• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

C. Dividen

1. Pengertian Dividen

Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham (Dewi Astuti, 2004: 50). Pembayaran dividen bisa

dalam bentuk uang tunai, saham atau barang, namun yang paling umum

adalah pembayaran dalam bentuk uang tunai. Bagi invesor jumlah rupiah

yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil daripada

capital gain, selain itu dividen dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen dapat

diartikan bahwa prospek tingkat keuntungan perusahaan kurang baik.

Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besarnya

dividen yang dibayarkan.

Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat

menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen

merupakan tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya dividen yang

dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan

mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga saham akan turun, karena

2. Bentuk – bentuk Dividen (Baridwan, 1997 : 236)

a. Dividen kas

Dividen paling umum dibayarkan dalam bentuk kas, pembayaran

dilakukan satu kali dalam satu tahun. Biasanya perusahaan harus

memenuhi tiga kondisi agar dapat membayar dividen tunai yaitu:

1) laba ditahan mencukupi

2) kas yang memadai

3) tindakan formal dari Dewan Komisaris

b. Dividen aktiva selain kas (property dividen)

Aktiva yang dibagikan dapat berupa surat-surat berharga

perusahaan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dagang.

c. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan

pengembalian modal.

d. Dividen utang

Dividen utang terjadi bila laba tidak dibagi saldonya mencukupi

untuk pembayaran dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup,

sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividen yaitu janji yang tertulis untuk membayar jumlah tertentu di masa yang akan

datang.

e. Dividen saham (stock dividen)

Dividen saham adalah pembagian dividen dalam bentuk saham

yang beredar. Apabila dividen saham ini dilakukan, maka tidak akan

menambah jumlah modal sendiri, akan tetapi akan mengubah komposisi

modal perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, saldo laba

ditahan akan berkurang sebesar jumlah yang dikapitalisai (Abdul Halim,

2005 : 94 ).

Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio / DPR) adalah persentase laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen tunai. Target

payout ratio seharusnya didasarkan pada preferensi sebagian besar investor.

3. Beberapa Teori terkait dengan Dividen

a. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun

terhadap biaya modalnya sehingga kebijakan dividen tidak relevan.

Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan dasarnya

menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Investor kurang

mempedulikan antara dividen dan capital gain. Jika menginginkan kas investor menjual saham dan sebaliknya jika tidak menginginkan

kas mereka membeli saham. Teori ini juga didasarkan pada asumsi

b. Teori Bird-In-The-Hand

Teori ini menyatakan bahwa nilai perusahaan akan

dimaksimumkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang

tinggi. Investor lebih menghargai pendapatan yang diterima dari

dividen daripada pendapatan yang diharapkan diterima dari

keuntungan modal (capital gain). c. Teori Preferensi Pajak

Investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah

daripada yang tinggi. Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif lebih rendah daripada dividen dan investor dikenai tingkat pajak

yang lebih besar pada dividen dibanding capital gain, capital gain

tidak terkena pajak jika saham tidak dijual. Karena itu, investor lebih

menyukai capital gain daripada dividen, dan ingin perusahaan menahan laba untuk pertumbuhan sehingga harga saham meningkat.

4. Isu lain dalam kebijakan dividen

a. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan

MM mengasumsikan bahwa setiap investor dan juga manajer

mempunyai informasi yang sama mengenai pendapatan dan dividen

perusahaan di masa mendatang. Namun dalam kenyataannya,

investor yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda tentang

tingkat pembayaran dividen di masa mendatang dan ketidakpastian

informasi yang lebih baik mengenai prospek masa depan daripada

pemegang saham.

Kenaikan dividen seringkali menyebabkan kenaikan harga

saham, sementara pemotongan dividen umumnya menyebabkan

penurunan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor secara

keseluruhan lebih menyukai dividen daripada keuntungan modal.

Akan tetapi, MM berpendapat lain. Mereka memberikan fakta yang

cukup kuat bahwa perusahaan-perusahaan enggan menurunkan

dividen, sehingga mereka tidak menaikkan dividen kecuali kalau

mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi di masa mendatang.

lebih tinggi daripada yang diperkirakan merupakan isyarat bagi

investor bahwa manajemen memperkirakan peningkatan laba di

masa mendatang. Sebaliknya penurunan dividen atau kenaikan yang

lebih kecil daripada yang diperkirakan, merupakan suatu isyarat

bahwa manajemen meramalkan laba yang rendah di masa

mendatang. Jadi, MM menegaskan bahwa reaksi investor terhadap

perubahan dalam kebijakan dividen tidak harus menunjukkan

investor lebih menyukai dividen daripada laba yang ditahan.

Sebaliknya mereka menyatakan bahwa perubahan harga saham

sesudah pembagian dividen hanya menunjukkan adanya kandungan

informasi atau pengisyaratan yang penting dalam pengumuman

b. Pengaruh Klientele

Pengaruh klientele merupakan kecenderungan suatu

perusahaan untuk menarik sekelompok investor yang menyukai

kebijakan dividennya. Adanya pengaruh kliente tidak menunjukkan

bahwa satu kebijakan dividen lebih baik daripada kebijakan dividen

yang lain.

5. Kebijakan dividen (Astuti, 2004: 145–147).

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau

menahannya guna diinvestasikan kembali. Adapun faktor- faktor yang

mempengaruhi kebijakan tersebut adalah

a. Peraturan pemerintah

Beberapa negara ikut campur tangan dalam mengatur kebijakan

dividen bagi perusahaan supaya dapat melindungi kreditur.

b. Hambatan dalam perjanjian/kontrak

Bank akan membatasi pembayaran dividen tunai sampai batas

tertentu dari laba bisa dicapai atau bank mengatur pembayaran denda

sampai jumlah tertentu.

c. Hambatan internal

Jumlah pembayaran dividen tunai tergantung pada tersedianya kas

perusahaan. Walaupun laporan rugi laba menyatakan adanya laba

yang cukup besar namun jumlah tersebut belum tentu sama dengan

jumlah kas tunai yang ada di perusahaan. Jadi, saldo dari laporan

d. Perkiraan pertumbuhan di masa yang akan datang

Pimpinan perusahaan akan cenderung menahan laba untuk

pembiayaan rencana pembangunan bila melihat ada banyak peluang

untuk pengembangan perusahaan.

e. Pertimbangan pemilik perusahaan

Perusahaan perlu mengutamakan kesejahteraan pemilik dalam

menentukan kebijakan dividen dan perlu memberi kebebasan jika

ada peluang investasi yang lebih menguntungkan bagi pemilik. Bila

peluang investasi lain di luar perusahaan tampak lebih

menguntungkan maka perusahaan hendaknya menentukan persentase

pembayaran dividen yang lebih besar.

f. Pertimbangan pasar

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan reaksi pasar dalam

membuat kebijakan dividen. Pasar akan bereaksi positif atas

kebijakan dividen yang tetap atau bertumbuh secara tetap sedangkan

reaksi negatif dari pasar akan menurunkan harga saham

Dokumen terkait