• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh leverage keuangan dan investasi terhadap dividen : studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ] periode tahun 2001-2005 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh leverage keuangan dan investasi terhadap dividen : studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta [BEJ] periode tahun 2001-2005 - USD Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Ima Kristina Yulita

NIM : 032214086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

yang menaruh harapannya pada Tuhan.

I a akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,

yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,

dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,

yang daunnya tetap hijau,

yang tidak kuatir dalam tahun kering,

dan ti dak berhenti menghasilkan buah.

(Yer 17 : 7-8)

Dengan penuh syukur, K upersembahkan skripsi ini kepada : Tuhan Yesus Kristus atas hidup & semua rencana indah-N ya Ayah dan ibuku tercinta atas doa, cinta, dan pengorbanannya. Keluarga bulek Yanti atas dukungannya Adel & Fosin atas dukungannya. Saudara, sahabat, kenalan dan semua orang yang mengenalku

(5)
(6)

vi

Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode tahun 2001 – 2005

Ima Kristina Yulita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) bagaimana pengaruh

leverage keuangan terhadap dividen, 2) bagaimana pengaruh investasi terhadap dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Data yang digunakan berupa data laporan keuangan perusahaan (data LK,

ROI, dan DPR) yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory 2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang membayarkan dividen tunai secara rutin

setiap tahun selama periode tahun 2001-2005 yaitu sebanyak 16 perusahaan.

Pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi terhadap data yang sudah

dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier sederhana.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa 1) Leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini tejadi karena

nilai t hitun g < dari nilai t tabel. 2) Investasi tidak berpengaruh negatif terhadap

(7)

vii

A Case Study at Manufacturing Company that listed in Jakarta Stock Exchange (JSE) Period 2001-2005

Ima Kristina Yulita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aim of the research were to identify : 1) the influence of financial

leverage to dividend, 2) the influence of investment to dividend at manufactur ing

company that listed in Jakarta Stock Exchange.

The data used in the research were the company financial report data (FL,

ROI, and DPR data) at Indonesian Capital Market Directory 2002, 2003, 2004,

2005 and 2006. The research used nonprobability sampling method and purposive

sampling technique. The sample of the research were manufactur ing company at

Jakarta Stock Exchange that always distributed cash dividend every year in period

of 2001-2005, there were 16 manufacturing companies. The data were gathered by

documentation to the data that were published by Jakarta Stock Exchange. The

data were analized by using single linier regression.

The result of the research indicated that 1) financial leverage was not

positively influenced significant ly to dividend. It was happen because calculated t

value < critical t value. 2) dividend was not negatively influenced significantly to

(8)

viii

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI TERHADAP DIVIDEN. Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode Ta hun 2001-2005. Penulisan skripsi ini

adala h sala h satu syarat untuk memperole h gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan sumbangan baik waktu, tenaga, pikiran, dorongan, petunjuk dan

nase..at kepada penulis sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai. Ole h karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kasih yang tela h memberikan kekuatan dan kesabaran,

nafas hidup, serta berbagai rencana indah atas hidupku.

2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

dan sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

(9)

ix

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberikan

masukan serta saran bagi penulisan skripsi ini.

5. Dra. Caecilia Wahyu E.R., M.Si., yang telah membimbing dan

memberikan masukan bagi penulisan skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi.

7. Keluarga bapak Soekoco yang telah memberikan cinta kasih dan

menerimaku sebagai saudara.

8. Bulek Yanti, Om Edi, Dita, Ana, Wawan, Eko, Narko, dan Om Suyud

yang tak pernah lelah mengingatkan aku untuk segera menyelesaikan

skripsi.

9. Sahabat dekatku: Fosin, Adel, Atot, Fitria, Anto, Adi dan Romi. Terima

kasih sudah mau mengerti dan memberiku semangat. Aku sayang kalian!!

10.Rekan-rekan pengurus UKM Kerohanian 2005 & 2006: Adel, Anita,

Melon, Wawan, Windi, Titis, Uuth, Doni, Arum, Adi, Angga, Dini, Nita,

Kamel, Nitnot, Nila, Dita, Amel, Bertha, Niko, Dwi, Eko, Gaga, Pipit,

Wisnu, dan Lietha. Terima kasih atas indahnya persaudaraan,

kebersamaan, persahabatan, cinta-kasih, suka-duka, tangis, canda tawa

yang kita jalin di UKM Kerohanian. Terima kasih atas semua proses,

(10)

x

Tami, Angga, Tista, Agnes, Zie, Prima, Rini, Shinta, Nita, Maria, Fidel

dan Yophie. Pokoke TERUS BERJUANG untuk memajukan UKM

Kerohanian! TETAP SEMANGAT!!

12.Alumni UKM Kerohanian terutama Patrick dan Mami. Terima kasih atas

sudah bersedia membimbing, memberikan nasehat dan mendengarkan

keluh kesahku. Terima kasih pula atas kepercayaan dan kesempatan yang

telah diberikan padaku. Ternyata ada banyak rencana indah dari Nya.

13.Segenap anggota UKM Kerohanian : Nanda, Raju, Marcel, David, Anto,

Wiwid, Nia, Nungki, Tangguh, mas Erik, mas Ichad, Agung.

14.Teman-teman KKP : Eko, Titis, Lusi, dan Ari.

15.Fr. Didik terima kasih atas bimbingannya selama ini.

16.Rekan-rekan BEMU, BEM FE, UKM, Komunitas/Komunitas Basis

Universitas Sanata Dharma Yo gyakarta. Terima kasih atas kerja sama

yang telah kita bina selama ini.

17.Teman-teman Manajemen : Rusy, Agus, Afandy, Estry, Nyoman, Krisna,

Eka, Hatma, dan Fitria.

18.Teman- teman asisten Manajemen : mas Patrick, mas Andi, mas Unggul,

mas Dwi, Fika, Dian, Dwita, mbak Eny, Icha, Ari, Wisnu, Evi dan Yovi.

19.Teman-teman Kos Mantari : mbak Santi, mbak Zelly, Dian, Heni, Tri dan

(11)

xi

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, April 2007

(12)

xii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

(13)

xiii

C. Dividen... 15

D. Review Penelitian Terdahulu ... 21

E. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 28

C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Pengukuran Variabel Penelitian... 29

F. Definisi Operasional... 30

G. Jenis Dan Sumber Data ... 31

H. Populasi Dan Sampel ... 31

I. Metode Penentuan Sampel... 32

J. Teknik Pengumpulan Data... 33

K. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta (BEJ) ... 38

(14)

xiv

C. Pembahasan... 73

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran... 83

C. Keterbatasan Penulis ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(15)

xv

Tabel V.1 Daftar nama perusahaan yang menjadi sample penelitian ... 54

Tabel V.2 Hasil perhitungan leverage keuangan (LK) ... 56

Tabel V.3 Hasil perhitungan Dividen Payout Ratio (DPR) ... 57

Tabel V.4 Hasil perhitungan Return On Invesment (ROI)... 58

Tabel V.5 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001 ... 59

Tabel V.6 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002 ... 61

Tabel V.7 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003 ... 62

Tabel V.8 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004 ... 63

Tabel V.9 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2005 ... 65

Tabel V.10 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001 ... 67

Tabel V.11 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002 ... 68

Tabel V.12 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003 ... 69

Tabel V.13 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004 ... 71

(16)

xvi

Gambar 3.1 Kurva t ... 35

Gambar 3.1 Kurva t ... 37

Gambar 5.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 60

Gambar 5.2 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 61

Gambar 5.3 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 63

Gambar 5.4 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 64

Gambar 5.5 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 66

Gambar 5.6 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 67

Gambar 5.7 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 69

Gambar 5.8 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 70

Gambar 5.9 Daerah penerimaan dan penolakan Ho ... 71

(17)

xvii

Lampiran 2 : Perhitungan dividen payout ratio (DPR)

Lampiran 3 : Perhitungan Return On Investment (ROI)

Lampiran 4 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001

Lampiran 5 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002

Lampiran 6 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003

Lampiran 7 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004

Lampiran 8 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2005

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Sektor industri merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian

suatu negara. Ada beranekaragam jenis perusahaan dalam industri, salah satu

diantaranya adalah perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku

menjadi barang jadi dan barang setengah jadi. Perusahaan-perusahaan tersebut

ada yang sudah go publik sehingga sahamnya diperjualbelikan di bursa efek. Perusahaan ini umumnya mempunyai kinerja yang baik dan bermodal besar.

Hal ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan

setiap tahun di media massa guna memberikan informasi kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

Perusahaan pada umumnya lebih menyukai pendanaan internal dari pada

pendanaan eksternal sehingga hanya menangung risiko bisnis karena hutang

tidak digunakan dalam proses operasinya. Namun bila dana internal tidak

mencukupi maka perusahaan menggunakan dana eksternal. Dana eksternal

dapat berasal dari hutang (emisi obligasi) maupun ekuitas (emisi saham).

Perusahaan biasanya memilih menggunakan hutang karena biaya emisi saham

lebih mahal daripada emisi hutang. Setelah perusahaan memutuskan

menggunakan hutang maka hutang masuk dalam struktur modalnya.

(19)

menggunakan struktur modal yang tepat agar perusahaan tetap memiliki citra

baik di mata publik.

Hutang merupakan salah satu komponen leverage keuangan yang dapat mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Hutang

akan meningkatkan laba per lembar saham, meningkatkan risiko investasi bagi

pemiliknya dan menimbulkan risiko keuangan bagi pemegang saham. Hutang

juga mengharuskan perusahaan membayar bunga dan pengembalian hutang

saat jatuh tempo (Astuti, 2004: 138).

Perusahaan juga dihadapkan pada berbagai macam pilihan investasi

seperti penambahan lini produk baru, penambahan aktiva tetap, dan pendirian

pabrik yang baru. Investasi yang menguntungkan akan memberikan return

yang besar sehingga dana internal sebagian besar akan digunakan untuk

membiayai investasi. Keadaan ini mengakibatkan hanya ada sedikit atau

bahkan tidak ada persediaan kas yang dapat digunakan untuk membayar

dividen. Padahal perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar dividen

sebagai bukti bahwa kemakmuran pemegang saham diperhatikan. Oleh karena

itu, perusahaan menggunakan sumber dana eksternal yang berupa hutang

dalam membayar dividen.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI

(20)

B Rumusan Masalah

1 Bagaimana pengaruh leverage leuangan terhadap dividen? 2 Bagaimana pengaruh investasi terhadap dividen?

C. Batasan Masalah

1. Dividen yang diteliti adalah dividen kas untuk saham biasa.

2. Investasi dilakukan terhadap aset finansial di pasar modal.

3. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta dan sahamnya masih aktif diperdagangkan selama

periode penelitian.

4. Periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005.

D. Tujuan Penelitian

1 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh leverage keuangan terhadap dividen

2 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi terhadap dividen

E. Manfaat Penelitian 1 Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan untuk melakukan

investasi terutama jika perusahaan yang menjadi tujuan investasi

(21)

2 Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa serta

sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang.

3 Bagi Penulis

Kegiatan penelitian ini merupakan penerapan sebagian teori yang

didapat selama di bangku kuliah terkait dengan leverage keuangan, investasi dan dividen.

F. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk

mendukung penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, metode penentuan sampel,

teknik pengumpulan data, objek penelitian, jenis dan sumber

data yang diperlukan, variabel penelitian dan teknik analisis

(22)

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan sejarah singkat BEJ dan

perusahaan-perusahaan manufaktur yang diteliti.

BAB V. ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan uraian tentang deskripsi sampel, deskripsi

data yang dipakai dalam pengolahan dan pengujian serta cara

atau teknik yang dipakai dalam proses pengolahan dan

pengujian.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan

(23)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Jogiyanto (2003: 3), investasi adalah penundaan konsumsi

sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode

waktu tertentu. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat

ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang

(Abdul Halim, 2005: 4). Jadi, investasi adalah penundaan penggunaan

uang/barang pada saat ini untuk ditempatkan pada aset tertentu agar dapat

memberikan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.

2. Jenis-jenis Investasi

Menurut Abdul Halim (2005: 4), investasi dibedakan menjadi dua :

a. Investasi pada aset-aset financial (financial assets)

Investasi pada asat-aset financial dilakukan di pasar uang, misalnya

berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,

misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya.

b. Investasi pada aset-aset riil (real asset)

Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset

produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan

(24)

Menurut Jogiyanto (2000: 7-11), investasi dibedakan menjadi

dua yaitu :

a. Investasi langsung

Investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang

dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau di pasar turunan (derivation market) maupun dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan

yang biasanya diperoleh melalui bank komersial. Jadi investasi

langsung merupakan pembelian langsung aktiva keuangan suatu

perusahaan tanpa melalui perusahaan investasi.

b. Investasi tidak langsung

Investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari

perusahaan investasi. Perusahaan investasi menyediakan jasa keuangan

dengan cara menjual sahamnya kepada publik dan menggunakan dana

yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

3. Proses investasi

Proses investasi merupakan langkah- langkah yang seharusnya

ditempuh pemodal dalam melakukan investasi sekuritas yang meliputi

jenis sekuritas yang dipilih, jumlah investasi dan waktu yang tepat untuk

(25)

Menurut Abdul Halim (2005: 4-7), proses investasi meliputi :

a. Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1). Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) 2). Tingkat risiko (rate of risk)

3). Ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan

b. Melakukan analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek

atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk

mengidentifikasi efek yang salah harga (misprice). Analisis dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:

1). Pendekatan fundamental

Pendekatan ini didasarkan pada informasi- informasi yang

diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek.

Analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum,

selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi

terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkannya.

2). Pendekatan teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga

saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga

saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis

memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam

(26)

dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari

penawaran dan permintaan. Analisis ini mendasarkan pada premis

bahwa harga saham tergantung pada permintaan dan penawaran

saham itu sendiri.

c. Membentuk portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana

yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan

pada masing- masing efek tersebut. Efek yang dipilih adalah efek yang

mempunyai koefisien korelasi negatif.

d. Mengevaluasi portofolio

Evaluasi dilakukan atas kinerja portofolio yang telah dibentuk,

baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap

tingkat risiko yang ditanggung.

e. Merevisi kinerja portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja

portofolio. Selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang

membentuk portofolio jika dirasa komposisi portofolio yang ada tidak

sesuai dengan tujuan investasi. Revisi dapat dilakukan secara total dan

secara terbatas.

(27)

B. Leverage Keuangan

1. Pengertian Leverage Keuangan

Berikut ini adalah beberapa definisi leverage keuangan:

a. Menurut Dewi Astuti (2004: 138), leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham

preferen digunakan dalam struktur modal.

b. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copelan (1998: 23), leverage

keuangan berarti penggunaan hutang. Apabila hasil pengembalian

atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, leverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan

penggunaan leverage juga akan ditingkatkan. Bila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang, leverage

akan mengurangi hasil atas pengembalian modal.

c. Menurut Sartono (2001: 263), leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan

memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban

tetapnya, sehingga akan meningkatkan keuntungan ya ng tersedia

bagi pemegang saham.

d. Menurut Lukas Setia Atmaja (1994: 293), suatu perusahaan dikatakan

menggunakan leverage keuangan jika perusahaan tersebut membelanjai sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang

membayar bunga tetap (misal: hutang pada bank, menerbitkan

(28)

perubahan EBIT perusahaan mengakibatkan perubahan yang lebih

besar pada EPS atau penghasilan per lembar saham. Kepekaan EPS

terhadap perubahan EBIT diukur dengan tingkat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage, DFL)

Jadi, leverage keuangan adalah penggunaan hutang yang mengharuskan peminjam membayar beban tetap setiap periode dan

diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi pemegang

saham.

2. Teori terkait dengan Struktur Modal

a. Teori MM : Pajak Nol

Teori ini membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak

dipengaruhi oleh struktur modalnya. Hasil- hasil MM menyatakan

bahwa tidak menjadi masalah bagaimana perusahaan membiayai

operasinya, jadi struktur modal tidak relevan. Tetapi, studi teori ini

didasarkan pada asumsi yang tidak realistis, antara lain : tidak ada

biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak ada biaya

kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku

bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai

informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi

perusahaan di masa mendatang, EBIT tidak dipengaruhi oleh

(29)

b. Efek Pajak

Teori ini menggunakan asumsi adanya pajak perseroan.

Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran

bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang

saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini

mendorong untuk menggunakan hutang dalam struktur modal.

c. Efek Biaya Kebangkrutan

Teori MM menggunakan asumsi tidak ada biaya kebangkrutan.

Namun dalam prakteknya risiko kebangkrutan selalu ada. Perusahaan

yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat

tinggi, sehingga mereka juga sulit menahan pelanggan, pemasok, dan

karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan

untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga di bawah

harga seandainya masih beroperasi. Masalah kebangkrutan

cenderung muncul jika suatu perusahaan menyertakan lebih banyak

hutang dalam struktur modalnya.

d. Teori Trade-Off

Dalam teori ini perusahaan berusaha menyeimbangkan manfaat

dari pendanaan yang berasal dari hutang (perlakuan pajak perseroan

yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan

yang lebih tinggi. Hutang merupakan sumber dana yang lebih murah

daripada saham biasa atau saham preferen karena beban bunga dapat

(30)

mengakibatkan peningkatan porsi laba operasi perusahaan (EBIT)

yang mengalir ke investor. Jadi, semakin tinggi hutang semakin

tinggi nilai dan harga sahamnya. Namun, perusahaan tetap

membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang

berkaitan dengan kebangkrutan supaya dapat menerapkan struktur

modal yang optimal.

e. Teori Pengisyaratan

MM mengasumsikan bahwa investor memiliki informasi yang

sama mengenai prospek perusahaan seperti yang dimiliki para

manajer. Kondisi ini disebut kesamaan informasi (symetric information). Akan tetapi, dalam kenyataannya manajer memiliki informasi yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut

dengan ketidaksamaan informasi (asymetric information) dan ini sangat berpengaruh terhadap keputusan struktur modal yang optimal.

Perusahaan dengan prospek yang cerah tidak menghendaki

pendanaan dengan menjual saham baru, sedangkan perusahaan

dengan prospek yang suram memang menyukai pendanaan dengan

ekuitas dari luar. Dengan demikian, pengumuman emisi saham oleh

suatu perusahaan umumnya merupakan isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram dan

(31)

f. Pecking Order Hypothesis (Baldric Sirega r, 2005: 220)

Pecking Order Hypothesis (POH) menyatakan bahwa perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana

eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana internal dapat

dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Apabila dana

eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan

penggunaan hutang daripada ekuitas. Ide dasar POH sangat

sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana eksternal hanya

apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang

lebih diutamakan adalah hutang daripada emisi saham.

Ada empat alasan yang mendasari mengapa POH

memprediksi bahwa perusahaan mengutamakan hutang daripada

ekuitas apabila pendanaan eksternal dibutuhkan yaitu: (Baldric

Siregar, 2005: 221)

1). Pasar menderita kerugian karena adanya asimetri informasi antara

manajer dengan pasar.

2). Emisi utang dan emisi saham sama-sama membutuhkan biaya

transaksi bagi perusahaan.

3). Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan

hutang.

4). Kontrol manajemen lebih besar terhadap perusahaan bila

(32)

C. Dividen

1. Pengertian Dividen

Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham (Dewi Astuti, 2004: 50). Pembayaran dividen bisa

dalam bentuk uang tunai, saham atau barang, namun yang paling umum

adalah pembayaran dalam bentuk uang tunai. Bagi invesor jumlah rupiah

yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil daripada

capital gain, selain itu dividen dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen dapat

diartikan bahwa prospek tingkat keuntungan perusahaan kurang baik.

Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besarnya

dividen yang dibayarkan.

Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat

menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen

merupakan tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya dividen yang

dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan

mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga saham akan turun, karena

(33)

2. Bentuk – bentuk Dividen (Baridwan, 1997 : 236)

a. Dividen kas

Dividen paling umum dibayarkan dalam bentuk kas, pembayaran

dilakukan satu kali dalam satu tahun. Biasanya perusahaan harus

memenuhi tiga kondisi agar dapat membayar dividen tunai yaitu:

1) laba ditahan mencukupi

2) kas yang memadai

3) tindakan formal dari Dewan Komisaris

b. Dividen aktiva selain kas (property dividen)

Aktiva yang dibagikan dapat berupa surat-surat berharga

perusahaan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dagang.

c. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan

pengembalian modal.

d. Dividen utang

Dividen utang terjadi bila laba tidak dibagi saldonya mencukupi

untuk pembayaran dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup,

sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividen yaitu janji yang tertulis untuk membayar jumlah tertentu di masa yang akan

datang.

e. Dividen saham (stock dividen)

Dividen saham adalah pembagian dividen dalam bentuk saham

(34)

yang beredar. Apabila dividen saham ini dilakukan, maka tidak akan

menambah jumlah modal sendiri, akan tetapi akan mengubah komposisi

modal perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, saldo laba

ditahan akan berkurang sebesar jumlah yang dikapitalisai (Abdul Halim,

2005 : 94 ).

Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio / DPR) adalah persentase laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen tunai. Target

payout ratio seharusnya didasarkan pada preferensi sebagian besar investor.

3. Beberapa Teori terkait dengan Dividen

a. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun

terhadap biaya modalnya sehingga kebijakan dividen tidak relevan.

Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan dasarnya

menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Investor kurang

mempedulikan antara dividen dan capital gain. Jika menginginkan kas investor menjual saham dan sebaliknya jika tidak menginginkan

kas mereka membeli saham. Teori ini juga didasarkan pada asumsi

(35)

b. Teori Bird-In-The-Hand

Teori ini menyatakan bahwa nilai perusahaan akan

dimaksimumkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang

tinggi. Investor lebih menghargai pendapatan yang diterima dari

dividen daripada pendapatan yang diharapkan diterima dari

keuntungan modal (capital gain). c. Teori Preferensi Pajak

Investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah

daripada yang tinggi. Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif lebih rendah daripada dividen dan investor dikenai tingkat pajak

yang lebih besar pada dividen dibanding capital gain, capital gain

tidak terkena pajak jika saham tidak dijual. Karena itu, investor lebih

menyukai capital gain daripada dividen, dan ingin perusahaan menahan laba untuk pertumbuhan sehingga harga saham meningkat.

4. Isu lain dalam kebijakan dividen

a. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan

MM mengasumsikan bahwa setiap investor dan juga manajer

mempunyai informasi yang sama mengenai pendapatan dan dividen

perusahaan di masa mendatang. Namun dalam kenyataannya,

investor yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda tentang

tingkat pembayaran dividen di masa mendatang dan ketidakpastian

(36)

informasi yang lebih baik mengenai prospek masa depan daripada

pemegang saham.

Kenaikan dividen seringkali menyebabkan kenaikan harga

saham, sementara pemotongan dividen umumnya menyebabkan

penurunan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor secara

keseluruhan lebih menyukai dividen daripada keuntungan modal.

Akan tetapi, MM berpendapat lain. Mereka memberikan fakta yang

cukup kuat bahwa perusahaan-perusahaan enggan menurunkan

dividen, sehingga mereka tidak menaikkan dividen kecuali kalau

mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi di masa mendatang.

lebih tinggi daripada yang diperkirakan merupakan isyarat bagi

investor bahwa manajemen memperkirakan peningkatan laba di

masa mendatang. Sebaliknya penurunan dividen atau kenaikan yang

lebih kecil daripada yang diperkirakan, merupakan suatu isyarat

bahwa manajemen meramalkan laba yang rendah di masa

mendatang. Jadi, MM menegaskan bahwa reaksi investor terhadap

perubahan dalam kebijakan dividen tidak harus menunjukkan

investor lebih menyukai dividen daripada laba yang ditahan.

Sebaliknya mereka menyatakan bahwa perubahan harga saham

sesudah pembagian dividen hanya menunjukkan adanya kandungan

informasi atau pengisyaratan yang penting dalam pengumuman

(37)

b. Pengaruh Klientele

Pengaruh klientele merupakan kecenderungan suatu

perusahaan untuk menarik sekelompok investor yang menyukai

kebijakan dividennya. Adanya pengaruh kliente tidak menunjukkan

bahwa satu kebijakan dividen lebih baik daripada kebijakan dividen

yang lain.

5. Kebijakan dividen (Astuti, 2004: 145–147).

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau

menahannya guna diinvestasikan kembali. Adapun faktor- faktor yang

mempengaruhi kebijakan tersebut adalah

a. Peraturan pemerintah

Beberapa negara ikut campur tangan dalam mengatur kebijakan

dividen bagi perusahaan supaya dapat melindungi kreditur.

b. Hambatan dalam perjanjian/kontrak

Bank akan membatasi pembayaran dividen tunai sampai batas

tertentu dari laba bisa dicapai atau bank mengatur pembayaran denda

sampai jumlah tertentu.

c. Hambatan internal

Jumlah pembayaran dividen tunai tergantung pada tersedianya kas

perusahaan. Walaupun laporan rugi laba menyatakan adanya laba

yang cukup besar namun jumlah tersebut belum tentu sama dengan

jumlah kas tunai yang ada di perusahaan. Jadi, saldo dari laporan

(38)

d. Perkiraan pertumbuhan di masa yang akan datang

Pimpinan perusahaan akan cenderung menahan laba untuk

pembiayaan rencana pembangunan bila melihat ada banyak peluang

untuk pengembangan perusahaan.

e. Pertimbangan pemilik perusahaan

Perusahaan perlu mengutamakan kesejahteraan pemilik dalam

menentukan kebijakan dividen dan perlu memberi kebebasan jika

ada peluang investasi yang lebih menguntungkan bagi pemilik. Bila

peluang investasi lain di luar perusahaan tampak lebih

menguntungkan maka perusahaan hendaknya menentukan persentase

pembayaran dividen yang lebih besar.

f. Pertimbangan pasar

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan reaksi pasar dalam

membuat kebijakan dividen. Pasar akan bereaksi positif atas

kebijakan dividen yang tetap atau bertumbuh secara tetap sedangkan

reaksi negatif dari pasar akan menurunkan harga saham

D. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Leverage Keuangan, Investasi dan Dividen telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Myer dan Majluf, 1984 (dikutip

dalam Baldric Siregar, 2005 : 219) yang memperkenalkan salah satu teori

(39)

daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Perusahaan

membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak

mencukupi. Namun apabila dana eksternal dibutuhkan, perusahaan lebih

mengutamakan penggunaan hutang daripada ekuitas.

Baskin (1989) menguji apakah asimetri informasi mempengaruhi

kebijakan pendanaan perusahaan seperti yang diprediksikan oleh Pecking Order Hypothesis (POH). POH memprediksi bahwa perusahaan mengutamakan pendanaan melalui hutang daripada ekuitas apabila dana

internal tidak mencukupi. Karena dana yang tersedia tidak memadai, maka

perusahaan mengeluarkan hutang untuk mendanai investasi. Baskin

menemukan bahwa leverage keuangan mempengaruhi investasi secara positif

Allen (1993) (dikutip dalam Baldric Siregar, 2005: 223) menguji

perilaku pendanaan perusahaan publik Australia. Allen menemukan bahwa

leverage keuangan berpengaruh secara positif karena. Pengaruh positif ini terjadi karena perusahaan mengeluarkan hutang apabila dana internal tidak

mencukupi untuk melakukan investasi.

Tong dan Green (2004) (dikutip dalam Baldric Siregar, 2005: 223)

menguji keputusan keuangan perusahaan publik China yang terdaftar di

bursa Shanghai dan Shenzen. Mereka menemukan bahwa hutang

berhubungan negatif dengan ketersediaan dana internal. Temuan ini

menunjukkan bahwa apabila dana internal tidak cukup, maka perusahaan

(40)

perusahaan kepada pemegang saham, maka dana internal tidak lagi

mencukupi untuk melakukan investasi sehingga perusahaan berusaha

memperoleh dana eksternal melalui hutang.

Heti Herawati (2001) yang menganalisis hubungan antara

Financial Leverage, Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri menemukan bahwa hubungan antara Financial Leverage dan Rentabilitas Ekonomi adalah negatif dan tidak signifikan dengan intensitas lemah, serta

hubungan antara Financial Leverage dan Rentabilitas Modal Sendiri adalah negatif dan tidak signifikan dengan intensitas lemah.

S. Prasetyo Kurniawan (2004) yang meneliti Pengaruh Laba Per

Lembar Saha m, Financial Leverage dan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003 menemukan bahwa variabel laba per

lembar saham tidak mempunyai hubungan positif terhadap variabel harga

saham, variabel Financial Leverage tidak mempunyai hubungan negatif terhadap harga saham, dan variabel laba per lembar saham, serta Financial Leverage tidak berhubungan positif terhadap variabel harga saham.

Baldric Siregar (2005) menguji tentang hubungan antara Leverage

Keuangan, Investasi dan Dividen menemukan bahwa leverage keuangan berpengaruh positif terhadap dividen dan investasi berpengaruh negatif

(41)

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Dividen

Perusahaan yang terus berkembang akan selalu melakukan inovasi

terhadap produk dan akan memperluas skala usaha. Untuk melakukannya,

perusahaan memerlukan dana yang kadang tidak sedikit. Perusahaan perlu

memikirkan perencanaan pendanaan yang baik supaya investasi yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak terjadi kekurangan

dana.

Kekurangan dana akan merugikan perusahaan karena

kemungkinan investasi gagal dilaksanakan sehingga perusahaan tidak

memperoleh keuntungan. Kekurangan dana dapat diatasi dengan modal

sendiri, utang maupun campuran antara keduanya. Jika perusahaan

memilih investasi dibiayai dengan hutang maka akan meningkatkan

tingkat pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi tetapi juga

meningkatkan risiko investasi bagi pemilik (pemegang saham biasa)

karena mereka menanggung risiko keuangan (financial risk). Financial risk merupakan risiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham biasa akibat penggunaan hutang (financial leverage) (Brigham, 2001: 145). Namun penggunaan hutang juga menguntungkan yaitu dapat memotong

bunga yang dibayarkan untuk tujuan pajak sehingga menurunkan bunga

efektif dari bunga dan pemegang hutang mendapat pengembalian tetap,

(42)

dalam kondisi prima. Pada tingkatan tertentu misalnya 50%, utang dapat

menaikkan laba per lembar saham, harga saham dan risiko.

Meskipun menggunakan hutang, perusahaan tetap memperhatikan

kesejahteraan pemegang saham dengan cara membagikan dividen

sehingga perusahaan mengeluarkan kebijakan dividen. Kebijakan dividen

menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna

diinvestasikan kembali pada perusahaan (Astuti, 2004 : 145). Dividen

merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan pemegang saham dan

dapat dibayarkan secara tunai dalam bentuk uang kas. Jumlah pembayaran

dividen tunai tergantung dari tersedianya uang kas perusahaan. Laba yang

cukup besar dalam Laporan Rugi Laba belum tentu sama dengan jumlah

uang kas tunai yang ada di perusahaan. Laporan Arus Kas akan lebih

menentukan jumlah pembayaran dividen tunai karena arus kas

mencerminkan kemampuan perusahaan membayar dividen (Brigham,

2001 : 84).

Dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan juga

mempertimbangkan reaksi pasar atas kebijakan tersebut. Umumnya pasar

menganggap kebijakan dividen yang tetap atau bertumbuh secara tetap

sebagai sinyal yang baik dari perusahaan. Akibatnya pemilik perusahaan

kadang enggan menurunkan pembayaran dividen meski laba turun. Hal ini

dilakukan agar pasar tidak bereaksi negatif dan tidak menurunkan harga

(43)

pada saat laba turun dan arus kas yang kurang memadai tetapi, maka

perusahaan dapat menggunakan arus kas yang berasal dari hutang.

Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan diatas, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Leverage Keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen

HA : Leverage Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

dividen

2. Pengaruh Investasi terhadap Dividen

Perusahaan yang sukses akan memperoleh laba. Laba tersebut

dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai

namun juga dapat ditahan dan diinvestasikan kembali pada perusahaan.

Beberapa perusahaan sering dihadapkan pada kenyataan bahwa

perusahaan dapat menghasilkan arus kas dalam jumlah besar tetapi

peluang investasi terbatas. Ini biasa terjadi pada perusahaan dalam industri

yang menguntungkan. Perusahaan biasa membagikan persentase kas yang

besar kepada pemegang saham sehingga menarik bagi investor yang

menyukai dividen tinggi. Perusahaan lain membagikan sedikit atau tidak

membagikan kas sama sekali kepada pemegang saham, tetapi menahannya

untuk investasi. Perusahaan juga dapat mengikuti kebijakan dividen

residual yang mengisyaratkan bahwa dividen sebaiknya dibayarkan jika

(44)

investasi yang menguntungkan sehingga dana internal tidak digunakan

untuk membayar dividen tetapi diprioritaskan untuk menjalankan

investasi.

Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan diatas, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen

(45)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan penelitian yang memusatkan pada objek tertentu. Hasil penelitian

ini hanya berlaku untuk objek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian : Bursa Efek Jakarta USD

2. Waktu Penelitian : Bulan Februari 2007

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah variabel- variabel yang menjadi pokok

penulis dalam penelitiannya. Adapun obyek penelitian dalam hal ini

adalah berupa laporan keuangan perusahaan (data LK, ROI, dan DPR)

(46)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel dependen (Y) yaitu dividen diukur dengan Dividen Payout Ratio

(DPR)

2. Variabel independen (X)

a. Leverage keuangan (X1)

Leverage keuangan diukur dengan membandingkan antara total hutang dengan total aktiva.

b. Investasi (X2)

Investasi diukur dengan Rasio Profitabilitas yaitu Return On Investment (ROI).

E. Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel dependen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah dividen.

Dividen diukur dengan menghitung dividen payout ratio (DPR) yaitu persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen tunai, yang dihitung

dengan menggunakan rumus :

DPR =

EPS DPS

Keterangan :

DPR : dividen payout ratio

DPS : dividen per lembar saham biasa

(47)

2.Variabel Independen

a. Leverage Keuangan, diukur dengan membandingkan total hutang dengan total aktiva, yang dihitung dengan rumus :

LK =

b. Investasi, diukur dengan Return On Investment (ROI) yang membandingkan antara laba setelah pajak dengan total aktiva, yang

dihitung dengan rumus :

ROI =

F. Definisi Operasional 1. Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan

keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya, sehingga akan

meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono,

2001 : 263). Leverage Keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur

modal.

2. Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di

dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Investasi yang

(48)

aset finansial di pasar modal. Sedangkan Return On Investment (ROI) mengukur timgkat pengembalian investasi yang telah dilakukan

perusahaan baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki

perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari

pemilik.

3. Dividen

Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

saham. Dividen dalam penelitian ini adalah dividen kas saham biasa.

Sedangkan dividen payout ratio adalah persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen tunai.

G. Jenis dan Sumber Data yang diperlukan

1. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

umumnya dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang

dipublikasikan untuk umum (Nur Indriantoro dan Supomo, 1999: 149).

2. Sumber data yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan yaitu

data LK, ROI, dan DPR selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun

2005 yang diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) yang diterbitkan oleh Institute for Economic and Financial Reseach.

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa

(49)

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003: 103).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang membagikan

dividen kas dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003: 103). Sampel dala m penelitian ini adalah semua

perusahaan manufaktur yang pada tahun 2001-2005 yang memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan terdaftar sebagai perusahaan yang masih aktif di BEJ selama

periode pengamatan.

b. Saham perusahaan masih aktif diperdagangkan selama periode

pengamatan.

c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode

pengamatan.

d. Perusahaan membayarkan dividen kas secara rutin setiap tahun selama

periode pengamatan.

I. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penentuan sampel nonprobabilitas yaitu metode pengambilan sampel

yang tidak memberikan kesempatan / peluang yang sama bagi unsur / anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 1999: 72). Sedangkan

(50)

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan cara dokumentasi

yaitu dengan mengumpulkan data dari catatan-catatan dan dokumen-dokumen

masa lalu perusahaan yang berupa laporan keuangan

K. Teknik Analisis Data

Langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menjawab masalah pertama yaitu bagaimana pengaruh leverage

keuangan terhadap dividen, dapat dianalisis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung Leverage Keuangan

LK =

Aktiva Total

Utang Total

b. Menghitung Dividen Payout Ratio (DPR)

DPR =

EPS DPS

Keterangan :

DPR : dividen payout ratio

DPS : dividen per lembar saham

(51)

c. Metode Regresi Linier Sederhana

Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

leverage keuangan terhadap dividen pada perusahaan manufaktur. Adapun rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1

Keterangan :

Y = variabel DividenPayout Ratio

a = konstanta

b1 = koefisien regresi Leverage Keuangan

X1 = variabel Leverage Keuangan

d. Uji Hipotesis ( Suharyadi dan Purwanto, 2004: 391)

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Ho: b1 = 0, Leverage Keuangan tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap dividen

HA: b1 > 0, Leverage keuangan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap dividen

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5 %, level of confidence = 95 %, degree of freedom n-2.

3) Uji t

(52)

4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho

5) Mengambil keputusan :

Ho diterima bila t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak bila t hitung > t tabel

2. Untuk menjawab pertanyaan kedua yaitu bagaimana pengaruh investasi

terhadap dividen, dapat dianalisis menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menghitung Return On Investment (ROI)

ROI =

b. Menghitung Dividen Payout Ratio (DPR)

DPR =

EPS DPS

Keterangan :

DPR : dividen payout ratio

DPS : dividen per lembar saham

(53)

c. Metode Regresi Linier Sederhana

Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

investasi terhadap dividen pada perusahaan manufaktur. Adapun

rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + b2 X2

Keterangan :

Y = Variabel Dividen Payout Ratio

a = konstanta

b2 = koefisien regresi Investasi

X2 = variabel Investasi

d. Uji Hipotesis

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Ho : b2 = 0, Investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap dividen

HA : b2 < 0, Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

dividen

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5 %, level of confidence = 95 %, degree of freedom n-2.

3) Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh investasi terhadap dividen

(54)

4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho:

Daerah penolakan

Ho Daerah Penerimaan Ho

t(α ,n-2)

Gambar 3.2 Kurva t

5) Mengambil keputusan :

Ho diterima bila t hitung ≥ - t tabel

(55)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta

Bursa efek di Indonesia pertama kali didirikan di Batavia (Jakarta)

oleh pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan

memperjualbelikan sekuritas berupa saham dan obligasi

perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1939 terjadi

Perang Dunia II sehingga Bursa efek di Indonesia terhambat

perkembangannya dan kemudian resmi ditutup pada tanggal 10 Mei 1940.

Tetapi kemudian pada tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta sempat

dibuka kembali, walaupun kemudian ditutup kembali ketika Jepang masuk

Indonesia.

Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali

Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEJ tersebut didorong

penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Aktivitas

pasar modal mulai berkembang sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang

terjadi di pasar modal pada saat itu disebabkan oleh banyaknya warga Belanda

yang meninggalkan Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap

perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya

masa pemerintahan Orde Lama.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, pengaktifan kembali pasar

(56)

Modal (BAPEPAM) dan pembukaan pasar modal pada 10 Agustus 1977. Pada

awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar modal lebih ditekankan pada asas

pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak jatuh ke tangan segolongan

masyarakat tertentu saja. Untuk tujuan itu maka pemerintah berperan aktif

dalam menangani pasar modal Indonesia. BAPEPAM DAN PT Danareksa

diberikan prioritas membeli sedikitnya 50% saham yang ditawarkan.

Terlalu besarnya campur tangan pemerintah merupakan salah satu

faktor penyebab lambannya perkembangan pasar modal di Indonesia.

Ditambah lagi adanya deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan

tingkat suku bunga deposito naik, sehingga investasi di pasar modal menjadi

kurang menarik bagi masyarakat. Selama kurun waktu 1977-1988, ha nya 24

perusahaan yang melakukan emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp 129,4

milyar dan tiga perusahaan melakukan emisi obligasi senilai Rp 535,7 milyar.

Kemudian, pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti

Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988, dan Paket

September 1997 yang bertujuan menggairahkan perdagangan bursa efek di

Indonesia. Pada prinsipnya peraturan-peraturan tersebut merupakan

langkah-langkah penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sebelumnya untuk

mendorong pertumbuhan pasar modal yang sehat dan kuat.

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), berisi kebijakan

yang menyederhanakan proses emisi sekuritas, membuka kesempatan yang

lebih luas bagi investor asing, memperkenalkan adanya saham atas tunjuk

(57)

mencari modal di Bursa Paralel Indonesia (BPI). Penyederhanaan proses

penerbitan saham dan obligasi dilakukan dengan melonggarkan persyaratan

bagi perusahaan yang ingin go public dengan tidak diharuskannya perolehan laba sebesar 10% dari modal sendiri dalam dua buku terakhir berturut-turut.

Proses emisi yang dilakukan BAPEPAM juga dipercepat menjadi 90 hari

apabila persyaratan-persyaratannya sudah dipenuhi.

Paket Oktober 1988 (Pakto 88), berisi tentang penetapan pajak yang

sama bunga deposito dan dividen saham sebesar 15%. Kebijakan ini

dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik investasi di pasar modal. Pakto

88 juga memuat tentang ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit

(BMPK) pada sektor perbankan, sehingga mendorong masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal.

Paket Desember 1988 (Pakdes 88), merupakan kebijakan pemerintah

untuk memberi kesempatan bagi swasta nasional untuk menyelenggarakan

bursa swasta dan menerapkan sistem company listed.

Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek

Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia.

Swastanisasi ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM dari Badan

Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Paket September 1997, berisi tentang kebijakan pemerintah untuk

menghapus penentuan batas maksimum pembelian sahamoleh investor asing

kecuali bagi saham-saham perbankan, guna mendorong investor asing

(58)

Pada Juli 2000, BEJ mulai menerapkan perdagangan jarak jauh

sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan

frekuensi perdagangan.

Pada Mei 2005, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem ini dapat memfasilitasi perdagangan

saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar

yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.

B. Sejarah Singkat Perusahaan Manufaktur 1. PT Aqua Golden Mississippi Tbk.

Perusahaan yang kantor pusatnya di Jakarta ini memulai

produksinya pada tahun 1974 dan memiliki pabrik air dalam kemasan di

Bekasi, Citeureup, Bogor, dan Mekarsari. Perusahaan mempunyai

kapasitas produksi total 640 juta liter. Pabrik Bekasi menghasilkan

minuman tanpa karbonat dengan kapasitas 40 juta liter. Perusahaan juga

memberikan lisensi di Babakan Pari (Sukabumi), Kuningan, Wonosobo,

Pandaan, Bali, Lampung, Brastagi, Manado dengan total kapasitas 575

juta liter. Perusahaan juga memiliki 80% saham di IBIC Sdn Bhd di

Brunei Darusalam yang juga menghasilkan air dalam kemasan di bawah

merk SEHAT. Perusahaan mengekspor produknya ke negara- negara

Asean, Vietnam, Kamboja, Hongkong, Selandia Baru, Australia, Taiwan

(59)

Mississippi Tbk., menyetujui penambahan kepemilikan Grup Danone di

perusahaan air dalam kemasan dari 40% menjadi 70%. Selanjutnya nama

Aqua diganti menjadi Aqua Danone. La ngkah ini diambil untuk

memperkuat kemampuan bersaing Grup Aqua di pasar global melalui

strategi aliansi dengan patner sebuah jaringan internasional.

2. PT Delta Jakarta Tbk.

Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Bekasi. Produk

utamanya adalah bir yang dipasarkan dengan merk Anker Bir dan menguasai 40% pasar bir nasional di Indonesia. Produk lain adalah Anker Stout dan Shanta Super Shandy. Perusahaan menyetujui sebuah perjanjian kerjasama dengan Breweries Nederland BV, mencakup perkembangan

teknologi, pemasaran dan manajemen secara umum. Delta Jakarta juga

menghasilkan produk lisensi dari Calsberg Internasional A/S Denmark di

bawah merk Calsber Beer. Pada Agustus 1995, perusahaan memindahkan tempat pembuatan bir dari Jakarta Utara ke Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

Tempat pembuatan bir ini dibangun di atas tanah seluas 15 hektar.

Pemindahan lokasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi

50% hingga 900.000 hl. Perusahaan juga memproduksi bir San Miguel, diikuti masuknya San Miguel Corporation dari Filipina ke dalam

(60)

3. PT Fast Food Indonesia Tbk.

Perusahaan didirikan pada tahun 1978 oleh Grup Gelael, pemegang

Franchise KFC untuk Indonesia. Pada 10 Oktober 1979, perusahaan

membuka restoran KFC pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan

dari restoran KFC pertama ini menggugah perusahaan untuk menguasai

pemimpin pasar makanan cepat saji di Indonesia selama 17 tahun lalu.

Semakin banyak KFC didirikan di Jakarta dan beberapa kota utama di

Indonesia. Pada akhir tahun 1996, perusahaan mengoperasikan 148

restoran KFC di 30 kota utama di Indonesia. Produk inti perusahaan KFC:

Colonel’s Original Recipe Chicken dan Hot & Crispy Chicken yang secara tetap menduduki predikat sebagai ayam dengan citarasa terbaik dalam

berbagai macam survei konsumen Indonesia. Kedua produk tersebut

sangat diterima di Indonesia, dimana tingkat konsumsi ayam secara

signifikan lebih tinggi daripada tipe produk daging yang lain. Penerimaan

produk inti KFC didukung oleh penawaran menu favorit lokal : nasi,

perkedel, lumpia, juga sup Indonesia untuk menambah produk inti. Pada

tahun 2000, KFC menduduki posisi tertinggi dalam “Top of Mind Awareness” dibandingkan dengan pemimpin merk yang lain.

4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Produk perusahaan dipasarkan dengan merk Indomie, Sarimi, Pop

Mie, Supermi, dan Top Mie dan menguasai 90% pasar mie instan di

(61)

dengan merk Indofood dan Piring Lombok. Lini produk yang lain

termasuk makanan ringan Chiki, Chitato, Cheteos dan Jetz, SUN makanan

bayi, kopi Tugu Luwak dan Kafela. Pada April 1995, perusahaan dengan

51% saham dan Said Bawasir Trading Corporation mendirikan pabrik mie instan di Jeddah, Arab Saudi. Pada April 1997, pertemuan umum luar

biasa menyetujui rencana manajemen perusahaan untuk membuka enam

cabang perusahaan. Perusahaan yang merupakan anggota dari Grup Salim

ini menerima sebuah penghargaan dari Asosiasi Pemasaran Indonesia

untuk kinerja dalam pengembangan sistem pemasaran berbasis

lingkungan. Pada Mei 2001, Indofood memperoleh Asia Food Property

dari Singapura dan terdaftar Golden Agri Resources. Akuisisi ini diharapkan memperkuat bisnis inti perusahaan.

5. PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1931 dengan nama NV

Nederlandsch Bierbrouwerijen. Sejak tahun 1936, perusahaan berada di

bawah perusahaan Belanda, Heineken International Beheer BV. Produk

utama perusahaan adalah bir dan bir hitam yang dipasarkan dengan nama

Bir Bintang dan Guinness. Bir Bintang menguasai 60% saham dari pasar bir. Perusahaan bekerjasama dengan Heineken Technische Beheer dan

Guinness Overseas Ltd. Perusahaan mendirikan tempat pembuatan bir

yang baru di Mojosari, Jawa Timur dan Tangerang setelah penjualan

(62)

pusat perusahaan dipindahkan ke Tangerang. Perusahaan juga

memindahkan tempat pembuatan bir di Ngagel, Surabaya ke

Sampangagung, Mojokerto untuk menambah kapasitas produk dari

300.000 menjadi 800.000 hl. Pada 13 Oktober 1997, perusahaan mulai

mengekspor bir ke Jepang dan Australia Utara.

6. PT Gudang Garam Tbk.

Perusahaan dimulai dengan sebuah usaha wiraswasta kecil yang

didirikan di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1971. Produk perusahaan

terdiri dari tiga tipe, namanya rokok gulung kertas jagung terdiri dari tiga

nama merk, rokok digulung tangan dengan sembilan merk, dan rokok

digulung mesin dengan enam merk, empat diantaranya dianggap sebagai

merk premium Gudang Garam Internasional, Surya 16, Gudang Garam

Merah isi 10, dan Gudang Garam Merah isi 12. Perusahaan memasang

kapasitas 105 milyar rokok per tahun, termasuk 90 milyar mesin yang

digulung mesin dan 15 milyar rokok yang diproduksi menggunakan tangan

dan menikmati 49% pangsa pasar rokok rasa cengkeh di Indonesia pada

tahun 1997. Pada tahun 1998 pangsa pasar menurun hingga 39% dan

menerima pinjaman dari Bank Singapura untuk menambah kapasitas

produksinya pada tahun 1993. Pada tahun 2000 terjadi penggantian Dewan

Direktur dan Dewan Komisaris. Rachman Halim terpilih sebaga i Presiden

Komisaris dan Djajusman Surjowiyono ditunjuk sebagai Presiden Direktur

(63)

7. PT Hanjaya Mandala Sampoerna

PT HM Sampoerna Tbk didirikan pada tahun 1913 sekarang menjadi

perusahaan tembakau terluas ke tiga di Indonesia dengan 19,4% pangsa

pasar rokok di Indonesia. Saham Sampoerna terdaftar di Bursa Efek Jakarta

dan Surabaya. Kegiatan pokoknya dalah memproduksi dan menjual kretek

yaitu rokok yang terbuat dari cengkeh dan tembakau. Dji Sam Soe dan A

Mild adalah merk andalan dari portofolio Sampoerna, sementara A Hijau

bersaing pada segmen harga medium. Sampoerna mengoperasikan tiga

fasilitas produksi rokok di Indonesia. Fasilitas utama terletak di Pandaan,

sebuah pusat lokasi antara Surabaya dan Malang. Dua yang lain berada di

Surabaya dan Malang. Pada Maret 2005, Philip Moris International Inc.

(PMI), sebuah perusahaan tembakau internasional dari Altria Grup, Inc

mengakuisisi PT HM Sampoerna.

8.PT Lautan Luas Tbk.

Perusahaan ini didirikan di Jakarta dengan nama N.V. Lim Teck Lee

Coy. Ltd dan nama PT Lautan Luas mulai digunakan sejak tahun 1965.

Lautan Luas melanjutkan mengembangkan distribusi dan membuat fasilitas

bersama untuk menemukan syarat pertumbuhan industri bagi industri kimia.

Perusahaan mengembangkan rencana bisnis jangka panjang untuk

memantapkan posisi Lautan Luas dalam memimpin integrasi distributor

(64)

9. PT Intanwijaya International Tbk.

Perusahaan secara komersial mulai beroperasi pada tahun 1987 dan

terdaftar di Bursa Efek atau Pasar Modal pada 24 Juli 1990.Cakupan jasa

perusahaan adalah Formaldehyde dan Formaldehyde Resin Industry dengan kapasitas 96.000 ton metrik cairan dan 146.000 ton metrik per tahun ketika

tiga pabrik Formaldehyde mulai beroperasi, juga 7.000 ton metrik per tahun

bubuk dan 6.000 ton metrik produk Hexamine. Diharapkan pada pertengahan tahun 2002 tiga pabrik Formaldehyde akan mulai beroperasi, yang akan membuat perusahaan sebagai kapasitas produksi Formaldehyde

terbesar di Indonesia.

10.PT Lion Metal Works Tbk.

Perusahaan didirikan pada tahun 1972 oleh J.P. Sudarma of

Indonesia, Teoh Chiang Manufacturing Pte. Ltd.of Singapore dan Lion

Enterprise Sdn. Bhd. of Malaysia. Lion Enterprise Sdn.Bhd. dan Lion

Holding Pte. Ltd., yang merupakan pemegang saham mayoritas adalah

anggota Grup Lion. Perusahaan bergerak dalam usaha peralatan kantor yang

berasal dari logam. Produk dipasarkan dengan merk Lion dan sebagian besar

produknya dijual oleh PT Bantrunk Murni Indonesia yang bergabung

dengan perusahaan. Perusahaan mempunyai kantor pusat dan pabrik yang

(65)

11.PT Andhi Candra Automotive Product Tbk.

Perusahaan didirikan pada 26 Januari 1976 dengan kegiatan utama

menyaring produk perusahaan manufaktur. Pada tahun 1987, Eddy Hartono,

pendiri Grup ADR mengambil alih kepemilikan saham perusahaan. Sejak

tahun 1988, perusahaan didukung oleh bantuan teknis dari perusahaan

saringan, Tokyo Roki Co. Ltd., Jepang untuk produksi dan distribusi

saringan di Indonesia. Perusahaan secara tetap menawarkan sistem

manajemen kualitas di semua level produksi berdasarkan ISO 9002 dari

KEMA Registration Quality yang diperoleh pada Juni 1999. Pada November 2000 perusahaan berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan

QS 9000 dari SGS Yarsley International.

12.PT Goodyear Indonesia Tbk.

Perusahaan berdiri pada tahun 1935. Perusahaan awalnya bertindak

sebagai agen penjualan untuk Goodyear Tire and Rubber Company, USA.

Perusahaan sekarang memiliki pabrik di Bogor dengan kapasitas produksi

2,2 juta ban. Produk dipasarkan dengan merk Goodyear. Produk perusahaan

menguasai 44,4% pasar ban konvensional dan 41,2% pasar ban radial di

Indonesia. Perusahaan mengekspor produknya. Sejak tahun 1992, ban

Goodyear sudah menjual 850 Sears Tire dan Auto outlet di USA. Pada tahun

(66)

13.PT Tunas Ridean Tbk.

Pada tahun 1974 perusahaan ditunjuk sebagai dealer resmi kendaraan

bermotor untuk Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Renault di Jakarta

dan wilayah sekitarnya, juga kendaraan bermotor Honda dan Daihatsu di

Lampung. Pada tahun 1980, PT Tunas Ridean bertindak sebagai Grup

Holding Company.

14.PT Unilever Indonesia Tbk.

Perusahaan dimiliki oleh Belanda, di bawah nama asli Lever

Zeepfabrieken NV (LZF). Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1934.

Kantor pusatnya berada di Jakarta, sedangkan pabriknya berada di Cikarang

dan Surabaya. Perusahaan ini sebagai penghasil 19 jenis barang konsumsi

seperti sabun, deterjen, keperluan memasak dan kosmetik.

15.PT Asahimas Flat Glass Tbk.

Perusahaan ini merupakan perusahaan penanaman modal asing

(PMA) yang terbentuk pada tahun 1971 antara perusahaan penghasil kaca

tingkat dunia, Asahi Glass Co. Ltd of Japan dan pimpinan kelompok bisnis

swasta Indonesia yang bergerak dalam produk-produk industri dan barang

konsumsi, PT Rodamas Co. Ltd. Ide untuk menggabungkan keahlian teknik

dan kecanggihan teknologi Asahi Glass dengan penguasaan pasar lokal yang

kuat dari Rodamas merupakan strategi kerjasama yang bagus sehingga PT

Gambar

Gambar 3.1 Kurva t
Gambar 3.2      Kurva t
Tabel V.1 Daftar nama 16 perusahaan yang menjadi sampel penelitian
Hasil perhitungan Tabel V.2 Leverage Keuangan (LK)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sekali digunakan karena strukturnya yang kuat namun memiliki berat yang ringan. Diantaranya sebagai bahan dasar body mobil, bahkan pesawat yang membutuhkan struktur bahan

Pada periode akhir anak-anak, rasa takut timbul akibat fantasi yang dibentuk oleh anak itu sendiri yang menyebabkan harga dirinya terancam oleh lingkungannya (misalnya takut

By combining the novel use of FSTM and the semantic fusion of three distinctive features for HSR image scene classification, SFF-FSTM is able to presents a robust

The conservation of the statue enthroned of god Zeus, conserved in the Archaeological Museum of Palermo, have showed as the application of 3D digital technologies is

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan koagulan asam (asam asetat dan asam sitrat) pada tahu yang disubstitusi dengan kacang hijau tehadap karakteristik

[r]

inferiority feeling and compensation , striving for superiority , fictional finalism , style of life , social interest , and creative self. Noah’s inferiors when