• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. PERILAKU 1.Definisi

3. Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni kognitif (cognitive), afektif (affectife), psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini kemudian dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Taksonomi Bloom (1987) pengetahuan mencakup enam tingkat domain kognitif, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan, terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut sudah terjadi proses berurutan, yaitu:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, dimana sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial (mencoba) dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).

Ada variabel yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain : a. Umur

Umur merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu yang dihitung dari sejak dilahirkan hingga saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Pada dewasa ini ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental, semakin bertambah umur seseorang akan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang diperoleh (Notoadmodjo, 2003)

b. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan perilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya dengan proses belajar tingkat pendidikan, juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persespsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan tekhnologi baru (Arikunto, 2006)

Bahwa tingkat pendidikan seseorang akan menetukan pola pikir dan wawasan, selain itu tingkat pendidikan merupakan bagian dari pengalaman kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan pengetahuan dan keterampilan akan semakin meningkat. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kuwalitas manusia. Lewat

pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan semakin tinggi pendidikan akan semakin berkuwalitas (Hurlock, 2006).

Lewat pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya diharapkan manusia dapat membangun kehidupannya dengan lebih baik. Semakin tinggi pendidikan, semakin berkualitas hidup manusia. Jika wanita berpendidikan mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya (Notoadmojo, 2003).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis pekerjaan yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai Ibu rumah tangga, wiraswsta, pegawai negeri, dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan yang memerlukan hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoadmojo, 2003).

d. Sumber informasi

Informasi adalah data yang diproses dalam suatu bentuk yang mempunyai arti dan mempunyai nilai nyata. Sumber

informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 2007).

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2007).

f. Sosial Budaya

Sosial budaya adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Pengetahuan seseorang akan bertambah melalui apa yang diketahuinya walaupun tidak melakukan. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan sesorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena melalui hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan (Hendra, 2008 dalam Mawarni, 2008).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Jalur pendidikan formal misalnya sekolah, termasuk didalamnya pendidikan intra dan ekstra kurikuler. Seseorang biasa mendapatkan pengetahuan melalui pendengaran atau informasi, melihat dan meraba baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui media cetak, elektronik dan media informasi lainnya melalui pendidikan nonformal.

Apabila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan lancar dan jelas baik secara tertulis ataupun secara lisan, maka dapat dikatakan seseorang mengerti mengenai bidang tersebut. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan seseorang disebut pengetahuan/knowledge (Skinner, dalam Notoatmodjo 2007).

Pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan suatu informasi, ide atau fenomena yang sudah diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan dasar untuk pembentukan tingkatan

tingkatan ranah kognitif berikutnya yang meliputi tingkatan pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis, sintesis dan penilaian (evaluasi).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmania (2008) dengan judul Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun Di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah Pada Bulan Maret 2008, terdapat 76 Ibu yang mempunyai Bayi berumur 0-1 tahun mengikuti imunisasi di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah. Dari hasil penelitian tersebut terdapat 8 (40%) orang Ibu yang memiliki pengetahuan baik, 7 (35%) orang Ibu memiliki pengetahuan cukup dan 5 (25%) orang, dan Ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat.

Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan aspek penting dalam sesuatu yang membentuk tindakan seseorang.

b. Sikap (attitude)

Notoatmodjo (2007) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan. Proses terbentuknya suatu sikap pada individu dapat dijelaskan pada

diagram ini :

Dokumen terkait