• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Divisi Iklan

Informan 4

Asrul Dai - Manajer Iklan

Dalam sebuah perusahaan surat kabar, iklan adalah ujung tombaknya. Asrul menegaskan bahwa bisnis surat kabar adalah bisnis iklan, karena subsidi cetak sendiri berasal iklan. Jadi, oplah cetak ditentukan oleh berapa banyak iklan yang masuk. Hingga saat ini iklan di Tribun Medan sendiri telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari awal berdirinya Tribun Medan.

Berbicara tentang kebijakan iklan, asrul mengungkapkan bahwa produk apa saja bisa memasang iklan di Tribun Medan, yang penting sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Iklan yang ada di Tribun Medan juga ada beberapa jenis, diantaranya iklan produk, iklan pengumuman, iklan pelelangan, dan iklan duka cita. Persentase iklan yang paling sering ditampilkan adalah iklan produk dengan pangsa pasar yang sudah pasti lebih besar dan paling diminati pembaca sehingga mempengaruhi pembaca untuk membeli produk yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan teknik pemasaran yang dilakukan oleh pemasang iklan sendiri. “Pembaca lebih tertarik dengan iklan yang kreatif, teks yang persuasif, dan memiliki entitas tersendiri,” tambah asrul.

Dalam hal ini, redaksi dan iklan juga telah menetapkan berapa porsi untuk berita dan berapa porsi untuk iklan. Lebih lanjut, asrul mengatakan bahwa idealnya untuk porsi ini adalah 50% untuk berita dan 50% untuk iklan. Tetapi, untuk iklan sendiri angka 50% itu sudah maksimal, karena kami pun hanya sesekali bisa mencapai angka maksimal tersebut, tergantung bagaimana kegigihan dari tenaga periklanan dalam memcari target iklan yang telah ditentukan.

Saat ini, ada 26 tenaga periklanan yang saya miliki, 16 orang sebagai

Account Excecutive (AE), 5 orang sebagai telemarketing, 3 orang sebagai desain grafis, dan 2 orang sebagai admin iklan.

AE lebih diutamakan mencari iklan display (bergambar), sedangkan telemarketing mencari iklan baris. Dan untuk saya sendiri bertugas membuat strategi iklan agar pengiklan/klien mau memasang iklan di Tribun Medan, contohnya dengan membuat event untuk pengiklan sebagai pemancing agar mereka yakin dan tertarik untuk memasang iklan di Tribun Medan.

Redaksi tidak pernah kekurangan iklan, tapi bisnis yang kekurangan iklan. Jika itu terjadi, maka saya dan teman-teman iklan yang lain harus mencari cara mengantisipasi hal ini, dengan melakukan persentasi kepada pengiklan untuk meyakinkan bahwa beriklan di Tribun Medan berbeda dengan beriklan di media lain. Biasanya kami memberikan saran kepada pengiklan tentang bagaimana produk yang baik untuk diiklankan, bagaimana tingkat sosial ekonomi statusnya, dan bagaimana segmentasi pasar Tribun Medan yang sudah banyak tersebar di wilayah-wilayah yang menguntungkan bagi pengiklan.

Pengiklan ingin mengharapkan hasil yang terbaik. Untuk itu, dalam proses produksi iklan harus melewati beberapa tahapan sehingga terciptanya iklan yang baik dan tepat guna. Tahapan itu dimulai dari pertemuan antara AE/telemarketing dengan pengiklan, yang kemudian terjadi negosiasi. Setelah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, maka iklan diproses dalam bentuk order pemasangan iklan (OPI) dan pembayaran pun dilakukan. Selanjutnya, iklan dimasukkan pada list tayang dan proses desain pun berlangsung sampai dummy iklan selesai dikerjain. Terakhir, dilakukan proses pracetak untuk mengecek apa saja yang kurang atau yang ditambahkan sehingga iklan pun siap dicetak dan ditampilkan.

Selain itu, usaha-usaha yang kami lakukan untuk mempertahankan kepercayaan pengiklan agar tetap terus beriklan adalah sebagai berikut:

• Tawarin iklan yang berbeda (creative adv)

• Menantang pengiklan untuk memasang iklan lowongan kerja, dengan mencantumkan juga alamat kantor Tribun Medan, dan cara ini cukup efektif dan terbukti banyak yang mendaftar.

• Membuat penawaran berbeda, dengan adanya harga promosi pada setiap iklan yang telah ditentukan.

• Memanfaatin momen tertentu, seperti iklan saat bulan puasa, idul fitri, natal, 17 agustus, dan lain-lain. Dengan adanya teks selipan dari Tribun Medan yang memberikan harga promosi pada saat momen itu, dan hasilnya memang sangat efektif dan banyak yang mau beriklan.

• Penetrasi pasar, yakni memasuki tempat-tempat yang menjadi peluang pasar dan berpotensi.

Dalam penerimaan iklan juga harus teliti dan diperhatikan iklan seperti apa yang pantas diterima. Yang terpenting adalah teks iklannya tidak sembarangan dan mengandung SARA, contohnya pernah ada iklan baris di sebuah surat kabar yang isinya tentang penjualan anak ataupun yang ingin menyerang musuhnya. Selain itu, kualitas gambar juga harus bagus dan tidak boleh terlalu vulgar.

Harga yang ditawarkan juga cukup variatif, tergantung pada ukuran dan warna. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kami juga akan memberikan diskon pada setiap jenis iklan yang ditawarkan, tinggal bagaimana komunikasi persuasif yang dilakukan oleh AE/telemarketing kepada pengiklan agar mau beriklan di Tribun Medan dengan mendapatkan berbagai keuntungan. Untuk sistem pembayaran sendiri, bisa dipanjar atau dibayar setelah iklan tayang.

Selama lebih kurang hampir dua tahun ini, asrul merasakan telah banyak perkembangan yang terjadi pada iklan. Yang dulunya sangat susah mencari iklan, tetapi sekarang kami yang dicari orang/pengiklan untuk beriklan di Tribun Medan. Semua ini tidak terlepas dari usaha-usaha dan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh tenaga periklanan dalam mencari target iklan. Secara singkat, dapat saya jelaskan beberapa strategi yang dilakukan oleh divisi iklan, antara lain:

1. Membuat iklan baris di Tribun Medan menjadi icon iklan baris surat kabar di Sumatera Utara. Terbukti, saat ini iklan baris di Tribun Medan paling

banyak dibandingkan dengan koran lain di Sumatera Utara dengan 4 halaman.

2. Mengambil dan melihat peluang target iklan dari kompetitor. 3. Memenangkan market share iklan.

Dokumen terkait