• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS PEPAYA

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Assalaamu alaikum Wr. Wb. (Halaman 95-100)

Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan 15.000 benih pepaya yang baik dan siap untuk disebar dan dibudidayakan oleh petani atau masyarakat di Provinsi Riau. Kegiatan dilaksanakan di sentra produksi pepaya di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau tahun 2018. Lahan yang digunakan sebagai areal untuk pembibitan tanaman papaya merupakan lahan milik masyarakat, dimana petani yang akan menjadi petani kooperator sudah terbiasa menanam dan membibitkan tanaman pepaya. Pohon induk merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi untuk menghasilkan benih sebar pepaya. Pohon induk harus diambil dari hamparan pertanaman papaya yang cukup luas dan seragam, terisolasi dari perkebunan pepaya jenis lainnya, dan memiliki asal benih yang jelas. Survei calon pohon induk dilakukan bersama Unit Pelaksana Teknis Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (UPT BPSB) Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau. Kemudian Tim Observasi yang dibentuk UPT BPSB melakukan observasi pada pertanaman pepaya calon pohon

induk di Desa Baru, Kecamatan Kampar, Provinsi Riau, dengan titik koordinat lokasi 00 25’ 46”;

1010 33’ 28”; 39,0 m. Berdasarkan hasil observasi, diberikan penilaian terhadap kebun pepaya

yang dijadikan calon pohon pohon induk atau sebagai sumber benih tersebut. Kebun pepaya yang diobervasi adalah milik Hendri Toni dan Rina Resti. Luas kebun milik Rina Resti lebih kurang 3,5 ha (1.500 pohon), dengan umur tanaman lebih kurang 13 bulan dan kebun milik Hendri Toni seluas 2 ha (2.100 batang), dengan umur tanaman lebih kurang 18 bulan. Varietas pepaya yang ditanam adalah Varietas Merah Delima, dengan warna daging buah merah delima (sangat merah) dan rasa sangat manis. Pemilik kebun sudah memenuhi persyaratan sebagai penangkar benih sumber

pepaya dan memiliki sertifikat kompetensi Produsen Benih Hortikultura

Nomor:04/PD/PO/RU/10.2017, tertanggal 27 Oktober 2017.

Gambar 118. Pertanaman pepaya sebagai sumber benih (kanan), buah (tengah) dan daging buah (kiri) pepaya varietas Merah.

Berdasarkan hasil observasi Tim UPT BPSB maka ditetapkan pohon pepaya yang lolos seleksi sebanyak 130 pohon. Dengan demikian sumber benih dapat diproduksi dari 130 pohon pepaya yang lolos seleksi ini. Tahapan selanjutnya adalah pemasangan nomor register pohon induk. Pemasangan register pohon induk dilakukan Tim BPSB dan didampingi oleh tim kegiatan BPTP Riau serta Petani Penangkar benih.

Selanjutnya Pengawas benih melakukan pengawasan produksi benih secara berkala. Pengawasan dilakukan mulai dari pemanenan buah pepaya dari pohon induk, dengan mencatat nomor register pada setiap buah yang dipanen. Pengawasan juga dilakukan terhadap proses produksi benih, yakni mulai dari pemisahan biji dari buah pepaya hingga dihasilkan benih pepaya yang siap untuk diuji di Laboratorium UPT BPSB.

Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium Benih UPT BPSB bahwa benih pepaya yang diproduksi atas nama Hendri Toni dinyatakan lulus. Jumlah benih pepaya yang dinyatakan lulus sebanyak 450 gram. Adapun parameter uji yang dilakukan mencakup: kadar air 10,2%, kemurnian benih 99,7%, kotoran benih 0,3%, dan daya tumbuh 83,0%.

Produksi benih dimulai dari adanya pohon induk tanaman pepaya yang ditanam dari sumber benih yang jelas (benih pokok). Kemudian dari pohon induk diperoleh buah yang terseleksi. Dari buah kemudian dikeluar bijinya, khususnya biji yang terletak pada bagian tengah buah. Selanjutnya lapisan biji dibuang dengan cara diremas, kemudian dikering anginkan. Biji yang sudah dikeringkan dikirim ke UPT BPSB untuk dilakukan pengujian kelulusan.

Gambar 119 Tahapan produksi benih pepaya

Pembibitan dilakukan di tempat pembibitan yang memenuhi persyaratan. Tempat pembibitan dibuat dengan ukuran 6 m x 20 m yang dapat menampung 15 ribu batang bibit. Lokasi pembangunan tempat pembibitan berdekatan dengan hamparan sumber bibit (pohon induk), yaitu di Desa Baru, Kec Siak Hulu, Kab Kampar.

Benih papaya yang lulus pengujian Laboratorium Benih UPT BPSB dibibitkan di tempat pembibitan yang telah disediakan. Produksi benih dalam bentuk batang meliputi: persiapan media tanam/semaian, pengecambahan benih papaya, penyemaian ke polybag, dan perawatan semaian selama dalam polybag.

Gambar 120. Tahapan pembibitan papaya

Distribusi bibit papaya didasarkan pada daftar CPCL yang telah diverifikasi Dinas TPHBUN Prov Riau atau proposal/surat pengajuan dari Kelompok Tani/Masyarakat yang masuk ke BPTP Riau. Persyaratan bagi petani/kelompok tani/masyarakat penerima benih papaya, antara lain:

1. Bersedia menanam dan merawat benih yang diperoleh 2. Bersedia menanggung biaya saprodi lainnya

3. Bersedia dilakukan pengawalan teknologi oleh Balitbangtan 4. Lokasinya dapat dengan mudah dilakukan pengawasan

5. Distribusi benih untuk lokasi yang berdekatan dengan tempat pembibitan dapat dibantu oleh BPTP Riau, sedangkan untuk lokasi penanaman yang jauh dari tempat pembibitan ditanggung oleh calon penerima

Gambar 181. Distribusi benih pepaya Gambar 121. Distribusi benih papaya DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS KELAPA

Tujuan kegiatan adalah menyediakan bibit unggul kelapa yang berkualitas yang memiliki potensi hasil tinggi sesuai dengan agroekosistem pasang surut Provinsi Riau. Kegiatan Dukungan Perbenihan Komoditas Kelapa dilaksanakan di lahan petani kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Tujuan dari seleksi benih adalah untuk menyeleksi benih yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada kegiatan pembibitan tanaman kelapa dalam. Benih kelapa yang diseleksi berasal dari kebun induk Blok Penghasil Tinggi (BPT) yang sebelumnya sudah mendapatkan SK penetapan dari Kementerian Pertanian seperti yang telah tersebut di atas dan memenuhi syarat sebagai penghasil benih sumber kelapa dalam. Benih yang diseleksi merupakan varietas unggul lokal “Sri Gemilang” dengan kebutuhan benih yang diperlukan untuk kegiatan pembibitan sebanyak 5.500 benih. Seleksi benih dilakukan di lokasi kebun BPT, dimana benih sebelum dikeluarkan dan dibawa ke lokasi pembibitan dikumpulkan terlebih dahulu di tepi kebun BPT untuk memudahkan proses seleksi benih. Benih yang sudah terkumpul di beberapa tempat kemudian di seleksi berdasarkan berat umur buah pada saat dipanen benih, berat benih, penampilan kulit buah dan normal atau tidaknya bentuk benih. Seleksi dilakukan pada setiap benih kelapa dan benih kelapa yang sudah terseleksi kemudian dipisahkan untuk kemudian dibawa ke areal tempat kegiatan pembibitan akan dilaksanakan.

Gambar 122. Benih kelapa yang akan diseleksi

Kriteria benih yang layak untuk dijadikan bibit tanaman kelapa dalam antara lain: 1. Umur buah saat panen 12 bulan ditandai dengan perubahan warna buah 2. Berat buah utuh 1.600 – 2.420 gr

3. Penampilan kulit buah tidak keriput

4. Bentuk buah normal dan tidak terserang hama dan penyakit utama

Benih – benih kelapa yang sudah terseleksi kemudian dipisahkan untuk kemudian dibawa ke areal tempat kegiatan pembibitan akan dilaksanakan

Gambar 123. Proses kegiatan penyeleksian benih kelapa

Proses pembibitan tanaman kelapa dimulai dari persiapan lahan sebagai lokasi pembibitan, pemindahan benih dari lokasi kebun BPT ke lokasi pembibitan, penyusunan benih di lokasi pembibitan dan perawatan benih-benih yang telah berkecambah. Selain hal-hal tersebut di atas, dilakukan juga proses sertifikasi mutu benih sebagai legalitas dari benih yang digunakan dalam kegiatan pembibitan kelapa ini. Sertifikasi mutu benih dilakukan oleh BPSB-Bun Provinsi Riau pada benih sebanyak 5.500 butir yang digunakan dalam kegiatan ini. Hasil pengecekan benih oleh BPSB-Bun kemudian dikeluarkan Sertifikat Mutu Benih sebagai legalitas benih dengan SMB Nomor: 525.26/Stf-KD/UPT-PSBun/Dis.TPH-Bun/31A, tanggal 1 November 2017.

Persiapan lokasi untuk lahan pembibitan dimulai dengan pembersihan lahan dengan luasan sekitar

2.500 m2. Setelah pembersihan lahan selesai dan lahan siap untuk dijadikan lokasi pembibitan,

selanjutnya benih yang akan dijadikan sebagai bibit tanaman kelapa dipindahkan dan disusun rapi di lokasi pembibitan. Bersamaan dengan kegiatan penyusunan benih, dilakukan juga pemasangan pagar jaring keliling areal pembibitan tanaman kelapa yang bertujuan untuk mencegah masuknya hewan peliharaan atau hama babi hutan masuk ke dalam lokasi pembibitan yang dapat merusak benih-benih kelapa yang baru berkecambah.

Penyusunan benih kelapa dilakukan secara teratur dalam setiap baris, diberikan jarak sekitar 20 cm antar baris. Setiap beberapa baris diberikan jeda juga dengan jarak sekitar 1 meter untuk mempermudah mobilisasi pengawasan benih dan juga untuk perawatan benih. Lahan ltempat lokasi pembibitan dilakukan merupakan lahan yang lembab dan dikelilingi oleh pertanaman kelpa disekitarnya sehingga intensitas matahari yang masuk ke lokasi pembibitan tidak terlalu tinggi dibandingkan jika lokasi pembibitan dilakukan pada lahan terbuka sama sekali. Benih yang telah disusun rapi kemudian dilakukan pengawasan secara berkala untuk melihat proses perkecambahan benih tersebut dan apabila ada benih-benih yang perkecambahannya lama/tidak baik maka akan dilakukan penggantian benih dengan benih baru untuk mendapatkan hasil perkecambahan bibit yang lebih baik lagi.

Gambar 124. Penyusunan benih di lokasi pembibitan

Benih yang sudah disusun, selanjutnya dilakukan perawatan dan pengawasan benih yang rusak karena terserang oleh hama ataupun benih yang tidak/sulit untuk berkecambah. Perawatan pada masa awal-awal benih dilakukan dengan menjaga areal pembibitan tetap lengkap untuk mempermudah benih kelapa berkecambah. Setelah benih sebagian besar berkecambah dan sebagian besar akar yang keluar telah mencapai tanah selanjutnya dilakukan pemeliharaan berupa aplikasi pupuk dasar NPK dengan dosis 50 Kg pupuk untuk 5.500 butir benih. Pemupukan daun

dan pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan secara berkala tergantung oleh kondisi cuaca dan intensitas serangan hama dan penyakit pada daun kecambah benih.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Assalaamu alaikum Wr. Wb. (Halaman 95-100)