• Tidak ada hasil yang ditemukan

DNA: Molekul Ajaib

Dalam dokumen MEMAHAMI ALLAH MELALUI AKAL (Halaman 66-68)

Teori evolusi belum mampu menyediakan penjelasan yang masuk akal perihal keberadaan molekul yang merupakan basis sel. Bahkan, perkembangan ilmu genetika dan penemuan asam nukleik (DNA dan RNA) menimbulkan masalah yang baru sekali bagi teori evolusi.

Pada 1955, karya dua ilmuwan DNA, James Watson dan Francis Crick, meluncurkan era baru biologi. Terdapat banyak ilmuwan yang mengarahkan perhatian mereka ke ilmu genetika. Kini, setelah bertahun-tahun penelitian, ilmuwa-ilmuwan telah banyak memetakan struktur DNA.

Di sini, kami perlu memberi beberapa informasi dasar tentang struktur dan fungsi DNA.

Molekul yang disebut DNA, yang terdapat di inti masing-masing dari 100 trilyun sel di tubuh kita, mengandung rencana konstruksi yang lengkap tentang tubuh manusia. Informasi mengenai karakteristik seseorang, dari tampilan fisik hingga struktur organ dalam, direkam di DNA dengan sistem penyandian istimewa. Informasi di DNA disandi dalam rangkaian empat basis khusus yang menyusun molekul ini. Basis-basis ini ditentukan sebagai A, T, G, dan C menurut huruf awal nama mereka. Semua perbedaan struktural di antara orang-orang bergantung pada variasi rangkaian basis-basis ini. Terdapat sekitar 3,5 milyar nukleotida, yakni 3,5 trilyun huruf di molekul DNA.

Data DNA yang mengenai protein atau organ tertentu tercakup dalam unsur-unsur khusus yang

disebut ―gen‖. Sebagai misal, informasi mengenai mata ada di sederetan gen khusus, sedangkan informasi

mengenai jantung ada di sederetan lain. Sel-sel itu menghasilkan protein dengan menggunakan informasi di semua gen ini. Asam amino yang merupakan struktur protein ditentukan oleh tatanan rangkaian tiga nukleotida di DNA.

KETERANGAN HALAMAN 127

Molekul yang disebut DNA mengandung rencana konstruksi yang lengkap tentang tubuh manusia.

Dalam hal ini, sebuah rincian penting layak diperhatikan. Suatu kekeliruan di rangkaian nukleotida penyusun suatu gen menyebabkan gen itu tidak berguna sama sekali. Bila kita perhatikan bahwa terdapat 200 ribu gen di tubuh manusia, ini merupakan bukti tambahan betapa mustahil bagi jutaan nukletida yang menyusun gen-gen ini terbentuk secara kebetulan dengan rangkaian yang benar. Seorang biolog evolusionis, Frank Salisbury, mengomentari kemustahilan ini seraya mengatakan:

Protein medium mungkin meliputi sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengendalikan ini sekitar 1.000 nukleotida di rantai ini. Karena ada empat jenis nukleotida di rantai DNA, yang mengandung 1.000 hubungan bisa ada dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan aljabar kecil (algoritma), kita bisa melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikalikan dengan dirinya sendiri 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti dengan 600 nol! Bilangan ini jauh di luar jangkauan pemahaman kita.15

Angka 41000 sama dengan 10600. Kita memperoleh bilangan ini dengan menambahkan 600 nol terhadap 1. Karena 10 dengan 11 nol menunjukkan trilyun, bilangan dengan 600 nol memang angka yang sulit untuk dimengerti.

Pada kenyataannya, peluang pembentukan acak protein dan asam nukleik (DNA-RNA) terlampau kecil. Kesempatan munculnya serantai protein tertentu saja bersifat astronomik.16

Di samping semua kemustahilan ini, DNA nyaris tidak bisa terlibat dalam suatu reaksi karena bentuk spiral ikatan-gandanya. Ini juga membuatnya mustahil membayangkan bahwa ini bisa menjadi basis kehidupan.

Lebih-lebih, sementara DNA hanya bisa menggandakan diri dengan bantuan beberapa enzim yang pada kenyataannya protein, sintesis enzim-enzim ini hanya dapat terwujud dengan informasi yang disandi di DNA. Karena mereka berdua saling bergantung, mereka harus ada di waktu yang sama untuk penggandaan

diri, atau salah satu dari keduanya harus ―diciptakan‖ sebelum yang lain. Jacobson seorang mikrobiolog

Amerika mengomentari persoalan ini:

Pengarahan yang lengkap untuk reproduksi rencana, untuk energi dan pencabutan bagian-bagian dari lingkungan mutakhir, untuk pertumbuhan rangkaian, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan—semuanya harus hadir secara serempak pada saat itu (ketika kehidupan berawal). Kombinasi peristiwa ini tampaknya dengan luar biasa tidak mungkin kejadian yang kebetulan, dan seringkali dianggap berasal dari intervensi ilahi.17

Kutipan di atas ditulis dua tahun sesudah pengungkapan struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick. Walau terdapat semua perkembangan ilmu tersebut, masalah ini masih tak terpecahkan bagi para evolusionis. Ringkasnya, kebutuhan akan DNA dalam reproduksi, perlunya kehadiran beberapa protein untuk reproduksi, dan persyaratan untuk menghasilkan protein-protein ini menurut informasi di DNA seluruhnya melumpuhkan tesis-tesis evolusi.

Dua ilmuwan Jerman, Junker dan Scherer, menjelaskan bahwa sintesis semua molekul itu memerlukan evolusi kimiawi, membutuhkan kondisi yang khas, dan bahwa peluang pencampuran bahan- bahan ini yang secara teoretis mempunyai metode pemerolehan yang sangat lain adalah nol:

Hingga sekarang, tiada eksperimen yang diketahui bisa mendapatkan semua molekul yang diperlukan untuk evolusi kimiawi. Karena itu, menghasilkan berbagai molekul di tempat-tempat yang berlainan di bawah kondisi yang sangat laik dan kemudian membawa mereka ke tempat lain untuk reaksi dengan melindungi mereka dari unsur-unsur yang berbahaya seperti hidrolisis dan fotolisis adalah perlu.18

Singkatnya, teori evolusi tidak mampu untuk membuktikan semua tahap evolusi yang disangka terjadi pada level molekul.

Kesimpulan dari pembahasan kita sejauh ini, baik asam-asam amino maupun produk-produk mereka, yakni protein-protein penyusun sel-sel makhluk hidup, tidak bisa dihasilkan di segala lingkungan yang disebut ―atmosfir primitif‖. Lebih-lebih, faktor-faktor seperti struktur protein yang luar biasa rumitnya, corak kidal, non-kidal, dan sulitnya pembentukan ikatan peptida hanyalah sebagian dari alasan-alasan mengapa mereka juga tidak akan pernah dihasilkan di segala eksperimen mendatang.

Meskipun kita memperkirakan sesaat bahwa protein-protein agaknya memang terbentuk secara kebetulan, yang masih tidak berarti, karena protein bukan apa-apa sama sekali dengan sendirinya: mereka tidak bisa mereproduksi sendiri. Sintesis dimungkinkan hanya dengan informasi yang disandi di molekul- molekul DNA dan RNA. Tanpa DNA dan RNA, reproduksi protein mustahil. Rangkaian tertentu duapuluh asam amino yang berbeda yang disandi di DNA menentukan struktur semua protein di tubuh. Akan tetapi, seperti yang telah banyak dijelaskan oleh semua orang yang telah mengkaji molekul-molekul ini, DNA dan RNA mustahil terbentuk secara kebetulan.

Dalam dokumen MEMAHAMI ALLAH MELALUI AKAL (Halaman 66-68)