• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN/JASA DAN TARIF SARPEN INTERKONEKSI H3I

Dalam dokumen DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI (Halaman 105-110)

DOKUMEN PENDUKUNG E DEFINISI

LAYANAN/JASA DAN TARIF SARPEN INTERKONEKSI H3I

A. KETENTUAN UMUM

1. Lampiran ini berisi berbagai jenis layanan/jasa H3I beserta tarif masing-masing jenis layanan/jasa, yang terdiri dari :

a. Layanan/Jasa Non Trafik, meliputi :

1) Layanan/Jasa Sarana Penunjang, baik untuk Kolokasi FPI maupun Kolokasi Non-FPI;.

2) Layanan/Jasa Non-Trafik lainnya, seperti survey lapangan untuk memastikan kesiapan PoI, Sentral Gerbang, kolokasi, dlsb.

2. Jenis-jenis Layanan/Jasa dan Tarif yang tecantum dalam Lampiran ini hanya berlaku dalam hubungannya dengan Interkoneksi/Koneksi. Untuk di luar kepentingan Interkoneksi/Koneksi dipergunakan ketentuan Layanan/Jasa dan besaran Tarif yang berbeda (tidak dicantumkan di sini).

3. Hanya jenis-jenis layanan/jasa yang dimanfaatkan oleh Pihak lawan berinterkoneksi yang akan dikenakan kewajiban pembayaran.

B. LAYANAN/JASA NON TRAFIK

B.1 SARANA PENUNJANG 1. Sewa Ruangan

a. Tarif Sewa Bulanan (akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak).

Jenis Ruangan Monthly Fee

Ruangan Terkondisi Rp. …..,- /m2/bulan Ruangan Tidak Terkondisi Rp. …..,- /m2/bulan b. Tata Cara Perhitungan Luas Ruangan

Sewa ruangan yang sepenuhnya digunakan oleh Pihak Penyewa dihitung berdasarkan luas ruangan tersebut dikalikan dengan tarifnya.

Dokumen Pendukung F 2 Perhitungan luas ruangan yang dipergunakan bersama-sama dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada perangkat yang dipasang dengan menambahkan Maintenance area di sisi perangkat untuk kepentingan operasional dan pemeliharaan. Lebar tambahan Maintenance area adalah 60 (enam puluh) cm dari sisi-sisi bebas terluar dari perangkat.

Dalam hal luas objek ruangan yang disewa kurang dari 1,5 m2 maka tarif yang dikenakan tetap sebesar tarif untuk luas 1,5 m2 ditambah biaya maintenance area.

Contoh perhitungan luas ruangan perangkat yang dipergunakan bersama :

Contoh penentuan luas ruangan untuk seluruh sisi bebas

Luas perangkat asli: 3,5 x 1,5 = 5,25 m2

Luas sewa ruangan: (3,5 + 1,2) x (1,5 + 1,2) = 12,69 m2 Contoh peletakan perangkat melekat/ menempel dinding

Luas perangkat asli : 3,5 x 1,5 = 5,25 m2

Luas sewa ruangan : (3,5 + 0,6) x (1,5 + 0,6) = 8,61 m2 2. Sewa Lahan

a. Tarif sewa lahan akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

350 cm

150 cm 270 cm

470 cm

350 cm

150 cm

210 cm

410 cm

Dokumen Pendukung F 3 b. Perhitungan luas lahan dilakukan dengan cara melakukan pengukuran terhadap kebutuhan Pihak pengguna lahan termasuk telah memperhitungkan kemudahan operasional dan pemeliharaan.

1. Catu Daya

Catu daya yang dapat dipergunakan oleh Pihak yang berinterkoneksi atau kolokasi adalah Catu daya 220 V / 380 V, 50 Hz

Tarif pemakaian daya listrik AC (Alternating Current/ Arus Bolak-balik) sesuai dengan jumlah Ampere maksimum yang tertera pada MCB / MCCB (Manual Circuit Breaker / Modul Case Circuit Breaker) yang digunakan oleh Pihak pengguna catu daya.

Biaya penggunaan catudaya yang dibebankan ke Pihak Pengguna terdiri dari:

• Biaya Beban

• Biaya Pemakaian

Biaya Catu Daya = Biaya Beban + Biaya Pemakaian

Biaya Beban perbulan :

Biaya Beban = ((V x Imcb ) / 1000) x Tarifbeban PLN /KVA Keterangan :

V = Tegangan AC yang digunakan Tegangan 1 phase = 1×220 Volt

Tegangan 3 phase =

3 × 380

Volt atau 3 x 220 Volt Imcb = Arus listrik yang digunakan sesuai dengan Ampere MCB.

Penentuan Ampere MCB = minimal 1,5 kali arus maksimal perangkat terpasang. Kapasitas MCB yang dipasang disesuaikan dengan standard yang ada.

Tarifbeban PLN/KVA = Tarif PLN untuk biaya beban yang berlaku sesuai ketetapan Pemerintah minimal Golongan Tarif B-2/TR.

Biaya Pemakaian per bulan :

Biaya Pemakaian = fk x H x (V x Imcb x 80%) /1000 x Tarifusage PLN x kPLN

Keterangan:

V = Tegangan AC yang digunakan Tegangan 1 phase = 1×220 Volt

Tegangan 3 phase =

3 × 380

Volt atau 3 x 220 Volt

Dokumen Pendukung F 4 Imcb = Arus listrik yang digunakan sesuai dengan Ampere MCB.

Penentuan Ampere MCB = minimal 1,5 kali arus maksimal perangkat terpasang. Kapasitas MCB yang dipasang disesuaikan dengan standard yang ada.

Tarifusage PLN = Tarif PLN untuk biaya pemakaian yang berlaku sesuai ketetapan Pemerintah minimal Golongan Tarif B-2/TR Blok II.

H = Jumlah jam nyala dalam satu bulan = 24 x 30 = 720 jam.

kPLN= Tingkat Efisiensi Kelistrikan Daerah sesuai ketetapan Pemerintah.

Sumatera : 1,4

Jawa : 1,2

Kalimantan : 1,5

Sulawesi : 1,5

Bali : 1,4

Nusra, Maluku & Papua : 2,0 fk = Faktor kehandalan sistem

fk PLN + Genset Genset PLN

Jawa–Bali 135% 200% 100%

Non Jawa-Bali 200% 200% 100%

4. Instalasi Grounding

Tarif penggunaan grounding untuk keperluan perangkat Pihak yang

berinterkoneksi (spesifikasi sesuai dengan ketentuan H3I setempat) per titik per bulan akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

5. Tower

a. Model Antena Mikro Grid (Spesifikasi Diameter Antena, Ketinggian

Penempatan Antena dan Biaya dalam Rupiah akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak).

b. Model Antena Mikro Solid (Spesifikasi Diameter Antena, Ketinggian Penempatan Antena dan Biaya dalam Rupiah akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak).

c. Model Antena Omni, Yagi, dan Sektoral (Spesifikasi Diameter Antena, Ketinggian Penempatan Antena dan Biaya dalam Rupiah akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak).

Dokumen Pendukung F 5 6. Top Roof

Tarif yang dikenakan atas pemakaian atap gedung adalah mengikuti ketentuan tarif sebagai berikut :

Tarif Top Roof = Tarif tower *

(*) Catatan untuk tarif tower penempatan setiap jenis antena :

- Untuk antena dengan ketinggian < 40 meter (dari permukaan tanah) dikenakan tarif sama dengan tarif tower dengan ketinggian antena 40 meter.

- Untuk antena dengan ketinggian > 40 meter (dari permukaan tanah) dikenakan tarif antena sesuai dengan ketinggian pada tarif tower.

- Bila mempergunakan tower H3I di atap gedung, dikenakan tambahan sebesar 20% dari tarif tower sesuai ketinggian antena.

7. Jalan Akses (Access Road)

Tarif penggunaan jalan akses diatur berikut :

a. Biaya Penggunaan jalan akses untuk keperluan pembangunan sarana dan prasarana di lahan H3I :

1) Beban biaya selama masa pembangunan akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

2) Biaya perbaikan atas kerusakan sarana dan prasarana jalan sebagai akibat pelaksanaan pembangunan untuk keperluan tersebut menjadi beban Pengguna Jalan Akses dimaksud.

b. Biaya penggunaan jalan akses untuk keperluan operasional dan pemeliharaan rutin akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

B.2 KOLOKASI

1. Kolokasi perangkat FPI maupun non-FPI dalam gedung H3I.

a. Kolokasi memiliki fasilitas yang meliputi Air

conditioning, Lighting, Grounding System, Kabel Tray, T-Line dari DDF kolokasi ke DDF sentral, Catu daya AC ke Perangkat (10 ampere), Fire Alarm Protection, Common Area, Cleaning service, Parking Service.

b. Tarif Joining Fee :

Adalah tarif yang dikenakan kepada Pencari Akses hanya untuk satu kali pembayaran, yaitu pada waktu melakukan kontrak berlangganan layanan kolokasi di satu lokasi kolokasi.

Dokumen Pendukung F 6 Besarnya Tarif Joining Fee tidak tergantung kepada berapa jumlah rak yang disewa pada lokasi tersebut,

Tarif Joining Fee = Rp. ……,-/tenant

c. Tarif Ruang Kolokasi :

• Biaya Rak 19” = Rp. …..,-/rak/bln

• Biaya Small cage (2 x 1,2 mtr) = Rp. ….,-/cage/bln

• Biaya Large cage (2 x 2,5 mtr) = Rp. ….,-/cage/bln d. Tarif tambahan catu daya :

Penambahan catu daya ke perangkat dikenakan biaya pasang baru sebesar Rp. …..,- dengan tambahan biaya bulanan Rp. …..,- untuk setiap 10 ampere dan kelipatannya.

Keterangan:

Biaya akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

2. Kolokasi kabel di Duct Cable H3I

Biaya akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

3. Kolokasi kabel di Tiang Kabel H3I

Biaya akan ditentukan kemudian oleh H3I, dan atas kesepakatan Para Pihak.

4. Kolokasi Tower

Sesuai dengan ketentuan B.1 angka 5 5. Kolokasi Top Roof

Sesuai ketentuan B.1 angka 6.

Dalam dokumen DRAFT PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI (Halaman 105-110)

Dokumen terkait