• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS DATA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana

2.2 Pelayanan Sosial Anak .1 Pelayanan sosial

2.2.3. Perlindungan anak

Pengakuan terhadap anak secara internasional dilakukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui suatu konvensi pada tahun 1989 (UNICEF). Prinsip-prinsip yang dianut dalam konvensi hak anak adalah

a. Non Diskriminasi, artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA (Konvensi Hak Anak)harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Prinsip ini merupakan pencerminan dari prinsip universalitas HAM.

b. Yang terbaik bagi anak (Best Interest Of The Child), artinya dalam semua tindakan yang menyangkut anak, maka apa yang terbaik bagi anak haruslah menjadi pertimbangan yang utama.

c. Kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Survival and Development), artinya bahwa hak hidup yang melekat pada diri setiap anak harus diikuti dan bahwa hak anak atas kelangsungan hidup dan perkembangannya harus dijamin. Prinsip ini mencerminkan prinsip indivisibility HAM.

d. Penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the child). Maksudnya bahwa pendapat anak, terutama yang menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya, perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan.

2.2.3. Perlindungan anak

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2012 pasal 28 perlindungan social dimaksudkan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan social seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan

28

dasar minimal. Dalam pasal 29 juga dijelaskan dalam hal guncangan dan kerentanan sosial akibat bencana.

Anak yang ada dalam kandungan perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan.Bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya atau berarti bayi dalam kandungan ibu haruslah telah dianggap sebagai insane atau individu demi perlindungan dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak anak dalam kandungan baik secara adat maupun agama telah dilakukan atau dibiasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Perlindungan anak adalah suatu hasil interaksi karena adanya interelasi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu apabila kita mengetahui adalanya terjadi perlindungan anak yang baik atau buruk, tepat atau tidak tepat maka kita harus memperhatikan fenomena mana yang relevan yang mempunyai peran penting dalam terjadinya kegiatan perlindungan anak (Gosita, 2004: 12)

Pengertian perlindungan anak didalam UU No,23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak diartikan sebagai segala kegiatan untuk menjamindan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pada dasarnya anak harus dilindungi karena anak mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap seluruh penyelenggara Perlindungan Anak yaitu orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara. Sudah barang tentu masing-masing mempunyai peran dan fungsinya yang berbeda dimana secara keseluruhan, satu sama lain saling terkait dibawah pengertian perlindungan sebagai payungnya.

Konsep perlindungan anak mencakup dalam empat kelompok permasalahan yaitu perlindungan aspek sosial budaya, ekonomi, politik atau hukum dan pertahanan

29

keamanan. Dalam aspek sosial budaya, tidak boleh ada paksaan atas anak yang berdalih adat istiadat atau tradisi yang mengganggu atau menghambat pertumbuhan si anak menjadi manusia berkualitas. Dalam aspek ekonomi tidak ada pekerja anak atau buruh anak yang bekerja tidak sesuai dengan persyaratan kerja bagi anak-anak. Aspek politik atau hokum tidak boleh ada peraturan perundangan yang mengindahkan harkat dan martabat anak dalam penghukuman serta perlakuan terhadap anak bermasalah harus selalu diutamakan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai manusia yang baik.Sedangkan dalam aspek pertahanan keamanan, anak harus dilindungi dari penyalahgunaan di dalam segala naspek pertahanan keamanan, anak harus dilindungi dari penyalahgunaan di dalam segala bentuk kejahatan seperti prostitusi dan perdagangan anak (Supatmi dan Puteri, 1999: 109-110).

Adapun empat prinsip perlindungan anak meliputi: a. Anak yang tidak dapat berjuang sendiri

Salah satu prinsip yang digunakan dalam perlindungan anak sebagai modal utama kelangsungan hidup manusia, bangsa, dan keluarga.Untuk itu hak-haknya harus dilindungi.Anak tidak dapat melindungi sendiri hak-hak-haknya banyak pihak yang mempengaruhi kehidupannya.Negara dan masyarakat berkepentingan untuk mengusahakan perrlindungan hak-hak anak.

b. Kepentingan terbaik anak (the best interest of the child)

Demi kepentingan terbaik anak merupakan falsafah utama dibalik konvensi hak anak adalah bahwa anak juga setara, sebagai manusia mereka memiliki nilai melekatyang sama seperti orang dewasa. Penegasan tentang hak anak menyoroti penekanan bahwa masa kanak-kanak sangat berharga bagi anak belakangan ini bukan semata-mata periode pelatihan untuk menuju kehidupan

30

manusia dewasa. Adanya gagasan bahwa anak-anak memiliki setara mungkin terdengar seperti kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi tetapi sesungguhnya merupakan pemikiran radikal yang sama sekali dihargai pada saat ini.

Perlindungan anak dapat diselenggarakan dengan baik dengan menganut prinsip yang menyatakan kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai

of promount importance (memperoleh prioritas tertinggi) dalam setiap keputusan yang menyangkut anak. Tanpa prinsip ini perjuangan untuk melindungi anak akan mengalami banyak batu sandungan. Prinsip the best interest of the child digunakan karena dalam banyak hal anak sebagai korban disebabkan ketidaktahuan karena usia perkembangannya.the best interest of the childmerupakan salah satu prinsip yang terkandung dalam KHA sebgaimana telah diadopsi dalam prinsip-prinsip penyelenggaraan perlindungan anak selain dari non diskriminasi, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak. Kepentingan yang terbaik bagi anak dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislative dan badan yudikatif maka kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama (penjelasan pasal 2 UU No.23 tahun 2002) c. Ancangan daur kehidupan ( Life-Circleapproach)

Perlindungan anak mengacu pada pemahaman perlindungan harus dimulai sejak dini dan terus menerus.Janin yang berada dalam kandungan perlu dilindungi dengan gizi, termasuk yodium dan kalsium yang baik melalui ibunya. Jika ia lahir maka diperlukan air susu ibu dan pelayanan kesehatan

31

primer dengan memberikan pelayanan imunisasi dan lain-lain, sehingga anak terbebas dari berbagai kemungkinan cacat dan penyakit.

d. Lintas sektoral

Nasib anak tergantung dari berbagai factor mikro maupun makro yang langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan, perencanaan kota dan segala penggusuran, system pendidikan yang menekankan hapalan dan bahan-bahan yang tidak relevan, komunitas yang penuh dengan ketidakadilan dan sebagainya tidak dapat ditangani oleh sector, terlebih keluarga atau anak itu sendiri. Perlindungan terhadap anak adalah perjuangan yang membutuhkan sumbangan semua orang di semua tingkatan (Irwanto, 1997: 4).

Dokumen terkait