BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
5.2.1 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit harus melakukan perubahan
paradigma dari “health for survival” yang mengutamakan kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada orang sakit dan“health for human development” yang mengutamakan orang sehat dan berorientasi pada promotif dan preventif untuk
meningkatkan mutu (quality assurance) dari pelayanan keperawatan yang
diberikan. Maka perawat lebih gencar meningkatkan patient safety di area
pelayanan asuhan keperawatan.Salah satunya adalah dengan membuat Standard
5.2.2 Pendidikan Keperawatan
1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk mengelola asuhan
keperawatan secara komprehensif terutama pengelolaan masalah keperawatan
dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Senantiasa meningkatkan semangat belajar dan critical thinking sehingga
dapat terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
America Cancer Society. (2015). Breast cancer facts and figures. Diakses tanggal
5 Agustus 2015 dari
http://www.cancer.org/research/cancerfactsstatistics/cancerfactsfigures20
15/index
Baradero, Mary, Dayrit Mary W., Siswandi, Yakobus, et al. (2008). Seri asuhan
keperawatan klien kanker. Jakarta: EGC.
Fujin, Chen, Zhongli Chen, Minshan Chen, et al. (2013). Buku ajar onkologi
klinis edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Hesketh, Paul J. (2008). Chemotherapy-induced nausea and vomiting. Diakses
tanggal 4 Agustus 2015 dari www.nejm.org
Hudayani, Fitri. (2013). Gangguan makan pasca kemoterapi dan radiasi. Diakses
tanggal 29 Juli 2015 dari http://www.gizi.net
Hyman, Mark. (2006). Ultra metabolisme. Yogyakarta: Penerbit B-first.
Infodatin. (2015). Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI, stop
kanker. Diakses tanggal 13 Agustus 2015 dari
www.depkes.go.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/infodat
in/infodatin-kanker.pdf
Jong, Wim De. (2005). Kanker apakah itu? Pengobatan, harapan hidup dan
dukungan keluarga. Jakarta: Arcan.
terhadap Tingkat Kecemasan, Mual dan Muntah setelah Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Diakses tanggal 19 Juni 2015 dari http://www.ncbtmb.org
Mckay, Gary, Dinkmeyer. (2002). How you feel is up to you. Jakarta: Grasindo.
Molassiotis, Alexander. (2001). The effectiveness of progressive muscle
relaxation training in managing chemotherapy-induced nausea and vomiting in chinese breast cancer patients. Diakses tanggal 27 Juli 2015
dari www.proquest.com
Newton, Susan, Hickey, Margaret, Marrs, Joyce. (2009). Oncology nursing
advisor. Canada: Elsevier.
Otto, Shirley E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: EGC.
Pasiak, Taufik. (2008). Revolusi IQ/EQ/SQ. Bandung: PT. Mizan Publika.
Rahmawati. (2011). Praktek keperawatan berbasis pembuktian: efektivitas latihan
relaksasi otot progresif (PMRT) dalam mengurangi mual muntah pasien yang menjalani kemoterapi. Diakses tanggal 27 Juli 2015 dari
http://jurnal.unimus.ac.id
Rasjidi, Imam. (2013). Buku ajar onkologi klinik. Jakarta: EGC.
Rasjidi, Imam. (2009). Deteksi dini & pencegahan kanker pada wanita. Jakarta:
Sagung Seto.
Reksodiputro, A. Harryanto, Madjid, A., Rachman, A. Muin., et al. (2009). Buku
Robert, W. (2007). Mengelola kemarahan (terapi menangani konflik,
melanggengkan hubungan, dan mengekspresikan diri tanpa lepas kendali. Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta.
Rulianti, Mona Rahmi. (2013). Hubungan depresi dan sindrom dyspepsia pada
pasien penderita keganasan yang menjalani kemoterapi di RSUP DR. M. Djamil Padang. Diakses tanggal 21 Agustus 2015 dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id
SEER. (2015). National cancer institute, cancer statistic review. Diakses tanggal
13 Agustus 2015 dari http://seer.cancer.gov/csr/1975_2012
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal
bedah edisi 8. Jakarta: EGC.
Sukadja, I. Dewa Gede. (2000). Onkologi klinik. Surabaya: Airlangga University
Press.
Sutandyo, Noorwati. (2007). Nutrisi pada pasien kanker yang mendapat
kemoterapi. Diakses tanggal 21 Agustus 2015 dari
www.indonesianjournalofcancer.or.id
Suyatno, Pasaribu, Emir T. (2014). Bedah onkologi diagnosis dan terapi edisi ke-
2. Jakarta: Sagung Seto.
Tobing, Duma. (2014). Pengaruh progressive muscle relaxation dan logoterapi
terhadap kecemasan, depresi dan kemampuan relaksasi. Diakses tanggal
Vitahealth team. (2004). Hipertensi. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama. WHO.
(2015). Cancer. Diakses tanggal 29 Juli 2015 dari
http://www.iarc.fr/en/publications/books/wcr/wcr-order.php
Yoo, Hee J. (2005). Efficacy of progressive muscle relaxation training and guided
imagery in reducing chemotherapy side effect in patients with breast cancer and in improving their quality of life. Diakses tanggal 27 Juli
LEMBAR PENGKAJIAN MUAL HARI KE-1 (24 JAM SETELAH KEMOTERAPI)
TGL
KELUHAN
MUAL
(tulis jam dimana keluhan mual terjadi)DURASI
MUAL
(Berapa lama anda merasa mual, dalam menit)INTENSITAS
MUAL
(tulis sesuai keluhan mulai dari 0 untuk tidak ada keluhan mual s.d 10 untuk keluhan mual yang sangat hebat) semakin besar nilainya, semakin berat mualnya Keterangan Pengaruh progressive...,
LEMBAR PENGKAJIAN MUNTAH HARI KE-1 (24 JAM SETELAH KEMOTERAPI)
TGL
KELUHAN
MUNTAH
(Tulis jam dimana keluhan muntah terjadi)DURASI
MUNTAH (berapa lama anda mengalami muntah, mohon ditulis dalam menit)BANYAKNYA
MUNTAH
(Tulis jumlah muntah yang keluar dalam cc / ml dengan menggunakan gelas ukur) Keterangan Pengaruh progressive...,
LEMBAR OBSERVASI MUAL
TGL
KELUHAN
MUAL
(tulis jam keluhan mual terjadi)
DURASI
MUAL
(Berapa lama anda merasa mual, dalam menit)INTENSITAS
MUAL
(tulis sesuai keluhan mulai dari 0 untuk tidak ada keluhan mual s.d 10 untuk keluhan mual yang sangat hebat) semakin besar nilainya, semakin berat mualnya
Keterangan
Relaksasi otot progressive...,
12 Agustus 2015 Pkl. 06.30 3 menit 7 Pkl. 08.00 3 menit 7 Pkl. 09.30 Pkl.12.30 3 menit 7
Pkl. 15.00 2 menit 7 Mengajarkan relaksasi di
Pkl. 17.00 2 menit 7 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi,
mulut, lengan, dada, dan
perut
Pkl. 19.30 2 menit 6 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi
dan mata, mulut, bahu,
otot tangan, lengan, dada,
dan perut
13 Agustus
2015
Pkl. 08.30 2 menit 5 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi
dan mata, mulut, bahu,
otot tangan, tangan
belakang, lengan, dada,
dan perut
Pkl. 13.00 2 menit 5
Pkl. 16.00 2 menit 5 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, otot
lengan, dada, perut dan
betis
Pkl. 20.00 1 menit 5
15 Agustus
2015
Pkl. 08.30 1 menit 3 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, otot
dahi dan mata, mulut,
rahang dan pipi
Pkl.11.00 1 menit 3
Pkl. 13.00 1 menit 3
Pkl.18.00 1 menit 3 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, otot
perut, tangan, tangan
belakang, lengan, bahu,
dada, dan perut
17 Agustus
2015
Pkl. 07.00 1 menit 2 Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi,
leher depan, dada, tangan
dan betis
LEMBAR OBSERVASI MUNTAH TGL
KELUHAN
MUNTAH
(Tulis jam keluhan muntah terjadi)DURASI
MUNTAH (berapa lama anda mengalami muntah, mohon ditulis dalam menit)BANYAKNYA
MUNTAH
(Tulis jumlah muntah yang keluar dalam cc / ml dengan menggunakan gelas ukur) Keterangan Pengaruh progressive..., 12 Agustus 2015
Pkl. 06.30 2 menit Kurang lebih 2
gelas
(200cc/gelas)
Pkl. 09.30 2 menit 1 gelas
Pkl.12.30 2 menit 1 gelas
Pkl. 15.00 2 menit ½ gelas Mengajarkan relaksasi di
seluruh bagian otot
Pkl. 17.00 3 menit 1 gelas Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi,
mulut, lengan, dada, dan
perut
13
Agustus
2015
Pkl. 08.30 2 menit 1 gelas Klien melakukan
relaksasi di beberapa
bagian otot yaitu, dahi
otot tangan, tangan
belakang, lengan, dada,
dan perut Pkl. 13.00 2 menit 1 gelas 15 Agustus 2015 Pkl. 13.00 2 menit ½ gelas 17 Agustus 2015 Tidak ada muntah - - -
BUKU KERJA
PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION
PADA KLIEN KANKER PAYUDARA
OLEH:
FOURLINA NOVIYANI NDRAHA
101101051
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
A. Sesi satu: Mengidentifikasi ketegangan otot-otot tubuh tertentu yang dirasakan dan latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk dan bahu
•Bapak/Ibu/ Saudara terlebih dahulu
dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topiK pada sesi 1 ini.
Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat pada sesi 1 ini, Bapak/Ibu/Saudara silahkan membaca tentang penjelasan mual, muntah dan relaksasi otot progresif (PMR) di bawah ini:
Kemoterapi memiliki efek samping yang serius, dan yang paling sering dikeluhkan adalah mual dan muntah. King (1997, dalam Mc Donal, 2001) menyebutkan bahwa lebih dari 60% pasien yang mendapat kemoterapi mengeluh adanya mual dan muntah. Mual dan muntah yang terjadi pada pasien yang mendapat kemoterapi diakibatkan oleh adanya stimulasi pada pusat muntah oleh Chemoreceptortrigger zone sebagai efek samping dari obat-obat yang digunakan pada kemoterapi (Desen, 2008). Disamping itu dapat juga melalui jalur kortek yang diakibatkan oleh kecemasan yang kemudian merangsang pusat muntah. Keluhan mual dan muntah pada pasien setelah mendapat kemoterapi sering menimbulkan berbagai masalah, diantaranya gangguan nutrisi, menimbulkanketidaknyamanan, kelemahan, perasaan tidak berdaya, tidak mampu melakukan aktifitas rutin maupun aktifitas pekerjaan, penurunan produktifitas yang selanjutnya menambah kecemasan bahkan depresi yang kesemuanya itu berefek pada penurunan kulitas hidup pasien (Desen, 2008). Adanya keluhan mual dan muntah, menyebabkan terganggunya asupan nutrisi, sehingga berpotensi untuk menimbulkan penurunan status nutrisi. Status nutrisi pada pasien diketahui berhubungan dengan prognosis dan kualitas hidup.
1. Fisiologi Mual dan Muntah
•Bacalah dengan cermat penjelasan
mual, muntah dan relaksasi otot
progresif (PMR) di bawah ini.
Proses terjadinya mual muntah pada pasien kanker dengan kemoterapi dipengaruhi oleh stimulasi pada pusat muntah. Menurut Burke (1996), pusat muntah dipengaruhi oleh: kemoreseptor trigger zone (CTZ) yang distimulasi oleh toksin kemoterapi, stimulasi jaras otonom perifer (traktus gastrointestinal) serta stimulasi korteks serebral dan sistem limbik yang dipengaruhi oleh peningkatan kecemasan.
2. Klasifikasi mual muntah
National Cancer Institute (2008) mengklasifikasikan mual muntah dalam 4 tipe yaitu:
a. Mual muntah akut
Mual muntah terjadi dalam 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi. Obat
sitostatika dengan potensi mual muntah sedang sampai berat diperkirakan dapat
menyebabkan mual muntah yang berulang tanpa pengobatan antiemetik.
b. Mual muntah lambat
Mual muntah terjadi setelah lebih dari 24 jam pemberian kemoterapi. Mual muntah tipe ini berhubungan dengan pemberian kemoterapi cisplatin dan cyclophosphamide. c. Antisipatori mual muntah
Mual muntah terjadi pada awal siklus kemoterapi sebagai respon dari bau, pandangan dan suara dari ruang kemoterapi. Ini terjadi pada pasien yang sudah merasa mual atau rasa tidak enak diperut dan cemas, walaupun obat sitostatika belum diberikan.
Mual muntah yang bersifat kronik pada pasien kanker stadium lanjut berhubungan
dengan berbagai faktor seperti gangguan persyarafan otak, pengaruh obat (morfin),
atau toksikasi kemoterapi.
Pengalaman mual muntah yang tidak teratasi dengan baik akan menimbulkan trauma bagi pasien dan menyebabkan pasien drop out dari kemoterapi. Drop outnya pasien dari kemoterapi akan mengakibatkan pengobatan terputus dan menyebabkan peningkatan resistensi obat yang merupakan penyebab utama kegagalan kemoterapi (Desen, 2008).
Relaksasi menghasilkan efek perasaan senang, mengurangi ketegangan, terutama ketegangan psikis yang berkaitan dengan kehidupan. Terapi relaksasi yaitu suatu metode terapi melalui prosedur relaksasi otot, agar pasien secara sadar mengendalikan aktivitas faal dan psikis, memperbaiki kondisi disfungsi faal psikis, sehingga berhasil menstabilkan emosi dan mengatasi gejala penyakitnya terutama keluhan mual, muntah dan kecemasan setelah kemoterapi. Pada saat kondisi relaksasi, otot pada saluran pencernaan juga ikut menjadi rileks sehingga mual muntahberkurang.
Salah satu tehnik relaksasi adalah Progressive Muscle Relaxation (PMR).
Perlu
Relaksasi
Apa itu Progressive Muscle Relaxation
Progressive Muscle Relaxation (PMR) adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut (Synder & Lindquist, 2002). Pada saat melakukan PMR perhatian klien diarahkan untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot dalam kondisi tegang. Kelompok otot yang akan dilatih meliputi otot-otot mata, mulut, tengkuk, bahu, tangan, punggung, perut, bokong dan kaki.
Pada sesi satu Bapak/Ibu/Saudara akan:
Bapak/Ibu/Saudara silahkan menbaca tentang gerakan yang akan dilatih pada sesi dua di bawah ini:
Gerakan pertama: gerakan pertama ditujukan untuk otot dahi dan mata yang dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sekeras-kerasnya, memejamkan mata sekuat-kuatnya hingga kulit terasa mengerut dan dirasakan ketegangan disekitar dahi, alis dan mata. Lemaskan dahi, alis dan mata secara perlahan hingga 10 detik.
Gerakan kedua: gerakan kedua bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami olehh otot pipi dengan cara Berlatih pada
kelompok otot mata, mulut, tengkuk dan bahu
Melakukan dua gerakan yaitu mengencangkan dan melemaskan setiap kelompok otot Diminta untuk membedakan sensasi otot ditegangkan dan
dilemaskan serta merasakan relaksasi dan kenyamanan pada
menggembungkan pipi sehingga terasa ketegangan di sekitar otot-otot pipi. Lemaskan dengan cara meniup secara perlahan hingga 10 detik.
Gerakan ketiga: gerakan ketiga ini dilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Moncongkan bibir ke depan sekeras-kerasnya hingga terasa tegang di mulut. Lemaskan mulut dan bibir secara perlahan hingga 10 detik. Gerakan keempat: gerakan keempat bertujuan untuk
mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dan mulut dengan cara mengatupkan mulut sambil menggigit gigi sekuat-kuatnya sambil tarik lidah ke belakang sehingga terasa ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Lemaskan mulut secara perlahan hingga 10 detik.
Gerakan kelima: gerakan kelima ditujukan untuk otot-otot leher belakang. Klien dipandu untuk menekankan kepala ke arah punggung sedemikian rupa sehingga terasa tegang pada otot leher bagian belakang. Lemaskan leher secara perlahan hingga 10 detik.
Gerakan keenam: gerakan keenam bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini dilakukan dengan cara tekuk atau turunkan dagu hingga menyentuh dada, kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian depan. Lemaskan dan angkat dagu secara perlahan hingga 10n detik.
Gerakan ketujuh: gerakan ketujuh ditujukan untuk melatih otot- otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu ke arah setinggi telinga. Lemaskan atau turunkan kedua bahu secara perlahan hingga 10 detik.
Kemudian tuliskan pada format berikut:
Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan
N o
Tangg al
Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot
Dahi dan mata Pipi Mulut dan rahang Leher belakang Leher depan Bahu Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k 1 2 3
Berlatih
Setelah Bapak/Ibu/Saudara
mendengarkan penjelasan, membaca
informasi, sekarang latihlah diri untuk:
Mengidentifikasi ketegangan otot-otot
tubuh tertentu yang dirasakan
Kemudian tuliskan pada format berikut:
Latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk, bahu dan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah latihan N o Kelompo k otot yang dilatih
Gerakan Latihan Hasil
Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesuda h Dilakuka n Tidak dilakuka n Dilakuka n Tidak dilakuka n 1 Dahi dan mata 2 Pipi 3 Mulut 4 Rahang
Berlatih
Mengencangkan
dan
mengendurkan
otot-otot mata,
mulut, tengkuk
dan bahu
Merasakan
perbedaan pada
otot yang dilatih
sebelum dan
sesudah
melakukan
mulut 5 Leher belakang 6 Leher depan 7 Bahu
B. Sesi dua: Evaluasi mengidentifikasi ketegangan otot-otot yang dirasakan dan latihan kelompok otot tangan, punggung, perut, bokong dan kaki
Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat pada sesi dua ini, Bapak/Ibu/Saudara silahkan membaca tentang gerakan yang akan dilatih pada sesi dua di bawah ini:
Gerakan kedelapan: gerakan kedelapan ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan, buat kepalan ini semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, Bapak/Ibu/Saudara rasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri dilakukan dua kali. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan
Gerakan kesembilan: gerakan kesembilan adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua pergelangan tangan ke belakang secara perlahan hingga otot-otot tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit. Lemaskan atau turunkan kedua tangan secara perlahan hingga 10 detik.
•Bapak/Ibu/ Saudara terlebih dahulu
dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topik pada sesi 2 ini.
Gerakan kesepuluh: gerakan kesepuluh adalah untuk melatih otot-otot lengan dan biseps. Otot biseps adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan. Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot- otot lengan bagian dalam menegang. Lemaskan atau turunkan kedua tangan secara perlahan hingga 10 detik.
Gerakan kesebelas: gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, lalu busungkan dada dan lengkungkan punggung ke belakang dan dipertahankan selama 10 detik. Lemaskan punggung hingga 10 detik lakukan kembali sekali lagi. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.
Gerakan keduabelas: gerakan keduabelas bertujuan untuk melatih otot-otot dada. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik nafas dalam sekuat-kuatnya dan tahan beberapa saat sambil merasakan ketegangan di bagian dada. Kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut.
Gerakan ketigabelas: Gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik perut ke narah dalam atau mengempiskan sekuat- kuatnya. Tahan selama 10 detik hingga perut terasa kencang dan tegang. Lemaskan perut secara perlahan hingga 10 detik. Gerakan keempatbelas: gerakan keempatbelas ditujukan untuk
otot-otot betis. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kedua telapak kaki ke arah dalam sekuat-kuatnya dan kedua tangan berusaha menggapai ibu jari hingga terasa tegang di kedua betis selama 10 detik. Lemaskan kedua kaki secara
Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan
No Tanggal Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Tangan Tangan
belakang
Lengan Punggung Dada Perut
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
1. Mengencangkan dan mengendurkan otot tangan, tangan bagian belakang, lengan/biseps, punggung, dada, perut dan kaki,
Berlatih
Setelah Bapak/Ibu/Saudara mendengarkan penjelasan, membaca informasi, sekarang
latihlah diri untuk:
Mengidentifikasi ketegangan otot-otot tubuh tertentu yang dirasakan pada tangan, lengan, punggung, dada, perut dan kaki
Berlatih
Setelah Bapak/Ibu/Saudara berlatih mengencangkan dan mengendurkan
kelompok otot tangan, tangan bagian belakang, lengan/biseps, punggung,
2. Merasakan perbedaan pada otot yang dilatih sebelum dan sesudah melakukan latihan
Kemudian tuliskan pada format berikut:
Latihan kelompok otot tangan, tangan bagian belakang, lengan/biseps, punggung, dada, perut dan kaki dan perubahan yang terjadi sebelum dan
sesudah N o Kelompok otot yang dilatih
Gerakan Latihan Hasil
Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesud ah Dilakuk an Tidak dilakuk an Dilakuk an Tidak dilakuk an 1 Otot tangan 2 Tangan bagian belakang 3 Lengan/bis eps 4 Punggung 5 Dada 6 Perut 7 Kaki
C. Sesi tiga: Evaluasi
Sesi ini adalah akhir dari seluruh kegiatan terapi PMR ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan terapi PMR dengan kemampuan relaksasi yang dimiliki oleh klien
Kemudian tuliskan pada format berikut:
Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan pada kelompok otot: dahi dan mata, pipi, mulut dan rahang, leher belakang, leher
depan dan bahu
N o
Tangg al
Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot
Dahi dan mata Pipi Mulut dan rahang Leher belakang Leher depan Bahu Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Y a Tida k Bapak/Ibu/Saudara terlebih dahulu dengarkan dengan cermat penjelasan dari perawat tentang topic pada sesi tiga ini.
Mendengarkan Mengidentifikasi dan
ketegangan otot-otot
Latihan relaksasi progresif pada semua kelompok otot
Mengungkapkan perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah melakukan latihan
Mengingat kembali
Mengidentifikasi ketegangan otot yang dirasakan pada kelompok otot: tangan, tangan bagian belakang, lengan/biseps, punggung, dada,
perut dan kaki
No Tanggal Ketegangan yang dirasakan pada kelompok otot Tangan Tangan
belakang
Lengan Punggung Dada Perut
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Latihan kelompok otot mata, mulut, tengkuk, bahu, tangan, tangan bagian belakang, lengan/bisep, punggung, dada, perut dan kaki dan
perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah latihan
N o
Kelompok otot yang
dilatih
Gerakan Latihan Hasil
Mengencangkan Mengendurkan Sebelu m Sesud ah Dilakuk an Tidak dilakuk an Dilakuk an Tidak dilakuk an 1 Dahi dan mata
3 Mulut 4 Rahang dan mulut 5 Leher belakang 6 Leher depan 7 Bahu 8 Otot tangan 9 Tangan bagian belakang 1 0 Lengan/bis eps 1 1 Punggung 1 2 Dada 1 3 Perut 1 4 Kaki
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Nutrisi Tepat Pasca Kemoterapi Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Nutrisi 2. Fungsi Nutrisi 3. Efek Kemoterapi
4. Makanan/minuman yang bagus untuk pasien yang dilakukan kemoterapi.
5. Makanan/minuman yang dilhindari untuk pasien kemoterapi
Sasaran : Pasien dan Keluarga Hari/Tanggal : Senin, 17 Agustus 2015
Waktu : Pukul 11.00 WIB
Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Klien dan keluarga klien mampu memahami tentang pemberian nutrisi pada pasien