• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PERBAIKAN TESIS ADAM MALIK NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PERBAIKAN TESIS ADAM MALIK NIM :"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iv

LEMBAR PERBAIKAN TESIS

ADAM MALIK NIM : 105.04.09.032.14

Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia penguji tesis pada tanggal 23 Mei 2016 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan ujian akhir/ tutup pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar dengan beberapa perbaikan.

Dr. A. Rahman Ranim, M.Hum. (………) (Ketua/Pembimbing/Penguji)

Dr. H. Bahrun Amin, M.Hum. (………) (Sekretaris/Penguji)

Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M.Pd. (………) (Penguji Utama)

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. (………) (Penguji)

Makassar, Juni 2016 Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M.Pd.

NBM. 988 463

(5)

ix

ABSTRAK

Adam Malik. 2016. “Pengaruh Supervisi Pengawas Sekolah dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai”. (Dibimbing oleh A. Rahman Rahim dan Bahrun Amin). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai sebanyak 20 orang guru. Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknis pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan jenis penelitian Expost Facto. Dalam penelitian supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai menghasilak hasil penelitian bahwa Supervisi pengawas sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (b1) variabel supervisi pengawas sekolah yang bernilai positif yaitu 0,599 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Kemudian supervisi kepala sekolah juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (b2) variabel supervisi kepala sekolah yang bernilai positif yaitu 0,388 dengan nilai signifikansi 0,000

< 0,05, dan Variabel supervisi pengawas sekolah dan variabel supervisi kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil Uji F diperoleh F hitung sebesar 19,213 lebih besar dari F tabel 2,766.

Kata Kunci: Sekolah, Supervisi, Kinerja.

(6)

x

ABSTRACT

Adam Malik. 2016. “The effect of supervision of school supervisor and principal on teacher performance in SDN 4 Balangnipa Sinjai Utara”.

(Guided by A. Rahman Rahim and Bahrul Amin). This research aimed to determine the effect of supervision of schooll supervisor and principal on teacher performance in SDN 4 Balangnipa Sinjai Utara. Population and sample in this research was 20 teachers. They were the teachers of SDN 4 Balangnipa Sinjai Utara.The research method used was quantitative research method, the research method that was based on the philosophy of positivism, was used to examine the population or a particular sample.

Technical sampling was generally done randomly. Data collection used research instruments. The data analysis was quantitative/ statistics with the aim to test the hypothesis which has been set by using Expose Facto research.In research of supervision of school supervisor and principal on significant value 0,000 < 0,05. Then supervision of principal also had positive and significant impact on teacher performance. This was evidenced by the regression coefficient (b2) variable supervision of the principal which was positive namely 0,388 with significant value 0,000 <

0,05. The variable supervision of school supervisor and variable supervision of principal had positive and significant impact on teacher performance simultaneously. Based on the result of F test was obtained F count equal to 19,213 which is bigger than F tables 2,766.

Keywords: Principal, School Supervisor, Supervision, Teacher

Performance

(7)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulisan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Supervisi Pengawas Sekolah dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai”, ini dapat diselesaikan. Tesis ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat utama untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak kendala yang penulis hadapi selama menyusun tesis ini.

Namun, berkat bantuan dan bimbingan yang tulus dari berbagai pihak, semua masalah dapat teratasi dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum., dosen pembimbing I, dan Dr. H. Bahrun Amin, M.Hum., dosen pembimbing II yang telah memberikan nasihat serta membimbing dengan penuh kesabaran dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said, D. M., M. Pd.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

dan Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum., Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, atas segala bantuan, bimbingan, dan

arahan yang tulus ikhlas dan kemurahan hati membantu penulis beserta

staf.

(8)

vi

Ucapan terima kasih pula kepada Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang telah memberikan dorongan, masukan, komentar, nasihat, dan saran sampai terwujudnya tesis ini, serta teman mengajar di sekolah yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian serta seluruh siswa di SD Negeri 4 Balangnipa.

Terwujudnya tesis ini berkat doa, dorongan, dan restu keluarga. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada istri dan anak- anakku yang telah melakukan pengorbanan dengan penuh keikhlasan untukku, serta saudara-saudaraku yang selalu mengingatku dalam setiap doa. Juga kepada teman-teman kelas di Pascasarjana terutama Jumaedi Salaam, Muhammad Amin, Fahri, Muhammad Thahir Arsyad dan Umar yang telah memotivasi penulis dalam penyusunan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai ibadah dan mendapat pahala dari Allah swt. Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Juni 2016

Penulis

(9)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iii

LEMBAR PERBAIKAN TESIS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR... 14

A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Penelitian yang Relevan ... 14

2. Kinerja Guru ... 16

3. Supervisi Pengawas Sekolah ... 35

4. Supervisi Kepala Sekolah ... 40

5. Dukungan dalam Supervisi ... 43

(10)

viii

6. TeknikSupervisi untuk Peningkatan Kinerja Guru ... 46

B. Kerangka Pikir ... 47

C. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III. METODE PENELITIAN... 50

A. Desain Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

C. Definisi Operasional Variabel ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 58

E. Supervisi Pengawas Sekolah ... 59

F. Kinerja Guru (Y) ... 63

G. Prosedur Pengumpulan Data... 65

H. Teknik Analisis Data ... 67

I. Uji Regresi dan Regresi Berganda ... 71

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Deskripsi Data ... 73

B. Deskripsi Variabel ... 75

C. Analisis Variabel ... 81

D. Pembahasan ... 99

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA………. ... 111

(11)

ix

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional yaitu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan pendidikan yang dapat mengembangkan kepribadian, kecerdasan, keterampilan serta menambah wawasan menjadi lebih luas dan dapat mengembangkan potensi diri pribadi. Untuk meningkatkan kualitas sumbar daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah akan terwujud apabila ditangani oleh sumber daya pendidikan yang berkualitas, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus melalui bimbingan terhadap guru antara lain dalam menyusun silabus yang berlandaskan standar isi, standar kompetensi/kompetensi dasar dan membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metoda/ teknik pembelajaran yang relevan serta membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses belajar mengajar (PBM) yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa jenjang pendidikan, selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat berkunjung ke kelas secara berkala untuk

1

(13)

2

membina dan mengamati kegiatan guru dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Pelaksanaan pembinaan yang bersifat akademik atau teknis- edukatif harus mendapat perhatian yang lebih besar dari supervisor, karena pembinaan inilah yang berhubungan langsung dengan perbaikan pengajaran. Sedangkan pembinaan yang bersifat administratif tidak secara langsung berkaitan dengan perbaikan pengajaran, akan tetapi dapat mendukung terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara optimal.

Supervisi oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap guru merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan secara rasional untuk membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya agar mengalami peningkatan kualitas diri menuju guru profesional. Supervisi oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah meliputi supervisi akademik yang berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah serta bertujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu dan hasil belajar yang berkualitas serta guru yang profesional.

Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi

oleh kinerja (capability) manajerial yang dimiliki dalam upaya

(14)

3

memberdayakan guru sehingga terwujud guru yang professional yang selalu ingin mengaktualisasi dalam bentuk peningkatan hasil belajar.

Kepala sekolah yang mempunyai kinerja yang baik yaitu seorang kepala sekolah yang mempunyai kapasitas intelektual, emosional, dan spiritual yang baik serta berwawasan luas serta memenuhi kompetensinya sebagai kepala sekolah.

Kapasitas kompetensi profesional sebagai kepala sekolah diperlukan dalam mencermati, memahami, dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh. Kapasitas kompetensi kepribadian sebagai kepala sekolah diperlukan dalam menghadapi berbagai tekanan dan dalam membangun hubungan dengan stakeholder. Sedangkan kapasitas Kompetensi manajerial diperlukan pada saat melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang berpihak pada kebenaran. Wawasan yang luas dari kepala sekolah merupakan modal dasar dalam membaca tanda-tanda perubahan lingkungan sekolah sehingga dapat membawa sekolah yang dipimpinnya tetap eksis dalam kondisi perubahan yang terus terjadi. Kepala sekolah yang ideal mampu mensinergikan kemampuan manajemen dan kemampuan kepemimpinan secara simultan. Salah satu tugas kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen sekolah adalah mengendalikan.

Melalui fungsi pengendalian, kepala sekolah dapat menjalankan

organisasi persekolahan agar tetap berproses pada arah yang benar dan

tidak membiarkan deviasi atau penyimpangan yang terlalu jauh dari arah

(15)

4

tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian dan supervisi dilakukan untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi di semua tingkat dan rencana yang didesain dapat dilaksanakan dengan baik.

Guru profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi yang mandiri, mampu memahami dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, kinerja guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kegiatan pembelajaran atau Proses Belajar Mengajar (PBM)

adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif dan merupakan kegiatan

pokok dalam pendidikan formal. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang

terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif

dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran

dilakukan yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

(16)

5

memuat juga skenario pembelajaran dari penduhuluan, inti dan penutup.

Dimana dalam kegiatan inti agar proses pembelajaran mendapatkan hasil yang baik dituntut action guru yang profesional dengan menggunakan berbagai metode dan media yang sesuai dengan materi pelajaran yang dikemas melalui eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Pengelolaan kelas yang baik akan menghasilkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Selain pengelolaan kelas, perubahan paradigma pengajaran dan pembelajaran amat bergantung pada perubahan pemahaman para guru tentang dasar dan teori kependidikan yang dianutnya, termasuk dengan perubahan cara pandang (point of view) dan pola pikir (mindset) tentang peran dan kompetensi profesional pendidik dalam proses pembelajaran di sekolah. Bagaimana proses tersebut dapat berjalan dengan baik tentu dibutuhkan pengawasan yang baik pula.

Proses pengawasan terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari tugas manajerialnya dan oleh pengawas sekolah sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsinya.

Melalui pengawasan yang baik, teratur, disertai mas ukan-masukan yang

membangun berupa rekomendasi hasil pengamatan guru dalam proses

belajar mengajar maka proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan efektif dan bermutu. Proses belajar mengajar akan lebih baik jika

didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media,

serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan

(17)

6

biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung.

Berdasarkan hal tersebut, berarti bahwa pengawas sekolah, kepala sekolah melalui supervisi dengan pembinaannya terhadap kinerja guru akan sangat menentukan terhadap terciptanya sekolah yang memiliki hasil belajar yang baik, yaitu siswa yang mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat dalam rangka menjawab tantangan moral, mental, dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomorr 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa jenjang pendidikan menengah, selain pengawas, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap hari berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar serta bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada

di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua

kegiatan dalam mencapai tujuan. Supervisi mempunyai peran

mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi ada

(18)

7

sangkut pautnya dengan semua upaya penilaian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan.

Dalam pelaksanaan pembinaan dan supervisi, pembinaan yang bersifat akademik profesional atau teknis edukatif harus mendapat perhatian yang lebih besar oleh pelaku supervisi (supervisor), karena pembinaan inilah yang berhubungan langsung dengan perbaikan pengajaran. Pembinaan yang bersifat administratif tidak secara langsung berkaitan dengan perbaikan pengajaran, akan tetapi dapat mendukung terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara optimal. Supervisi oleh pengawas dan kepala sekolah terhadap guru merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan secara professional untuk membantu pertumbuhan pribadi dan profesi agar setiap orang mengalami peningkatan kualitas diri menuju guru profesional.

Supervisi oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah meliputi supervisi akademik yang berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah serta bertujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu dan guru yang professional, sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik .

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan

pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian dalam mengelola

(19)

8

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Serta ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai guru kepada peserta didik, orangtua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi yang mandiri, mampu memahami dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif.

Fakta di lapangan masih banyak guru di SD Negeri Balangnipa

Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang dalam pelaksanaan tugas

dan tanggung jawabnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

indikator kinerja guru. Hal ini terbukti dengan adanya guru belum

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan

kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik, belum

menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual dan mutakhir,

belum merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, belum memilih

sumber belajar media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi

pembelajaran, belum memulai pembelajaran dengan efektif, belum

menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif, belum

memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran, belum memicu

dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran, belum

merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan

(20)

9

belajar peserta didik serta belum menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP. Sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai kalangan termasuk pengawas dan kepala sekolah dalam perbaikan kinerja guru di SD Negeri Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

Hal tersebut membuktikan bahwa adanya kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah, frekuensi kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong rendah, disisi lain peneliti memandang perlunya supervisi kepala sekolah dalam rangka pembinaan sehingga perlu dikaji pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam rangka menjalankan tugasnya. Berdasarkan hal tersebut tersebut peneliti tertarik meneliti tentang “Pengaruh supervisi Pengawas Sekolah dan supervisi Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka fokus penelitian ini berkaitan dengan supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai?

Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci ke dalam

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(21)

10

1. Adakah pengaruh supervisi Pengawas Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai?

2. Adakah pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai?

3. Adakah pengaruh supervisi Pengawas Sekolah dan supervisi Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang pengaruh supervisi Pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Mendeskripsikan pengaruh supervisi Pengawas Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

2. Mendeskripsikan pengaruh supervisi Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

3. Mendeskripsikan pengaruh supervisi Pengawas Sekolah dan supervisi

Kepala Sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SD

Negeri 4 Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.

(22)

11

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang masalah-masalah pengaruh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.

b. Dengan mengajukan beberapa teori yang digunakan menyangkut supervisi dan kinerja guru, serta keterkaitan variabel-variabel tersebut dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan. Temuan penelitian ini diharapkan sebagai verifikasi keabsahan teori-teori yang digunakan.

c. Sebagai bahan rujukan bagi stake holder di bidang pendidikan tentang pengaruh supervisi pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Pengawas Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan masukan apakah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam memberi arahan, bimbingan, contoh dan saran kepada guru agar dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru dapat lebih terarah dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

b. Bagi Kepala Sekolah, dapat digunakan sebagai rujukan mengenai

pentingnya supervisi kepala sekolah salah satu upaya untuk

(23)

12

membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya.

c. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan apakah kegiatan yang dilakukan dalam mengelola Proses Belajar Mengajar (PBM) sudah sesuai dengan harapan semua pihak.

d. Bagi Pejabat Struktural dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan efektifitas kinerja guru.

e. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan masukan

dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu pengelolaan

pembelajaran dan supervisi sehingga mutu hasil belajar dapat

meningkat.

(24)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Beberapa kajian terhadap studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Jurnal Pendidikan Dasar (2005: 16) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Supervisi kepala sekolah akan dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang berimplikasi terhadap proses pembelajaran yang bermutu. Lebih lanjut dikemukakan bahwa perlu diberikan pemahaman kepada guru untuk selalu meningkatkan motivasi kerja guru, meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi yang pada akhirnya sangat menentukan peningkatan kinerja guru dalam meningkatkan hasil belajarnya.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2007: 97) menemukan bahwa

ternyata terdapat temuan awal yang menunjukkan adanya kendala

atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala

sekolah, frekuensi dikunjungan kelas oleh kepala sekolah masih

tergolong rendah, disisi lain guru memandang perlunya supervisi

kepala sekolah dalam rangka pembinaan sehingga perlu dikaji

pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam rangka menjalankan

tugasnya. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa secara simultan

(25)

14

supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Oleh karena itu disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas supervisi, seperti meningkatkan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis, observasi perbaikan, memotivasi semangat kerja guru, meninjau rencana pembelajaran, kesesuaian antara perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran, observasi metode pembelajaran.

c. Makalah yang disampaikan oleh Muhamad Yusril (2006: 104) menyatakan bahwa proses pembelajaran bermutu seiring dengan perkembangan tehnologi mengalami pergeseran makna.

Pergeserannya meliputi: (a) dari pelatihan ke penampilan, (b) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (c) dari kertas ke "on line"

atau saluran, (d) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (e) dari waktu siklus ke waktu nyata. Kesimpulannya untuk menciptakan pembelajaran yang bermutu peran guru dan siswa harus berubah.

Peran guru berubah dari (a) sebagai penyampai pengetahuan, sumber

utama informasi menjadi fasilitator pembelajaran dan mitra belajar; (b)

dari mengendalikan dan mengarahkan menjadi lebih banyak

memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada siswa dalam

proses pembelajaran.

(26)

15

2. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja.

Smith dalam (Mulyasa, 2004: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

Menurut Prawirasentono (1999: 2): “Performance adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang

(27)

16

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral ataupun etika”. Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja aktual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan.

Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

b. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip

(28)

17

Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (a) bekerja dengan siswa secara individual, (b) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (c) pendayagunaan media pembelajaran, (d) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (e) kepemimpinan yang aktif dari guru”.

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993: 13) menyatakan ada

empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang

guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (a)

(29)

18

merencanakan program belajar mengajar; (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (d) membina hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan pembelajaran; (b) melaksanakan pembelajaran; (c) menilai hasil pembelajaran; (d) membimbing dan melatih peserta didik; (e) melaksanakan tugas tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.

Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher

performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh

Depdiknas menjadi alat penilaian kemampuan guru (APKG). Alat penilaian

kemampuan guru, meliputi: (a) rencana pembelajaran (teaching plans and

materials) atau disebut dengan RPP (rencana pelaksanaan

pembelajaran); (b) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (c)

hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses belajar mengajar tidak

sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi

pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik

seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat

melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran

(30)

19

yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis dan Jackson (2001: 82), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja.

“Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: (a) Kemampuan mereka; (b) Motivasi; (c) Dukungan yang diterima; (d) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan; (e) Hubungan mereka dengan organisasi”.

Sedangkan menurut Gibson (1987: 62) menjelaskan ada 3 faktor

yang berpengaruh terhadap kinerja. Tiga faktor tersebut adalah: (a) Faktor

individu (kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman

kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang; (b) Faktor psikologis

(persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja); (c)

(31)

20

Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan atau reward system).

Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa E (2004: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal: Kesepuluh faktor tersebut adalah:

(a) dorongan untuk bekerja, (b) tanggung jawab terhadap tugas, (c) minat terhadap tugas, (d) penghargaan terhadap tugas, (e) peluang untuk berkembang, (f) perhatian dari kepala sekolah, (g) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (h) MGMP dan KKG, (i) kelompok diskusi terbimbing serta (j) layanan perpustakaan.

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10) tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilater belakangi oleh faktor-faktor: (a) imbalan jasa, (b) rasa aman, (c) hubungan antar pribadi, (d) kondisi lingkungan kerja, (e) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, faktor-faktor

yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (a)

tingkat kesejahteraan (reward system); (b) lingkungan atau iklim kerja

guru; (c) desain karir dan jabatan guru; (d) kesempatan untuk berkembang

(32)

21

dan meningkatkan diri; (e) motivasi atau semangat kerja; (f) pengetahuan;

(g) keterampilan dan; (h) karakter pribadi guru.

d. Pengertian Penilaian Kinerja Guru

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.

Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan

seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensi yang sangat

diperlukan bagi guru seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru. Sistem penilaian kinerja guru adalah

sistem penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk: (a)

Menilai guru dalam menerapkan semua kompetensi yang diperlukan pada

proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan

yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil

penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan

gambaran kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat

dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk

setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengembangan keprofesian berkelanjutan. (b) menghitung angka kredit

yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau

pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi

(33)

22

sekolah/madrasah pada tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan.

Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya. (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007: 3) e. Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan sebagai sarana untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.

Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai

dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Bagi guru kelas/mata pelajaran

dan guru bimbingan dan konseling/konselor, kompetensi yang dijadikan

dasar untuk penilaian kinerja guru adalah kompetensi pedagogik,

profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.

(34)

23

Dalam penjelasan UU nomor 14 tahun 2005 dijelaskan maksud keempat kompetensi dalam Permen nomor 16 tahun 2007 tersebut adalah; kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan, dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sedangkan, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan (misalnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/ madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009.

f. Pengertian Guru

Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan

tentang guru: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

(35)

24

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan menengah”.

Sardiman (2006: 125), mengatakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang turut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik serta mempunyai jabatan profesional di mana dia mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didiknya.

g. Syarat Guru

Syarat guru dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

2005 yang tertuang dalam pasal 28. Syarat guru yaitu: (a) Pendidik harus

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,

sehat jasmani dan rohani serta me miliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. (b) Kualifikasi sebagaimana dimaksud di atas

adalah tingkat pedidikan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang

pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang

relevan sesuai ketentuan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen

pembelajaran meliputi: (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi

profesional; (c) kompetensi sosial; (d) kompetensi kepribadian.

(36)

25

Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud di atas tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

Istilah profesi selalu menyangkut tentang pekerjaan. Tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi. Guru sebagai suatu profesi harus memenuhi kriteria profesional menurut (Hamalik, 2003: 36- 38) dari hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung). Kriteria profesional tersebut dijelaskan sebagai berikut: (a) Fisik, meliputi: sehat jasmani dan rohani, tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan maupun rasa kasihan dari peserta didik; (b) Mental atau kepribadian, meliputi: berjiwa Pancasila;

menghayati GBHN; mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada peserta didik; berbudi pekerti luhur; berjiwa kreatif dapat memanfaatkan rasa kependidikan yang ada secara maksimal;

mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa; mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya; mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi; bersifat terbuka, peka dan inovatif; menunjukkan rasa cinta kepada profesinya;

ketaatan akan disiplin; dan memiliki sense of humor; (c) Keilmiahan atau

pengetahuan, meliputi: memahami ilmu yang dapat melandasi

pembetukan pribadi; memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan

mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik; memahami,

(37)

26

menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan lain; senang membaca buku ilmiah; mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi; dan memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar; (d) Keterampilan, meliputi: mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar; mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi; mampu menyusun GBPP; mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan; mampu merencanakan dan mengevaluasi pendidikan;

dan memahami dan melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.

Implikasi dari peranan guru dalam bidang kependidikan pada umumnya dan bidang pengajaran pada khususnya, maka guru sebagai suatu profesi dituntut bagi penyandangnya untuk memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan kepribadian yang mantap sebagai prasyarat bagi pencapaian performanya. Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas peran guru tidak dapat diabaikan, dimana melalui guru yang benar-benar profesional dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran, diharapkan dapat mengkontribusikan output pendidikan yang berkualitas.

h. Kompetensi Guru

Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru tentunya mempunyai

maksud dan tujuan tertentu yang berimbas pada berbagai aspek

kependidikan. Pentingnya kompetensi guru tersebut menurut Hamalik

(38)

27

(2003: 35) bagi dunia pendidikan antara lain: (a) kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru, (b) kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru, (c) kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum, (d) kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan hasil belajar siswa. Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Depdiknas (2004: 7) dalam Rasto merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi merupakan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki seseorang berkenaaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya.

Kompetensi bersifat kompleks dan merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas

guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk

(39)

28

penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik peserta didiknya agar mempunyai kepribadian yang luhur dan keterampilan sebagaimana tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru. Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi, dimana harus bekerja secara profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan tugasnya secara baik dalam melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah. Agar kualifikasi guru terpenuhi sebagai tenaga pendidik yang profesional maka pemerintah membuat peraturan terkait hal tersebut.

i. Kompetensi Profesional Guru

Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan penguasaan materi

secara luas dan mendalam dalam hal ini termasuk kemampuan untuk

membimbing peserta didik agar memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Ditjen PMTK (2008: 7)

menguraikan tentang kompetensi profesional yaitu kemampuan yang

harus dimiliki guru untuk membimbing peserta didiknya dalam proses

pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan

belajar siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

(40)

29

Surya (2003: 138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional, yang meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, sehingga dapat membimbing peseta didik mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan tugasnya guru dituntut untuk memiliki penguasaan kemampuan akademik dan keterampilan lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian ilmiah yang dapat mendukung profesinya, menguasai wawasan dan landasan pendidikan. Sedangkan kemampuan keterampilan adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi untuk mendukung profesinya.

Dari berbagai pengertian di atas tentang kompetensi profesional guru maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas danmendalam.

Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Direktorat Jenderal PMTK (2008: 7) menguraikan tentang

kemampuan yang harus dimiliki guru untuk menunjang kompetensi

profesional guru sehingga mampu membimbing peserta didiknya dalam

(41)

30

proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. “Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses membimbing peserta didiknya yaitu: (a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif melalui penelitian ilmiah dan membuat karya ilmiah; (c) mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif; (d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan profesinya sebagai guru; (e) menguasai landasan pendidikan berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu”. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004: 63) mengemukakan kemampuan profesional mencakup: (a) penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsepkonsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut; (b) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; (c) penguasaan penelitian tindakan kelas dan menyusun karya ilmiah.

Depdiknas (2004: 9) mengemukakan kompetensi profesional guru

meliputi penguasaan bahan kajian akademik, melakukan penelitian dan

menyusun karya ilmiah, pengembangan profesi, dan pemahaman

wawasan pendidikan. “Penguasaan bahan kajian akademik meliputi: (a)

memahami struktur pengetahuan, (b) menguasai substansi materi, (c)

menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang

(42)

31

dibutuhkan siswa. Melakuan penelitian ilmiah dan penyusunan karya ilmiah meliputi: (a) melakukan penelitian ilmiah (action research); (b) menulis makalah; (c) menulis atau menyusun diktat pelajaran;

Pengembangan profesi meliputi: (a) mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah; (b) mengembangkan berbagai model pembelajaran, (3) membuat alat peraga atau media, (c) mengikuti pelatihan terakreditasi. Pemahaman wawasan pendidikan meliputi: (a) memahami visi dan misi, (b) memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran; (c) mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar, (d) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah”.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dijelaskan tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru guna menunjang kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional meliputi: (a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; (c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan profesi”.

Terkait kompetensi profesional guru dan aspek-aspek yang

terkandung di dalamnya, maka definisi konsep kompetensi profesional

guru merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas

(43)

32

dan mendalam yang meliputi kemampuan guru dalam penguasaan bahan kajian akademik, penelitian ilmiah dan penyusunan karya ilmiah, pengembangan profesi, serta pemahaman wawasan dan landasan pendidikan. Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

3. Supervisi Pengawas Sekolah a. Pengertian Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sekolah tertentu yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas atau mutu proses dan hasil belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. (Pandong, A 2003: 56).

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dipunyai oleh pengawas adalah: a) kompetensi kepribadian; b) kompetensi supervisi manajerial; c) kompetensi supervisi akademik; d) kompetensi evaluasi pendidikan; e) kompetensi penelitian pengembangan.

Sagala (2002) menjelaskan pengertian dari kelima kompetensi yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yaitu:

a. kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan di atas adalah

sikap dan perilaku yang ditampilkan pengawas sekolah dalam

(44)

33

melaksanakan tugas harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain dalam hal berkerpibadian ahklak mulia, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan motivasi dalam kerja selalu menjadi teladan bagi guru dalam pribadi dan perilakukanya.

b. kompetensi manajerial pengawas sekolah adalah kemampuan melakukan pembinaan, penilaian, bimbingan dalam bidang administrasi dan pengelolaan sekolah yangmeliputi kemampuan pengawas sekolah menguasai teori, konsep, merode dan tehnik pengawasan pendidikan dan aplikasinya dalam menyusun program.

c. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni membina dan menilai guru dalam rangka mempertinggi kualitas pembelajaran.

d. Kompetensi Evaluasi Pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan.

e. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan adalah kemampuan

pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan

penelitian pendidikan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk

kepentingan peningkatan kualitas pendidikan.

(45)

34

Kompetensi-kompetensi yang dipunyai oleh pengawas sekolah ini diimplementasikan dalam kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi yaitu menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk memberikan arahan, saran, dan bimbingan.(Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 020/U/1998/

tanggal 6 Februari 1998 ).

Hal ini diperkuat oleh Keputusan Menpan Nomor 118/9, bab 1, pasal 1, dan ayat 1, menyatakan, "Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi tekhnis pendidikan dan administrasi pada sekolah."

b. Tugas Pengawas Sekolah

Tugas pokok pengawas sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah dan

Kepala Badan Administrasi Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk

jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor

20/U/1998 tentang petunjuk tehnis pelaksanaan jabatan fungsional

pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang

tugas pokok dan tanggungjawab pengawas sekolah yang meliputi:

(46)

35

1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tugasnya pada TK, SD, SLB, SLTP, dan SLTA.

2) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan .

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial, sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada pengawasan supervisi akademik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut dan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini adalah pembinaan pengawas sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru, ini sesuai dengan tugas pengawas untuk melaksanakan pengawasan akademik, yaitu supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran serta memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus menerus pada peserta didik.

Pembinaan Pengawas Sekolah terhadap guru yang lain yaitu

bagaimana guru melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,

menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, mengembangkan

dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran, memanfaatkan

sumber-sumber belajar, mengembangkan interaksi dalam pembelajaran

yang tepat dan berdaya guna dan melakukan penelitian praktis bagi

(47)

36

perbaikan pembelajaran serta mengembangkan inovasi pembelajaran.

(Pidarta, 1992:72).

Menurut Wahjosumidjo, (2002:44), dalam melaksanakan fungsi supervisi seperti tersebut pengawas berperan sebagai mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di sekolah binaannya, inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran di sekolah binaannya, konsultan pendidikan di sekolah binaannya, konselor bagi kepala sekolah, guru ,dan seluruh staf sekolah serta motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah.

Aktivitas yang berkaitan dengan kinerja pengawas sekolah sebagai supervisor meliputi pembinaan yang dilakukan dengan memberikan arahan, bimbingan, contoh, dan saran dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sedangkan pemberian arahan adalah upaya agar guru yang diawasi dalam melaksanakan tugasnya lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, serta agar guru yang diawasi mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus dilaksanakan dan cara melaksanakannya.

Menurut Syaiful, (2006:37), Pengawas Sekolah juga harus bisa

memberikan contoh dengan cara yang bersangkutan bertindak sebagai

guru yang melaksanakan pembelajaran/ bimbingan untuk materi tertentu

di depan kelas disamping harus mampu memberikan saran agar suatu

proses pendidikan yang dilaksanakan lebih baik daripada hasil yang

dicapai sebelumnya atau berupa saran kepada pimpinan untuk

menindaklanjuti pembinaan yang tidak dapat dilaksanakan sendiri.

(48)

37

c. Prinsip Kerja Pengawas Sekolah

Dalam melaksanakan kinerjanya pengawas sekolah mengacu pada prinsip - prinsip sebagai berikut:

1) Trust artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan dalam pola hubungan kepercayaan pihak sekolah dengan pihak sekolah hingga hasil pengawsannya dapat dipercaya;

2) Realistic artinya kegiatan pengawasan dan pembinaan dilaksanakan berdasarkan data eksisting sekolah;

3) Utility artinya proses dan hasil pengawasan hams bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah binaannya;

4) Supporting, networking, dan collaborating artinya seluruh aktivitas pengawasan pada hakikatnya merupakan dukungan terhadap upaya sekolah menggalang jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan seluruh stakeholders;

5) Testable artinya pengawasan harus mampu menggambarkan kondisi kebenaran obyektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.

4. Supervisi Kepala Sekolah a. Konsep Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah pimpinan pendidikan yang mempunyai

peranan penting dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu

sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Kepala sekolah juga

(49)

38

mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Karenanya dunia pendidikan terus berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka untuk menghadapi kondisi yang seperti ini, kepala sekolah dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikannya agar kepercayaan masyarakat tidak memudar, dan menghasilkan out put yang berkualitas sesuai dengan perkembangan jaman.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah menyatakan bahwa kompetensi yang harus dipunyai oleh kepala sekolah adalah kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.

Kompetensi yang menjadi salah satu variabel penelitian ini adalah kompetensi supervisi. Kompetensi supervisi yang menjadi fokus penelitian ini adalah supervisi akademik dari kepala sekolah.

b. Konsep Supervisi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar

Nasional Pendidikan, selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat

tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke

kelas dan mengamati guru yang sedang mengajar serta melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian  Keterangan
Tabel  3.1  Jumlah  Populasi SD Negeri  4 Balangnipa  Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai
Tabel 3.4 Kisi Penilaian Kinerja Guru
Tabel 4.1. Karakteristik responden (20 responden)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari keseluruhan pengujian yang dilakukan, didapatkan algoritma SS dapat lebih efektif digunakan pada kondisi dimana request per detik pada server cukup tinggi pada

Selanjutnya di jabarkan dalam rumusan masalah secara khusus yaitu: (a) Bagaimana inovasi kerja guru bersertifikat pendidik dalam perencanaan pembelajaran di SMA

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P&gt;0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksk lusif dengan pemberian MP ASI dini pada bayi

KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Terdapat perbedaan yang signifikan

Pada SMKN 1 Mesjid Raya persentase akhir yang didapat sebanyak 48,89% untuk tingkat pemahaman penggunaan teknologi informasi ditinjau dari, penggunaan sosial media,

Berbeda dengan pembeli lelang yang dilakukan berdasarkan parate eksekusi (Pasal 6 jo Pasal 20 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 4 Talum 1996 Tentang Hak Tanggungan), apabila

kebijakan pencantuman label pada barang ini dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sebagai lembaga yang diberi kewenangan dan bertugas