• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan dalam Supervisi

Dalam dokumen LEMBAR PERBAIKAN TESIS ADAM MALIK NIM : (Halaman 51-113)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

5. Dukungan dalam Supervisi

Fungsi dukungan dalam supervisi adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan tehnis pada guru untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih baik berarti membantu siswa untuk belajar lebih banyak (to learn more), belajar lebih cepat (to learn faster), belajar lebih mudah (learn to easily), belajar lebih menyenangkan (to have more pleasur while learning), serta menggunakan/ mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan lebih efektif (to use /apply what they learn more effectively).

Guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan bantuan dalam memahami dan mempratekan strategi dan teknik belajar dan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak waktu dan upaya. Beberapa cara yang dapat mendukung dalam meningkatkan proses pembelajaran yaitu bagaimana menggunakan secara efektif buku teks, praktek pembelajaran yang mereka pelajari selama pelatihan profesional/inservice training, teknik pembelajaran yang telah mereka

41

miliki, penggunaan metodologi yang luwes (fleksibel), penggunaan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran, mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama, mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.

Pencapaian butir-butir tersebut, pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademiknya harus memiliki sifat bisa mendengarkan dengan sabar, menunjukan keterampilan dengan jelas, menawarkan insentif atau dorongan dengan tepat, mempertimbangkan reaksi dan pemahaman yang tepat, menjelaskan, merangsang (stimulating) dan memuji secara simpatik dan penuh perhatian serta meningkatkan pengetahuan sendiri secara berkelanjutan.

Guru yang baik adalah guru yang memiliki rencana pembelajaran (RPP) sebelum memasuki kelas. Demikian pula dengan supervisor yang baik, dalam hal ini pengawas dan kepala sekolah, harus memiliki petunjuk kunjungan untuk dirinya sebelum memasuki kelas atau sekolah. Petunjuk ini disebut daftar kendali (checklist).

Checklist adalah instrumen evaluasi untuk mempertimbangkan dan menilai situasi sebenarnya dari kegiatan yang terjadi dalam kelas atau sekolah. Dengan bantuan "instrumen" ini dan kumpulan data yang dimiliki, pengawas dan kepala sekolah dapat mendiagnosa penyebab dari

"penyakit" di tempat ia melakukan supervisi dan mengajukan "resep" yang benar.

42

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah adalah (a) untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru. (b) sebagai sebuah proses sosial dan stimulasi, pengasuhan, dan mampu memprediksi pengembangan profesional guru, serta sebagai penggerak utama dalam pengembangan secara optimum kondisi pembelajaran, yang pada akhirnya meningkatkan mutut pembelajaran. (c) interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan pengawas dan kepala sekolah. (d) pembelajaran bagi guru, pengawas dan kepala sekolah. (e) Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk guru, siswa, dan pembelajaran mereka.

Jadi, secara umum tujuan supervisi akademik adalah meningkatkan hasil belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas kinerja guru.

6. Teknik-Teknik Supervisi untuk Peningkatan Kinerja Guru

Teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat atau teknik.

(Arikunto, 2004: 53). Teknik yang bersifat perseorangan, yaitu teknik yang dilakukan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

a. Teknik yang bersifat individual.

Teknik perseorangan dalam kegiatan supervisi adalah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi, baik terjadi di

43

dalam kelas maupun diluar kelas. Teknik ini terdiri dari: mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), mengadakan observasi kelas, mengadakan wawancara perseorangan, mengadakan wawancara kelompok.

b. Teknik yang bersifat kelompok.

Teknik supervisi secara kelompok terdiri dari: mengadakan pertemuan atau rapat, mengadakan diskusi kelompok, mengadakan penataran-penataran, dan seminar.

B. Kerangka Pikir

Masyarakat menghendaki adanya peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat terwujud manakala proses belajar mengajar (PBM) bermutu pula. Proses Belajar Mengajar akan bermutu ditentukan oleh kinerja guru yang berkualitas. Agar kinerja bermutu perlu adanya supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah.

Dari kerangka pikir penelitian tersebut, tampak bahwa peran supervisi kepala sekolah, supervisi pengawas sekolah terhadap kinerja guru akan sangat menentukan peningkatan hasil belajar, maka dapat dijelaskan bahwa penelitian kuantitatif ini mempunyai hubungan kausal yang bersifat sebab akibat, yang mempunyai variabel independen (variabel yang mempengaruhi), dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

Penelitian dengan judul "Pengaruh supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap kinerja guru" ini mempunyai dua variabel independen dan satu dependen, dan dalam paradigma seperti ini terdapat

44

dua rumusan masalah deskriptif, dan dua rumusan masalah asosiatif (korelasi sederhana),

Kerangka berpikir penelitian ini dapat dijelaskan melalui bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir TUNTUTAN STAKEHOLDERS

1. Peningkatan mutu Pendidikan 2. Peningkatan hasil belajar 3. Peningkatan kinerja guru

FAKTA EMPIRIK 1. Mutu belum meningkat

2. Supervisi belum dilaksanakan dengan optimal

3. Peningkatan pengawas sekolah belum dilaksanakan dengan optimal

45

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar penelitian sebagaimana diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Supervisi pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

2. Supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

3. Supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknis pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan jenis penelitian Expost Facto yang merupakan penelitian dengan tujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.

Penelitian expost facto secara metodis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.

47

Desain penelitian akan menjelaskan secara teoritis unsur variabel yang sudah diputuskan untuk diteliti. Khususnya hubungan antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Dari penjelasan di atas maka dalam penelitian ini dibuat suatu desain pemikiran sebagai model penelitian untuk memudahkan pencarian data, untuk penelitian tentang pengaruh supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Keterangan

X1 = Supervisi Pengawas Sekolah X2 = Supervisis Kepala Sekolah Y = Kinerja Guru

Penelitian ini untuk menjawab masalah yang sudah jelas, yaitu seberapa besar pengaruh supervisi pengawas sekolah dan supervisi

X1

X2

Y

48

kepala sekolah terhadap kinerja guru. Dilihat dari hubungan variabel;

dalam penelitian kuantitatif variabel yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausal); bagaimana pengaruh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Supervisi Pengawas Sekolah dan Supervisi Kepala Sekolah sebagai variable bebas/ independent dan Kinerja Guru sebagai variabel terikat/ dependent. Populasi yang akan diambil adalah seluruh guru yang berada di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Jumlah guru sebanyak 20 (dua puluh) orang, dengan jumlah populasi yang hanya sebanyak 20 populasi, maka peneliti memutuskan bahwa sampel penelitian memakai secara keseluruan dari jumlah populasi yang ada. Hal ini sesuai dengan metode pendekatan kuantitatif yang hanya menekankan pada keluasan informasi (bukan kedalaman).

Jawaban sementara berupa hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah, hipotesis inilah yang akan diuji kebenarannya melalui metode survey. Untuk melakukan metode survey, mula-mula dibuat instrumen penelitian. Instrumen ini yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk kuesioner/angket, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum pengumpulan data dilakukan, instrumen penelitian yang dibuat harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Setelah data terkumpul, selanjutnya data dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan analisis

49

Korelasi Pearson Product Moment dan korelasi ganda dengan bantuan program SPSS. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, atau apakah hasil pengolahan data itu sesuai dengan hipotesis atau tidak. Kesimpulan sebagai langkah terakhir dari penelitian ini berupa jawaban terhadap rumusan masalah, bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2004: 6).

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada umumnya pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Adapun objek/subjek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

50

Tabel 3.1 Jumlah Populasi SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

No Nama Guru Populasi

1 Guru Kelas 1.1 1

2 Guru Kelas 1.2 1

3 Guru Kelas 2.1 1

4 Guru Kelas 2.2 1

5 Guru Kelas 3.1 1

6 Guru Kelas 3.2 1

7 Guru Kelas 4.1 1

8 Guru Kelas 4.2 1

9 Guru Kelas 5.1 1

10 Guru Kelas 5.2 1

11 Guru Kelas 6.1 1

12 Guru Kelas 6.2 1

13 Guru Agama Islam 2

14 Guru Penjaskes 2

15 Guru Kesenian 1

16 Guru Bahasa Inggris 2

17 Guru BK 1

Jumlah 20 guru

Sumber: Arsip Data Tata Usaha SD Negeri 4 Balangnipa 2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Riduwan (2009: 56) mengatakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian

51

dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Notoatmojo (2005: 135) bahwa, mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Sukardi (2004: 55) mengatakan untuk penelitian sosial, pendidikan, ekonomi dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sampel harus memenuhi syarat representativenees (keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi.

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi kurang dari dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan penelitian populasi karena semua populasi yang berjumlah 20 diambil untuk dijadikan sampel penelitian. Jadi jumlah sampel di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai sebanyak 20 guru (responden).

C. Defenisi Operasional Variabel

1. Pengaruh Supervisi Pengawas Sekolah mampu mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi pengawas

52

sekolah. Supervisi pengawas sekolah (X1) merupakan kegiatan yang memberikan bantuan dan bimbingan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar peserta didik. Supervisi pengawas sekolah merupakan total skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen dengan dimensi sebagai berikut: (1) Pembinaan pembelajaran; (2) Pengembangan kemampuan profesional guru. Instrumen ini terdiri dari 16 butir pertanyaan/pernyataan dan setiap butir memiliki lima alternatifjawaban yaitu A = Sangat Tidak Setuju, B = Tidak Setuju, C = ragu-ragu, D = Setuju, E= Sangat Setuju.

2. Pengaruh supervisi kepala sekolah dapat kesadaran tenaga pendidik untuk meningkatkan kinerjanya serta meningkatnya keterampilan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Supervisi kepala sekolah (X2) adalah kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Supervisi kepala sekolah merupakan total skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen dengan dimensi sebagai berikut: (1) Perencanaan supervisi; (2) Pelaksanaan Supervisi, (3) Pembicaraan/Individual, (4) Follow Up Instrumen ini terdiri dari 20 butir pertanyaan/pernyataan dan setiap butir memiliki lima alternatifjawaban yaitu A = Sangat Tidak Setuju, B

= Tidak Setuju, C = Ragu-ragu, D = Setuju, E= Sangat Setuju.

53

3. Kinerja guru (Y) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan ukuran yang berlaku bagi pekerjaaannya.

Kinerja guru akan diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti berdasar ukuran standar kinerja yang berlaku bagi pekerjaan guru yaitu standar kompetensi guru (UU RI No.14 Th 2005 Pasal 20.a) sebagai berikut: (a) Merencanakan pengajaran, (b) Melaksanakan pengajaran, (c) Penilaian Pembelajaran, Instrumen ini terdiri dari 14 butir pertanyaan/pernyataan dan setiap butir memiliki lima alternative jawaban yaitu 1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Cukup, D = Baik, E= Amat Baik.

D. Instrumen Penelitian

Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Mengacu kepada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini, maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya. Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan mengenai supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4

54

Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Alat ini dikembangkan dengan mengacu kepada teori yang mendasarinya. Dari teori itu, kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan ke dalam item pernyataan atau pertanyaan.

E. Supervisi Pengawas Sekolah di Bidang Akademik (X1), Supervisi Kepala Sekolah (X2).

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju

3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

A. Supervisi Pengawas Sekolah (X1) Variabel Dimensi Indikator

A. Pembinaan memanfaatkan hasil bagi

55

peningkatan mutu

pembelajaran.

7. Mampu mengembangkan

berbagai inovasi

9. Mampu mensupervisi kegiatan pembelajaran.

10. Mampu membantu guru ran menyenangkan.

11. Membantu guru dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

12. Mampu menangani kesulitan siswa dalam pembelajaran.

13. Mampu menangani siswa unggul dalam kelas.

14. Membantu guru

mencipatakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

15. Mengarahkan guru untuk

memilih media

pembelajaran yang menarik.

16. Mengarahkan guru untuk menggunakan

56

2. Bersama guru merumuskan instrument

B. Pelaksanaan/

Observasi

3. Melaksanakan kunjungan kelas

4. Kepala sekolah mampu mengoreksi administrasi guru.

5. Memperhatikan proses belajar mengajar.

6. Pengisian instrumen supervisi akademik.

7. Pencatatan hal-hal lain 8. Konsistensi observasi kelas C. Pembicaraan/

Individual

9. Komunikasi kepala sekolah dengan guru

10. Suasana komunikasi menyenangkan.

11. Awal bimbingan.

12. Pelaksanaan bimbingan.

13. Menguasai solusi dari masalah pembelajaran.

14. Bantuan terhadap proses belajar mengajar guru

D. Follow up 15. Intorpreksi guru 16. Saran-saran supervisi

17. Kesepakatan guru dengan kepala sekolah

57

F. Kinerja Guru (Y)

Data yang dihasilkan dari pengamatan langsung menggunakan lembar observasi yang bersumber dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang dikembangkan dalam Sistem penilaian kinerja guru dengan kisaran 1-5 dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

Hasil pengamatan.

5 = Amat baik 4 = Baik 3 = Cukup 2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

Tabel 3.4 Kisi Penilaian Kinerja Guru

NO DIMENSI TUGAS UTAMA / INDIKATOR KINERJA GURU I PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1.

Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.

2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir

3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif

4. Guru memilih sumber belajar / media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran

II PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN AKTIF DAN EFEKTIF

A. Kegiatan Pendahuluan

5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif

58

B. Kegiatan Inti

6. Guru menguasai materi pelajaran.

7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif

8. Guru memanfaatkan sumber belajar/ media dalam pembelajaran 9. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam

pembelajaran

10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

C. Kegiatan Penutup

11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif III PENILAIAN PEMBELAJARAN

12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik

13.

Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP

14.

Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan sebuah penelitian, langkah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan

59

yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari ketiga variabel disertai alternatif jawabannya. Selanjutnya responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakannya dengan cara membubuhkan tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah sebagai berikut: (a) Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

kinerja guru sebagai variabel Y, supervisi pengawas sekolah sebagai variabel X1 supervisi kepala sekolah sebagai variabel X2; (b) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan atau pernyataan atau pengamatan yang akan dikembangkan menjadi angket; (c) Merumuskan item pertanyaan/pernyataan/ pengamatan dan alternatif jawabanya karena angket yang akan dikembangkan bersifat tertutup; (d) Menetapkan kriteria skor untuk setiap item; (e) Setelah merumuskan angket, kemudian ditetapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan menggunakan skala likert artinya objek yang diteliti mempunyai peringkat atau alternatif jawaban; (f) menetapkan skala pengukuran variabel.

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur (instrument) mampu mengukur apa yang diukur. Kuesioner sebagai alat ukur harus

60

diuji validitasnya. Semakin tinggi validitas alat ukur, maka semakin tepat pula alat ukur itu digunakan.

a. Validitas Data Supervisi Pengawas Sekolah

Dengan menggunakan angka kritis korelasi r = 0,05 dan n = 20 diperoleh supervisi kepala sekolah r tabel sebesar 0,254 dan jika r hitung

> r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.

b. Validitas Data Supervisi Kepala Sekolah

Dengan menggunakan angka kritis korelasi r α = 0,05 dan n = 20 diperoleh supervisi kepala sekolah r tabel sebesar 0,254 dan jika r hitung

> r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.

c. Validitas Data Kinerja Guru

Dengan menggunakan angka kritis korelasi r = 0,05 dan n = 20 diperoleh supervisi kepala sekolah r tabel sebesar 0,254 dan jika r hitung

> r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keandalan dari suatu alat ukur terhadap mengukur suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kemantapan hasil pengukuran.

3. Uji Normalitas data, Linearitas, Heterokedaastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar.

Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan

61

persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga (Ghozali, 2006). Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan menganalisis nilai Tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai

62

cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance kurang dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2006: 22 ).

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas, yakni variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain bersifat tetap (Ghozali, 2006; 31).

4. Uji Regresi dan Regresi Berganda

Hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai dari setiap responden dan dapat dihitung melalui program SPSS.

Metode penganalisaan data menggunakan perhitungan statistik dan program SPSS untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkanapakah dapat diterima atau ditolak.

Untuk menguji Hipotesis yaitu pengaruh supervisi kepala sekolah dan supervisi pengawas sekolah dan kinerja guru berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dengan persamaan regresi melalui uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regresion Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) sebagai berikut (Ghozali, 2006: 43):

63

Y= b1 X2+b1 X3+ bX1 X2

Keterangan:

Y = Kinerja Guru

X1 = Supervisi Pengawas Sekolah X2 = Supervisi Kepala Sekolah

X1 = Supervisi Pengawas Sekolah X2 = Supervisi Kepala Sekolah

Dalam dokumen LEMBAR PERBAIKAN TESIS ADAM MALIK NIM : (Halaman 51-113)

Dokumen terkait