• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 DAYA DUKUNG EKOLOGI DAN LINGKUNGAN PPK

5.2 Daya Dukung Melalui Konsumsi Masyarakat ( Ecological

5.2.2 Daya Dukung Lingkungan Pulau Panggang

Analisis footprint didasarkan kepada konsumsi masyarakat setempat.

Komponen footprint didasarkan kepada jenis kebutuhan hidup yang dikonsumsi dan bukan jenis yang diproduksi. Hasil wawancara dengan 30 orang responden di Pulau Panggang menunjukkan bahwa konsumsi terhadap bahan pahan non perikanan masyarakat Pulau Panggang sangat kecil dan tergantung dari luar wilayah tersebut (import).

Konsumsi masyarakat Pulau Panggang paling besar berasal dari bahan hasil perikanan (ikan). Penjelasan ini meneguhkan argumentasi bahwa masyarakat pulau kecil sangat bergantung dari ekosistem pesisir dan laut yang berada di sekitarnya. Masyarakat Pulau Panggang sangat menggantungkan

hidupnya pada komunitas terumbu karang khususnya. Artinya konsumsi ikan karang terlihat sangat tinggi di kedua pulau tersebut.

Hasil perhitungan footprint di Pulau Panggang menunjukkan bahwa daya dukung terbesar dari total konsumsi bahan pangan adalah hasil perikanan. Masyarakat Pulau Panggang mengkonsumsi bahan pokok pangan seperti beras, daging, sayuran, teh, gula dan kopi dengan mendatangkan dari luar wilayah pulau (import) yaitu Jakarta. Lahan di Pulau Panggang sudah tidak memungkinkan untuk memproduksi bahan pokok sebagai sumber pangan. Bahan pokok yang dikonsumsi dan dihasilkan langsung dari wilayah Pulau Panggang dan Pulau Pramuka adalah bahan pangan dari laut. Ekosistem pesisir dan laut yang banyak memberikan kontribusi pangan dari bahan ikan adalah ekosistem terumbu karang.

Hasil perhitungan footprint di Pulau Panggang seperti pada tabel 18

menunjukkan bahwa daya dukung lingkungannya sebesar 893 orang. Daya dukung lingkungan Pulau Panggang sebesar 893 orang artinya bahwa lingkungan dan sumberdaya alam P. Panggang secara total dapat menghidupi 893 orang secara berkelanjutan jika potensi yang ada dimanfaatkan secara optimal. Namun, bukan berarti sebanyak 893 orang tersebut dapat tinggal seluruhnya di P. Panggang yang faktanya sudah sangat sesak seperti sekarang, tetapi angka tersebut menunjukkan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan (termasuk perairan P. Panggang beserta ekosistem terumbu karang yang berada di dalamnya) dapat menghidupi 893 orang di mana saja, termasuk orang-orang di luar P. Panggang yang ”mengimport” bahan kebutuhan hidup dari P. Panggang.

Perhitungan biocapacity untuk bahan pangan dari terumbu karang

menggunakan luasan ekosistem terumbu karang di P. Panggang yang merupakan

fishing ground bagi masyarakat pesisir khususnya P. Panggang. Luasan

ekosistem terumbu karang ini merupakan hasil analisis citra ALOS tahun 2008. Luasan ekosistem terumbu karang terumbu karang tersebut terdiri dari karang hidup sebesar 27,67 ha, karang mati 22,91 ha, lamun 57,04 ha dan pasir seluas 54,17 ha.

Jumlah orang yang dapat tinggal di P. Panggang sangat tergantung juga dari ketersediaan lahan budidaya, teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas lahan, kesesuaian lahan untuk penangkapan dan budidaya dan permukiman.

Untuk itu analisis daya dukung tetap perlu dilengkapi dengan analisis kesesuaian lahan.

Tabel 21 Analisis Footprint Pulau Panggang

Kategori Produktivitas (Y) = Kg/Ha Konsumsi (DE) = Kg/Kapita Komponen footprint (FP) = Ha/Kapita EF = DE/Y Biocapacity (BC) = Ha DD = BC/EF 1. Bahan pangan pokok Kebun/ tegalan/ ladang Padi 2.7441 108,058 0,03938 Yield factor (YF) = 0,482 Asumsi A3 = 5 Ha Sayuran dan buah 1.8004 54,196 0,03011

Teh dan kopi 5665 14,321 0,02530

Gula 4.8936 25,449 0,00520

Daging dan telur 1.0007 22,755 0,30749

Sub total 0,407 2,4

Daya dukung parsial (Lahan pertanian) 6

2. Bahan pangan dari Terumbu Karang Luas ekosistem TK P. Panggang Ikan karang 298 75,462 2,60215 YF = 1009 A10 = 161,79 ha Ikan lainnya (kerang,Udang, rajungan) 29 42,100 1,45174 Sub total 4,05389 16.179,401

Daya dukung parsial (Perikanan) 3.991

TOTAL 4,46137 3.985

TOTAL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN 893

Tabel 21 juga menunjukkan daya dukung parsial per jenis lahan. Perhitungan daya dukung parsial per jenis lahan untuk memberikan gambaran

1

Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998)

2

Ferguson (1999)

3 Asumsi 50% dari luas lahan P. Panggang yaitu sebesar 9 Ha 4 Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998)

5

Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998)

6

Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998)

7

Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998)

8 Produktivitas global (Wackernagel dan Yount, 1998 ; Warren-Rhode dan Koeing, 2001) 9

Produktivitas laut sekitar P. Seribu

jenis lahan mana yang relatif lebih tersedia dibandingkan jenis lainnya. Lahan perikanan (sumber ekosistem terumbu karang dan perairan P. Panggang) mempunyai daya dukung sebesar 3.991 orang. Hal ini bukan berarti bahwa 3.991 orang dapat tinggal di P. Panggang untuk memanfaatkan ekosistem terumbu karang dan lahan perairan di wilayah tersebut. Lahan perikanan khususnya yang bersumber dari ekosistem terumbu karang mampu mensuplai kebutuhan pangan dari bahan ikan sebanyak 3.991 orang. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan lahan perairan yang masih memungkinkan bisa memproduksi hasil perikanan tanpa harus merusak lingkungan. Maka ekosistem pesisir dan laut masih mampu mensubsidi sebanyak 3.991 orang dengan ikan sebagai bahan pangan utamanya.

Melalui metode footprint menunjukkan bahwa masyarakat Pulau

Panggang saat ini masih bisa mensuplai bahan pangan khususnya dari sumber hasil perikanan kepada penduduk dunia lainnya yaitu sebanyak 893 orang. Jumlah penduduk saat ini mencapai 3.380 orang, maka dimungkinkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang menghuni dengan kemampuan P. Panggang mensuplai kebutuhan pangan penduduk dunia. Artinya jika dihitung dari jumlah total ecological footprint, P. Panggang menghasilkan nilai 4,46 ha/kapita. Sedangkan biocapacity nya hanya tersedia sebesar 1,03 ha/kapita. Dengan membandingkan antara EF dan Biocapacitynya (BC) terlihat bahwa BC < EF. Hasil ini menunjukkan telah terjadi defisit sumberdaya alam di P. Panggang. Kondisi yang tidak seimbang antara ketersediaan lahan dengan jumlah penduduk yang ada saat ini menyebabkan daya dukung lingkungan P. Panggang sudah melampaui kapasitasnya. Kelebihan daya dukung ini terlihat dari kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan yang hanya bisa mensuplai kebutuhan pangan sebanyak 893 orang. Padahal jumlah penduduk P. Panggang saat ini saja berjumlah 3.380 orang. Artinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di P. Panggang saja, sumberdaya alam dan lingkungan laut P. Panggang sudah tidak mampu. Perebutan akses terhadap sumberdaya memungkinkan terjadi ditandai dengan adanya konflik antar nelayan di wilayah perairan Kepulauan Seribu meskipun sangat sedikit. Keberadaan alat tangkap

dan jaring lampara dasar, terbukti telah meresahkan nelayan tradisional dan dapat memicu konflik sosial. Akibat beroperasinya alat tangkap terlarang tersebut, jumlah hasil tangkapan nelayan tradisional makin berkurang.

Kondisi P. Panggang yang defisit sumberdaya alam dan lingkungan ini bisa berakibat kepada kekurangan bahan pangan atau kebutuhan pokok lainnya. Hal itu dalam jangka panjang bisa mengakibatkan terjadinya penurunan kesejahteraan masyarakat atau meningkatnya kemiskinan di wilayah P. Panggang. Analisis itu didasarkan pada perhitungan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan sudah tidak mampu menyediakan kebutuhan pokok manusia di wilayah tersebut dan sekitarnya.