• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAN KONTRIBUSI SUPERVISIKOLABORATIF PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU PAI SD (STUDI DI KABUPATEN BANGKATAHUN 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI DAN KONTRIBUSI SUPERVISIKOLABORATIF PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU PAI SD (STUDI DI KABUPATEN BANGKATAHUN 2016)"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAN KONTRIBUSI

SUPERVISIKOLABORATIF PENGAWAS TERHADAP

KINERJA GURU PAI SD

(STUDI DI KABUPATEN BANGKATAHUN 2016)

oleh

RUSHANDA

NIM M2.14.019

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

STRATEGI DAN KONTRIBUSI SUPERVISI KOLABORATIF PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU PAI SD

(Studi di Kabupaten Bangka Tahun 2016)

Sebelum tahun ajaran 2014/2015 pengawas PAI di Kabupaten Bangka dalam menjalankan tugas supervisi justru cenderung ke arah negatif seperti: (1) lebih mengedepankan kekuasaan daripada kemitraan sehingga komunikasi bersifat satu arah, (2) mencari-cari kesalahan sehingga menimbulkan rasa takut di kalangan guru PAI, (3) cepat mengharapkan hasil dan mengutamakan nilai belajar daripada perbaikan proses pembelajaran.

Secara khusus penelitian ini menjawab perumusan masalah yang telah disusun yaitu bertujuan untuk: (1) Mengetahui strategi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas PAI dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka. (2) Mengetahui kontribusi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas PAI terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan collaborative social research approach. Metode pengumpulan data diperoleh melalui kegiatan observasi termasuk mengamati lembar observasi pengawas dan guru PAI selama dilangsungkannya supervisi kolaboratif.

(5)

ABSTRACT

STRATEGY AND CONTRIBUTION SUPERVISION COLLABORATIVE ON THE PERFORMANCE OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION

TEACHER PRIMARY (Studies in Bangka 2016)

Before the school year 2014/2015 supervisor Islamic education in Bangka in performing their duties of supervision tend toward the negative, such as: (1) put forward the rule rather than the partnership so that communication is one-way, (2) find fault causing fear among Islamic education teachers, (3) to expect quick results and prioritize the value of learning rather than improving the learning process. In particular, this study answers the problem formulation has been prepared which aims to: (1) Determine the supervision of collaborative strategies that run Islamic education supervisors in order to improve the performance of teachers of Islamic education Primary School in Bangka. (2) Knowing the contribution of collaborative supervision carried supervisor Islamic education to the improved performance of teachers of Islamic education Primary School in Bangka.

This research is a qualitative research. Approach to qualitative data analysis in this study using a collaborative social research approach.Methods of data collection was obtained through observation of activities including observing the observation sheet supervisors and teachers of Islamic education during the holding of collaborative supervision.

(6)

PRAKATA

Segala puji bagi Allah atas segenap rahmat dan belas kasih-Nya kepada penyusun hingga dapat menyelesaikan tesis ini. Penelitian yang berjudul Strategi dan Kontribusi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI SD (Studi di Kabupaten Bangka Tahun 2016) ini merupakansyarat akhir memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Melalui prakata ini penulis menghaturkan ribuan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga 3. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu

penulis menyelesaikan tesis ini

4. Seluruh Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan penulis menimba pengalaman belajar hingga penulisan tesis

5. Para Pengawas dan Guru PAI SD di Kabupaten Bangka yang telah meluangkan waktunya menjadi subjek dalam penelitian ini

6. Seluruh anggota keluarga di rumah yang telah merelakan penulis pergi meninggalkan rumah guna menyelesaikan studi ini

(7)
(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

(9)

C. Signifikansi Penelitian ... 9

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Metode Penelitian ... 22

F. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II LOKASI, WAKTU DAN SUBJEK PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 33

BAB III HASIL PENELITIAN ... 40

A. Strategi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI SD di Kabupaten Bangka ... 40

B. Kontribusi Supervisi Kolaboratif yang DijalankanPengawas terhadap Kinerja Guru PAI SDdi Kabupaten Bangka ... 42

C. Strategi dan Kontribusi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI SDdi Kabupaten Bangka ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Strategi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI SD di Kabupaten Bangka ... 49

B. Kontribusi Supervisi Kolaboratif yang DijalankanPengawas terhadap Kinerja Guru PAI SDdi Kabupaten Bangka ... 54

(10)

BAB V PENUTUP ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 71

BIOGRAFI PENULIS ... 151

DAFTAR GAMBAR

Gambar halama n G. 1 SD Negeri 1 Kecamatan Sungailiat ... 71

G. 2 Ginah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 12 Sungailiat... 71

G. 3 SD Negeri 15 Kecamatan Sungailiat ... 72

G. 4 Asmah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 15 Sungailiat ... 72

G. 5 Maryati Abdurrahman, A.Ma., Guru PAI SDN 15 Sungailiat... 72

G. 6 SD Negeri 21 Kecamatan Sungailiat ... 73

G. 7 Aminah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 21 Sungailiat ... 73

G. 8 SDNegeri 30 Kecamatan Sungailiat ... 73

G. 9 SD Setia Budi Sungailait ... 74

G. 10 Siti Ardaniah, S.Ag., Guru PAI SD Setia Budi Sungailait... … 74

(11)

G. 12 Riati, A.Ma.Pd., Guru PAI SDN 1 Pemali ... 75

(12)

G. 40 M. Yunus, A.Ma.Pd., Guru PAI SDN 17 Mendo Barat... … 84

G. 41 SD Negeri 33 Kecamatan Mendo Barat... …. 85

G. 42 Soleh, S.Pd.I., Guru PAI SDN 33 Mendo Barat... ….. 85

G. 43 Suraidah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 33 Mendo Barat...….. 85

G. 44 Kuspita, A.Md., Pengawas PAIS SD Wilayah Kecamatan Riau Silip dan Belinyu ... 86

G. 45 SD Negeri 1 Kecamatan Riau Silip... 86

G. 46 Musyafa’ah, S.Ag, Guru PAI SDN 1 Riau Silip... …. 86

G. 47 Hanipa, S.Pd.SD., Guru PAI SDN 9 Riau Silip ... 87

G. 48 SD Negeri 18 Kecamatan Riau Silip ... 87

G. 49 Sukirmini, S.Pd.I., Guru PAI SDN 18 Riau Silip ... 87

G. 50 SD Negeri 1 Kecamatan Belinyu ... 88

G. 51 SD Negeri 13 Kecamatan Belinyu ... 88

G. 52 Mardiati, S.Pd.SD., Guru PAI SDN 13 Belinyu ... 88

G. 53 SD Negeri 27 Kecamatan Belinyu ... 89

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Gambar Subjek/Objek Penelitian 71

2. Pedomoan Wawancara Pengawas 90

3. Lembar Angket Pengawas 97

4. Pedoman Wawancara Guru PAI 103

5. Lembar Angket Guru PAI 110

6. Lembar Observasi Pengawas 116

7. Lembar Observasi Guru PAI 117

8. SK Tugas Pengawas 118

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi menjadi kebutuhan yang khas bagi pengawas. Allah Swt. memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukannya dikemudian hari. Firman-Nya dalam Al-Quran Surat Al Hasyr (18):

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.1

Dalam konteks penelitian ini berdasar kutipan di atas, dapat difahami bahwa strategi penting dimiliki pengawas PAI dalam menjalankan tugas supervisinya. Guru sangat membutuhkan pengawas sebagai mitra kerja dalam meningkatkan kinerjanya. Sementara pengawas, menurut Danim dalam Abdurahman R. Mala, masih ada kelemahan pada berbagai hal, terutama berkaitan dengan pemilihan strategi efektif dalam menerapkan prinsip, teknik, fungsi dan sasaran

1Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush

(15)

supervisi.2Dengan demikian, sepatutnya pengawas memiliki, menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi strategi dalam supervisinya.

Supervisi yang diberikan oleh pengawas PAI akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru PAI. Menurut Tadele dan Roelande H. Hofman, berbagai model atau pendekatan untuk pengawasan instruksional, seperti supervisi klinis, pembinaan rekan, pembinaan kognitif, mentoring, masing-masing memiliki kontribusi yang berbeda untuk membuat arah meningkatkan pengembangan profesional guru.3 Dengan demikian, berdasar pada teori tersebut dapat difahami bahwa kontribusi pengawas PAI dalam bentuk supervisi yang dilaksanakannya dapat meningkatkan kinerja guru PAI di sekolah.

Sebelum tahun ajaran 2014/2015 pengawas PAI di Kabupaten Bangka dalam menjalankan tugas supervisi justru cenderung ke arah negatif seperti: (1) lebih mengedepankan kekuasaan daripada kemitraan sehingga komunikasi bersifat satu arah, (2) mencari-cari kesalahan sehingga menimbulkan rasa takut di kalangan guru PAI, (3) cepat mengharapkan hasil dan mengutamakan nilai belajar daripada perbaikan proses pembelajaran, serta (4) lebih banyak bersifat administratif ketimbang pembinaan aspek akademik. Seharusnya menurut Abd. Kadim Masaong sebagai pengawas dalam menjalankan kegiatan supervisi di

2

Abdurahman R. Mala, “Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu Madrasah”, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 02, Nomor 2 (Agustus 2014), 262.

3

(16)

sekolah agar memberikan kontribusi terhadap pembelajaran yang optimal.4 Kontribusi pengawas PAI terhadap peningkatan kinerja guru tersebut dapat berupa bimbingan, layanan atau kegiatan supervisi lainnya.

Dari delapan kecamatan yang berada di Kabupaten Bangka, jumlah pengawas PAI yang bertugas di tingkat SD adalah sebanyak tiga orang. Agar tugas kepengawasan tersebut memberikan kontribusi yang besar, maka strategi sangat diperlukan pengawas PAI SD di Kabupaten Bangka. Michael Fullan menuliskan, strategi berkontribusi sekitar 30 persen dari solusi.5Berdasar pada teori di atas, memberikan informasi bahwa setiap aktifitas supervisiyang dijalankan pengawas PAI pada sekolah harus secara simultan fokus pada peningkatan kinerja guru PAI dan budaya atau sistem di mana mereka bertugas.

MenurutBurkedanFesslerdalam Tadele dan Roelande H. Hofman,guruadalah fokusutama daripendekatan kolaboratif untukpengawasan.6 Merujuk pada teori ini, dapat disimpulkan bahwa strategi dan kontribusi yang dilakukan oleh pengawas PAI pada sekolah terhadap guru PAI dipandang tepat menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif. Pada akhirnya dengan supervisi kolaboratif tersebut peningkatan kinerja guru PAI dapat tercapai.

Supervisi dengan pendekatan kolaboratif menjadi pilihan bagi guru pemula. Guru pemulamenurut Allan A. Glatthorn tampaknya lebih memilih pendekatan

4

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 10.

5

Michael Fullan, “Change Theory: A Force for School Improvement”, Centre for Strategic Education: Seminar Series Paper, Victoria, Nomor 157 (November, 2006), 7.

6

(17)

pengawasan kolaboratif.7 Berdasar pada teori Allan di atas, strategi supervisi kolaboratif sejatinya menjadi pilihan bagi guru PAI dalam rangka peningkatan kinerjanya, utamanya guru PAI SD di Kabupaten Bangka.

Dengan mengetahui perilaku guru, pengawas akan lebih mudah memilih strategi supervisi yang tepat. Setidaknya ada dua perilaku guru yang memungkinkan pengawas menggunakan strategi supervisi kolaboratif, yaitu:

1. Guru yang kerjanya tak terarah (unfocused worker) tingkat komitmen kerjanya tinggi tetapi tingkat berpikirnya rendah.Tipe guru seperti ini supervisor dapat menggunakan pandangan collaborative.

2. Guru yang pengamat analisis (analytic observer) tingkat abstraksinya tinggi tetapi rendah tingkat komitmennya.Pandangan yang dapat digunakan supervisor adalah collaborative dengan titik tekan negosiasi.8 Muncul berbagai isu yang berkembang baik pada personal guru yang mencerminkan kinerja yang kurang kompeten serta hubungan yang disharmonis antara guru, kepala sekolah dan pengawas pendidikan.9 Sehubungan dengan itu, kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka sebelum tahun ajaran 2014/2015 dipandang rendah. Hal ini disinyalir berdasar dari studi pendahuluan yang telah dilakukan. Guru PAI tidak membuat perencanaan pengajaran dengan benar, dan kegiatan pembelajaran tidak mengacu kepada perencanaan yang telah dibuatnya. Mengacu pada hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi supervisi kolaboratif yang diterapkan pengawas PAI pada sekolah terhadap guru PAI berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru PAI. Ketercapaian ini dapat

7

Allan A. Glatthorn, “Supervison: A Whole Systems Approach”, Irish Educational Studies, Routledge, published online, 18 Juli 2008, 15.

8

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan..., 45. 9

(18)

diraih dengan beberapa pertimbangan, di antaranya supervisi kolaboratif menjadi pilihan yang diinginkan oleh guru itu sendiri. Selain itu supervisi kolaboratif ditengarai mampu mengatasi berbagai tipe guru yang bermasalah seperti di atas.

Sebelum tahun ajaran 2014/2015 studi pendahuluan menunjukkan guru-guru PAI SD di Kabupaten Bangka yang sudah memperoleh sertifikat sebagai guru profesional (tersertifikasi), realita di lapangan kinerjanya sebagai seorang profesional secara signifikan belum nampak perubahannya. Hal ini menurut Abd. Kadim Masaong tergambar dari tunjangan profesi yang diberikan belum signifikan mengangkat sebagian besar kinerja guru dalam pembelajaran, serta sistem penilaian yang belum berorientasi pada penilaian otentik (kinerja siswa).10

Pada kenyataan yang terjadi di sekolah, seorang supervisor harus memiliki cara dan pendekatan yang secara efektif dapat meningkatkan kinerja guru di sekolahnya baik secara individual maupun kelompok.11 Berpedoman pada teori di atas, dapat difahami bahwa supervisi penting dalam meningkatkan kinerja guru.

Baik dari segi historis, ekonomis, politik, pendidikan, hukum, dakwah maupun yang lainnya, penelitian terhadap strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI menjadi penting untuk dilakukan. Setidaknya pada guru PAI SD di Kabupaten Bangka.

Dari segi historis, penelitian terhadap stretegi dan kontribusi supervisi pendidikan dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI sejatinya telah dilakukan

10

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan..., 226. 11

(19)

sejak lama. Perkembangan supervisi dari inspeksi dan pengawasan kemudian berubah menjadi kegiatan pelayanan membuktikan bahwa secara historis penelitian ini terus berkembang dan dengan sendirinya penting untuk dilakukan.

Dari segi ekonomis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi dan inspirasi terhadap efektifitas dan efisiensi kegiatan supervisi pendidikan di Indonesia.Demikian politik, melalui penelitian ini sekiranya dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan kebijakan dalam dunia pendidikan kita.

Dari segi pendidikan, hukum, dakwah maupun lainnya penelitian dicitakan menjadi pioner dalam menyajikan formula-formula strategis pada dunia pendidikan, hukum, dakwah, maupun bidang-bidang lainnya.Secara singkat dapat dikatakan bahwa penelitian ini benar-benar layak untuk ditindaklanjuti.

Demikian urgennya strategi dan kontribusi pengawas sebagaimana kutipan hadits dari Abu Hurairah r.a. yang diriwayatkan Bukhari sebagai berikut:

Artinya: “...Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya

maka tunggulah saat kehancurannya”.12

Pengawas PAI pada sekolah yang ditunjuk apabila tidak mampu merancang dan melaksanakan strategi supervisi sehingga tidak memberikan kontribusi berarti bagi guru PAI maka akan berdampak buruk bagi pendidikan Islam di Indonesia. Oleh karena itu penulis mengajukan penelitian ini dengan judul: “Strategi dan

12

(20)

Kontribusi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI (Studi di Kabupaten Bangka Tahun Pelajaran 2015/2016)”.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, dapatlah disusun berbagai permasalahan dalam penelitian ini yaitu: a) Pengawas PAI pada sekolah di Kabupaten Bangka sering kali tidak memiliki dan menerapkan strategi dalam kegiatan supervisi yang dilaksanakannya; b) Pengawas PAI pada sekolah di Kabupaten Bangka tidak maksimal dalam memberikan kontribusi terhadap kinerja guru PAI. Indikator kontribusi ini di antaranya adalah bimbingan dan layanan yang diberikan pengawas PAI kepada guru baik diminta atau tidak diminta oleh guru PAI; c) Kinerja guru PAI dipandang relatif rendah. Indikator dari kinerja ini di antaranya adalah kelengkapan administrasi sebagai landasan utama guru dalam mengajar seringkali tidak berfungsi dengan maksimal. Perangkat pembelajaran hanya menjadi syarat menerima tunjangan sertifikasi bukan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

(21)

Peningkatan kinerja guru ini dapat dicapai melalui strategi dan kontribusi pengawas PAI SD Kabupaten Bangka dengan melaksanakan supervisi kolaboratif.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dari segi lokasi dibatasi pada wilayah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada alasan bahwa Kabupaten ini dianggap telah berhasil melaksanakan supervisi kolaboratif dalam rangka meningkatkan kinerja guru PAI di wilayah tersebut. Dari segi waktu periode penilaian penelitian inidibatasi pada tahun pelajaran 2016. Periodisasi ini dipilih karena dianggap cukup konstekstual mengingat proses pembelajaran pada kurun waktu tersebut sudah dimulai dan sedang berlangsung namun belum berakhir. Sasaran penelitian ditujukan terhadap guru PAI SD dan Pengawas PAI yang bertugas di Kabupaten Bangka.Adapun objek penelitian difokuskan pada strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif yang telah dilakukan pengawas PAI dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI pada lokasi dimaksud.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, serta identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini disusun sebagai berikut: a. Bagaimana strategi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas terhadap

(22)

b. Bagaimana kontribusi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas PAI terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan

Secara khusus penelitian ini menjawab perumusan masalah yang telah disusun yaitu bertujuan untuk:

a. Mengetahuistrategi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka

b. Mengetahui kontribusi supervisi kolaboratif yang dijalankan pengawas terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka

2. Manfaat

Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik secara teoritis maupun praktis.

a. Teoritis

(23)

alternatif terhadap berbagai permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia, utamanya di tingkat SD.Meski hasil penelitian ini tak cukup representatif untuk mewakili Indonesia namun demikian kiranya cukup menambah khazanah keilmuan yang ada.

b. Praktis 1) Penulis

Bagi penulis selaku peneliti melalui penelitian ini dapat memberikan wawasan luas utamanya dalam bidang supervisi kolaboratif. Pemahaman terhadap teori dan realita supervisi pendidikan utamanya pendidikan Islam menjadi bahan penting dalam menyiapkan bahan ajar yang representatif. Selain itu dengan penelitian ini peneliti menjadi lebih memahami berbagai strategi yang dapat dielaborasikan bersama pengawas PAI dalam rangka peningkatan kinerjanya.

2) Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka

Penelitian ini kiranya memberi konstribusi positif bagi lembaga pendidikan tempat bekerja, instansi serta dinas terkait. Melalui penelitian ini pula dapat berkontribusi terhadap pemetaan supervisi kolaboratif di wilayah Kabupaten Bangka.

3) Masyarakat

(24)

SD lokasi penelitian lebih memahami kolaborasi yang diupayakan pengawas bersama guru PAI dalam rangka peningkatan kinerjanya sehingga pada akhirnya dapat turut serta bersinergi untuk memajukan pendidikan Islam di sekolah tersebut.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai supervisi kolaboratif pertama yang dapat kami temukan adalah karya tulis ilmiah oleh Sudarwati.13 Pada penelitiannyaSudarwati mengkaji tentang kontribusi supervisi kolaboratif dalam pengendalian mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal dan informal (PAUD NI). Peranan penilik dalam pengendaian mutu pendidikan PAUD NI diwujudkan melalui kegiatan pembinaan terhadap penyelenggaraan program-program PAUD NI.Hasil penelitian yang dilakukan Sudarwati menunjukkan bahwa dengan supervisi kolaboratif mutu pendidikan PAUD NI terjamin.

Penelitian ke dua mengenai supervisi kolaboratif yang dapat kami temukan dilakukan oleh Baiq Harwini.14 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan supervisi kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru-guru dalam proses pembelajaran yang mencakup; metode, alat bantu pembelajaran, pengelolaan kelas, kegiatan

13

Sudarwati,Supervisi Kolaboratif Sebagai Pengendali Mutu Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bejen, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung, Tahun 2011.

14

(25)

peserta didik dan evaluasi di SMP Negeri 6 Mataram. Teknik pengambilan data yang digunakan dengan observasi, evaluasi, dan dokumentasi.Sedangkan teknik analisa data adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan sebagaimana yang ditujukan.

Penelitian serupa mengenai supervisi kolaboratif yang ke tiga dilakukan oleh Ida Bagus Suragantara.15 Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan rancangan pre-tes and posttes control group design. Data dianalisis dengan analisis varians dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan temuannya, disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan supervisi kolaboratif berbasis evaluasi diri terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar pada guru gugus III Kecamatan Sukawati Gianyar.

Penelitian ke empat tentang pendekatan kolaboratif dilakukan oleh Asiando Rirax Fanov.16 Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak dua siklus. Pemilihan subjek penelitian dengan menggunakan teknik purposivesampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak sembilan guru dan dibantu oleh seorang kolaborator untuk menilai tampilan kegiatan penelitian.Instrumen yang digunakan adalah lembar

15

Ida Bagus Suragantara, “Pengaruh Supervisi Kolaboratif Berbasis Evaluasi Diri Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Pembelajaran Ditinjau Dari Konsep Diri Pada Guru Gugus III Kecamatan Sukawati”, Tesis tidak dipublikasikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2012.

16

(26)

observasi.Pengolahan data dilakukan dengan mengambil nilai persentase dari tiap-tiap keterampilan dan kemudian dibandingkan dengan kriteria keberhasilan sebesar 80. Hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan guru dalam meningkatkan keterampilan mengadakan variasi.

Penelitian terhadap pengawas PAI di antaranya dilakukan oleh Syahruddin Usman.17 Bila ditinjau dari segi metodenya, penelitian Usman ini bisa dikategorikan sebagai penelitian survei. Meskipun demikian, penelitian tersebut juga bisa dikategorikan deskriptif karena penelitian yang dilakukannya untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Pada penelitiannya Usman menggunakan teknik penarikan sampel proporsional random sampeling. Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi guru PAI tentang pelaksanaan supervisi oleh Pengawas PAI pada sekolah di SMAN Makasar belum maksimal.

Penelitian terhadap kontribusi pengawas PAI selanjutnya dilakukan oleh Kholil.18 Penelitian yang dilakukan Kholil ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawas PAI sudah memberikan kontribusi dalam pengembangan KTSP di MIS Kabupaten Demak. Hal ini dibuktikan

17Syahruddin Usman, “Persepsi Guru Pendidikan Agama Islam Tentang Pelaksanaan Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Di Kota

Makasar”, Al Fikr, Volume 15, Nomor 3 (Tahun 2001), 592.

18Kholil, “Kontribusi Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) Dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) di Kabupaten

(27)

kinerja yang lebih optimal, serta proses akademik berjalan baik sesuai dengan KTSP yang telah dibuat oleh Madrasah. Secara khusus penelitian yang dilakukan oleh Kholil ini memiliki signifikansi terhadap penelitian yang penulis lakukan, yakni sama-sama meneliti kontribusi pengawas PAI.

Penelitian tentang kinerja guru telah dilakukan oleh Ikhsan Santosa.19 Metode penelitian yang digunakannya adalah survey, analisis korelasi dan analisis regresi linear. Implikasi penelitian yang dilakukannya adalah untuk memperbaiki kinerja guru dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pengawas sekolah dan menumbuhkan motivasi berprestasi guru.

Penelitian terakhir mengenai kontribusi pengawas terhadap kinerja guru SD penyusun temukan pada tulisan Muhyi N. Dantes dan I. W. Lasmawan.20 Penelitian ini merupakan penelitian expos facto. Datanya dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Keseluruhan data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi.

Secara umum ada dua perbedaan mendasar antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini, yaitu pada variabel guru dan variabel strategi. Pertama, semua penelitian terdahulu yang telah dituliskan tidak ada yang meneliti tentang guru PAI. Ke dua, semua penelitian terdahulu tidak memuat variabel

19Ikhsan Santosa, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap

Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis tidak dipublikasikan pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon Tahun 2009.

20Muhyi, N. Dantes, I. W. Lasmawan, “Kontribusi Supervisi Pembelajaran Pengawas Sekolah, Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru SD

(28)

strategi sebagaimana penulis terapkan dalam penelitian ini. Celah ini yang ingin penulis tutupi dengan meneliti lebih lanjut mengenai strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI di tingkat SD, studi di Kabupaten Bangka tahun ajaran 2015/2016.

2. Kerangka Teori a. Strategi

Strategi yang dimaksud dalam penelitian ini disandarkan atas pendapat Abd. Kadim Masaong terhadap pengawas yang berpandangan kognitivistik karena dianggap lebih cocok dengan pendakatan supervisi kolaboratif, yaitu; “Guru dan pengawas mendisain bersama strategi yang dikembangkan dalam membimbing dan membina guru”.21

Strategi tersebut dimaknai sebagai rancangan supervisi kolaboratif yang didisain pengawas bersama guru.

Dari umpan balik pengawas dan dukungan pada guru tersebut, maka dapat ditentukan bersama:

1) Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.

2) Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan.

3) Kelayakan/kepantasan menggunakan kembali metode yang pernah dilakukan.22

Mengacu pada kompetensi supervisi manajerial yang harus dikuasai oleh pengawas sebagaimana diamanatkan dalam Permendiknas nomor 12

21

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan..., 39. 22

(29)

tahun 2007, bahwa pengawas dituntut untuk merancang strategi dan metode kerja serta instrumen penilaian yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pembinaan di sekolah.23

Mutu tidak terjadi begitu saja.Ia harus direncanakan, mutu harus menjadi bagian penting dari strategi pengawas dan harus dilihat secara sistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategis. Perencanaan strategis menurut Sallis merupakan salah satu bagian penting dari peningkatan mutu.24 Stretegi dalam supervisi mutlak diperlukan setiap pengawas PAI pada sekolah dalam rangka peningkatan kinerja guru PAI. Berdasar pada regulasi yang ada jelas bahwa pengawas PAI pada sekolah hendaknya memiliki strategi dalam menjalankan tugas supervisinya.

Dalam supervisi kolaboratif guru bekerja sama dengan pengawas dalam memilah masalah dan mengembangkan strategi untuk resolusi dan berbagi hasil temuan yang mereka peroleh.25Implikasi untuk praktek kemudian diidentifikasi, dan strategi untuk menerapkan perubahan ini kemudian dikembangkan. Mengacu pada teori di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang dimaksud dalam penelitian ini ditujukan untuk merubah/memperbaiki kinerja guru PAI yang dianggap pengawas PAI kurang efektif. Strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk perancangan

23

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Tanggal 28 Maret Tahun 2007.

24

Edward Sallis, Total Quality Management in Education, Third edition,London UK: Kogan Page Ltd, 2002, 118.

25

(30)

yang di dalamnya melibatkan guru untuk bersama-sama mengagendakan kegiatan-kegiatan supervisi yang akan dilakukan di masa mendatang. Strategi ini digagas sendiri oleh pengawas PAI pada sekolah.

b. Kontribusi

Kontribusi pengawas menurut Nolan & Hoover dalam Tadele Akalu Tesfaw dan Roelande H. Hofman, adalah sebagai "fungsi organisasi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan peningkatan kinerja guru”.26

Merujuk pada teori tersebut dapat difahami bahwa pengawas dapat berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru. Pada penelitian ini kontribusi diberikan dengan cara melaksanakan supervisi kolaboratif.

Analisis penyebab masalah dapat memudahkan pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja. Penyebab masalah adalah bagian dari beberapa faktor yang memberikan kontribusi akibat yang tidak diharapkan.27 Pada penelitian ini, kontribusi pengawas dimaksudkan untuk membantu peningkatan kinerja guru. Kontribusi tersebut terkait dengan supervisi kolaboratif yang diterapkannya.

Prinsip-prinsip positif dan negatif harus menjadi acuan utama pengawas dalam menjalankan kegiatan supervisi di sekolah agar kontribusi supervisi terhadap pembelajaran membuahkan hasil yang optimal.28 Dengan

26

Tadele Akalu Tesfaw &Roelande H. Hofman, “Relationship Between Instructional..., 88. 27

Lembaga Pemberdayaan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS), Supervisi Manajerial: Bahan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan, Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, Karanganyar, Jawa Tengah: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2015, 12.

28

(31)

demikian dapat disimpulkan dari maksud kontribusi yang dituju terhadap penelitian ini adalah hasil yang dicapai atas supervisi kolaboratif yang dilakukan pengawas dan guru PAI di sekolah.

Kontribusi pengawas memiliki signifikansiterhadappengembangan profesionalitas guru.29 Dalam hal penelitian ini pengawas berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru melalui supervisi kolaboratif yang dilaksanakannya terkait tentang pengembangan profesional guru PAI. Pengembangan profesional tersebut merupakan peningkatan kinerjanya.

Strategi pengawas memberi kontribusi yang besar terhadap kepuasan guru.30 Dengan demikian mengacu pada pendapat tersebut, kesalahan strategi dalam supervisi oleh pengawas menjadi kontribusi yang paling dominan terhadap ketidakpuasan guru. Pengawas dapat memberikan kontribusinya kepada guru PAI dengan cara meningkatkan kinerja guru.

Kontribusi pengawas kepada guru PAI dapat memberi kesempatan guru PAI untuk mengembangkan keberhasilan akademis peserta didiknya.31 Merujuk pada teori di atas dapat dikatakan bahwa pengawas dapat memberikan kontribusinya kepada guru PAI dalam rangka mengembangkan kapasitas keberhasilan akademis peserta didik di sekolah. Terkait dengan

29

Tadele Akalu Tesfaw &Roelande H. Hofman, “Relationship Between Instructional..., 90. 30Thomas Sergiovanni, “Factors Which Affect Satisfaction and Dissatisfaction of Teachers”,

Emerald Insight: Journal of Educational Administration, Vol. 5, Iss 1 pp. 66-82, Nomor 1 (May, 1967), 66.

31

(32)

penelitian ini tentu saja kontribusi pengawas terlebih dahulu ditujukan untuk peningkatan kinerja guru PAI sehingga barulah kemudian keberhasilan akademis peserta didik dapat tercapai.

c. Supervisi Kolaboratif

Menurut Glickman dalam Abd. Kadim Masaong, tahapan-tahapan supervisi dengan perilaku kolaboratif adalah sebagai berikut:

1) Supervisor menemui guru dengan menawarkan model atau strategi pembelajaran yang perlu diperbaiki.

2) Supervisor menanyakan pendapat guru tentang tujuan pelaksanaan supervisi.

3) Supervisor mendengarkan pandangan guru.

4) Supervisor dan guru mengajukan alternatif pemecahan masalah. 5) Supervisor bersama guru membahas tindakan dan menetapkan

rencana bersama.32

Sikap utama supervisor dengan perilaku kolaboratif menurut Abd. Kadim Masaong meliputimendengarkan, menawarkan, memecahkan masalah, dan merundingkan.33Pengawas membuat kontrak bersama dengan guru setelah terjadi kesepakatan rencana supervisi yang disusun bersama.Langkah-langkah yang ditempuh supervisor yang berperilaku kolaboratif meliputi prakonferensi, observasi kelas, analisis, pasca konferensi.Rencana pelaksanaan supervisi disepakati bersama antara guru dan supervisor.

32

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan..., 42. 33

(33)

Supervisi kolaboratif membantu guru lebih mandiri.34 Ini merupakan kelebihan dari supervisi kolaboratif mengingat guru dengan kesadaran sendiri terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh pengawas. Dengan demikian supervisi kolaboratif pada penelitian ini diyakini dapat meningkatkan kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka. d. Pengawas PAI

Pengawas Pendidikan Agama Islam disebut Pengawas PAI. Menurut PMA Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 Pengawas PAI pada sekolah adalah:

Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas pendidikan agama Islam yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah.35

Pengawas PAI pada sekolah mempunyai fungsi melakukan: 1) Penyusunan program pengawasan PAI;

2) Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru PAI; 3) Pemantauan penerapan standar nasional PAI;

4) Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan; dan 5) Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.36

Pengawas PAI pada sekolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) berwenang:

1) Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan/atau pembelajaran Pendidikan Agama Islam kepada Kepala sekolah dan instansi yang membidangi urusan pendidikan di Kabupaten/Kota;

34

Jonathan Caspi & William J. Reid, Educational Supervision in Social Work: A Task-Centered Model for Field Instruction and Staff Development, New York: Columbia University Press, 2002, 47.

35

Pasal 1, Bab I Ketentuan Umum, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.

36

(34)

2) Memantau dan menilai kinerja Guru PAI serta merumuskan saran tindak lanjut yang diperlukan;

3) Melakukan pembinaan terhadap Guru PAI;

4) Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas guru PAI kepada pejabat yang berwenang; dan

5) Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas dan penempatan Guru PAI kepada Kepala sekolah dan pejabat yang berwenang.37

e. Kinerja Guru

Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.38 Mengacu teori tersebut, penelitian ini merumuskan kinerja sebagai hasil kerja guru PAI.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.39 Adapun kinerja guru yang dijadikan kerangka teori dalam penelitian ini disandarkan pada teori N.G.N. Seriani, dkk. yaitu; kinerja guru dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.40 Berdasar pada teori di atas, kinerja yang akan dianalisis dalam penelitian ini

37

Pasal 5, Bab III Tanggung Jawab dan Wewenang, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.

38

Lembaga Administrasi Negara, Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12. 39

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

40

(35)

adalah kinerja guru PAI SD di Kabupaten Bangka tahun ajaran 2015/2016. Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester, Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai hingga selesai.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Satori, salah satu dari jenis pendekatan dalam penelitian kualitatif adalah studi kasus.41 Dengan demikian dapat difahami bahwa jenis penelitian ini adalah kualitatif.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan collaborative social research approach. Menurut Satori, dengan menggunakan pendekatan ini peneliti

melakukan aktivitas analitik sebagai berikut:

a. Data dikumpulkan dan dibuat ke dalam teks

b. Pengembangan kode untuk identifikasi data dan disertakan pada catatan atau halaman transkip

c. Kode ditransformasikan kepada kategori label maupun tema

d. Materi disortir menurut kategori ini, identifikasikan frase yang sama, pola, hubungan, dan sejenis atau tidaknya

e. Materi yang telah disortir diperiksa untuk mengisolasi pola yang bermakna dan prosesnya.

f. Identifikasi pola dipertimbangkan dalam penelitian sebelumnya dan teori, dan sejumlah generalisasi ditentukan.42

41Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif

(36)

3. Lokasi dan subjek penelitian

Populasi target menurut Sukmadinata adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita.43Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tingkat SD. Subjek penelitiannya adalah guru dan pengawas PAI SD di wilayah tersebut. 4. Teknik pengumpulan data

Ada beberapa teknik pengumpulan data menurut Sukmadinata, yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter.44 Dalam penelitian ini teknik-teknik di atas dilakukan terhadap pengawas maupun guru PAI SD di Kabupaten Bangka. Hasil wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter tersebut merupakan objek dalam penelitian ini. Selain itu pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi milik pengawas PAI, guru PAI, mau pun yang didokumentasikan sendiri oleh peneliti. Sumber data yang ke tiga adalah hasil wawancara terhadap pengawas serta guru PAI SD Kabupaten Bangka.

5. Teknik analisis data

Aktivitas analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Satori terdiri atas: data reduction, data display, dan conclision drawing/verification yang

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

42Djam’an Satori dan Aan Komariah,

Metodologi Penelitian Kualitatif..., 215. 43

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cetakan ke enam, 2010, 250.

44

(37)

tuntas, sehingga datanya mencapai jenuh.45 Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi yang digunakan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah disusun berdasarkan Bab-Bab pembahasan. Pada Bab pertama memuat pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah (identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah), signifikansi penelitian, kajian pustaka (penelitian terdahulu dan kerangka teori), metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang lokasi dan waktu penelitian di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada Bab II juga dipaparkan subjek dari penelitian yang dilakukan ini. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016. Secara umum Bab II membahas tentang lokasi, waktu dan subjek penelitian.

Bab III membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh dari data-data terhadap strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif Pengawas PAI Pada Sekolah Kabupaten Bangka Tahun Ajaran 2015/2016, data pengawas maupun Guru PAI.

(38)

Bab IV menyajikan analisis dan pembahasan atas hasil penelitian pada strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif pengawas PAI Pada Sekolah terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD Kabupaten Bangka Tahun Ajaran 2015/2016. Analisis dan pembahasana terhadap strategi dan kontribusi pengawas tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Pada Bab V berisi penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan akan menjawab rumusan masalah pada bab pendahuluan, sedang saran memuat rekomendasi untuk para peneliti selanjutnya.

BAB II

LOKASI, WAKTU DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah Kabupaten Bangka berada di Pulau Bangka yang terletak pada posisi 1°-30°-3°-7′ Lintang Selatan dan 105°-45′-107″ Bujur Timur memanjang dari Barat Laut ke Tenggara ± 108 Km. Wilayah Kabupaten Bangka memiliki luas lebih kurang 3.028,794 Km2 atau 302, 879,47Ha.1 Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka berbatasan langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat.

1

(39)

Kegiatan kepengawasan PAI di Kabupaten Bangka diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Pengawas PAI Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka memiliki pengawas yang bertugas pada jenjang SD sebanyak tiga orang.2Dua pengawas PAI Kementrian Agama Kabupaten Bangka berkantor di Jalan Diponegoro, Nomor 12, Kelurahan Bukit Betung, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan satu sisanya berkantor di KUA Kecamatan Belinyu.

Setiap pengawas PAI SD Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka bertugas melaksanakan supervisi tak kurang dari 48 sekolah dasar yang tersebar di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka. Total keseluruhan SD di delapan Kecamatan di Kabupaten Bangka ini berjumlah sebanyak 158 sekolah, yang terdiri dari 149 sekolah negeri, dan sembilan sekolah swasta. Enam SD swasta berada di Kecamatan Sungailiat, dan tiga berada di Kecamatan Belinyu.3

Kecamatan Sungailiat sebagai ibukota kabupaten memiliki SD terbanyak, yakni 36 sekolah, 30 SD berstatus negeri, sedang sisanya dikelola swasta. Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka menugaskan M.A. Kurnia, A.Md. untuk melaksanakan kegiatan supervisi di SD-SD di Kecamatan Sungailiat. Dari jumlah tersebut, peneliti melakukan sampel pada tujuh SD, yakni SDN 1, SDN 10, SDN 12, SDN 15, SDN 21, SDN 30 dan SD Setia Budi. Ini adalah sampel

2

Wawancara dengan Muhammad Kurnia, S.Ag., Ka. Sub bag. TU Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka, Senin 28 Maret 2016 di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

3

(40)

terbesar dalam satu kecamatan, dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sungailiat merupakan ibukota Kabupaten Bangka sehingga mudah dijangkau.

Di Kecamatan Pemali terdapat 17 SD, 15 berstatus negeri dan dua swasta. Jarak menuju Kecamatan Pemali adalah sejauh 10 KM dengan waktu perjalanan selama 15 menit.4 Pengawas PAI SD yang bertugas di Kecamatan ini adalah M.A. Kurnia, A.Md. Di Kecamatan Pemali peneliti melakukan uji tesis terhadap empat SD, yakni SDN 1, SDN 7 Parit 7, SDN 8 dan SDN 15 Pemali.

Sebanyak 10 SD berada di Kecamatan Puding Besar dan semuanya berstatus negeri. Jarak menuju Kecamatan Puding Besar dari Sungailiat adalah sejauh 20 KM atau bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.5 Kementerian Agama Kabupaten Bangka menugaskan M.A. Kurnia, A.Md. untuk melaksanakan kegiatan supervisi di Kecamatan Puding Besar. Peneliti melakukan uji tesis pada tiga sampel di SD Kecamatan Puding Besar, yakni SDN 1, SDN 5 dan SDN 10 Puding Besar.

Kecamatan Bakam memiliki 10 sekolah setingkat SD yang ke semuanya milik pemerintah. Jarak dari Sungailiat ke Bakam adalah 30 KM dengan waktu perjalanan sekitar 45 menit.6 Seperti halnya Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Pemali dan Kecamatan Puding Besar, SD-SD di Kecamatan Bakam juga

4

Wawancara dengan M. A. Kurnia, A.Md., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Jumat 29 April 2016 di ruang Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

5

Wawancara dengan M. A. Kurnia, A.Md., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Jumat 29 April 2016 di ruang Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

6

(41)

disupervisi oleh M.A. Kurnia, A.Md. Di Kecamatan Bakam peneliti melakukan uji tesis terhadap tiga sekolah, yaitu SDN 1, SDN 5 dan SDN 10 Bakam.

Kecamatan Merawang memiliki 20 SD yang semuanya berstatus negeri. Jarak Merawang dengan Sungailiat berkisar 19,2 KM. Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 25 menit.7 Pengawas PAI yang ditunjuk di Kecamatan Merawang adalah Tigawati, S.Pd.I. Peneliti melakukan pengujian pada tiga SD yang terdapat di Kecamatan Merawang, yakni SDN 1 Merawang, SDN 10 Merawang, dan SDN 20 Merawang.

Di Kecamatan Mendo Barat terdapat 33 sekolah setingkat SD. Jarak Sungailiat dengan Mendo Barat adalah sejauh 57,2 KM dengan durasi berkendara satu jam 17 menit.8 Pengawas PAI yang bertugas di SD-SD di Kecamatan ini adalah Tigawati, S.Pd.I. Peneliti melakukan uji tesis pada empat SD, yakni SDN 1 Mendo Barat, SDN 17 Mendo Barat, dan SDN 33 Mendo Barat.

Di Kecamatan Riau Silip terdapat 18 SD milik pemerintah. Jarak dari Sungailiat menuju Kecamatan Riau Silip adalah sejauh 30 KM, dengan durasi perjalanan selama 45 menit.9 Pengawas PAI yang bertugas disini adalah Kuspita, A.Md. Di Kecamatan Riau Silip peneliti melakukan pengujian terhadap tiga SD, yakni SDN 1 Riau, SDN 9 KD Mentok, dan SDN 18 Banyu Asin.

7

Wawancara dengan Tigawati, S.Pd.I., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Jumat 29 April 2016 di ruang Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

8

Wawancara dengan Tigawati, S.Pd.I., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Jumat 29 April 2016 di ruang Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

9

(42)

Kecamatan Belinyu memiliki memiliki 30 sekolah tingkat dasar (SD), 27 SD berstatus negeri, sedang sisanya berada pada naungan yayasan. Jaraknya dengan Sungailiat adalah sejauh 58 KM, ditempuh kurang lebih satu jam lima menit.10 Penelitian di Belinyu dilakukan di SDN 1, SDN 13, SDN 27.

Lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan kategori dekat, sedang dan jauh. Kategori dekat adalah sekolah yang berada di pusat kecamatan, sedang ditujukan untuk sekolah yang berada di wilayah perbatasan, dan kategori jauh merupakan SD-SD yang berada jauh dari pusat kecamatan. Atau dengan kata lain pemilihan sample sekolah ditetapkan pada nomor pertama, tengah, dan terakhir.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Agustus tahun 2016. Pada bulan Maret kegiatan penelitian dilakukan dengan membuat dan menyusun pedoman wawancara, lembar angket, blangko observasi, serta studi dokumentasi. Pada kurun waktu April sampai Agustus 2016 dilakukan kegiatan wawancara, observasi, penyebaran angket, dan studi dokumentasi kepada pengawas dan juga kepada Guru PAI SD di Kabupaten Bangka.

Pengawas PAI yang mendapatkan tugas untuk melakukan supervisi di sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bangka berjumlah tiga orang, yaitu M. A. Kurnia, A.Md., Kuspita, A.Md., dan Tigawati, S.Pd.I.11 Wawancara dan pengisian

10

Wawancara dengan Kuspita, A.Md., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Rabu 1 Juni 2016 di rumahnya di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

11

Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Nomor:

(43)

angket pertama dilakukan kepada M.A. Kurnia, A.Md. di ruang Pokjawas (Kelompok Kerja Pengawas) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka pada Jum’at, 29 April 2016.

Wawancara dan pengisian angket selanjutnya dilakukan kepada Tigawati, S.Pd.I. di ruang Pokjawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka pada Jum’at, 29 April 2016. Seperti sebelumnya, selain mewawancarai peneliti juga

melakukan observasi terhadap dokumentasi kepengawasan yang dimiliki serta mengajukan angket untuk diisi Tigawati, S.Pd.I. Data tersebut juga akan dikumpulkan dari Guru PAI yang menjadi binaannya.

Wawancara serta pengisian angket yang ke tiga dilakukan kepada Kuspita, A.Md. di rumahnya,Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu pada pada Rabu, 1 Juni 2016. Serupa dengan M.A. Kurnia, A.Md. dan Tigawati, S.Pd.I., kepada Kuspita, A.Md. peneliti melakukan hal yang sama, yakni mewawancarai, mengajukan angket, serta mengobservasi dokumentasi kepengawasan yang dimilikinya.

Kegiatan wawancara, observasi, pengisian lembar angket, serta studi dokumentasi selain ditujukan kepada Pengawas PAI juga dilakukan kepada guru-guru PAI SD di Kabupaten Bangka. Kegiatan kepada Guru-Guru PAI ini dilakukan pada bulan April hingga Agustus tahun 2016.

(44)

Penelitian terhadap strategi dan kontribusi Pengawas PAI terhadap kinerja Guru PAI pertama dilakukan pada Sabtu, 30 April 2016. Pada waktu ini peneliti melakukan kegiatan wawancara, penyebaran angket, serta observasi terhadap dokumentasi milik Guru PAI di lima sekolah yang berada di Kecamatan Sungailiat, yaitu SDN 10, SDN 12, SDN 15, SDN 21, dan SD Setia Budi Sungailiat.Penelitian terhadap Guru PAI SDN 1 dilaksanakan pada Senin, 8 Agustus 2016. Sedangkan di SDN 30 dilakukan pada Selasa, 9 Agustus 2016.

Penelitian di Kecamatan Pemali dilakukan pada Senin, 13Juni 2016. Di kecamatan ini peneliti melakukan kegiatan wawancara, penyebaran angket, serta observasi terhadap dokumentasi milik Guru PAI di tiga sekolah. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN 1 Pemali, SDN 7 Pemali, SDN 8 Pemali. Sedangkan di SDN 15 Pemali penelitian dilaksanakan pada Selasa, 14 Juni 2016.

Penelitian terhadap strategi dan kontribusi Pengawas PAI SD selanjutnya dilakukan pada Rabu, 15Juni 2016 dengan melakukan kegiatan wawancara, penyebaran angket, serta observasi terhadap dokumentasi milik Guru PAI di dua sekolah yang berada di Kecamatan Puding Besar, yakni SDN 1 dan SDN 5. Adapun di SDN 10 Puding Besar dilaksanakan pada Selasa, 2 Agustus 2016.

(45)

PAI di dua sekolah lainnya, yakni SDN 1 Bakam dan SDN 10 Bakampada Senin, 1 Agustus 2016.

Penelitian terhadap strategi dan kontribusi Pengawas PAI terhadap kinerja Guru PAI selanjutnya dilakukan di Kecamatan Merawang pada Sabtu, 11Juni 2016. Pada waktu ini peneliti melakukan kegiatan wawancara, penyebaran angket, serta observasi terhadap dokumentasi milik Guru PAI di dua sekolah yang berada di Merawang, yakni SDN 10 Merawang, dan SDN 20 Merawang. Sedangkan SDN 1 Merawang dilaksanakan pada Selasa, 14 Juni 2016.

Selanjutnya penelitian dilakukan di Kecamatan Mendo Barat pada Kamis, 4 Agustus 2016. Penelitian terhadap strategi dan kontribusi Pengawas PAI terhadap kinerja Guru PAI disini dilaksanakan dengan melakukan wawancara, penyebaran angket, serta observasi terhadap dokumentasi milik Guru PAI di tiga sekolah yang berada di Mendo Barat, yaitu SDN 1, SDN 17, dan SDN 33 Mendo Barat.

(46)

hanya wawancara dan mengajukan angket, peneliti juga melakukan observasi terhadap dokumentasi yang dimiliki Guru-Guru PAI. Penelitian terhadap strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif telah dilakukan Pengawas kepada Guru-Guru PAI SD di Kecamatan Riau Silip dilaksanakan di tiga sekolah tersebut.

Pengumpulan data terakhir terkait strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif yang sudah dijalankan Pengawas PAI Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka diambil dari Kecamatan Belinyu. Pada waktu ini kegiatan penelitian dilakukan dengan mewawancarai, mengajukan angket, serta melaksanakan observasi terhadap dokumentasi yang dimiliki Guru PAI terkait strategi dan kontribusi supervisi kolaboratif yang telah diterapkan Pengawas PAI di Kecamatan Belinyu. Sample yang diambil di kecamatan ini diperoleh dari SDN 1 pada Rabu, 1 Juni 2016.Adapun SDN 13 dilaksanakan pada Rabu, 3 Agustus 2016. Sedangkan SDN 27 Belinyu dilakukan pada Senin, 30 Mei 2016.

C. Subjek Penelitian

1. Pengawas PAI SD Kabupaten Bangka

Subjek dari penelitian ini adalah pengawas PAI SD yang berjumlah tiga orang yang membagi tugas di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka. Mereka adalah M. A. Kurnia, A.Md., Kuspita, A.Md., dan Tigawati, S.Pd.I.12

12

Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Nomor:

(47)

M. A. Kurnia, A.Md. adalah pegawai Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka sejak tahun 1983. Adapun tugas sebagai pengawas mulai diembannya pada tahun 2003. M. A. Kurnia, A.Md. bertugas melaksanakan supervisi di 73 SD yang berada di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Puding Besar, dan Bakam. Di Kecamatan Sungailiat memiliki 36 SD, Pemali 17 SD, Puding Besar 10 SD, sedangkan Kecamatan Bakam juga memiliki 10 SD.13

Kuspita, A.Md. merupakan pegawai negeri sipil yang bertugas di Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka mulai tahun 1982. Tugas supervisi dijalankannya sejak tahun 2003. Kuspita, A.Md. mendapatkan tugas untuk melakukan kegiatan supervisi di 48 SD yang terdapat di Kecamatan Riau Silip dan Kecamatan Belinyu. Kecamatan Riau Silip memiliki 18 SD negeri. Kecamatan Belinyu memiliki 30 SD yang tiga di antaranya berstatus swasta.14

Tigawati, S.Pd.I. adalah pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka yang diangkat pada tahun 2003. Tugas supervisi dilakukannya setelah ia lulus tes Calon Pengawas PAI dan mengikuti Diklat (Pendidikan dan Latihan) Fungsional Calon Pengawas pada Maret 2014. Ia mendapat tugas sebagai Pengawas PAI sejak Januari 2014. Tigawati, S.Pd.I. melakukan tugas kepengawasan di Kecamatan Merawang dan Mendo Barat.15

13

Wawancara dengan M. A. Kurnia, A.Md., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Jumat 29 April 2016 di ruang Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bangka.

14

Wawancara dengan Kuspita, A.Md., Pengawas PAI SD Kementerian Agama Kabupaten Bangka, Rabu 1 Juni 2016 di rumahnya di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

15

(48)

2. Guru PAI SD Kabupaten Bangka

Sample yang diambil di Kecamatan Sungailiat adalah SDN 1, SDN 10, SDN 12, SDN 15, SDN 21, SDN 30 dan SD Setia Budi Sungailiat. Sample pertama adalah Guru PAI SDN 10 Sungailiat, Herawati, S.Pd.I. Dia adalah guru mula di sekolah tersebut. Herawati, S.Pd.I. memiliki NIP 19780817 201101 2 003 (usia 38 tahun), dan menjadi Guru PAI sejak 1 Maret 2011 (masa kerja lima tahun).16 Sample ke dua diambil dari SDN 12 Sungailiat. Di sekolah ini mata pelajaran PAI diasuh oleh Ginah, S.Pd.I. Ia termasuk guru senior di sekolahnya. Ginah, S.Pd.I. memiliki NIP 19640621 198602 2 002 (usia 52 tahun), dan telah menjadi Guru PAI sejak pertama kali diangkat sebagai PNS pada Februari 1986 (masa kerja 30 tahun).17

Sample ke tiga di Kecamatan Sungailiat diambil dari dua Guru PAI SDN 15, Asmah, S.Pd.I. (NIP 19650214 198602 2 001) dan Maryati Abdurrahman, A.Ma.Pd.I. (NIP 19581125 198202 2 003).18 Sample ke empat diambil dari Sabtu 30 April 2016 di SDN 10 Sungailiat Kabupaten Bangka.

17

Wawancara dengan Ginah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 12 Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu 30 April 2016 di SDN 12 Sungailiat Kabupaten Bangka.

18

Wawancara dengan Asmah, S.Pd.I. dan Maryati Abdurrahman, A.Ma.Pd.I., Guru PAI SDN 15 Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu 30 April 2016 di SDN 15 Sungailiat Kabupaten Bangka.

19

(49)

SD setia Budi. Di sekolah ini pelajaran PAI disampaikan oleh Siti Ardaniah, S.Ag, tenaga honorer yang telah bertugas mengajar PAI sejak tahun 1999.20

Di Kecamatan Pemali pengambilan sample dilakukan di SDN 1, SDN 7, SDN 8 dan SDN 15. Semua sample di Kecamatan Pemali merupakan guru senior di sekolahnya masing-masing. Riati, A.Ma.Pd.I. adalah Guru PAI SDN 1 Pemali, dengan NIP 19620705 198408 2 001 (usia 54 tahun, masa kerja 32 tahun).21 Mata pelajaran PAI di SDN 7 Pemali disampaikan oleh Tetty Asnani, A.Ma.Pd.I., NIP 19651117 198602 2 004 (usia 51 tahun, masa kerja 30 tahun).22 Guru PAI yang mengajar di SDN 15 Pemali adalah Mardiana, S.Pd.I. dan Maria Gustina, S.Pd.I. NIP Mardiana, S.Pd.I. adalah 19650525 198703 2 004 (usia 51 tahun, masa kerja 29 tahun).23

Sample di Kecamatan Puding Besar diambil dari SDN 1, SDN 5 dan SDN 10. Di SDN 1 Puding Besar mata pelajaran PAI menjadi tanggungjawab Darmayati, A.Ma.Pd.I. NIP yang dimilikinya adalah 19581204 197912 2 005 (usia 58 tahun, masa kerja 37 tahun).24 Guru PAI yang mengajar PAI di SDN 5 Puding Besar adalah Haryani, S.Pd.I., NIP 19770103 200701 2 012.25

20

Wawancara dengan Siti Ardaniah, S.Ag., Guru PAI SD Setia Budi Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu 30 April 2016 di SD Setia Budi Sungailiat Kabupaten Bangka.

21

Wawancara dengan Riati, A.Ma.Pd.I., Guru PAI SDN 1 Pemali Kabupaten Bangka, Senin 9 13 Juni 2016 di SDN 1 Pemali Kabupaten Bangka.

22

Wawancara dengan Tetty Asnani, A.Ma.Pd.I., Guru PAI SDN 7 Pemali Kabupaten Bangka, Senin 13 Juni 2016 di SDN 7 Pemali Kabupaten Bangka.

23

Wawancara dengan Mardiana, S.Pd.I., Guru PAI SDN 15 Pemali Kabupaten Bangka, Selasa 14 Juni 2016 di SDN 15 Pemali Kabupaten Bangka.

24

Wawancara dengan Darmayati, A.Ma.Pd.I., Guru PAI SDN 1 Puding Besar Kabupaten Bangka, Rabu 15 Juni 2016 di SDN 1 Puding Besar Kabupaten Bangka.

25

(50)

Darwandi, S.Pd.I. adalah guru mula yang mengajar PAI di SDN 10 Puding Besar. NIP Darwandi, S.Pd.I. adalah 19800411 201101 1 003 (usia 36 tahun, masa kerja lima tahun).26

Pengambilan sample di Kecamatan Bakam dilakukan di SDN 1 Bakam, SDN 5 Bakam dan SDN 10 Bakam. Mata pelajaran PAI di SDN 1 Bakam disampaikan oleh Robbi 19730402 199404 1 001 (usia 43 tahun, masa kerja 22 tahun).27 Sample ke dua di Kecamatan Bakam diambil dari SDN 5 Bakam. Mardiyah, S.Pd.I. (NIP 19730917 199611 2 001) dan Tuthi Itsna Romadlona (NIP 19780819 201101 2 001).28 Guru PAI yang bertugas di SDN 10 Bakam adalah Alhomsah, A.Ma.Pd.I. Ia memiliki NIP 19650606 198602 1 002 (usia 51 tahun, masa kerja 30 tahun).29

Penelitian selanjutnya di Kecamatan Merawang dengan mengambil sample di SDN 1, SDN 10, dan SDN 20. Guru PAI SDN 1 Merawang adalah Sumarni, S.Pd.I., NIP 19811116 200701 2 012 (usia 35 tahun, masa kerja sembilan tahun).30 Sample ke dua di Kecamatan Merawang diambil dari SDN 10, Salmah, S.Pd.I dengan NIP 19630902 198703 2 002 (usia 53 tahun, masa

26

Wawancara dengan Darwandi, S.Pd.I., Guru PAI SDN 10 Puding Besar Kabupaten Bangka, Selasa 2 Agustus 2016 di SDN 10 Puding Besar Kabupaten Bangka.

27

Wawancara dengan Robbi, Guru PAI SDN 1 Bakam Kabupaten Bangka, Senin 1 Agustus 2016 di SDN 1 Bakam Kabupaten Bangka.

28

Wawancara dengan Mardiyah, S.Pd.I. dan Tuthi Itsna Romadlona, S.Pd.I., Guru PAI SDN 5 Bakam Kabupaten Bangka, Kamis 16 Juni 2016 di SDN 5 Bakam Kabupaten Bangka.

29

Wawancara dengan Alhomsah, Guru PAI SDN 10 Bakam Kabupaten Bangka, Senin 1 Agustus 2016 di SDN 10 Bakam Kabupaten Bangka.

30

(51)

kerja 29 tahun).31 Sample terakhir di Kecamatan Merawang diambil di SDN 20. Musa, S.Pd.I. adalah guru PAI yang bertugas di sekolah ini dengan NIP 19651005 198703 1 004 (usia 51 tahun, masa kerja selama 30 tahun).32

Guru PAI di SDN 1 Mendo Barat adalah Hj. Nurmadiyah, S.Pd.I. Ia memiliki NIP 19610622 198202 2 003 (usia 55 tahun, masa kerja 34 tahun).33 Mata pelajaran PAI di SDN 17 Mendo Barat disampaikan oleh Muhammad Yunus, A.Ma.Pd.I. NIP yang dimilikinya adalah 19580916 198408 1 001 (usia 58 tahun, masa kerja 32 tahun).34Soleh, S.Pd.I. dan Suraidah, S.Pd.I. adalah Guru PAI SDN 33 Mendo Barat, dengan NIP 19660710 198703 2 005 (usia 50 tahun). Suraidah, S.Pd.I. telah mengajar sejak pertama diangkat sebagai PNS pada Maret 1987 (masa kerja 29 tahun).35

Pengambilan sample di Kecamatan Riau Silip dilakukan di SDN 1, SDN 9, dan SDN 18 Riau Silip. Guru PAI SDN 1 Riau Silip merupakan PNS Kementerian Agama Kantor Kabupaten Bangka yang diperbantukan di sana, Musyafaah, S.Ag. Ia memiliki NIP 19711215 200501 2 004 (usia 45 tahun, masa kerja 11 tahun).36 Sample ke dua di Kecamatan Riau Silip diambil dari

31

Wawancara dengan Salmah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 10 Merawang Kabupaten Bangka, Sabtu 11 Juni 2016 di SDN 10 Merawang Kabupaten Bangka.

32

Wawancara dengan Musa, S.Pd.I., Guru PAI SDN 20 Merawang Kabupaten Bangka, Sabtu 11 Juni 2016 di SDN 20 Merawang Kabupaten Bangka.

33

Wawancara dengan Nurmadiyah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 1 Mendo Barat Kabupaten Bangka, Kamis 4 Agustus 2016 di SDN 1 Mendo Barat Kabupaten Bangka.

34

Wawancara dengan M. Yunus, Guru PAI SDN 17 Mendo Barat Kabupaten Bangka, Kamis 4 Agustus 2016 di SDN 17 Mendo Barat Kabupaten Bangka.

35

Wawancara dengan Suraidah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 33 Mendo Barat Kabupaten Bangka, Kamis 4 Agustus 2016 di SDN 33 Mendo Barat Kabupaten Bangka.

(52)

Guru PAI SDN 9 Riau Silip, Hanipa M. S.Pd.SD. Ia merupakan Guru PAI yang melanjutkan sarjana mudanya di program S-1 PGSD UT. Hanipa, S.Pd.SD memiliki NIP 19751111 200604 2 003 (usia 41 tahun, masa kerja 10 tahun).37 Sample terakhir di Kecamatan Riau Silip diambil dari SDN 18 Riau Silip. Di sekolah ini mata pelajaran PAI disampaikan oleh Sukirmini, S.Pd.I. Ia memiliki NIP 19611206 198602 2 002 (usia 55 tahun, masa kerja 30 tahun).38

Pengumpulan data penelitian terakhir diambil di Kecamatan Belinyu. Sample di Kecamatan Belinyu dilakukan di tiga SD, yaitu SDN 1 Belinyu, SDN 13 Belinyu, dan SDN 27 Belinyu. Sample pertama di SDN 1 Belinyu dilakukan kepada Guru PAI, Ida Rusmida, S.Pd.I. dan Asuha, S.Pd.I. NIP yang dimiliki Ida Rusmidah, S.Pd.I. adalah 19721114 199803 2 002 (usia 44 tahun, masa kerja 18 tahun).39 Adapun Asuha adalah guru honor di sekolah tersebut.

Guru PAI yang mendapat tugas mengajar PAI di SDN 13 Belinyu adalah Mardiati, A.Ma.Pd.I. Dia memiliki NIP 19720305 200604 2 013 (usia 44

Jum’at 27 Mei 2016 di SDN 9 Riau Silip Kabupaten Bangka.

38

Wawancara dengan Sukirmini, S.Pd.I., Guru PAI SDN 18 Riau Silip Kabupaten Bangka, Senin 30 Mei 2016 di SDN 18 Riau Silip Kabupaten Bangka.

39

Wawancara dengan Ida Rusmida, S.Pd.I., Guru PAI SDN 1 Belinyu Kabupaten Bangka, Rabu 1 Juni 2016 di SDN 1 Belinyu Kabupaten Bangka.

40

(53)

disampaikan oleh Rita, S.Pd.I. NIP yang dimiliki Rita, S.Pd.I. adalah 19780703 200903 2 003 (usia 36 tahun, masa kerja sembilan tahun).41

Dari 34 Guru PAI yang dijadikan sample dalam penelitian ini, dua di antaranya berstatus sebagai honorer, sedang 32 sisanya adalah pegawai negeri sipil (PNS). 25 orang Guru PAI berijazah S-1 pendidikan, dan sembilan orang berijazah D-II. Dalam hal sertifikasi, 24 orang Guru PAI yang dijadikan sample dalam penelitian ini telah menerima tunjangan fungsional sertifikasi. Adapun 12 orang Guru PAI yang dijadikan sample belum mengikuti program sertifikasi. Dari segi senioritas, sebagian besar Guru PAI telah mengajar pelajaran PAI selama lebih dari 10 tahun, yakni sebanyak 26 orang Guru PAI. Dari jumlah sample 34, hanya delapan orang saja Guru PAI yang mengajar pelajaran PAI kurang dari 10 tahun. Berdasarkan varian kategori sample yang telah diambil, menjadikan hasil penelitian ini cukup representatif untuk dijadikan barometer terhadap pelaksanaan supervisi kolaboratif pengawas bersama Guru PAI SD di Kabupaten Bangka tahun 2015.

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Strategi Supervisi Kolaboratif Pengawas terhadap Kinerja Guru PAI SD di

Kabupaten Bangka

41

(54)

Soal wawancara maupun angket yang telah disampaikan baik kepada pengawas maupun Guru PAI terhadap strategi Pengawas PAI dalam melaksanakan supervisi, terdapat pada enam soal, yakni pertanyaan soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Berdasarkan hasil wawancara dan angket yang menanyakan tentang pemahaman pengawas terhadap definisi strategi, tiga orang Pengawas PAI menyatakan bahwa mereka mengetahui definisi dari strategi. Hal ini dikuatkan pula oleh jawaban 34 orang responden Guru PAI yang dijadikan sample dalam penelitian ini. Menurut mereka Pengawas tentu mengetahui definisi dari strategi.

Pada soal nomor 2 yang menanyakan apakah Pengawas PAI memiliki rencana strategi sebelum melaksanakan kegiatan supervisi, baik Pengawas maupun 28 Guru PAI memberikan jawaban ya. Berikutnya pada soal nomor 3, tiga orang Pengawas PAI dan 31 Guru PAI menyatakan bahwa Pengawas menyusun strategi sebelum melakukan kegiatan supervisi. Kemudian pada soal nomor 4 yang menanyakan apakah Pengawas mensosialisasikan strategi supervisi kepada guru-guru yang menjadi binaannya, seluruh Pengawas dan 30 sample Guru PAI SD di Kabupaten Bangka menjawab ya.

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 2 Ginah, S.Pd.I., Guru PAI SDN 12 Sungailiat
Gambar 5
Gambar 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hipotesis secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Rektor dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja pegawai di Universitas PGRI Adi

Namun, penulis lebih tertarik untuk merekam ulang organisasi sosial perantau Sulit Air yang saat ini bersatu dalam Sulit Air Sepakat (SAS), untuk mereka yang telah berkeluarga;

Objektif kajian ini adalah untuk mengkaji latar belakang usahawan bumiputera, ciri-ciri usahawan bumputera, dorongan kepada usahawan bumiputera yang terlibat

Seiring peningkatan jumlah KBIHU di indonesia, terdapat beberapa persoalan yang dihadapi yang harus dipecahkan, diantaranya adalah s emakin banyaknya jumlah KBIHU yang

Memenuhi PT Agronusa Alam Sejahtera telah memiliki izin yang sah, dibuktikan dengan keberadaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen perizinan (SK IUPHHK beserta peta lampirannya),

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P>0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

Perlu adanya solusi rencana pemecahan masalah kawasan permukiman daerah tepian sungai agar tidak lagi menjadi penyebab utama pencemaran sungai tetapi haruslah