• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN PENDUKUNG A PERENCANAAN DAN OPERASI

Dalam dokumen DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI (Halaman 32-45)

1. KETENTUAN INFORMASI JARINGAN

Masing- masing Pihak wajib memberikan informasi mengenai jaringan kepada Pihak lain, termasuk tapi tidak terbatas pada :

1. Wajib untuk memberikan informasi kepada Pihak lain sesuai dengan yang tercantum dalam Lampiran A1 dalam waktu tidak lebih dari 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal Perjanjian ditandatangani.

2. Wajib memberikan informasi kepada Pihak lain tentang perubahan pada sentral gerbang dalam waktu 3 (tiga) bulan sebelum perubahan dilakukan.

3. Wajib memberikan informasi atas permintaan Pihak lain tentang kapasitas transmisi pada setiap lokasi Titik Interkoneksi.

2. KETENTUAN TENTANG SENTRAL GERBANG YANG DIINTERKONEKSIKAN

Sehubungan dengan penentuan Sentral Gerbang yang akan diinterkoneksikan, Para Pihak akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Para Pihak wajib menominasikan secara tertulis Sentral Gerbang miliknya yang akan dikoneksikan dengan Sentral Gerbang milik Pihak lain.

2. Para Pihak akan berusaha mencapai kesepakatan tentang Sentral Gerbang yang akan digunakan untuk Interkoneksi. Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka perselisihan yang terjadi akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan penyelesaian perselisihan sebagaimana tersebut pada Perjanjian.

3. Letak Titik Interkoneksi dari kedua Sentral Gerbang yang diinterkoneksikan ditetapkan berdasarkan kesepakatan Para Pihak akan berada pada lokasi milik H3I.

Dokumen Pendukung A 2

3. KETENTUAN PRINSIP ROUTING PRINSIP ROUTING

1

.

Tanggung Jawab pada Pihak

a. Masing – masing Pihak bertanggung jawab atas setiap jenis penyaluran trafik diuraikan pada Lampiran A4. Tanggung jawab tersebut termasuk penyediaan forecast trafik, penyediaan profil kapasitas dan melakukan order kapasitas.

b. Masing – masing Pihak harus menjamin tersedianya suatu Jenis Route pada setiap Link Interkoneksi untuk penyampaian Jenis Trafik yang menjadi tanggung jawab Pihak tersebut sebagaimana tersebut pada Lampiran A4.

2. Struktur Route Trafik Interkoneksi

a. Pencari Akses dapat menyalurkan trafik interkoneksinya di jaringan H3I pada GMSC (Gateway Mobile Switching Centre) atau MSC (Mobile Switching Centre) tertentu yang dijadikan sebagai Titik Interkoneksi (POI).

b. Sistem yang dimiliki oleh H3I akan mendistribusikan trafik secara otomatis yang disebabkan oleh adanya kelebihan beban pada rute trafik tertentu atau terjadinya gangguan pada trafik tertentu.

Struktur Routing trafik Interkoneksi dan tanggung jawab per jenis trafik akan disajikan di dalam lampiran A4 dari Dokumen Pendukung A ini

4. ARSITEKTUR LINK INTERKONEKSI

Arsitektur link H3I akan mempergunakan link transmisi yang berbasis pada teknologi digital yang beroperasi pada 2Mbit/detik sesuai dengan spesifikasi interface pada teknologi PDH dan SDH, dengan sistem sinkronisasi dari peralatan SDH yang tersedia telah sesuai dengan rekomendasi ITU-T rec. G.803.

5. KETENTUAN PENYEDIAAN KAPASITAS

Ketentuan yang harus diperhatikan pada awal Interkoneksi pada saat sebelum melakukan Order Kapasitas sesuai Perjanjian antara lain adalah sebagai berikut

:

5.1. Informasi dari Pencari Akses

Pencari Akses harus menyediakan informasi sebagai berikut:

1.

Rincian tentang Sentral Gerbang Pencari Akses yang diusulkan, versi software dan hal-hal lain yang relevan dengan Sentral Gerbang Pencari Akses yang dinominasikan untuk diinterkoneksikan;

2.

Rincian dari Sentral Gerbang H3I yang dinominasikan oleh Pencari Akses untuk dikoneksikan;

3.

Rincian dari berbagai layanan Interkoneksi sesuai Lampiran Perjanjian yang diperlukan oleh H3I pada saat pertama kalinya system dinyatakan siap untuk memberikan layanan;

Dokumen Pendukung A 3

4.

Blok Penomoran yang dilayani dan dapat diakses melalui sistem Pencari Akses;

5.

Pernyataan bahwa sistem Pencari Akses telah memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis H3I;

6.

Profil Kapasitas awal yang diminta kepada H3I;

7.

Forecast Trafik awal yang diminta kepada H3I

8.

Rute Trafik yang diusulkan untuk setiap Blok Penomoran dalam format yang sesuai dengan Juklak Penyediaan H3I;

9.

Rincian dari titik koneksi dan link interkoneksi yang diusulkan;

10.

Volume trafik dari sistem Pencari Akses menuju sistem H3I yang akan melalui setiap Sentral Gerbang H3I yang diusulkan untuk dikoneksikan;

11.

Volume trafik dari sistem Pencari Akses menuju sistem H3I yang akan melalui setiap Sentral Gerbang Pencari Akses yang diusulkan untuk dikoneksikan;

12.

Persyaratan spesifik yang diperlukan untuk mentransfer Blok Penomoran dari Para Pihak yang berlaku saat ini;

5.2. Informasi dari H3I

H3I akan menyediakan informasi sebagai berikut :

1.

Usulan mengenai signalling dan persyaratan pengujian dalam batasan waktu sesuai dengan ketentuan pada butir 8.4 dari Dokumen Pendukung A, mengenai : Prosedur Pengujian dan Pengaktifan (Commisioning)

2.

Rincian dari Sentral Gerbang Pencari Akses dan Sentral Gerbang H3I yang dinominasikan oleh H3I untuk dikoneksikan, selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kerja setelah menerima permintaan dari Pencari Akses

3.

Dalam hal Pencari Akses ingin melakukan penentuan blok Penomoran baru;

pemisahan / penyatuan blok Penomoran dan perubahan POC dari suatu blok Penomoran tertentu, maka Pencari Akses harus memberitahukan secara tertulis kepada H3I 20 hari keja sebelum system siap dijalankan.

5.3. Pembahasan Penyediaan Kapasitas

Pertukaran informasi yang tercantum pada butir 5.1 dan 5.2 pada Dokumen A tersebut diatas dilakukan oleh Para Pihak dalam pertemuan yang diperlukan bagi pelaksanaan pertukaran dan pembahasan kedua informasi tersebut dalam batasan waktu yang disepakati

Pencari Akses harus menyampaikan secara tertulis kepada H3I informasi sebagaimana tersebut pada butir 5.1 diatas selambat – lambatnya 20 hari kerja sebelum pertemuan dilaksanakan.

Dokumen Pendukung A 4

6. KETENTUAN FORECAST TRAFIK

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun ketentuan forecast trafik adalah sebagai berikut:

6.1. Umum

Forecast trafik digunakan oleh Para Pihak untuk merencanakan Sentral Gerbang dan kapasitas transmisi untuk memenuhi kebutuhan berbagai tingkatan pemesanan kapasitas. Para Pihak harus berusaha sebaik-baiknya untuk dapat memberikan forecast trafik yang akurat. Pemberian forecast trafik yang akurat tidak mengikat secara hukum kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian.

6.2 Isi Forecast Trafik

6.2.1 Pencari Akses harus memberikan forecast trafik dari berbagai Layanan Interkoneksi yang menjadi tanggung jawabnya kepada H3I, dan sebaliknya H3I pun akan memberikan forecast trafik dari berbagai Layanan Interkoneksi yang menjadi tanggung jawabnya kepada Pencari Akses.

6.2.2 Forecast trafik harus mencakup sekurang-kurangnya :

Forecast trafik Pencari Akses untuk berbagai jenis trafik yang menjadi tanggung jawabnya menuju ke arah jaringan H3I

Forecast trafik H3I untuk berbagai jenis trafik yang menjadi tanggung jawabnya menuju ke arah jaringan Pencari Akses

Perhitungan Forecast trafik (disajikan sesuai dengan kesepakatan Pertemuan Teknis dari waktu ke waktu).

6.3. Periode Forecast Trafik

6.3.1 Periode forecast trafik adalah setiap 2 (dua) tahun sekali;

6.3.2 Peninjauan kembali Forecast trafik untuk setiap Sentral Gerbang diinterkoneksikan dilakukan oleh Para Pihak setiap 3 (tiga) bulan, dan dipertukarkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum dilaksanakannya pertemuan teknis yang disepakati bersama.

Dokumen Pendukung A 5

6.4. Informasi dalam Forecast Trafik

6.4.1. Informasi trafik merupakan jam sibuk dengan satuan Erlang, yang dihitung dari rata-rata trafik jam sibuk dari hari tersibuk (BDBH) mingguan selama 1 (satu) bulan.

6.4.2. Forecast trafik ditentukan pada waktu jam sibuk dimana suatu Rute Trafik akan dikonfigurasikan.

6.4.3. Forecast trafik disajikan dalam format yang sesuai dan disepakati dari waktu ke waktu dalam Pertemuan Teknis antara wakil-wakil Para Pihak.

6.4.4. Forecast trafik ditandatangani oleh Pihak yang berwenang dari masing – masing Pihak dan bersifat rahasia serta hanya digunakan untuk kepentingan Interkoneksi.

6.5. Evolusi Forecast Trafik

6.5.1. Apabila terdapat perencanaan pemecahan rute trafik, tambahan rute dan atau aliran trafik maka Para Pihak dapat menyepakati perubahan prosedur forecast trafik.

6.5.2. Prosedur pembuatan forecast trafik dapat dikaji ulang pada pertemuan teknis untuk mendiskusikan berbagai aspek dari penetapan rute dan forecastnya, guna mencapai kesepakatan atas berbagai perubahan dan waktu pelaksanaan yang tepat dalam pengimplementasiannya.

7. PEMESANAN KAPASITAS DI MUKA (ACO - ADVANCE CAPACITY

ORDER)

Pemesanan kapasitas di muka (Advance capacity order) atau yang selanjutnya disebut ACO dapat dilaksanakan apabila Interkoneksi telah berlangsung. Ketentuan tentang Profil Kapasitas dan ACO meliputi antara lain :

7.1.

Pihak yang melakukan pemesanan wajib memberikan profil kapasitas setiap Titik Interkoneksi sebelum melakukan pemesanan suatu kapasitas yang berkaitan dengan penyediaan kapasitas yang diusulkan.

7.2.

Pihak lain akan memberikan profil kapasitas untuk jangka waktu 2 tahun untuk jenis trafik yang menjadi tanggung jawabnya kepada Pihak yang melakukan pemesanan dan disampaikan selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari kerja sebelum pertemuan teknis.

7.3.

Setiap Profil Kapasitas akan dikaji dalam Pertemuan Teknis yang disepakati bersama. Setelah disepakati Profil Kapasitas tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak disepakatinya profil kapasitas tersebut. Kesepakatan ini mengikat kedua belah.

Dokumen Pendukung A 6

7.4.

Dalam hal tidak tercapai kesepakatan berkaitan dengan suatu Profil Kapasitas, maka perselisihan yang terjadi harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan penyelesaian perselisihan sebagaimana tersebut pada Perjanjian.

8. KETENTUAN PENYEDIAAN DAN PENGUJIAN KAPASITAS

8.1.

Pemesanan Kapasitas

8.1.1 Para Pihak berhak untuk memesan Kapasitas Intekoneksi kepada Pihak lain.

8.1.2 Untuk tahap awal pembukaan di masing-masing titik interkoneksi (POI), Para Pihak sepakat untuk menyediakan kapasitas awal link interkoneksi sebesar 1 E1.

8.1.3 Dalam pemesanan Kapasitas Interkoneksi dapat dicantumkan jumlah batas kapasitas minimum 1(satu) E1 dan akan dievaluasi berdasarkan utilitas eksisting dan forecast trafik pada setiap periode pemesanan untuk periode ACO 2 (dua) tahun.

8.2.

Kongesti

Pada kasus kongesti atau dari hasil deteksi menunjukan kecenderungan penurunan tingkat pelayanan di bawah parameter-parameter yang ditetapkan pada mengenai kinerja layanan panggilan, maka Pihak yang membutuhkan tambahan kapasitas harus melakukan order tambahan kapasitas guna menghilangkan masalah atau potensi masalah tersebut.

8.3.

Jadwal Pengujian Kapasitas Interkoneksi

Ketentuan tentang pengujian Link Interkoneksi, adalah sebagai berikut :

8.3.1 Para Pihak harus bekerjasama untuk dapat menyelesaikan pengujian Link interkoneksi dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak sistem tersebut dinyatakan siap untuk diuji. Pencari Akses harus memberitahukan kesiapannya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebelum pengujian dilaksanakan.

8.3.2 Jika Pencari Akses tidak dapat melaksanakan pengujian pada waktu yang telah disepakati, maka Pencari Akses harus memberitahukan hal tersebut kepada H3I selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pengujian dilakukan.

8.3.3 Kegagalan untuk memenuhi ketentuan ini akan berakibat diterapkannya denda sebesar Rp. 20.000.000,- per E1.

Dokumen Pendukung A 7 8.4.

Prosedur Pengujian dan Pengaktifan (Commisioning)

Para Pihak akan bekerja sama dalam melaksanakan test commissioning guna menjamin kapasitas tersebut memiliki kualitas sesuai dengan standar yang disepakati dan spesifikasi teknis dalam Dokumen Pendukung D.

9. KETENTUAN JANGKA WAKTU PENYEDIAAN KAPASITAS

9.1.

Jangka Waktu Penyediaan Kapasitas

9.1.1 Penyediaan kapasitas Link interkoneksi menggunakan standar transmisi sebagaimana yang tersebut dalam FTP Nasional.

9.1.2 Penyediaan atau pengaturan kembali kapasitas Link interkoneksi, dikarenakan perubahan standar transmisi akan dipenuhi H3Idalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal order kapasitas tersebut disetujui oleh H3I.

9.1.3 Penyediaan kapasitas Link Interkoneksi untuk menghubungkan Titik Interkoneksi baru, akan dipenuhi oleh H3I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal order kapasitas.

9.1.4 Penambahan kapasitas Link interkoneksi menggunakan standar transmisi yang sama akan dipenuhi oleh H3I dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal order kapasitas tersebut disepakati oleh Para Pihak.

9.2.

Pengaturan Ulang Kapasitas

Pencari Akses harus mengajukan permintaan secara tertulis ke H3I mengenai permintaan penambahan/pengurangan dari kapasitas interkoneksi. H3I akan melakukan evaluasi Performance Link interkoneksi dan mengeluarkan berita acara yang berisi kesepakatan penambahan/pengurangan kapasitas termasuk jangka waktu penyediaan.

9.3.

Ketentuan Lain dalam Order Kapasitas

Pihak yang menerima Order Kapasitas harus menyediakan kapasitas yang cukup dan siap untuk melakukan pengujian dalam jangka waktu yang telah disepakati sesuai dengan ketentuan pada Perjanjian. Pihak yang menerima order harus memberitahukan pihak lainnya bahwa ia telah menerima order tersebut selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja.

10. KETENTUAN PENOMORAN 10.1.

Susunan Penomoran

Mekanisme H3I dalam menerima permintaan Pencari Akses untuk mengimplementasikan suatu Blok Penomoran dan berbagai perubahan yang berkaitan dengan hal itu dapat dilihat pada Lampiran A3 (Amandemen Manajemen Data).

Dokumen Pendukung A 8

10.2.

Informasi Nomor

Pencari Akses harus menginformasikan sistem penomoran yang digunakannya secara periodik dan apabila terjadi perubahan pada sistem penomorannya, maka wajib menginformasikan kepada H3I paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan perubahan sistem penomoran tersebut.

11. PERTEMUAN TEKNIS

11.1. H3I akan melakukan pertemuan teknis secara berkala dengan Pencari Akses setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak pemberian Layanan Interkoneksi dilakukan.

11.2. Agenda pembahasan pada Pertemuan Teknis adalah hal – hal teknis yang berhubungan dengan Interkoneksi tapi tidak terbatas pada

:

a. Semua permasalahan aspek teknis yang muncul selama 3 bulan setelah kedua jaringan saling berinterkoneksi atau permasalahan teknis periode sebelumnya yang masih belum terselesaikan;

b. Informasi forecast trafik dan Asumsinya;

c. Perhitungan Dimensioning Link interkoneksi;

d. Profil Kapasitas yang disetujui;

e. Aspek teknis lainnya.

11.3. H3I akan melakukan pertemuan teknis setiap saat, apabila terjadi kondisi khusus yang berdampak pada kegagalan penyaluran trafik interkoneksi yang disebabkan antara lain

:

• Perhubungan Putus (perpu);

• Bencana Alam;

• Kondisi yang Urgent, misalnya terjadi penurunan performansi Link Interkoneksi secara signifikan, sehingga Para Pihak tidak bisa mengirim atau menerima trafik Interkoneksi dari pihak lainnya.

12. UJI INTEGRASI

Uji integrasi dilaksanakan untuk menjamin Interkoneksi antar jaringan (network interworking) dapat berfungsi dengan baik dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

12.1. Kedua belah pihak harus melaksanakan uji integrasi sebelum melaksanakan Interkoneksi.

12.2. Ruang lingkup uji integrasi berdasarkan kesepakatan Para Pihak yang antara lain meliputi :

a. Uji panggilan untuk setiap call scenario yang disepakati;

b. Sinkronisasi waktu (clock synchronization);

c. Verifikasi data rekaman panggilan (Call Data Record/CDR);

d. Verifikasi hasil proses billing.

Dokumen Pendukung A 9 12.3. Prosedur Uji Integrasi berdasarkan ketentuan sebagai berikut

a. Pencari Akses akan memberitahukan kepada H3I bahwa sistem Pencari Akses telah siap untuk melakukan uji integrasi dengan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian tersebut;

b. H3I memberikan jawaban disertai dengan informasi yang diperlukan untuk pengujian tersebut selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan tersebut;

c. Pelaksanaan pengujian tersebut dilaksanakan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal kesiapan H3I yang dikomunikasikan di dalam jawaban surat seperti yang dimaksud di butir b;

d. Uji integrasi dilaksanakan dalam jangka waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja;

e.

Hasil uji integrasi dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Para Pihak.

13. TRANSMISI DAN SIGNALLING

H3I menggunakan perangkat Transmisi dan Signalling sebagai berikut :

13.1 Transmisi

Interkoneksi berbasis pada teknologi digital yang beroperasi pada 2Mbit/detik sesuai dengan Spesifikasi Interface Transmisi (ITU-T rec. G.703) sesuai dengan Spesifikasi Interface pada teknologi PDH dan SDH.

13.2 Sinkronisasi

13.2.1 Peralatan yang dimiliki oleh H3I telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Spesifikasi Interface Fisik, elektronik serta sistem sinkronisasi.

13.2.2 Sistem sinkronisasi dari peralatan SDH H3I yang tersedia telah sesuai dengan rekomendasi ITU-T rec. G.803.

13.3 Echo Control

Apabila panggilan internasional (long distance call) disampaikan melalui switch H3I, maka H3I dan Pencari Akses harus dapat memperoleh echo control yang tepat dengan cara menyampaikan informasi signalling yang sesuai dengan ketentuan pada Spesifikasi Interface Transmisi dan Spesifikasi Interface Signalling CCS#7.

13.4 Signalling

Sistem signalling H3I telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan signalling yang dapat diterapkan pada Spesifikasi Interface Signalling CCS#7.

Dokumen Pendukung A 10

13.5 Seleksi Sirkit

Apabila diterapkan sistem kerja dua arah, maka protokol seleksi sirkit yang diterapkan adalah berdasarkan kesepakatan sebagai berikut :

13.5.1 H3I mempunyai Signalling Point Code (SPC) lebih besar menggunakan

“forward sequential protocol”, dimulai dari sirkit trafik yang pertama dan selanjutnya berurutan sampai menemukan sirkit yang kosong;

13.5.2 H3I mempunyai Signalling Point Code (SPC) lebih kecil menggunakan

“backward sequential protocol”, dimulai dari sirkit

trafik

yang terakhir dan selanjutnya berurutan sampai menemukan sirkit yang kosong.

13.6 Penomoran pada Sirkit Trafik

H3I akan memberikan penomeran sirkit dengan identifikasi sesuai dengan Spesifikasi Generik Interface Signalling CCS#7 dan sudah mempertimbangkan aspek kemudahan pelaksanaan administrasi dan kemudahan untuk kepentingan operasi dan pemeliharaan.

13.7 Answer Message

H3I akan menyepakati jenis answer message yang digunakan untuk jenis panggilan yang dapat dengan yang tidak dapat dibebani biaya

.

14. STANDARD KINERJA

14.1 Tingkat kinerja Jaringan yang diinterkoneksikan : a. ASR (Answer to Seizure Ratio) minimum 55%

b. Availability sirkit interkoneksi minimal 99%;

c. Call Block maksimum 1%.

d. Post Dialing Delay panggilan domestik maksimum 6 (enam) detik.

e. Post Dialing Delay panggilan internasional maksimum 10 (sepuluh) detik.

f. Bit Rate untuk panggilan ISDN adalah sebesar 64 kbps 14.2 Grade of Service sirkit interkoneksi maksimum 1%;

15. KETENTUAN PENGOPERASIAN

Para Pihak akan mengikuti ketentuan pengoperasian Sistim dan/atau Jaringan, sebagai berikut :

15.1.

Umum

H3I dan Pencari Akses bertanggung jawab atas keamanan pengoperasian Sistem dan/atau Jaringan masing-masing. Dalam keadaan emergency H3I memberikan contact person yang dapat dihubungi sebagaimana seperti yang tercantum dalam DPI

Dokumen Pendukung A 11 15.2.

Identifikasi dan Pelaporan Kesalahan/Gangguan

Untuk mempercepat identifikasi gangguan, Pencari akses harus segera melaporkan kesalahan atau gangguan yang terjadi kepada H3I. Pencari Akses harus mengidentifikasi adanya kesalahan/gangguan dan harus memberitahu kepada H3I untuk berkoordinasi dalam rangka percepatan penyelesaian kesalahan/gangguan.

Pencari Akses yang akan melakukan perbaikan dan Pemeliharaan gangguan tersebut dan wajib memberitahukan kepada Pihak H3I, sedini mungkin, paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum dilakukannya pekerjaan untuk perbaikan dan 3 (tiga) hari kerja untuk pemeliharaan tersebut.

15.3.

Kecepatan Response

Kecepatan response diukur terhitung sejak kesalahan atau gangguan dilaporkan sampai saat mulai dilakukannya tindakan perbaikan. H3I akan memberikan waktu response paling lama 1 (satu) hari terhitung dari terjadinya gangguan. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan tidak ada laporan perbaikan gangguan dari Pencari Akses, maka H3I akan memutuskan hubungan Link Interkoneksi

.

15.4.

Perbaikan Layanan

Prosedur perbaikan layanan yang ditetapkan H3I dalam hal Pengoperasian dan Pemeliharaan harus berbasis kepada :

• Perbaikan layanan harus memprioritaskan penghilangan gangguan tanpa mempengaruhi layanan secara keseluruhan;

• Pihak yang bertanggung jawab harus secara otomatis memberikan suatu kapasitas stand-by dan atau melaksanakan suatu tindakan pada manajemen jaringan guna memperbaiki atau mengembalikan ketersediaan layanan tersebut;

• Pihak yang bertanggung jawab atas perbaikan harus segera meneliti alarm pada perangkatnya guna mengidentifikasi bentuk dan lokasi kesalahan atau gangguan tersebut, dan bekerjasama dengan pihak lainnya bilamana diperlukan;

• Dalam hal perbaikan yang dilakukan bersifat sementara, maka Pihak lain harus diberitahu tentang hal itu serta perkiraan waktu dan dampak dari dilakukannya perbaikan menyeluruh dan permanen;

• Dalam hal kesalahan/gangguan tidak dapat diselesaikan sekaligus, Pihak yang bertanggung jawab harus memberi prioritas kepada kesalahan/gangguan yang memiliki dampak terbesar atau berdasarkan besarnya jumlah trafik yang terpengaruh.

15.5.

Waktu dan Prosedur Perbaikan

Ketentuan tentang waktu pelaksanaan pemeliharaan dan atau pekerjaan yang telah direncanakan, meliputi:

Dokumen Pendukung A 12

• Setiap Pihak harus memberitahukan Pihak lain 3 (tiga) hari kerja terhitung sebelum dilaksanakannya pekerjaan pemeliharaan yang telah direncanakan yang dapat mempengaruhi sistem Pihak lain.

Apabila satu Pihak mengetahui bahwa pengaturan Interkoneksi terancam oleh suatu gangguan dan pekerjaan perbaikan mutlak diperlukan, maka Pihak tersebut harus memberitahukan hal tersebut kepada Pihak lain secepat mungkin akan hal tersebut

.

15.6.

Pekerjaan atau Pemeliharaan yang telah direncanakan

Pelaksanaan pemeliharaan dan atau pekerjaan yang telah direncanakan Para Pihak akan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

• Setiap Pihak harus berusaha sebaik-baiknya untuk memperkecil terjadinya pemutusan hubungan, jika mungkin memberikan routing alternatif (untuk sementara waktu) tanpa biaya guna menghindari kemungkinan pemutusan hubungan Interkoneksi;

• Apabila suatu Pihak mengetahui bahwa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan tidak menyelesaikan gangguan yang ada, maka Pihak tersebut harus memberitahu Pihak lain harus diberitahu sedini mungkin akan hal tersebut agar diupayakan adanya alternatif penyelesain lain yang tidak menggangu putusnya hubungan Interkoneksi.

16. LAYANAN TAMBAHAN

16.1. Calling Line Identification (CLI)

H3I akan meminta CLI dari Pencari Akses dan sebaliknya, sesuai dengan spesifikasi Signalling CCS #7. Permintaan CLI dapat dipenuhi terbatas untuk tujuan sebagai berikut :

a. Manajemen Trafik;

b. Manajemen penagihan;

c. Pelacakan suatu panggilan, identifikasi panggilan yang tidak disertai niat baik dan berbagai bentuk kompilasi statistik yang berkaitan dengan originasi panggilan;

d. Menampilkan CLI kepada Pengguna sesuai dengan ketetapan regulasi;

e. Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan permintaan atau pertanyaan Pengguna; dan

f. Pencegahan dan pendeteksian kecurangan/penipuan.

16.2.

Identifikasi Panggilan yang Tidak Baik (Malicious Call)

Para Pihak harus bersedia melakukan kerjasama dan memberikan bantuan kepada pihak lain dalam rangka membantu kelancaran tugas aparat yang berwenang untuk melacak suatu panggilan yang mengandung niat buruk atau tindakan kejahatan.

Dokumen Pendukung A 13 16.3. Routing dan Signalling Panggilan Darurat

a. Routing dan signalling dari suatu panggilan darurat harus disepakati oleh Para Pihak;

b. Penanganan Routing dan signalling untuk panggilan darurat antara lain harus mengikuti kondisi dibawah ini :

i. Reservasi trunk, pemisahan fisik atau metode lain yang sesuai akan memastikan ketersediaan sirkuit darurat untuk membawa panggilan darurat dalam Link interkoneksi;

ii.

MSC H3I akan melakukan routing panggilan darurat ke jaringan yang dituju. Routing alternatif akan diterapkan oleh sistem H3I, apabila route utama gagal.

[Sisa halaman ini sengaja dikosongkan]

Dokumen Pendukung A - Lampiran A1 14

Dalam dokumen DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI (Halaman 32-45)

Dokumen terkait