HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2. Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dengan Menggunakan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 3 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018
a. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Modelingdalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018
Pelaksanan Layanan konselingkelompok teknikmodelingdilaksanakan pada
kelompok eksperimen yang berjumlah 10 peserta didik.Kegiatan dilakukan di
kelas.Gambaran pelaksanaan kegiatan layanan konselingkelompok
teknikmodelingadalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama
Pretest diberikan kepada seluruh siswa kelas VIIISMPN 3 Bandar Lampung
yaitu 96 peserta didik, Pada tahap ini merupakan tahap pengenalan dan upaya dalam menumbuhkan sikap kebersamaan serta saling menerima dalam kelompok, memperkenalkan tujuan atau garis besar sesi konseling pada konseli dan mengidentifikasi kondisi awal konseli sebelum menerima perlakuan berupa layanan
Kemudian menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dalam kegiatan layanan
dan petunjuk pengisian instrumen, disiplin belajar mayoritas peserta didik memahami
dan memberikan informasi disiplin belajar yang dilakukannya.Hasil dari Pretest
kemudian dianalisis dan dikategorikan berdasarkan tingkat disiplin belajar.Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran disiplin belajar yang terjadi pada peserta didik.untuk menentukan subjek penelitian berdasarkan tujuan penelitian yaitu peserta didik yang memiliki karateristik disiplin belajaryang rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan pretest dapat dikatakan cukup lancar
ditunjukkan dengan peserta didik yang memberikan informasi disiplin belajar dalam seluruh item instrumen dapat terisi sesuai dengan petunjuk pengisian.Kegiatan diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini peneliti telah menentukan kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan karakteristik peseta didik. Kemudian, peneliti menjelaskan kegiatan layanan yang akan dilakukan. Tujuan dari tahap ini untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat mengidentifikan disiplin belajaryang terjadi pada dirinya. Berdasarkan hasil pengamatan pada tahap ini berjalan dengan baik, namun pada awalnya tidak sedikit dari peserta didik berprasangka buruk terhadap kegiatan ini karena menganggap akan dihukum karena perilaku kurang baik disekolah. Namun setelah peneliti memberi penjelesan dan menunjukkan penerimaan yang hangat motivasi, peserta didik lebih paham mengenai tujuan dilaksanakan.Setelah melakukan kegiatan konselingrata-rata peserta didik mengagap kegiatan ini bermanfaat untuk mereka.Dengan menjelaskan kepada peserta didik tentang aturan selama mengikuti tahap bimbingan konseling dan
mendorong peserta didik untuk mantap dalam mengikuti seluruh kegiatan bimbingan konseling, peserta didik mulai terdorong untuk antusias dalam melakukan konseling berikutnya.Hal ini diketahui sebagian besar peserta didik menjalani kegiatan ini dengan semangat karena kegiatan bimbingan konseling tersebut menjadi seru dan menyenangkan.Tahap diakhiri dengan pemberian komitmen peserta didik terhadap bimbingan selanjutnya. Peserta didik tidak keberatan untuk menyepakati hal tersebut. 3. Tahap ketiga sampai ketujuh
Tahap ini merupakan tahap inti kegiatan diskusi kelompok. Dalam tahap ini pemimpin kelompok dan para anggota kelompok membahas topik yang sudah ditentukan, yaitu pada pertemuan pertama membahas mengenai peraturan dalam disiplin, kemudian tentang tepat waktu dalam belajar, pada pertemuan selanjutnya mengenai tanggung jawab sebagai seorang pelajar, pertemuan keempat bersikap tegas, dan pertemuan terakhir membahas topik optimis dalam belajar (percaya diri). Sedangkan pada kelompok kontrol pertemuan pertama membahas tentang peraturan dalam disiplin, dan tepat waktu dalam belajar. Pimpinan kelompok dalam kegiatan ini hanya berperan sebagai pengatur jalannya konseling kelompok yang bersahabat, terbuka, aktif namun pimpinan kelompok tidak banyak bicara, karena anggota kelompok seharusnya lebih aktif.
Adapun deskripsi gambaran disetiap pertemuan dalam tahap layanan konseling kelompok, mengutamakan membahas aspek yang dapat meningkatkan disiplin belajar peserta didik, diantaranya:
a. Tepat waktu dalam belajar
Langkah ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap masalah dsiplin belajar dari masing-masing peserta didik. (RPL terlampir). Beberapa peserta didik awalnya enggan dalam berinteraksi secara terbuka dengan teman-temannya, namun dengan adanya pengarahan yang diberikan pembimbing peserta didik menjadi lebih terbuka menyatakan hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan. Setelah suasana yang lebih kondusif berhasil diciptakan, masing-masing peserta didik diminta untuk mengungkapkan mengenai pentingnya tepat waktu dalam kehidupan sehari-hari terutama didalam belajar.
Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peneliti meminta masing-masing anggota kelompok untuk mengidentifikasi masalah ketepatan waktu. Dengan identifikasi ini, peserta didik dengan sendirinya mengerti apa yang harus dilakukan. Selanjutnya dalam pelaksanaan tehnik modeling terdapat 2 orang peserta didik yang mempunyai disiplin belajar tinggi di antaranya Penyelesaian tugas tepat waktu
Tahap ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap masalah penyelesaian tugas tepat waktu (RPL terlampir). Sebelum membahas topik yang telah ditentukan peserta didik melakukan game terlebih dahulu agar suasana lebih hidup dan terbuka, setelah itu barulah peserta didik diminta secara suka rela menceritakan pengalaman atau hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut diketahui peserta didik kurang memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang pelajar seperti, tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktunya dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peserta didik diminta untuk melihat dan mencontoh peserta didik yang mempunyai disiplin belajar dengan tujuan kalimat ini tertanam dalam dirinya masing-masing dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-sehari.
b. Bersikap tegas
Tahap ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap masalah penyelesaian tugas tepat waktu (RPL terlampir). Sebelum membahas topik yang telah ditentukan peserta didik melakukan game terlebih dahulu agar suasana lebih hidup dan terbuka, setelah itu barulah peserta didik diminta secara suka rela menceritakan pengalaman atau hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan.
Dalam tahap ini diketahui bahwa peserta didik kurang memiliki sikap ketegasan diri, dengan adanya beberapa peserta didik yang melanggar peraturan sekolah karena mengikuti ajakan teman dengan alasan takut dibilang tidak gaul, tidak mengikuti trend, tidak solidaritas antar teman dan sebagainya.
Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peserta didik diminta untuk mencontoh teman yang disiplin belajarnya tinggidimana seorang peserta didik berperan sebagai seorang yang tidak suka tepat waktu dan selalu pernah melanggar peraturan yang mengakibatkan ia tidak disukai oleh teman-temannya, sedangkan salah satu peserta didik yanag lain berberan sebagai seorang suka tepat waktu dan tidak pernah melanggar peraturan yang mengkibatkan ia disayangi oleh teman-teman dan gurunya.
Selanjutnya peserta didik mengungkapkan apa yang ia ketahui dari peran yang dipraktekan tadi dan mereka mengetahui mana sikap yang baik dan tidak,
sehingga mereka menyadari apa yang harus ia lakukan yaitu memiliki ketegasan dalam dirinya untuk tidak menentang peraturan dalam belajar.
4. Tahap Kedelapan
Setelah diskusi kelompok diakhiri peserta didik diajak untuk mengisi instrumen disiplin belajarsebagai bentuk Posttest.Pelaksanaan posttest pada kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 dapat dikatakan lancar dengan rata-rata peserta didik mampu memberikan informasi tentang disipin belajarsetelah layanan konselingkelompok modelingdengan seluruh item instrument dapat terisi sesuai dengan petunjuk pengisian serta kegiatan ini selesai pada waktu yang telah ditentukan.
A. Hasil Uji Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling dalam
Meningkatkan Disiplin BelajarPeserta Didik Kelas VIII SMPN 3Bandar Lampung Tahun 2017/2018
Efektivitas layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik modeling dalam meningkatkan disiplin belajarpeserta didik dapat dilihat dari perbandingan hasilgainscore pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik modeling. Setelah dilakukan perbandingan gainscore, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji z untuk mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok.
1) Uji Asumsi Statistik
Sebelum data mengenai disiplin belajar diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan statistik uji kolmogorov smirnov jika sig > 0.05 ( berdistribusi normal), jika sig < 0.05 (berdistribusi tidak normal). Hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa data disiplin belajarpeserta didik memiliki distribusi normal dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 12
Uji Normalitas Data Kolmogorov Smirnov Disiplin BelajarPeserta Didik
Kelompok N Sig(2-tailed) Keterangan
Eksperimen 10 0.813 Normal
Kontrol 10 0.962 Normal
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa semua data berdistribusi normal karena sig > 0.05.
2) Uji Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Teknik Modeling dalam
Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Secara Keseluruhan
Ho = layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik modelingtidak efektif dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik.
Ha =layanan konseling kelompok dengan menggunakan tenik modeling efektif dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik.
Berikut hipotesis statistiknya:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
µ1 : disiplin belajarpeserta didik sebelum pemeberian layanan konseling kelompok teknik modeling
µ2 : disiplin belajarpeserta didik sesudah pemeberian layanan konseling kelompok teknik modeling.
Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Berikut adalah nilai Uji Wilcoxom menggunakan SPSS Versi 16:
tabel 13
Hasil Nilai Uji Wilcoxom Signed Ranks Disiplin Belajar Peserta Didik VIII di SMPN 3 Bandar Lampig Tahun Ajaran 2017/2018
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Sesudah - Sebelum Negative Ranks 0a ,00 ,00 Positive Ranks 10b 5,50 55,00 Ties 0c Total 10 a. Sesudah < Sebelum b. Sesudah > Sebelum c. Sesudah = Sebelum
Dari tabel 13 diatas, dijelaskan bahwa data hasil uji Wilcoxom Signed Ranks
terdapat perubahan nilai sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Positive Ranks
dengan nilai N 10 artinya seluruh sampel tersebut mengalami peningkatan hasil nilai dari
pretest ke posttest. Mean Ranks atau rata-rata peningkatannya sebesar 5.50 dan Sum of Ranks atau jumlah ranking positif nya sebesar 55.0 serta nilai Ties adalah 0 berarti tidak
adanya kesamaan nilai pretest dan posttest.
3) Uji Statistik
Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pada nilai Zhitung setelah diberikan treatment, kemudian dibandingkan dengan nilai Ztabel. Berikut adalah nilai statistik menggunakan SPSS Versi 16:
TABEL 14
Hasil Uji Statistik Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.
Test Statisticsb
posttest – pretest Z
2.807a
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Dari tabel 14, berdasarkan test statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks diperoleh
Zhitung Ztabel (52.5 2807), nilai asymptotik sig.(2-tailed) untuk uji dua arah sebesar 005
karena sig 0.005, ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
B.Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara kelompok eksperimen yang mendapatkan layanan konseling kelompok dengan
menggunakan teknik modeling berkenaan dengan bimbingan dan konseling, yang
sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil penelitian layanan konseling kelompok berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disipin belajar peserta didik kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok. Adapun, terdapat 2 peserta didik yang memiliki disiplin belajar tinggi kelas VIII yang bernama Ayu dan Diki diambil menjadi sampel teknik modeling untuk memberi contoh kepada peserta didik yang memiliki disiplin belajar rendah, dengan kriteria model yang bersahabat atau teman sebaya yang memiiki kesamaa seperti; usia, status ekonomi, dan penampilan fisik.
Tujuan dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik meningkatkan disiplin belajar. Layanan konseling yang dilakukan dalam suasana kelompok dapat dijadikan media penyampaian informasi, berbagi pengalaman dan bertukar ide/pemikiran serta membantu peserta didik melakukan perilaku yang dapat meningkatkan disiplin belajar, serta dapat membantu peserta didik membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi peserta didik dalam meningkatkan disiplin belajar.
Tercapainya suatu layanan konseling yang dilakukan oleh peneliti yaitu konseling kelompok dengan teknik modeling membuat peserta didik berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan juga disiplin belajar dapat membantu keberhasilan peserta didik dalam proses belajar sehingga hasil belajar dapat berubah menjadi lebih baik. Dalam pelaksanaan konseling pun peserta didik yang terlibat antusias dalam pelaksanaan yang dilakukan. Sehingga dalam waktu yang cukup singkat peserta didik dapat mengubah disiplin belajarnya menjadi lebih baik.
Pembahasan hasil penelitian diawali dengan profil disiplin belajar, dilanjutkan dengan menganalisis layanan yang tepat. Adapun pembahasan keefektifan layanan
konselingkelompok dengan teknik modelingdalam meningkatkan disiplin belajarpeserta
didik adalah sebagai berikut:
1. Pembahasan Profil/Gambaran Umum Disiplin BelajarPeserta Didik Kelas VIII