PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
2. Dividen Tunai
a. Statistik Deskriptif
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari emiten yang terdaftar di BEI yang tergabung dalam perusahaan manufaktur yang yang selalu membayar dividen tunai selama periode 2005-2008. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan sample sebanyak 25 emiten. Penelitian ini menggunakan pooling-data dalam pengumpulan data pada saat pengujian, sehingga didapatkan total sebanyak 100 pengamatan.
Tabel 4.11 DescriptiveStatistics
Descriptive Statistics 100 1124 3973000 356894,89 768938,658 100 -552085 11244269 695419,46 1595223,648 100 -6454753 94058 -335156 857767,917 100 -6817284 6103714 -176849 1268136,503 100 ,0606 ,1333 ,090475 ,0301944 100 -,0975 ,0824 -,029350 ,0677554 100 DIVIDEN TUNAI AKO AKI AKP INFLASI
NILAI TUKAR RUPIAH Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviation sebagai berikut:
5) Minimum, untuk AKO sebesar -Rp 552.085.000.000 yang diperoleh dari PT Bentoel Internasional Investasma Tbk pada tahun 2007, AKI sebesar - Rp 6.454.753.000.000 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2007, AKP sebesar -Rp 6.817.284.000.000 dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2007, Inflasi terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 6.06%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -9,75% pada tahun 2004, dan Dividen Tunai sebesar Rp 1.124.000.000 dari Delta Djakarta Tbk pada tahun 2006.
6) Maksimum, untuk AKO sebesar Rp 11.244.269.000.000 yang diperoleh dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2008, AKI sebesar Rp 94.058.000.000 dari PT HM Sampoerna Tbk pada tahun 2007, AKP sebesar Rp 6.103.714.000.000 dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2008, Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 13,33%, Nilai Tukar Rupiah sebesar 8,24%
pada tahun 2006, dan Dividen Tunai sebesar Rp 3.973.000.000.000 dari PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2008.
7) Mean, untuk AKO sebesar Rp 6.954.419.460.000, AKI sebesar - Rp 335.156.000.000, AKP sebesar -Rp 176.849.000.000, Inflasi sebesar 9.05%, Nilai Tukar Rupiah sebesar -2,94%, dan Dividen Tunai sebesar Rp 356.894.890.000.
8) Standard Deviation, untuk AKO sebesar Rp 1.595.223.648.000, AKI sebesar Rp 857.767.000.000, AKP sebesar Rp 1.268.136.000.000, Inflasi sebesar 3.02%, Nilai Tukar Rupiah sebesar 6,78%, dan Dividen Tunai sebesar Rp 768.938.658.000.
b. Uji Normalitas
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas
Sebelum Logaritma Natural (Ln), Lag Y, dan Outlier
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b
Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi tidak menyebar disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk mengatasi permasalahan Normalitas yang terjadi pada model regresi maka dilakukan tranformasi pada salah satu variabelnya yaitu Dividen Tunai ke dalam bentuk Logaritma Natural.
Setelah dilakukan tranformasi data dividen tunai menjadi LnDiv asumsi normalitas dan semua asumsi klasik terpenuhi kecuali Autokorelasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan dengan memasukkan lag dari variabel terikatnya (LnDiv) sebagai variable bebasnya. Persamaan regresi kini mengalami perubahan lagi menjadi sebagai berikut:
LnDiv = a + b1AKO + b2AKI + b3AKP + b4Inflasi + b5Nilai Tukar Rupiah + b6 Lag_LnDiv + e
Agar didapatkan model regresi yang lebih baik, setelah tranformasi data dilakukan, maka dilakukan juga screening data untuk mendeteksi ada atau tidaknya data outlier. Menurut Ghozali (2005:36) outlier adalah kasus atau data yang memiliki nilai ekstrem atau karakteristik unik yang terlihat Sangat berbeda dengan observasi-observasi lainnya sehingga total observasi kini menjadi 96.
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas
Setelah Logaritma Natural (Ln), Lag Y, dan Outlier
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b
Dependent Variable: LnDiv
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: Data diolah (Output SPSS.13)
Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Asumsi Klasik 1) Multikolinearitas
Tabel 4.12 Multikolinearitas
Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier Coefficientsa 58080.075 305281.5 .190 .850 .379 .053 .787 7.186 .000 .315 3.172 .004 .082 .005 .052 .959 .458 2.185 -.022 .051 -.037 -.435 .664 .536 1.867 25011.841 2936542 .001 .009 .993 .285 3.515 -1027527 1305302 -.091 -.787 .433 .286 3.497 (Constant) AKO AKI AKP INFLASI NILAI TUKAR RUP Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: DIVIDEN TUNAI a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Dari tabel 4.12 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi in.
Tabel 4.13 Multikolinearitas
Setelah Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier
Coefficientsa 7.086 1.004 7.060 .000 1.15E-006 .000 .490 6.115 .000 .479 2.086 -5.6E-007 .000 -.131 -1.711 .090 .528 1.895 -2.1E-007 .000 -.082 -1.312 .193 .785 1.274 -8.935 6.577 -.141 -1.359 .178 .285 3.503 6.424 2.912 .229 2.206 .030 .287 3.485 .373 .067 .369 5.545 .000 .695 1.438 (Constant) AKO AKI AKP INFLASI
NILAI TUKAR RUPIAH Lag_LnDiv Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: LnDiv a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Dari tabel 4.13 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki angka tolerance diatas angka 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinieritas antar variabel regresi ini.
2) Heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Heteroskedastisitas (Uji Park)
Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier
Coefficientsa 19.786 1.189 16.641 .000 4.93E-007 .000 .327 2.395 .019 .315 3.172 -6.1E-007 .000 -.217 -1.918 .058 .458 2.185 -3.7E-008 .000 -.020 -.188 .851 .536 1.867 25.621 11.437 .322 2.240 .027 .285 3.515 -25.659 5.084 -.723 -5.047 .000 .286 3.497 (Constant) AKO AKI AKP INFLASI
NILAI TUKAR RUPIAH Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LnU2i a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Hasil tampilan output SPSS dapat menunjukkan bahwa dalam model regresi terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik antara variabel AKO, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap variable LnU2i, maka dapat disimpulkan dalam model regresi terdapat problem Heteroskedastisitas.
Tabel 4.15
Heteroskedastisitas (Uji Park)
Coefficientsa -5.807 2.729 -2.128 .036 -3.5E-007 .000 -.101 -.681 .498 .479 2.086 -3.3E-007 .000 -.052 -.368 .714 .528 1.895 2.69E-007 .000 .071 .612 .542 .785 1.274 17.755 17.880 .191 .993 .323 .285 3.503 -12.482 7.917 -.303 -1.577 .118 .287 3.485 .224 .183 .151 1.227 .223 .695 1.438 (Constant) AKO AKI AKP INFLASI
NILAI TUKAR RUPIA Lag_LnDiv Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LnU2i a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independent tidak ada yang signifikan secara statistic, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
3) Autokorelasi
Tabel 4.16
Autokorelasi (Runs Test)
Sebelum Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier
Runs Test -109340.9231 50 50 100 44 -1.407 .159 Test Value a
Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Median a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Berdasarkan data Tabel 4.16 terlihat bahwa residual acak atau random dengan nilai signifikansi (0.159) > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem Autokorelasi.
Tabel 4.17
Autokorelasi (RunsTest)
Setelah Logaritma Natural, Lag Y, dan Outlier
Runs Test .10074 48 48 96 42 -1.436 .151 Test Value a
Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Median a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Berdasarkan data Tabel 4.17 terlihat bahwa residual acak atau random dengan nilai signifikansi (0.151) > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem Autokorelasi.
d. Uji Hipotesis
1) Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Tabel 4.18
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb .852a .726 .707 1.03115 1.783 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI
a.
Dependent Variable: LnDiv b.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Pada tabel 4.18 terlihat angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.707 atau 70.7%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen berupa Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah/USD dapat menjelaskan variabel dependen (Dividen Tunai) sebesar 70.7% dan
sisanya sebesar 29.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.19
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAb 250.271 6 41.712 39.230 .000a 94.630 89 1.063 344.902 95 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Lag_LnDiv, AKP, NILAI TUKAR RUPIAH, AKI, AKO, INFLASI a.
Dependent Variable: LnDiv b.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Berdasarkan table 4.19 dapat disimpulkan bahwa secara simultan variable Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pembiayaan, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap variable Dividen Tunai dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Tabel 4.20
Coefficientsa 7.086 1.004 7.060 .000 1.15E-006 .000 .490 6.115 .000 .479 2.086 -5.6E-007 .000 -.131 -1.711 .090 .528 1.895 -2.1E-007 .000 -.082 -1.312 .193 .785 1.274 -8.935 6.577 -.141 -1.359 .178 .285 3.503 6.424 2.912 .229 2.206 .030 .287 3.485 .373 .067 .369 5.545 .000 .695 1.438 (Constant) AKO AKI AKP INFLASI
NILAI TUKAR RUPI Lag_LnDiv Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LnDiv a.
Sumber: Data diolah (output SPSS.13)
Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa:
a) Arus Kas Operasi (AKO)
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKO memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar 6,115 berada di luar daerah
kritis (di luar nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat
disimpulkan AKO berpengaruh secara signifikan positif terhadap dividen tunai.
b) Arus Kas Investasi (AKI)
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,090 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,711 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat
disimpulkan AKI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.
c) Arus Kas Pembiayaan (AKP)
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,193 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,312 berada di daerah kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat
disimpulkan AKP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.
d) Inflasi
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,178 atau lebih besar dari alpha 5% dan Thitung sebesar -1,359 berada di daerah
kritis (di antara nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat
disimpulkan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.
e) Nilai Tukar Rupiah
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa secara parsial Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,030 atau lebih kecil dari alpha 5% dan Thitung sebesar 2,206 berada di
luar daerah kritis (di luar nilai ttabel -1.99 sampai +1.99), sehingga dapat disimpulkan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan positif terhadap dividen tunai.
e. Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan persamaan regresi berganda sebagai berikut:
LnDiv = 7,086 + 0,00000015AKO - 0,00000056AKI – 0,00000021AKP - 8,935Inflasi + 6,424Nilai Tukar Rupiah + e
Dari persamaan regresi diatas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika variabel independen bernilai nol maka nilai Dividen adalah bernilai sebesar antiLn 7,086 atau sama dengan Rp 1.195.118.000.
Koefisien AKO bertanda positif sebesar 0,00000015, hal ini menunjukkan jika AKO naik Rp1 maka akan menimbulkan penurunan dividen sebesar 0,00000015 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Nilai signifikansi Arus Kas Operasi secara parsial sebesar 0.000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai, yang artinya jika Arus Kas Operasi perusahaan meningkat maka akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen tunai mereka terhadap investor. Penelitian ini berhasil mendukung penilitian yang dilakukan oleh Yuliani (2004) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Arus Kas Operasi emiten terhadap dividen tunai.
Koefisien AKI bertanda negatif sebesar -0,00000056, artinya jika AKI naik sebesar Rp1 maka akan menimbulkan penurunan dividen
tunai sebesar 0,000000056 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. AKI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,090 > 0.05, ini menunjukkan bahwa AKI tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai.
Koefisien AKP bertanda negative sebesar -0,00000021, artinya jika AKP naik sebesar 1 rupiah maka akan menyebabkan penurunan dividen tunai sebesar 0,00000021 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. AKP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,193 > 0.05, ini menunjukkan bahwa AKP juga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pembagian Dividen Tunai.
Koefisien Inflasi bertanda negative sebesar -8,935, artinya jika Inflasi naik sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan dividen tunai sebesar 8,935 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Inflasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,178 > 0.05, ini menunjukkan bahwa Inflasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai.
Koefisien Nilai Tukar Rupiah bertanda positif sebesar 6,424, artinya jika Nilai Tukar Rupiah naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan dividen tunai sebesar 6,424 dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Nilai Tukar Rupiah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,030 < 0.05, ini menunjukkan bahwa Nilai Tukar Rupiah/USD memiliki hubungan yang signifikan terhadap Dividen Tunai. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
fluktuasi Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap kinerja emiten baik dari segi pendapatan maupun biaya yang nantinya akan menyebabkan kenaikan atau penurunan laba perusahaan (Ridwan, 2008:8). Kenaikan atau penurunan laba emiten tentunya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang akan didistribusikan kepada investor melalui pembayaran dividen tunai.
BAB V