• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kanker Payudara

2.2.6 Efek Samping

Efek toksik jangka panjang terdiri atas efek toksik jangka pendek dan

jangka panjang (Fujin, 2011).

a. Efek toksik jangka pendek

1) Depresi sumsum tulang merupakan hambatan terbesar kemoterapi.

Kebanyakan obat antitumor, kecuali hormon, bleomisin, L-asparaginase,

semuanya menimbulkan leucopenia, trombositopenia dan anemia dengan

derajat yang bervariasi. Depresi sumsum tulang yang parah dapat

menyebabkan timbulnya infeksi, septicemia dan hemoragi visera.

2) Reaksi gastrointestinal yaitu sering menimbulkan mual, muntah dengan

derajat bervariasi. Di antaranya dosis tinggi DDP, DTIC, HN2, Ara-C,

CTX, BCNU menimbulkan mual muntah yang hebat. Pemberian penyekat

reseptor 5-hidroksitriptamin 3 (5-HT3), seperti ondansentron, granisetron,

tropisetron, ramosetron, azasetron, dan lainnya dapat mencegah dan

mengurangi kejadian mual, muntah. 5FU, MTX, bleomisin, adriamisin

dapat menimbulkan ulserasi mukosa mulut, selama kemoterapi harus

meningkatkan perawatan hygiene oral. Obat sejenis 5FU dan CPT-11

kadang kala menimbulkan diare serius gangguan keseimbangan air dan

3) Rudapaksa fungsi hati: MTX, 6MP, 5FU, DTIC, VP-16, asparaginase dan

lainnya dapat menimbulkan rudapaksa hati. Obat kemoterapi

menyebabkan infeksi virus hepatitis laten yang memburuk tiba-tiba,

menimbulkan nekrosis hati akut atau subakut (hepatitis berat).

4) Rudapaksa fungsi ginjal: dosis tinggi siklofosfamid, ifosfamid dapat

menimbulkan sistem hemoragik, penggunaan bersama merkaptoetan

sulfonat (mesna) dapat menghambat pembentukan metabolit aktifnya,

akriladehid, mencegah terjaidinya sistitis hemoragik. Dosis tinggi MTX

yang disekresi lewat urin dapat menyumbat duktuli renalis hinggga timbul

oliguri, uremia.

5) Kardiotoksisitas: Adriamisin, daunorubisin, taksol dan herseptin dapat

menimbulkan efek kardiotoksik.

6) Pulmotoksisitas: penggunaan jangka panjang bleomisin, busulfan dapat

menimbulkan fibrosis kronis paru.

7) Neurotoksisitas: vinkristin, eisplatin, oksaliplatin, taksol dan lainnya dapat

menimbulkan perineuritis. Sewaktu terapi hindari minum air dingin dan

mencuci tangan dengan air dingin.

8) Reaksi alergi: Bleomisin, asparaginase, taksol, taksotere dapat

menimbulkan menggigil, demam, syok anafilaktik, udem.

9) Reaksi lainnya: obat sejenis adriamisin, taksol, VP-16, CTX dapat

menimbulkan alopesia, melanosis dengan derajat bervariasi, biasanya

dapat pulih spontan setelah obat dihentikan. Infus kontinu 5-FU, xeloda

plantar) dengan manifestasi telapak tangan dan kaki nyeri, bercak merah,

bengkak, eksudasi, deskuamasi, ulserasi dan lainnya.

b. Efek toksik jangka panjang: karsinogenisitas dan infertilitas

2.3 Masalah Nutrisi pada Pasien Kanker

Malnutrisi adalah hal yang hampir selalu ditemukan pada pasien kanker,

bahkan dipandang sebagai salah satu tanda penting kanker. Setiap ada penurunan

berat badan yang mencolok penyakit yang perlu diingat adalah kanker. Defisiensi

gizi yang paling sering ditemukan adalah defisiensi protein dan kalori dengan

manifestasi mengecilnya massa otot. Pengobatan dengan statistika dan radioterapi

akan mengurangi nafsu makan, bila tidak ditanggulangi dengan baik, gizi pasien

akan menjadi lebih buruk lagi selama pengobatan. Penyebab kurang gizi pada

pasien kanker dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu: rendahnya nutrisi yang

dikonsumsi pasien, konsumsi bahan nutrisi oleh sel kanker dan gangguan

metabolisme akibat kanker (Reksodiputro et. al., 2009).

Mengonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi khususnya

pada penderita kanker bertujuan untuk menghambat penurunan berat badan secara

berlebihan dan mencapai serta mempertahankan status gizi yang optimal. Diet

merupakan bagian yang penting dari terapi pada kanker. Mengkonsumsi makanan

yang baik sebelum, selama dan setelah terapi dapat membantu pasien merasa lebih

baik dan bertahan lebih kuat. Dari setiap terapi pada kanker memiliki efek

beberapa gangguan yang berhubungan dengan makan, antara lain : mual, muntah, diare, perubahan pengecapan, tidak nafsu makandan malabsorpsi zat gizi. Cara— cara untuk mengatasi masalah makan:

1. Kurang nafsu makan

Kurang nafsu makan dapat diatasi dengan cara :

a. Mengkonsumsi makanan padat yang tinggi energi dan protein

b. Menyediakan makanan dalam porsi kecil

c. Mengkonsumsi makanan lebih sering dari biasanya. Makanlah

dalam 1– 2 jam sekali

d. Menyediakan selalu makanan favorit untuk menggugah selera

e. Hindari bau makan yang menyengat

f. Tambahkan bahan yang mengandung energi dan protein tinggi ke

dalam makanan, seperti susu, mentega, telur

g. Mengolah makanan dengan bentuk yang menarik

h. Tekankan pada diri bahwa makan adalah bagian yang penting

dalam program pengobatan

i. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan

2. Perubahan indera kecap

Perubahan biasanya di sebabkan karena efek samping terapi radiasi

dan kemoterapi. Biasanya pasien menjadi tiba – tiba tidak suka terhadap makanan yang biasanya disukai, sehingga makanan yang

dikonsumsi menjadi berkurang. Cara mengatasinya adalah :

b. Konsumsi jus atau makanan selingan berbahan buah-buahan yang

segar

c. Campurkan makanan dengan rasa manis, seperti gula dan madu

d. Gunakan bumbu yang dapat meningkatkan selera dari segi aroma

maupun rasa

e. Berkumur dengan air soda 5 g + air putih 500 ml

3. Mual dan Muntah

Gangguan ini sangat mempengaruhi asupan makanan pada pasien

kanker dan dapat diatasi dengan cara :

a. Makan makanan yang kering

b. Porsi makanan kecil dengan frekuensi 6-8 kali/hari, diantaranya 3

kali porsi besar

c. Hindari makanan yang berbau merangsang

d. Hindari makanan yang berlemak tinggi karena akan merangsang

rasa mual

e. Makan dan minum perlahan-lahan

f. Hindari makanan dan minuman terlalu manis

g. Batasi cairan pada saat makan

h. Tidak tiduran setelah makan ± 1 jam setelah makan

i. Apabila muntah, minumlah banyak air untuk mengahindari

terjadinya dehidrasi

Pada kondisi ini selain karena efek terapi juga dapat disebabkan karena

faktor stres. Apabila terjadi diare dapat diatasi dengan :

a. Minumlah banyak air. Air diminum dalam suhu kamar

b. Mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil 6 - 8 kali/hari

c. Hindari makanan terlalu manis.

d. Hindari susu penuh selama diare

e. Berikan makanan sumber serat larut air

f. Hindari makanan yang mengandung gas

Dokumen terkait