• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.5 Kajian tentang Pembelajaran Jurnal Umum .1 Konsep Jurnal Umum .1 Konsep Jurnal Umum

2.5.2 Dokumen Sumber Pencatatan

dimana siswa diharapkan mampu menghadapi masalah yang terjadi pada pencatatan transaksi di perusahaan jasa dan dicatat ke dalam jurnal.Untuk mempelajari kompetensi dasar jurnal umum masih ada siswa yang belum atau kurang mampu menganalisis transaksi terhadap perubahan suatu rekening.

2.5.2 Dokumen Sumber Pencatatan

Transaksi keuangan merupakan sumber pencatatan akuntansi.Akibat dari suatu transaksi langsung pengaruhnya dapat ditunjukandalam posisi keuangan (neraca) atau pencatatannya ke dalam persamaan akuntansi.Dalam praktik sesunguhnya hal ini tidak lazim dilakukan, sebab selain transaksi keuangan yang terjadi cukup banyak, laporan keuangan juga tidak diperlukan setiap kali terjadi transaksi.

Dokumen sumber pencatatan akuntansi berupa bukti transaksi dapat dikelompokan menjadi bukti transaksi intern dan ekstern.

1. Bukti transaksi intern adalah bukti pencatatan yang dibuat untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak berhubungan dengan pihak luar perusahaan, biasanya berupa memo. Misalnya: penaksiran kerugian piutang, pembebanan biaya yang dibayar dimuka, penyusunan aktiva tetap, pemakaian perlengkapan, penggunaan bahan baku, pengembalian barang dan lain sebagainya.

2. Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak diluar perusahaan. Misalnya: faktur, nota, cek, kuitansi, dan lain sebagainya.

Untuk lebih detailnya, dibawah ini diuraikan tentang macam-macam bukti transaksi yang akan digunakan dalam proses pencatatan akuntansi, mulai dari jurnal sampai laporan keuangan.

1. Kuitansi, adalah bukti pembayaran yang dibuat oleh pihak yang menerima uang.

3. Nota kredit, adalah bukti untuk penerimaan kembali barang yang telah dijual secara kredit.

4. Cek, adalah perintah yang diterima pihak lain sebagai alat pembayaran melalui bank.

5. Faktur, adalah bukti transaksi penjualan dan pembelian secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual kepada pembeli.

6. Memo/memorial, adalah bukti yang dibuat oleh pimpinan perusahaan yang biasanya ditunjukan untuk bagian pembukuan.

2.5.3 Mekanisme Debit dan Kredit

Bukti pencatatan yang ada dalam suatu perusahaan dianalisis untuk mengetahui rekening yang dicatat sebelah debit dan rekening yang dicatat disebelah kredit.

Pengertian debit dalam akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri pada suatu akun, sedangkan kredit menunjukan sisi sebelah kanan. Pencatatan transaksi ke sebelah debit dan kredit berarti menunjukan adanya penambahan atau pengurangan terhadap rekening atau perkiraan atau akun. Untuk dapat mengisi kolom debit dan kredit harus dipahami terlebih dahulu ketentuan sebagai berikut:

(1)Kelompok rekening harta, beban, dan prive, akan didebit (nilai rupiahnya dicatat pada kolom sebelah kiri) jika nilainya bertambah, dan akan dikredit (nilai rupiahnya dicatat pada kolom sebelah kanan) jika nilainya berkurang.

(2)Kelompok rekening utang, moda, cadangan, akumulasi penyusutan dan pendapatan akan didebit (nilai rupiahnya dicatat pada kolom sebelah kiri) jika nilainya berkurang, dan akan dikredit (nilai rupiahnya dicatat pada kolom sebelah kanan) jika nilainya bertgambah.

26

Ringkasan ketentuan di atas dapat disederhanakan dalam bagan sebagai berikut: ( + ) DEBIT

( - ) KREDIT

( + ) DEBIT

( - ) KREDIT

2.1Gambar Ringkasan Materi Jurnal Umum

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk mendukung dan memperkuat latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disertakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain :

Tabel 2.3 Penelitian terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penetitian Hasil Penelitian Bebas (X) Terikat (Y)

1. Fitri Setyoningsih (2009) Efektivitas pembelajaran kooperatif tipa STAD dg media CD pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan jurnal umum kelas

X1= modul pembelajaran STAD

Hasil Belajar siswa

Berdasarkan hasil pre test presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 25% hasil post test persentase ketuntasan mencapai 100% sedangkann kelas kontrol adalah 35% dengan dengan hasil post

- Utang - Modal - Cadangan - Akumulasi Penyusustan - Pendapatan

X semester I SMK Setia Budhi Semarang tahun ajaran 2010/2011

test 95% prosentase berasal dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM. 2. Agnes Ika Kurniasari (2009) Efektivitas model pembelajarn kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan macromedia flash dalam upaya meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal umum siswa kelas XI IPS SMA N 1 Bojong tahun ajaran 2011/2012 X1= modul pembelajaran STAD X2= macromedia flash Hasil Belajar akuntansi

Berdasarkan uji tahap akhir diperolehnilai rata-rata kelas eksperimen meningkatkan dari 56.75 menjadi 80.78. Nilai rata-rata post test kelas eksperimen telah mencapai ketun tasan sebesar 88% diatas standar kriteria ketuntasan minimal. 3. Arum Puspita sari (2010) Studi komparasi hasil belajar menggunakan model problem solving dengan model konvensional pada pokok bahasan jurnal umum siswa kelas X akuntansi SMK Widya Praja Ungaran X1= modul pembelajaran problem solving Hasil Belajar akuntansi

Dari hasil penelitian nilai rata-rata setelah perlakuan mengalami peningkatan. Uji hipotesis I menggunakan uji paired sample t- test menunjukan adanya peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah treatment di kelas eksperimen, sedangkan uji hipotesis II menggunakan uji independent sample t-test menunjukan adanya perbedaan hasil belajar untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 4. Erlina Kurniawati (2010) Efektifitas penggunaan model pemecahan masalah (problem solving) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pokok bahasan jurnal umum perusahaan jasa di SMA Islam Sultan

Agung 1 Semarang X1= modul pembela-jaran problem solving Hasil Belajar akuntansi Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen 8.28. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol sebesar 7.28.

28 Ilmi (2009) pembelajaran koopertif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X akuntansi SMK N 1 Demak pada pokok bahasan Jurnal Umum. pembela-jaran STAD akuntansi pokok bahasan jurnal umum kelas X akuntansi SMK N Demak presentase ketuntasan hasil belajar siswa adalah 36.84% dan pada akhir siklus I ketuntasan belajar siswa 74% pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 80% dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi mencapai 95%. Sedangkan hasil post test persentase ketuntasannya mencapai 100%. 6. Husnurrosyidah (2009) Efektivitas model pembelajaran tipe STAD terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran jurnal umum (studi kasus pada MAN 2 Pati) X1= modul pembelajaran STAD Hasil Belajar akuntansi pokok bahasan jurnal umum pada MAN 2 Pati Berdasarkan hasil penelitian diperoleh t hitung= 1.66 dengan α=5% dan dk= 86, karena t hitung>t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Rata-rata kelompok eksperimen sebesar 79.48 dan kelompok kontrol sebesar 70.27.

2.6 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan penerapan konsep diri. Keberhasilan pembelajaran dalam dunia pendidikan yang diperoleh siswa tercermin dari peningkatan mutu kelulusan yang dihasilkannya. Peran aktif seluruh komponen pendidikan sangat diperlukan terutama siswa yang berfungsi sebagai input dan guru sebagai fasilitator.

Tingginya kualitas pengajaran atau pembelajaran tergantung pada kualitas komponen-komponen pembelajaran yang bekerja didalamnya.Adapun komponen pembelajaran tersebut adalah tujuan pembelajaran, model, media pembelajaran, sarana dan prasarana, administrasi pembelajaran, siswa, guru dan evaluasi hasil belajar.Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi di dunia pendidikan. Apabila komponen-komponen pembelajaran tersebut saling bekerjasama dan dapat

mendukung proses pembelajaran dengan baik, maka dapat membuat pembelajaran berkualitas dan hasil belajar yang diperolehpun akan optimal.

Dalam proses pembelajaran akuntansi di sekolah setiap guru senantiasa mengharapkan agar pembelajaran berjalan secara efektif, dengan hasil belajar yang optimal yang ditujukan dengan nilai tes yang memuaskan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar dengan hasil belajar yang optimal adalah dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang mempunyai arti kegiatan-kegiatan guru selama prosespembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran disekolah ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi yang terjadi dapat berlangsung secara edukatif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka diperlukan model yang tepat.

Berdasarkan observasi awal yang diperoleh melalui wawancara sistem pembelajaran akuntansi yang selama ini diterapkan di SMK masih menggunakan metode konvensional (ceramah divariasikan dengan Tanya jawab), dimana guru sebagai sumber informasi dalam proses belajar mengajar kegiatannya hanya sebatas menyampaikan atau mentransfer ilmu-ilmu pengetahuan kepada siswa dan memberikan latihan-latihan, sedangkan siswa diposisikan sebagai pihak penerima ilmu pengetahuan, pasif dalam proses belajar mengajar. Tugas siswa mendengarkan dan menjawab soal-soal latihan yang diberikan guru.

Pembelajaran akuntansi di SMK dengan metode ceramah divariasikan dengan Tanya jawab yang selama ini diterapkan, belum dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar yaitu hanya 65,43%.

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan pelatihan, khususnya dalam materi pokok jurnal umum. Siswa dituntut untuk memahami akun-akun yang memerlukan penyesuaian yang selanjutnya akan dicatat dalam kertas kerja.

30

Pemahaman pencatatan ini berguna sebagai dasar untuk membantu siswa dalam lebih memahami akuntansi.Sehingga apabila metode ceramah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, hasilnya kurang sesuai dengan spesifik materi akuntansi. Sehingga akan berakibat pada kesalahan memahami jurnal, kelemahan dalam menyusun, dan menganalisanya secara sistem dan benar, serta siswa kurang mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Hal ini berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi khususnya kompetensi dasar jurnal umum,dengan rujukan penelitian terdahulu tentang penggunaan model pembelajaran yang telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa menggunaka model pembelajaran problem solving dan juga STAD, maka dalam penelitian ini mencoba untuk membandingkan model mana yang lebih baik jika digunakan untuk kompetensi dasar jurnal umum. Diharapkan nantinya akan dapat diketahui hasil mana yang lebih baik.

Penelitian mengenai pembelajaran dengan model problem solving dan STAD yang menyatakan bahwa dengan mengguanakan kedua model tersebut hasil belajar jurnal umum siswa yang menunjukan peningkatan yang signifikan. Husnurrosyidah (2009) yang bejudul “Efektivitas model pembelajaran tipe STAD terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran jurnal umum (studi kasus pada MAN 2 Pati”, penelitian tersebut menyatakan bahwa model STAD dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pkok bahasan jurnal umum dengan hasil yang signifikan yaitu rata-rata kelompok eksperimen sebesar 79.48 dan kelompok kontrol sebesar 70.27, begitu juga pada penelitian problem solving yang dilakukan oleh Erlina Kurnia Wati (2010) yang berjudul “Efektivitas model pemecahan masalah (problem solving) terhadap hasil belajar siswa IPS pokok bahasan jurnal umum perusahaan jasa di SMA Sultan Agung 1 Semarang”, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen 8.28. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol sebesar 7.28.

Beberapa penelitian tersebut menyimpulkan bahwa model pembelajaran problem posing dan STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa kompetensi dasar akuntansi.Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih baik diantara kedua model tersebut dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi kompetensi dasar jurnal umum.

Adapun kerangka berpikir adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 : Bagan Kerangka Pikiran

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat dengan dilandasi teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“Ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran STAD kompetensi dasar jurnal umum pada siswa kelas X

SMK N 1 Brebes”.

Kualitas Hasil Tes Dibandingkan Model Pembelajaran STAD

Ada perbedaan antara hasil belajar

problem solving dan STAD Model Pembelajaran

32

BAB III

Dokumen terkait