• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRILLING DAN GROUTING PADA PONDASI TERBUKA 1.Konsolidasi Grouting

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun (Halaman 93-100)

SPESIFIKASI TEKNIK

2.33. DRILLING DAN GROUTING PADA PONDASI TERBUKA 1.Konsolidasi Grouting

a. Lokasi dan Ukuran Lubang

Konsolidasi grouting harus dilaksanakan pad a pondasi konduit atau tempat lain-. sesuai yang disarankan oleh Direksi. Kedalaman konsolidasi grouting harus sesuai yang diunjukkan dalam Gambar, atau sesuai saran Direksi. Lubang grout pada pondasi bendungan harus vertikal dan diatur dengan jarak 3 meter pada gradasi sejajar dengan axis sumbu spillway dan masing-masing 'berjarak 3 m seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, kecuali ada saran lain dari Direksi.

Diameter lubang tidak boleh lebih dari 45 mm. Kedalaman akhir lubang harus berada pada 5 m di bawah permukaan batuan seperti yang disarankan oleh Direksi.

b. Pemboran Lubang Grout

Lubang grout untuk konsolidasi grouting harus dibor dengan kedalaman maksimum 5 m dalam satu kali kerja. Kedalaman lubang harus dicek oleh Direksi sebelum pelaksanaan grouting.

Lubang harus dibor, dicuci dengan menggunakan campuran udaraair dan dig rout secara berurutan dengan suatu / aturan yang ditentukan dilapangan oleh Direksi untuk disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Penggunaan bentonite dan rod dope, rod grease atau pelumas lainnya pada batang bor tidak diperbolehkan

Setelah pengeboran selesai, setiap lubang harus dicuci dengan baik dengan air bersih di bawah tekanan tidak kurang dari 10 menit dan sampai air yang keluar bersih.

Pelatihan Pelaksana Bendungan Spesifikasi Teknik Bidang SDA

material dari luar.

c. Prosedur Konsolidasi Grouting

Panjang keseluruhan tiap lubang harus digrout dalam sekali kerja, sambungan kelubang grout harus dibuat dengan menyisipkan packer dalam leher lubang 0.5 m dari permukaan batuan, atau dengan menghubungkan ke Grout Nipple

yang dilindungi dengan semen mortar pada leher lubang. Metode yang baru disebutkan tersebut diterapkan jika batuan rusak sedemikian rupa sehingga tidak bisa menempatkan packer

Tekanan maksimum untuk konsoldasi grouting tidak lebih dari 2 kg/cm2 atau seperti saran Direksi.

d. Konsentrasi Grout.

Konsentrasi "grout slurries" yang digunakan harus 1/10, 1/5, 1/3 dan 1/1 dalam rasio cm / air dan bobot yang harus diulang untuk disesuaikan dengan kondisi batuan pondasi yang dijumpai sesuai pengarahan dan persetujuan Direksi. Berat bentonit, jika digunakan bentonit, harus termasuk dalam bobot semen untuk membuat Grout Slurries dari konsentrasi tersebut di atas

dengan tidak melebihi 5% bobot semen atau sesuai pengarahan Direksi. Grout slurries dan mortar harus diuji oleh Kontraktor di laborat yang didirikan oleh Kontraktor di lapangan dengan biayanya sendiri dan lengkap dengan peralatan untuk pengujian dan pengukuran pada umumnya.

Kontraktor harus menyerahkan proposal prosedur grouting yang menunjukkan proporsi pencampuran, pengiriman dan tekanan injeksi pad a tiap tahap grouting dan untuk tiap tipe operasi grouting.

Dokumen tersebut harus mencantumkan bahwa Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah adanya kerusakan pad a bagian pekerjaan yang sudah ada. e. Waktu Penyelesaian.

Jika tekanan maksimum yang diijinkan telah tercapai[ injeksi grout harus dilanjutkan dengan tekanan yang sama dengan mengatur "return live valve" dan dengan konsentrasi yang sama sampai kecepatan injeksi menurun sampai di bawah 0,2 liter/menit. Kemudian, konsentrasi grout diubah menjadi 10 : 1’ dan injeksi harus dilanjutkan di bawah tekanan maksimum yang diijinkan selama 10 menit.

injeksi katup penyuplai harus ditutup dan jika tekanan maksimum yang diijinkan bisa dipertahankan dalam keadaan ini untuk 10 menit proses grouting bisa dikatakan selesai.

Jika tekanan menurun selama injeksi terakhir dengan konsentrasi 10 : 1 atau selama 10 menit terakhir tanpa injeksi seluruh proses grouting harus dimulai lagi dengan konsentrasi encer.

Setelah proses grouting selesai, tekanan harus dipertahankan sampai proses injeksi grout stabil dan tidak mengalir kembali ketika tekanan dilepaskan f. Perbaikan Kebocoran Grout

Jika grout yang diinjeksi bocor karena retakan, celah, dan lain-lain, selama groutinq, sumber kebocoran harus ditambal dengan baik sesuai petunjuk Direksi. Pada waktu grouting lubang, lubang yang berdekatan harus tetap tidak bertutup untuk memindahkan aliran udara dan air. Jika grout bocor dari lubang ini cukup mengganggu proses grouting, lubang tersebut untuk sementara harus ditutup. Lubang ini harus di grout secepat mungkin sebelum grout yang telah mengalir ke tersebut mapan.

l. Penolakan Grout yang Telah Dibuat

Jika proses grouting terganggu karena, gagalnya peralatan, atau karena sebab-sebab lain, lebih dari satu jam, grout yang dibuat pada mixer harus dibuang. Jika mutu grout yang sudah dibuat tidak memuaskan menurut pertimbangan Direksi, maka harus dibuang.

2.33.2. Curtain Grouting a. Lokasi dan ukuran Lubang

Curtain grouting harus dilaksanakan di lokasi mata air yang terdapat di pondasi bendungan bagian kanan. Pengaturan lubang grout harus diatur sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan oleh Direksi.

Diameter lubang tidak boleh kurang dari lj 5 mm. Kedalaman setiap lubang seperti pada Gambar.

Perubahan-perubahan dan modifikasi pengaturan di lapangan harus sesuai dengan saran Direksi.

b. Pemboran Tirai Lubang Grout

Pelatihan Pelaksana Bendungan Spesifikasi Teknik Bidang SDA

grout 5 m. Pemboran tahap pertama pada batuan harus sampai pada kedalaman 5 m dari permukaan batuan.

Pemboran tahap kedua dilaksanakan sesudah grouting tahap pertama selesai, yaitu dengan pemboran ulang pada grout pertama dan tembus ke batuan sampai 5 m.

Pelaksanaan ini harus diulang-ulang sampai grouting dengan kedalaman tertentu seperti yang disarankan Direksi.

Pemboran tahap berikutnya tidak dimulai dulu sebelum grouting sebelumnya berjarak 4 jam dan setiap tahap tidak boleh melampaui kedalaman yang sudah ditetapkan. Kedalaman lubang pemboran harus diperiksa Direksi sebelum dilaksanakannya grouting tahap akhir.

c. Prosedur Curtain Grouting

Packer harus dipasang 0.5 m di atas bagian atas yang akan di grout. Pada tahap pertama, packer harus dipasang 0.5 m dari permukaan batuan atau 0.5 m diatas garis galian. Modifikasi tinggi grouting tahap pertama dilaksanakan sesuai dengan yang disarankan oleh Direksi.

Lubang grout akan berbentuk kipas pada bagian dalam semua abutment harus dilengkapi platform beton dan angker untuk menstabilkan posisi mesin bor. Berdasarkan uji grouting dan pertimbangan-pertimbangan lain, tekanan yang dipakai untuk pengujian permeabilitas tekanan air dan tekanan grouting maksimum, dengan spesifikasi sebagai berikut :

TAHAP KEDALAMAN (m)

VARIASI TEKANAN UNTUK UJI LOLOS AIR (kg/cm²) TEKANAN INJEKSI AKHIR (kg/cm²) I 1.00 – 5.00 0.5 - > 1.0 - > 1.5 2.0 II 5.00 – 10.00 0.5 - > 1.0 - > 2.0 3.0 III & IV 10.00 – 15.00 1.0 - > 2.0 - > 3.0 4.0 V & VI 15.00 – 20.00 1.0 - > 2.0 - > 4.0 6.0

Angka-angka yang ada di tabel bisa berubah sesuai saran dari Direksi. Proporsi campuran grout, yaitu dengan perbandingan berat 1/10,1/5,1/3, 1/2 dan 1/1. Sesudah pengujian permeabilitas lubang yang dibor, baru

dilaksanakan grouting. Tekanan grouting harus betul-betul dikontrol dengan mengatur katup untuk "Return Line". Dan setiap saat tetap pada batas

permeabilitasnya. Pengukur tekanan dipasang di bagian atas pipa injeksi atau padaHeader Grout.

Proporsi campuran grout yang diinjeksi yaitu 1/10 pad a permulan grouting dan diubah ke proporsi agak lembab, sampai dicapai pengukuran tekanan injeksi menjadi nol.

Perubahan proporsi campuran dan lamanya injeksi harus sesuai dengan saran Direksi, tergantung dari pelaksanaan grout dan kemungkinannya dikerjakannya.

Bila ada kebocoran grout yang diinjeksi dari bagian yang retak, celah-celah dan sebagainya di bagian dasar grouting, maka sumber kebocoran ini harus ditambal atau ditutup sesuai dengan saran dari Direksi.

Bila proses grouting terganggu yang disebabkan oleh kegagalan peralatan atau sebab-sebab lain sampai lebih dari satu (1) jam, maka sisa material grouting yang masih ada pada mixer harus dibuang.

a. Backfill Grouting

Backfil grouting harus dilaksanakan untuk mengatasi batuan yang mernbuka dan gradasi beton (Lining Concrete). Penempatan beton dengan pipa baja pada gradasi beton atau dengan pemboran langsung lining concrete sebelum grouting. Pengaturan lubang harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar atau seperti pengarahan dari Direksi. Lubang sekurang-kurangnya 300 mm ke dalam masa beton.

Untuk pira grout, pipa baja dengarl panjang tergantung ketebalan lining concrete aktual, harus ditempatkan pada concrete lining. Hambatan pada pipa harus dihilangkan oleh kontraktor.

Grout semen atau mortar harus diinjeksikan melalui pipa grout. Proporsi campuran mortar kira-kira 1 : 1 : 2 (rasio air, semen, pasir) dalam massa tersebut, dan harus ditentukan oleh Direksi di lapangan didasarkan pada uji pencampuran atau pemompaan, yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor sebelum pekerjaan dimulai.

Tekanan maksimum yang ditoleransi untuk backfill grouting adalah 2 kg/cm2 atau seperti pengarahan dari Direksi. Grouting harus dilanjutkan sampai tingkatan injeksi turun sampai nol di bawah tekanan, maksimum yang diijinkan,

Pelatihan Pelaksana Bendungan Spesifikasi Teknik Bidang SDA

kecuali jika Direksi mernberi pengarahan lainnya

Jika grout yang diinjeksi mengalir ke lubang lain, lubang-Iubang tersebut harus disumbat dan dibor sesudah itu untuk grouting.

b. Consolidation Grouting

Konsolidasi grouting dilaksanakan melalui lubang grout yang di bor pada lokasi seperti tercantum dalam Gambar dan atau seperti saran disarankan oleh Direksi, agar mengkonsolidasikan batuan dasar di sekitar terowongan yang mungkin longsor (tidak padat) selama pekerjaan galian dan menjaga kontak antara batuan dasar dan lining concrete atauBackfill Grout.

Lubang grout harus dibor ke arah semua sudut di dalam terowong, dicuci dan digrout dengan aturan yang ditentukan di lapangan oleh Direksi. Diameter lubang grout tidak melebihi 38 m, dan kedalaman 5 m dari permukaan bagian dalam lining concrete, kecuali Direksi memberi petunjuk yang lain.

Prosedur konsolidasi grouting terowong termasuk yang untuk pemboran, grouting dan perbaikan kebocoran grout, harus seperti tercantum pada sub bab 4.4.1.

persyaratan konsentrasi grout, waktu penyelesaian dan penolakan grout yang telah dibuat, harus sesuai dengan sub bab 4.4.1.

Tekanan grout maksimum untuk konsolidasi grouting terowong harus 4 kg/cm² atau atas saran Direksi.

2.33.3 Pemboran Inti Lubang Uji

Direksi akan meminta Kontraktor mengebor lubang uji untuk memperoleh contoh (sampel) inti dan menguji tekanan air untuk mengetahui keefektifan grouting. Diameter lubang uji tidak boleh kurang dari 55 mm dan tidak boleh lebih dari 87 mm kecuali bila hal itu disarankan Direksi ketentuan tersebut tidak berarti menolak pengeboran dengan diameter lebih besar untuk menambah casing lubang bila diperlukan.

Kontraktor harus menyediakan catatan pengeboran (Driller’s Log) untuk Direksi,

pada setiap lubang yang dibor, untuk pencatatan koordinat, lokasi, elevasi dan kedalaman akhir lubang, sifat batuan yang dibor dan data-data lain yang ada, yang biasanya dicatat pada log lubang bor, seperti ditemukannya inti lubang, presentasinya, RQD-nya dan sebagainya.

disediakan oleh Kontraktor. Sampel inti semua lubang dipisah-pisahkan dalam kotak dengan pembatas (Devider) dan akan diidentifikasikan dengan memakai

label kayu dimasukkan di ujung lubang, sehingga kedalaman lubang bisa ditandai. Semua kotak sampel inti ditandai dengan jelas dengan jumlah lubang dimana sampel inti tersebut diambil serta tanggal pengeborannya.

Setelah pemeriksaan sampel inti dan pekerjaan "Logging" selesai, kotak-kotak

sampel inti harus diangkut oleh Kontraktor ke gudang di lokasi proyek seperti yang disarankan Direksi.

Sebelum kotak sampel inti disimpan, semua sampel inti difoto berwarna, dengan skala 1 : 7 sehingga detail yang ada di bagian dalam kotak tampak. Dalam foto tersebut disebutkan pula skaIa liniernya. Kontraktor harus menyampaikan satu foto negatif dan 2 foto positifnya kepada Direksi. Sampel inti harus dicuci sebelum difoto dan ketika difoto harus masih lembab, sehingga sifat batuan dan ciri-cirinya tarnpak jelas.

Pengujian tekanan air di lubang uji dilaksanakan pada "Discending Stage" yang

panjangnya 5 m atau kurang dari 5 m, seperti yang disarankan Direksi.

Kontraktor harus mencatat semua data yang diperlukan termasuk banyaknya lubang, "Stage", elevasi manometer, elevasi muka air, posisi packer, tekanan,

tingkatan injeksi dan sebagainya. Harus dihitung pula hilangnya air permukaan pada waktu pengujian pada waktu pengujian atau manometer dan bagian yang diuji.

Hasil uji tekanan air harus dalam bentuk grafik, semua dalam skala yang sama, untuk horisontal menunjukkan tekanan efektif dalam "Stage", dengan

mempertimbangkan permukaan air yang statis dan hilangnya air di permukaan, dan untuk vertikal menunjukkan kuantitas air yang mengalir keluar, dalam liter per-menit dan permeter. Grafik untuk lubang semacam ini harus diletakkan pada log geologi.

2.33.4 Tes Permeabilitas Lubang Bor

Pada tes pengeboran inti lubang uji atau lubang lain seperti yang disarankan oleh Direksi, tes permeabilitas lubang bor harus dilakukan untuk tujuan memperkirakan kondisi batuan sebelum dan sesudah grouting. Setelah satu bagian dari lubang dites, dibersihkan sampai air yang keluar bersih, packer harus disetel dengan kerapatan tidak lebih dari 0.5 m dari permukaan batuan. Air bersih harus dipompa ke dalam lubang di bawah tekanan konstan sehingga

Pelatihan Pelaksana Bendungan Spesifikasi Teknik Bidang SDA

harus dikontrol dengan "Return Line Valve". Injeksi air harus berkelanjutan untuk

paling sedikit 10 menit di bawah tekanan yang tetap setelah kecepatan injeksi stabil.

Beberapa (tidak lebih dari tujuh (7)) perbedaan tekanan, seperti saran Direksi harus dilaksanakan. Tekanan harus tidak lebih tinggi dari 10 kg/cm², kecuali bila ada saran dari Direksi.

Kontraktor harus merekam / mencatat semua data penting dari setiap tes, termasuk jumlah lubang, tahapan, elevasi manometer, elevasi water table, posisi packer, tekanan, kecepatan injeksi dan lain-lain.

Kehilangan produksi energi selama tes, antara manometer dan bagian tes, harus diperhitungkan.

Hasil tes tekanan air harus diberikan dalam bentuk grafik, yang mana semuanya dalam skala yang sama, ditunjukkan dalam absis tekanan efektif setiap tahapan, diambil menjadi catatan energi tetap dan kehilangan energi dan koordinat adalah kuantitas dari keluaran grafik harus diberikan kepada Direksi.

2.24.5 Tes Tekanan Air

Tes tekanan air harus dilaksanakan pada lubang grout atau lubang-lubang lain seperti yang disarankan oleh Direksi, terutama sebelum grouting setiap lubang. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan tes permeabilitas lubang pemboran, kecuali apabila tes tekanan air harus dilaksanakan di bawah satu tekanan, setidak-tidaknya 10 menil setelah kecepatan injeksi stabil

2.34. Pengukuran dan Pembayaran

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun (Halaman 93-100)