• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

2.5.1 Earning Per Share ( EPS )

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu komponen yang di perhatikan

dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham

perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham.Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning perusahaan. di masa depan.(Dwipratama,2009)

Earning per share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Widiatmojo, 1996 dalam Arista, 2012). Kenaikan earning per share berarti perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan atau kondisi keuangannya sedang mengalami peningkatan dalam penjualan dan laba, atau dengan kata lain semakin besar earning per share menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setiap lembar saham.

Maksimalisasi laba (profit maximization) sering dipandang sebagai tujuan yang tepat bagi sebuah perusahaan. Namun, hal ini sebenarnya memiliki kelemahan karena dengan hanya menerbitkan saham dan menggunakan hasilnya untuk berinvestasi dalam sekuritas yang tidak berisiko laba dapat meningkat. Hal tersebut bagi kebanyakan perusahaan mengakibatkan jatuhnya laba per saham (EPS), sehingga ukuran yang lebih tepat adalah memaksimalkan earning per share (Horne dan Wachowicz, 2005 dalam Arista, 2012).

Earning per share adalah termasuk salah satu rasio pasar (Ang, 1997) rasio

pasar pada dasarnya mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran investasi. Rasio ini merupakan pengukuran yang

paling lengkap mengenai prestasi perusahaan dan berkaitan langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham (Ang,1997).

Earning per share adalah salah satu rasio pasar yang merupakan hasil atau

pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaan dalam perusahaan.Munawir (2001) dalam Martono (2009) menyebutkan bahwa earning per share (laba per lembar saham) biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor.Earning per

share adalah salah satu indikator pendapatan sehingga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pergerakan harga saham (Taufik, 2002 dalam Martono, 2009).Semakin tinggi laba setelah pajak yang dihasilkan perusahaan maka semakin besar earning per share perusahaan (Subiyantoro dan Andreani,2001 dalam Martono, 2009). Dalam jangka pendek, rencana pembelian kembali saham mungkin dapat menutupi kondisi perusahaan yang sebenarnya. Namun hal itu akan mengurangi kepercayaan pemodal terhadap perusahaan, meskipun bagi pemodal pendapatannya sendiri dari saham tersebut meningkat. Akibatnya permintaan akan saham tersebut menurun dan harga saham juga mengalami penurunan (Ang, 1997).

Penggunaan rasio earning per share dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi return saham adalah menurut pendekatan dari (Sasongko dan Nila, 2006). Hal ini didasarkan padahasil penelitian yang mampu membuktikan bahwa earning per share mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

Menurut menurut Tandelilin (2011) earning per share adalah suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba-rugi perusahaan. Komponen penting utama yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal earning per share

(EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan laba bersih yang siap

dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan”.

Earning Per Share (EPS) selalu menjadi perhatian dalam laporan keuangan,

investor tertarik pada Earning Per Share (EPS) karena menunjukkan keuntungan untuk tiap lembar saham. jika Earning Per Share (EPS) naik, investor akan berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga harga saham naik. Dan menunjukkan besarnya bagian keuntungan yang akan diterima pemegang saham. Pernyataan ini didukung oleh Alwi (2003) yang mentarakan bahwa Pendapatan per saham (Earning per Share/EPS) perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham”.

Earning per share (EPS) menunjukkan besarnya jumlah uang yang akan

didapatkan atas setiap saham biasa yang beredar di periode tersebut. EPS atau laba per saham (LPS) menurut PSAK adalah dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. EPS hanya ditujukan untuk perhitungan saham biasa (common stock).

Semakin besar laba bersih suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula nilai EPS. Jika EPS suatu perusahaan meningkat, maka semakin besar bagian laba bersih yang dapat disalurkan sebagai cash dividend kepada pemegang saham biasa. Menurut Weygandt (1996) dan Elliot (1993) dalam Stela (2011) dalam artikel definisi Earning Per Share menyatakan bahwa :

“….Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah”.

Formula perhitungan EPS menurut Gitman (2012) adalah :

EPS = g Outstandin Stock Common of Shares of Number ers Stockhold Common for Available Earnings

Earnings available for common stockholders dihitung dengan cara

mengurangi Net Income dengan dividend preferred stock pada periode tersebut atau dengan akumulasi preferred stock pada periode tersebut. Formula penghitungan EPS di atas tersebut dengan asumsi tidak terdapat instrumen konversi, seperti stock

option, stock warrant, stock rights, convertible bonds, dan convertible securities

lainnya yang ditukarkan kedalam bentuk common stock yang dapat menyebabkan terjadinya diluted EPS.

Nilai EPS ini akan digunakan oleh shareholders untuk menilai harga saham tersebut dipasaran. EPS umumnya menunjukkan prospek stokeholders dan manajemen perusahaan. EPS menjadi perhatian utama investasi publik dan dipertimbangkan sebagai salah satu indikator penting dalam menilai kesuksesan suatu perusahaan.

Dokumen terkait