• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS DATA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana

2.2 Pelayanan Sosial Anak .1 Pelayanan sosial

2.4.3 Efektifitas Pelayanan Sosial

Berdasarkan beberapa pandangan tentang pengertian efektifitas, dapat dikatakan bahwa efektifitas merupakan suatu ukuran yang melihat seberapa jauh suatu akitivas kegiatan atau program mencapai target ataupun tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adanya ketentuan waktu dalam memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Apabila tujuan dan target dapat dicapai sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka kegiatan tersebut dikatakan efektif. Sebaliknya, apabila tujuan dan target tidak dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka pelaksanaan kegiatau ataupun program dikatakan tidak efektif.

Peraturan Kementerian Sosial RI menjelaskan bahwa anak yang menjadi korban bencana berhak mendapatkan perlindungan berupa pelayanan sosial. Pelayanan sosial pada hakekatnya dibuat untuk memberikan bantuan kepada individu

44

dan masyarakat untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang semakin rumit. Pelayanan yang diberikan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar meliputi pakaian, nutrisi, kesehatan dan akses pendidikan dengan kondisi anak yang berusia 6 hingga 18 tahun terdaftar minimum 85% dalam mengikuti layanan pendidikan baik formal maupun non formal. Anak dalam situasi darurat akibat bencana juga harusnya mendapat program dukungan pemulihan psikososial dengan kondisi anak hadir & mengikuti 15 kali kegiatan psikososial terstruktur dalam satu bulan. Pelayanan bantuan berupa:

1. Bantuan makanan/ nutrisi

2. Transportasi akses pendidikan & kesehatan 3. Pengadaan pakaian

4. Pengadaan peralatan sekolah/ pendidikan keterampilan 5. Transportasi

Dukungan layanan perlindungan serta akses ke layanan rehabilitatif dan reintegrasi bagi anak yang membutuhkannya, diberikan untuk mendukung proses penyelamatan; pemulihan fisik, psikis, dan sosial sebagai persiapan reintegrasi anak dengan keluarga. Dukungan pemenuhan kebutuhan dasar bagi anak selama proses pemulihan dan reintegrasi meliputi Layanan kesejahteraan sosial berupa bimbingan psikososial dan motivasi membangun minat untuk mengikuti sistem pendidikan. Layanan melalui kegiatan-kegiatan dalam proses pemulihan merujuk pada tujuan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan keterampilan, peningkatan prestasi dan hubungan/interaksi.

Segala bentuk pelayanan merujuk pada hak dan perlindungan anak yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat

45

kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan perlindungan anak tersebut dilakukan berbagai upaya melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA).

Sasaran penerima layanan PKSA baik anak, orangtua/keluarga, maupun lembaga kesejahteraan sosial yang menjadi mitra pendamping harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Adanya perubahan sikap dan perilaku (fungsi sosial kearah positif)

2. Intensitas kehadiran dalam layanan sosial dasar dari berbagai organisasi/lembaga semakin meningkat

3. Tanggung jawab orangtua/keluarga dalam pengasuhan dan perlindungan anak semakin meningkat

4. Peran lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang bermitra dengan Kementerian Sosial dalam mendampingi anak sehingga anak dapat terhindar dari penelantaran, eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi.

Indikator perubahan sikap perilaku dari penerima layanan bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus adalah orangtua / keluarga tidak menelantarkan anak (memberikan perawatan, pengasuhan, dan perlindungan bagi anak) sehingga hak-hak dasaarnya semakin terpenuhi selain itu anak dalam situasi darurat seperti anak korban bencana menunjukkan sikap dan perilaku kearah positif (www.kemsos.go.id).

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya, ada empat hal yang merupakan unsur-unsur dari efektivitas suatu program yaitu:

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu program dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya

46

b. Ketepatan waktu, yaitu suatu program yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan waktu dengan yang telah ditentukan

c. Manfaat, suatu program dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan manfaat bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhannya

d. Hasil, suatu program dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberikan sebuah hasil.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat djelaskan bahwa efektivitas pelayanan sosial merupakan taraf sampai sejauh mana peningkatan kesejahteraan anak dengan adanya suatu program tertentu, karena perlindungan anak termasuk dalam skala prioritas pembangunan nasional. Adapun untuk mengetahui tingkat kesejahteraan tersebut dapat pula dilakukan dengan mengukur beberapa indikator misalnya pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan ataupun rasa aman dalam dalam lingkungan.

Beberapa pendapat dan teori efektivitas yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur efektivitas suatu kegiatan atau aktivitas perlu diperhatikan beberapa indikator, yaitu

a. Pemahaman program b. Tepat sasaran

c. Tepat waktu d. Tercapainya tujuan

e. Perubahan nyata (Sutrisno, 2007: 125-126).

47 2.5 Kerangka pemikiran

Bencana alam apapun bentuknya memang tidak dapat dihindari dan dapat terjadi kapan saja. Bencana juga berdampak pada resiko kerugian yang sangat tinggi baik kerusakan infrastruktur, akses informasi dan komunikasi sampai pada jatuhnya korban meninggal. Salah satu korban yang paling membutuhkan perlindungan khusus saat bencana adalah anak.

Tahap perkembangan anak dianggap penting karena memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang dewasa. Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, kerusakan rumah yang mengakibatkan anak mengungsi, gangguan psikologis, kesedihan yang berkepanjangan, lingkungan tidak sehat dapat mempengaruhi perkembangan anak. Padahal, anak berhak atas perlindungan dari lingkungan yang berbahaya. Perlindungan anak dalam keadaaan darurat jelas tercantum dalam undang-undang perlindungan anak yang merupakan tanggung jawab pemerintah seperti anak korban bencana termasuk didalamnya pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan, pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang mengalami gangguan psikososial.

Pelayanan sosial anak meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi kasus yang dilaksanakan secara langsung dan terorganisir sebagai usaha memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial anak. Pelayanan sosial mengembangkan kemampuan sesuai dengan kebudayaan agar menjadi tunas bangsa yang baik dan berguna bagi Negara di masa mendatang. Sesuai dengan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar

48

dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Implementasi pelayanan sosial ini yang kemudian dipertanyakan jika melihat kondisi anak korban bencana Gunung Sinabung.

Melihat hal tersebut, KKSP sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang informasi dan hak anak turut serta memberikan pelayanan sosial terhadap anak-anak yang mengalami masa sulit termasuk korban bencana gunung Sinabung. Yayasan KKSP memberikan pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, keterampilan, bimbingan psikososial dan melaksanakan program bantuan tunai bersyarat sebagai suatu program yang diberikan secara langsung dalam upaya untuk menciptakan kembali kebahagiaan anak pasca bencana.

Pelayanan sosial yang dilaksanakan diharapkan mampu mengambil bagian dalam mewujudkan anak-anak yang sehat, terampil, kreatif dan mandiri dalam mempersiapkan diri menuju kedewasaannya serta memacu peningkatan partisipasi masyarakat dalam memberikan perlindungan, pendidikan dan pelayanan kesehatan pada anak-anak.

Untuk melihat keefektifan pelaksanaan program pelayanan sosial anak korban bencana Gunung Sinabung oleh Yayasan KKSP di Desa Kutambelin Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo dapat dilihat dari teori efektivitas dengan indikator sebagai berikut:

a. Pemahaman program, yaitu dilihat dari sejauhmana anak dapat memahami program pelayanan sosial anak.

b. Ketepatan sasaran, yaitu dilihat dari apakah anak yang telah diberikan sosialiasasi mengenai pemahaman program adalah sasaran yang sesuai dengan program pelayanan sosial.

49

c. Tepat waktu, yaitu penggunaan waktu dalam melakukan program pelayanan sosial sesuai dengan yang sudah ditentukan.

d. Tercapainya tujuan, yaitu dilihat dari pencapaian tujuan yang ditetapkan melalui kegiatan pelayanan sosial.

e. Adanya perubahan nyata, dapat dilihat dari bagaimana program pelayanan sosial memberikan dampak yang baik atau perubahan nyata bagi anak.

Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variable-variabel penelitian menjadi sesuatu yang berbentuk skema, artinya yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari narasi menjadi skema (Siagian, 2011: 132). Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

50 Gambar 2.1 Bagan alur pemikiran

Anak korban bencana

Pelayanan sosial (KKSP):

1. bantuan tunai bersyarat 2. program psikososial meliputi:

a. perpustakaan

b. pengembangan keterampilan c. aktifitas bermain

Indikator Efektivitas Pelaksanaan program dilihat dari :

1. Pemahaman program: informasi pertama, materi, tujuan, jenis kegiatan program dan wadah komunikasi.

2. Ketepatan sasaran program: jenis program pelayanan, prestasi disekolah, dan bantuan pendidikan.

3. Tepat waktu: frekuensi pelayanan, waktu program pelayanan, dan durasi waktu peogram.

4. Tercapainya tujuan: terpenuhinya kebutuhan dasar, menghaslkan pengetahuan baru bidang keterampilan, hubungan atau interaksi, peningkatan prestasi anak

5. Adanya perubahan nyata: pemenuhan kebutuhan, peningkatan keterampilan, kemampuan berinteraksi, prestasi di Sekolah

Bencana Gunung Sinabung Situasi: 1. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar 2. Gangguan Psikologis 3. Masalah Kesehatan dan lingkungan

51 2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.

Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konseo yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti.Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti.Peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti, jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136 & 138).

Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Yang dimaksud dengan pelayanan sosial adalah suatu aktifitas yang memberikan pertolongan, bimbingan, perlindungan kepada individu, kelompok maupun masyarakat.

2. Yang dimaksud dengan bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan baik karena factor alam, non alam maupun social yang bersifat merugikan

3. Yang dimaksud dengan anak adalah individu yang berada dalam rentang perubahan dari bayi menuju remaja dan merupakan fase terpenting sepanjang perjalanan hidup manusia.

52

4. Yang dimaksud dengan efektifitas adalah ukuran pencapaian tujuan pada hasil akhir, apakah berhasil guna atau tidak.

5. Yang dimaksud dengan yayasan kelompok kerja sosial perkotaan (KKSP) adalah yayasan non pemerintah pusat pendidikan dan informasi hak anak yang memberikan perlindungan dan pelayanan sosial kepada anak-anak yang bermasalah dan berada dalam masa sulit.

Dokumen terkait