• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

3.1 Kerangka Pendekatan Masalah

Kerusakan sumberdaya alam khususnya terumbu karang dan mangrove terkait dengan pola pemanfaatan masyarakat terhadap sumberdaya. Pola pemanfaatan yang tidak didasarkan atas pengetahuan tentang keterbatasan PPK akan berakibat pada penurunan daya dukung ekosistem dan lingkungan PPK. Dari segi fisik pulau-pulau kecil memiliki sumberdaya alam daratan yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan sumberdaya alam kelautan dan jasa lingkungan (Dahuri, 1998) sehingga perlu dikelola secara baik guna menunjang kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Selain pemanfaatan sumberdaya alam, pertambahan penduduk yang cepat dan untuk pemenuhan kebutuhannya ditambah pula dengan perluasan pemukiman, kegiatan-kegiatan industri, pariwisata, transportasi dan berbagai kegiatan lainnya yang memanfaatkan pulau-pulau kecil menyebabkan pulau-pulau ini mendapat tekanan yang cukup berat akibat berbagai kegiatan tersebut. Pemanfaatan sumberdaya alam selama ini tidak mengindahkan kepasitas PPK untuk mengembalikan potensi dirinya atau yang bisa dikenal dengan daya asimilasi PPK (Fauzi, 2000). Eksploitasi terhadap eksosistem terumbu karang dan mangrove secara berlebihan dan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan berakibat pada menurunnya produktifitas primer yang dikandung ekosistem tersebut. Pada gilirannya hal itu berdampak kepada penurunan produksi ikan dari ekosistem tersebut. Ceballos-lascurian (1991) mendefinisikan daya dukung lingkungan sebagai kapasitas dari suatu ekosistem untuk mendukung pemeliharaan organisme yang sehat (produktiftasnya, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan pembaharuan). Untuk itu, pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut harusnya memperhatikan ambang batas tingkat aktivitas manusia terhadap sumberdaya alam tersebut. Jika ambang batas ini terlewati, kualitas sumberdaya akan berkurang.

Ketersediaan sumberdaya alam PPK pada hakekatnya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Namun sering ditemukan di lapangan, daerah yang kaya akan sumberdaya alam, namun tingkat kemiskinan masyarakatnya tinggi.

Sebagai contoh daerah Kalimantan Timur dan Papua yang kaya sumberdaya minyak, namun angka kemiskinannya tinggi.

Masyarakat pesisir mempunyai tingkat ketergantungan tinggi terhadap sumberdaya alam pesisir dan laut. Sehingga kerusakan sumberdaya yang berdampak kepada penurunan produksi juga mengakibatkan kemiskinan masyarakat dalam jangka panjang. Indikator kemiskinan masyarakat adalah penurunan kesejahteraan masyarakat dan pada gilirannya berdampak kepada penurunan ekonomi wilayah.

Pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut yang tidak mengindahkan daya dukung berdampak kepada penurunan kualitas sumberdaya. Ketika sumberdaya alam dan jasa lingkungan wilayah tersebut dimanfaatkan melebihi daya dukungnya, keuntungan pembangunan dari suatu wilayah tersebut secara keseluruhan mulai menurun, yang selanjutnya akan mengakibatkan menurunnya perekonomian wilayah, serta menurunnya kesempatan kerja, dan akhirnya akan menurunkan penerimaan negara. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Secara operasional penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekosistem terumbu karang. Hasil dari perhitungan ini akan dijadikan dasar bagi perhitungan selanjutnya melalui metode ecological footprint. Input lainnya berasal dari melihat pola konsumsi dan kondisi ekosistem dalam menyediakan sumberdaya dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berada di PPK tersebut. Proses pertama akan dilakukan melalui penghitungan daya dukung ekosistem terumbu karang dan lingkungan PPK. Selanjutnya, penghitungan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan analisis kesejahteraan. Hasil dari kedua analisis ini akan menghasilkan kondisi dengan 4 (empat) pilihan kemungkinan. Hasil dari perhitungan ini akan dianalisis dan menentukan implementasi kebijakan apa yang harus dilakukan. Hasil ini akan didukung oleh pendekatan terakhir yaitu analisis kelembagaan dan analisis ekonomi politik.

Gambar 5 Kerangka Pemikiran Penelitian

Analisis kelembagaan memperhatikan norma, aturan main dan faktor kelembagaan lainnya dalam menetapkan rencana pengelolaan yang tepat. Analisis kelembagaan menjadi arahan dalam menentukan kebijakan apa yang harus diambil sehingga menguntungkan bagi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam. Selanjutnya, keterkaitan antara kegiatan ekonomi

O U T C O M E Permasalahan pengelolaan sumberdaya pesisir dan

laut

Pemanfaatan SD pesisir dan laut

Sumberdaya TK dan Mangrove

Daya dukung Ekosistem dan Lingkungan - Terumbu karang - Mangrove - Lingkungan Pesisir Kesejahteraan Masyarakat - Kesejahteraan keluarga - Pendapatan keluarga nelayan - IPM Eksploitasi sumberdaya pesisir dan laut

Daya Dukung lingkungan PPK dan degradasi SDA

Tingkat kesejahteraan masyarakat PPK

Keberlanjutan sumberdaya alam dan kesejahteraan

masyarakat PPK I N P U T P R O S E S O U T P U T Perekonomian wilayah Pola pemanfaatan SDPL,

kelembagaan, policy, bias, kepadatan penduduk, keterbatasan lahan

dan sosial politik serta kebijakan yang ada akan dianalisis lebih mendalam dengan metode analisis ekonomi politik. Analisis ekonomi politik dibutuhkan untuk menjelaskan permasalahan struktural yang terjadi di lapangan. Kedua analisis terakhir ini yang akan mengulas lebih detail tentang temuan lapang (menjawab pertanyaan what) dan penyebabnya (menjawab pertanyaan how). Dari analisis ini, akan ditentukan implementasi kebijakan terbaik yang mungkin dapat dilakukan dengan kondisi yang ada. Kerangka kerja operasional dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil dari analisis daya dukung dan analisis kesejahteraan akan menghasilkan salah satu dari 4 (empat) kemungkinan berikut.

Tabel 2 Hubungan Daya Dukung Ekosistem dan Tingkat Kesejahteraan

Daya Dukung (Carrying Capacity) Tingkat Kesejahteraan

Permasalahan dan Alternatif Strategi

Tinggi Tinggi - Pemanfaatan SDPL sesuai dgn daya dukung dan kaidah lingkungan

- Masyarakat memahami pentingnya kelestarian lingkungan

- Kebijakan pengelolaan ditingkatkan, kelembagaan masyarakat diperkuat

- Kepadatan penduduk rendah

Æ Strategi : Penguatan Kelembagaan

Tinggi Rendah - Masyarakat tidak mengetahui arti penting SDPL dan tdk mampu memanfaatkannya

- Terdapat faktor lain (internal/eksternal) yg mempengaruhi pola hidup masyarakat

- Pengelolaan kurang berjalan dengan baik - Kepadatan penduduk sedang

Æ Strategi : Evaluasi kebijakan

Rendah Tinggi - Pola pemanfaatan tidak sesuai kaidah lingkungan, cenderung destruktif

- Pendapatan berasal dari luar daerah, masyarakat PPK mempunyai mata pencaharian lain yg tdk berkaitan dengan SDPL

- Kepadatan penduduk tinggi, lahan terbatas

Æ Strategi : Rehabilitasi SDPL/Pemulihan ekosistem Rendah Rendah - Pola pemanfaatan cenderung destruktif

- Kelembagaan masyarakat tdk berjalan efektif - Pemanfaatan SDPL oleh pihak lain dgn teknologi

yg lebih maju dari yang dimiliki masyarakat PPK - Kepadatan penduduk tinggi, lahan terbatas

ÆStrategi : Rehabilitasi ekosistem, penguatan kelembagaan dan perlindungan kawasan

Gambar 6 Kerangka Kerja Penelitian