• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

2.2 Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga pada umumnya merupakan turunan dari dukungan sosial. Dukungan sosial menurut Cobb (1976), Gentry dan Kobasa (1984) adalah pemberian hiburan, perhatian, penghargaan atau bantuan dari seseorang kepada orang lain atau kelompok.

Sarafino (1990) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram (Taylor, 1995).

Saronsono (1991) dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya.

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Johnson and Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang

   

23

yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu.

Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Jadi dukungan keluarga adalah pemberian perhatian, dorongan, kasih sayang, barang, informasi dan jasa dari orang-orang terdekat seperti suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat lainnya sehingga penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai.

2.2.2 Fungsi dukungan keluarga

Cobb (1976) dan Lazarus (1981), membagi fungsi dukungan keluarga sebagai berikut :

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

   

24

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

2.2.3 Sumber dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan).

Dukungan sosial kelurga dapat diterima diperoleh dari keluarga maupun orang lain. Dukungan sosial keluarga adalah dukungan yang didapat dari keluarga (khususnya suami dan anak-anak). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti

   

25

dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung, teman atau komunitas organisasi ( Cobb: 1976) Individu membutuhkan dukungan dari keluarganya sejak awal hingga tahap-tahap selanjutnya dalam kehidupannya.. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya.

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia. Dalam keluarga individu belajar memperhatikan orang lain dan bekerja sama. Beberapa psikolog berpendapat bahwa kesehatan, kebahagiaan dan kestabilan keluarga tergantung pada orang- orang disekitar keluarga dan masyarakat. Jadi salah satu fungsi keluarga dalah tempat pemeliharaan dan pengembangan fungsi emosi bagi para anggota keluarga yang sebagian besar masih diberikan di dalam keluarga, walaupun hubungan persahabatan di luar lingkunga keluarga juga membantu pengembangan emosi (dalam Winda Fitri : 2000).

2.2.4 Dukungan keluarga pada ibu hamil

Dalam hal ini yang akan dibahas adalah dukungan keluarga terhadap ibu hamil. Dukungan keluarga adalah pengaruh positif yang diberikan oleh keluarga (suami, ibu, anak, mertua, dan lain-lain) terhadap ibu hamil dalam mengurangi atau meredam kecemasan dalam hal ini berupa perhatian.

Zanden (1985) mengatakan bahwa menghadapi masa persalinan merupakan suatu kondisi konkrit yang mengancam diri ibu hamil yang menyebabkan perasaan tegang, kuatir, dan takut. Untuk itu, ibu hamil berusaha untuk dapat berhasil dalam menghadapi situasi tersebut sebaik-baiknya sampai masa persalinan tiba. Adanya perubahan fisiologis yang menimbulkan ketidakstabilan kondisi psikologis selama hamil menumbuhkan kekhawatiran

   

26

yang terus menerus dalam menghadapi kelahiran bayi pada wanita hamil pertama. Perasaan demikian akan terwujud dalam bentuk suatu kecemasan. Kecemasan yang diikuti adanya perasaan bimbang, ada kalanya kurang disadari oleh yang bersangkutan sehingga bertahan lama dalam dirinya yang semakin lama akan memiliki frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi. Perubahan emosi tersebut tidak sama pada setiap wanita hamil. Perbedaan tersebut tergantung pada kepribadian individu, tipe stress yang pernah dialami, dan dukungan emosi yang didapat dari wanita tersebut.

Dukungan suami atau bapak sangatlah penting dalam merencanakan alternatif jalan keluar mengenai masa depan anaknya. Dengan merasa dilibatkan dalam perencanaan, perawatan prenatal, persalinan dan kelahiran, maka bapak akan memahami hak-hak dan tanggung jawabnya sebagai bapak (Persis Mary Hamilton, 1987).

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Menurut Grossman, dkk (1980), kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga, karena “ kehamilan adalah permulaan, tidak hanya berkembangnya janin tapi juga pembentukan bayi baru dari sebuah keluarga dengan tambahan anggota keluarga dan perubahan hubungan “. Setiap anggota keluarga harus dipastikan kebutuhan dan akomodasi fisik dalam kel;uarga dan dalam perlengkapan bagi anggota baru.

   

27 

mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress. Perlindungan ini akan efektif hanya ketika individu menghadapi stressor yang berat. Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan meimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri (Dagun, 1991). Berdasarkan paparan diatas, dukungan keluarga yang diberikan kepada wanita hamil dapat menumbuhkan perasaan tenang, aman, dan nyaman sehingga dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil.

Dokumen terkait