• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam dokumen PERBEDAAN PERILAKU SELF CARE ANTARA PEND (Halaman 43-50)

METODE PENELITIAN

III. E. INSTRUMEN PENELITIAN

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner adalah instrumen penelitian yang berisikan pertanyaan atau pernyataan, subyek dapat memberikan respon dengan menjawab langsung atau memilih alternatif jawaban yang tersedia (Kerlinger & Lee, 2000).

Instrumen penelitian yang digunakan adalah SDSCA. Peneliti memutuskan untuk menggunakan SDSCA karena alat tes ini dibuat dan dikembangkan di penderita Diabetes Melitus. SDSCA merupakan alat yang komprehensif, karena sudah mencangkup lima dimensi perawatan diri: diet (umum dan khusus), olahraga, tes gula darah, dan perawatan kaki, dengan item tambahan pada kebiasaan merokok. Instrumen terdiri dari hanya 11 pertanyaan tertutup mengenai aktivitas perawatan

33 diri selama tujuh hari terakhir dihitung menggunakan hari rata-rata per minggu (0-7 hari). Ringkasnya pertanyaan dan kemudahan pemberian skor membuat SDSCA praktis untuk digunakan. Terlebih lagi, SDSCA telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian tentang self-ca re pada penderita Diabetes. Telah diterjemahkan dalam 21 bahasa, seperti Malaysia, Jerman, Korea, dan Arab serta disahkan ke dalam beberapa bahasa.

Alat tes SDSCA yang dikembangkan oleh Toobert, dan Glasgow (1988) adalah kuesioner self-eva lua tion yang menilai seberapa baik individu melakukan perilaku self-ca re selama satu minggu terakhir, jika dalam tujuh hari terakhir mereka mengelami gangguan kesehatan maka yang dilihat adalah satu minggu dimana pasien merasa sehat. Skala dinilai dari hari pertama ke hari ketujuh dan dianggap bahwa, perilaku yang muncul kurang dari tiga hari tidak memadai, sementara yang lebih dari tiga hari dianggap memadai. Perilaku self-ca re yang dinilai adalah diet umum, diet khusus, olahraga, konsumsi obat-obatan, pengujian glukosa darah, perawatan kaki dan merokok. Hal ini dapat diukur dengan menjawab 11 pertanyaan dengan skala Interval. Partisipan diminta mengisi dengan cara memilih dari angka satu hingga tujuh untuk menentukan seberapa sering individu melakukan perilaku self-ca re selama satu minggu terakhir.

SDSCA menilai tingkat Self-ca re, bukan kepatuhan atau ketaatan terhadap rancangan terapi yang ditentukan, karena kepatuhan dan ketaatan seharusnya berhubungan dengan mengidentifikasi standar spesifik setiap individu dan membandingkannya dengan perilaku. SDSCA pernah digunakan dalam meneliti efisiensi Web-Ba sedEduca tion dibandingkan Konseling pada Pasien Diabetes di Cairo (Mersal, Mahday & Mersal, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efisiensi pendidikan berbasis Web dibandingkan hasil konseling pasien penderita diabetes, yang meliputi pengetahuan, tingkat self-effica cy, aktivitas self-ca re dan kadar glukosa darah. SDSCA versi Korea pernah digunakan sebagai alat tes criterion validity untuk meneliti perilaku self-ma na gement pada warga Korea berusia lanjut berdasarkan domain AADE -7 (America n Associa tion Of Dia betes Educa tors & Beha viour) karena memiliki lima domain yang sama (Song,

34 Lee, Kim, Choi, Seo, & Chang, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wanda Borger (2005) mengenai perilaku diabetes Self-ca re dan self-effica cy dalam populasi Biethnic, SDSCA digunakan untuk melihat frekuensi perilaku self-ca re. Di China, SDSCA digunakan untuk menilai pengetahuan dan perilaku self-ca re yang berhubungan dengan diabetes (Zhou, Liao, Sun & He, 2013). SDSCA versi

Indonesia pernah digunakan dalam pembuatan thesis berjudul ‘Pengaruh Program

Edukasi Keluarga Terhadap Kontrol Gula Darah Penderita DM Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasih (Intannia, 2011).

Peneliti menggunakan alat tes SDSCA versi bahasa Indonesia yang telah ada sebelumnya, yang diberikan oleh pembuat alat tes. SDSCA versi bahasa Indonesia ini diterjemahkan Iman Permana, salah seorang dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti telah meminta ijin kepada Deborah Toobert dan Iman Permana sebelumnya untuk menggunakan alat tes SDSCA. (Toobert, komunikasi pribadi, 9 Maret 2015; Permana, komunikasi pribadi, 13 Maret 2015)

Validitas dan Reliabilitas Validitas

Menurut Cronbach (dalam Croker & Algina, 1986), validitas adalah proses pengembang tes mengumpulkan bukti-bukti yang bisa mendukung jenis interpretasi yang ditarik dari skor tes. Dalam kegiatan pengukuran sehari-hari, validitas sering diartikan dalam pengertian sejauh mana alat ukur tepat untuk mengukur konstruk yang diukur (Anastasi & Urbina, 1997).

Peneliti melakukan fa ce va lidity yang umumnya digunakan untuk melihat sejauh mana item terlihat mengukur konstruk yang ingin diukur bagi awam maupun partisipan (Crocker & Algina, 1986).

Peneliti juga melakukan uji interna l consistency dan contra sted group method. Intera l consistency digunakan untuk melihat apakah alat tes

35 bersifat homogen atau hanya mengukur satu konstruk yang sama. Interna l consistency dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total alat tes. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa item adalah bagian dari seluruh tes (skor total), di mana skor total adalah representasi konstruk. Untuk menghitung interna l consistency peneliti menggunakan pea rson product moment

Uji contrasted group dilakukan dengan membandingkan nilai SDSCA pada penderita DM dengan non-DM. Masing-masing group berisikan enam puluh partisipan. Uji contra sted group dilakukan untuk menguji alat tes pada dua kelompok yang memiliki ciri yang kontras sehingga diharapkan akan menghasilkan skor tes yang berbeda secara signifikan. Contrasted group dihitung menggunakan independent sample t-test.

Reliabilitas

Reliabilitas secara sederhana adalah konsistensi dari skor-skor alat tes (Crocker & Algina, 1986). Reliabilitas melihat sejauh mana pengukuran bebas dari error dan menghasilkan hasil yang konsisten. Reliabilitas berubah dengan populasi yang berbeda seiring pengaruh error yang terlibat.

Dalam pengujian reliabilitas SDSCA, peneliti akan menggunakan Cronba ch Alpha . Cronba ch Alpha adalah koefisien reliabilitas yang mengukur reliabilitas antar-item atau tingkat konsistensi

internal/homogenitas antara variabel yang mengukur satu konstruk. Karena berdasarkan er r or va r ia nce, SDSCA memiliki error pada content heter ogeneity mengarah pada beragamnya dimensi dalam alat ukur. Semakin banyak dimensi di dalam sebuah alat tes, maka semakin besar er r or di dalamnya (Anastasi & Urbina, 1997). SDSCA memiliki lima dimensi, Oleh karena itu, peneliti menggunakan perhitungan Coefficient Alpha . Rumus

coefficient a lpha (Anastasi & Urbina, 1997) yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:

36 ���= � − 2− Σ � 2

2

Keterangan:

rtt = koefisien reliabilitas coefficient a lpha n = jumlah item

SDt2 = varians skor total SDi2 = varians tiap item

Hasil Validitas dan Reliabilitas Hasil Validitas

Face validity dilakukan kepada orang yang memiliki karakteristik mirip dengan sampel penelitian, yaitu orang berusia diatas 45 tahun dengan 5 orang berpendidikan menengah dan 5 orang berpendidikan tinggi. Dari kegiatan Fa ce validity ini, partisipan memberikan masukan kepada peneliti mengenai kalimat pernyataan item yang dianggap kurang dimengerti sehingga perlu diperbaiki kata-katanya agar lebih mudah dimengerti. Secara umum, para partisipan menyatakan bahwa mereka bisa memahami pertanyaan, meskipun beberapa item yang membingungkan dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Berdasarkan hasil uji

keterbacaan peneliti akhirnya menambahkan contoh pada makanan berlemak tinggi, produk susu berlemak, dan karbohidrat. Serta

menghilangkan kata sesi dan mengganti kata aktifitas khusus menjadi olahraga.

Hasil perhitungan internal consistency yang peneliti lakukan dapat dilihat dari Tabel I. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua item memiliki korelasi dengan total skor karena nilai korelasi personnya berada diatas significant level yaitu 0.05, kecuali item nomor sebelas yang memiliki korelasi 0.013.

37 Tabel 1. Perhitungan Internal Consistency dari Summary of Diabetes Self-care Activity Menggunakan Pearson Corelation

Pearson Correlation item1 .541** Item 2 .570** Item 3 .528** Item 4 .515** Item 5 .238* Item 6 .407** Item 7 .503** Item 8 .477** Item 9 .674** Item 10 .721** Item 11 ,013 N 100

Berdasarkan hasil perhitungan uji Constrasted group menggunakan t-test, dapat dilihat bahwa alat ukur SDSCA mampu membedakan dengan baik antara kelompok penderita DM dan kelompok non-DM dengan signifikansi kurang dari 0.05, yaitu 0.012. Perhitungan uji constrasted group dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Constrasted Group Antara Kelompok Penderita Diabetes Melitus Dan Non Diabetes Melitus Dengan Menggunakan Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed 6.46 .012 -9.49 198 .000 -6.02 .634 -7.27 -4.76 Equal variances not assumed -9.49 188.0 .00 -6.02 .63 -7.27 -4.76 Hasil Reliabilitas

Peneliti menggunakan SPSS 17 dalam menghitung cronbach alpha alat ukur SDSCA. Peneliti tidak mengikutkan item nomor 11 karena tidak valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3. Nunally (1967) merekomendasikan nilai alpha dari 0,50 hingga 0,60 untuk tahap awal

38 penelitian dalam versi pertama bukunya, meskipun kemudian meningkat ke 0,70 di bukunya selanjutnya (nunally, 1978). Namun, Clark dan Watson (1995) menunjukkan bahwa beberapa peneliti kontemporer mendefinisikan nilai cronbach alpha diantara 0.60 dan 0.70 sudah termasuk cukup atau baik. Nilai cronba ch alpha dari SDSCA 0,709 sehingga bisa dianggap memiliki reliabilitas konsistensi internal yang memadai untuk digunakan dalam populasi Indonesia.

Tabel 3. Perhitungan Statistik Reliabilitas Menggunakan Cronbach Alpha

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items ,697 ,709 10 Scoring

Pada pertanyaan nomor satu hingga sepuluh kecuali nomor 4, skor yang diberikan sesuai dengan jumlah hari yaitu 0 hari (skor = 0), 1 hari (skor = 1), 2 hari (skor = 2), 3 hari (skor = 3), 4 hari (skor = 4), 5 hari (skor =5), 6 hari (skor = 6) dan 7 hari (skor = 7). Sedangkan untuk pernyataan pada

pertanyaan nomor 4, skor yang diberikan terbalik yaitu 0 hari (skor = 7), 1 hari (skor = 6), 2 hari (skor = 5), 3 hari (skor = 4), 4 hari (skor = 3), 5 hari (skor = 2), 6 hari (skor = 1) dan 7 hari (skor = 0). Hasil skor pengukuran self ca re diabetes dinyatakan dalam bentuk interval dengan menghitung jumlah skor kumulatif self ca re diabetes dibagi dengan jumlah pertanyaan. Nilai untuk setiap kategori dihitung dengan cara :

 diet umum: rata-rata dari jumlah hari soal nomor 1 dan 2.

 diet khusus: rata-rata dari jumlah hari soal nomor 3 dan 4. Mengingat korelasi antar-item rendah untuk skala ini, dianjurkan menggunakan item secara individual.

39  Olahraga: rata-rata jumlah hari soal nomor 5 dan 6.

 tes gula darah: rata-rata jumlah hari soal nomor 7 dan 8.  foot-ca re: rata-rata jumlah hari soal nomor 9 dan 10.

 merokok: item 11 (0 = bukan perokok, 1 = perokok), dan jumlah rokok yang dihisap per hari.

Hasil skor pengukuran self care diabetes dinyatakan dalam bentuk interval dengan menghitung jumlah skor kumulatif self care diabetes dibagi dengan jumlah item pertanyaan.

Dalam dokumen PERBEDAAN PERILAKU SELF CARE ANTARA PEND (Halaman 43-50)

Dokumen terkait