• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.12. Efektivitas Kegiatan Pemeliharaan

Efektivitas kerja para operator atau pekerja yang dilakukan pada suatu taman akan menentukan efisiensi biaya pemeliharaan yang dilakukan. Efektivitas kerja pemeliharaan sangat ditentukan oleh beberapa hal berikut:

1) Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki operator/pekerja

2) Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan

3) Ketersedian alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan

4) Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang

5) Kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor dan antara

mandor dengan operator/pekerja pemeliharaan di lapangan

Waktu efektif adalah waktu yang dipergunakan pekerja untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan secara produktif. Waktu kerja yang telah ditetapkan untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan dimulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan

52 jam istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB. Waktu efektif pekerja pemeliharaan tersebut berkisar 6 – 7 jam setiap harinya. Biasanya mulai dari jam 13.00 – 15.00 WIB pekerja sudah mulai tidak efektif lagi, hal ini disebabkan karena kondisi Jakarta yang sangat panas pada siang hari sehingga para pekerja sudah mulai merasa lelah dan bermalas-malasan untuk melakukan pekerjaan. Kapasitas kerja kegiatan pemeliaharaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Luas Area (m2)

Kapasitas Kerja (m2 /jam) =

Jumlah Tenaga Kerja (Orang) x Waktu (Jam) Tabel 8 merupakan perbandingan kapasitas kerja beberapa hasil pengamatan kegiatan pemeliharaan di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dengan standar kapasitas kerja Arifin dan Arifin (2005). Untuk peningkatan kinerja dan efektifitas pekerja perlu diperhatikan faktor-faktor seperti ketersediaan jadwal dengan baik, komitmen pekerja, keterampilan dalam melakukan pekerjaan.

Tabel 8. Perbandingan kapasitas kerja kegiatan pemeliharaan

No. Jenis Pemeliharaan Kapasitas Kerja1 KapasitasPemeliharaan2 di lapangan/jam Lanskap/jam 1. Penyapuan/pembersihan sampah 325 m2 400 m2 2. Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 250 m2 250 m2 3. Pemangkasan semak dengan gunting pangkas 7,5 m2 10 m2 4. Pemangkasan perdu dengan gunting pangkas 5 pohon 5 pohon 5. Pendangiran dan penyiangan gulma dengan koret 24 m2 40 m2 6. Pengetrikan rumput 30 m2 -

Sumber: Pengamatan langsung1, Arifin dan Arifin2 (2005)

4.13. Hari Bebas Kendraan Bermotor (Free Car Day)

Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara, tidak henti-hentinya dilakukan. Salah satu

program yakni Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau free car day yang

dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin yang telah dimulai sejak 30 September 2007. Program ini dilaksanakan terkait dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang pengendalian pencemaran udara. Namun program tersebut sempat terhenti karena permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan seperti jalur lambat yang tetap digunakan oleh kendaraan dan juga waktu yang kurang tepat dan terlalu lama yaitu dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Program Hari Bebas Kendaraan Bermotor dilanjutkan kembali pada bulan

53 Desember 2007 dan waktu pelaksanaannya dikurangi mulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Hari Bebas Kendaraan Bermotor dilaksanakan setiap minggu keempat atau akhir bulan satu kali dalam satu bulan, dan biasanya dilaksanakan setiap hari minggu. Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jalur Jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin ini dilakukan khususnya di jalur cepat, yang biasanya disesaki kendaraan dan waktu pelaksanaan HBKB beralih fungsi dengan berbagai kegiatan yang menonjolkan betapa pentingnya hidup sehat seperti

kegiatan lomba senam poco-poco, bersepeda santai hingga balap sepeda, jogging,

jalan santai, berfoto yang diselingi dengan beraneka macam hiburan (Gambar 14).

(a) (b)

Gambar 14: Aktifitas pada Hari Bebas Kendraan Bermotor, (a) aktifitas jogging,

(b) kegiatan bersepeda pada jalur cepat Jalan Jenderal Sudirman Menurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, kegiatan HBKB ini sebagai upaya untuk mengendalikan polusi udara di Jakarta dan mengubah perilaku masyarakat dalam bertransportasi, yaitu dengan beralih menggunakan kendaraan umum. Dengan diadakanya hari bebas kendaraan bermotor ini dapat menigkatkan hari baik atau tingkat polusi rendah dapat meningkat. Meski ditentang oleh sebagian warga Jakarta yang menilai HBKB ini hanya mengalihkan lokasi kemacetan saja, BPLHD Jakarta tetap berencana akan meneruskan program ini pada setiap pekan ke empat setiap bulannya. Bahkan, pelaksanaan HBKB ini akan diperluas di seluruh Kotamadya di DKI Jakarta.

4.14. Wawancara Pengguna Jalan

Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman merupakan salah satu jalan yang padat dilewati kendaraan setiap harinya. Selain itu di sepanjang Jalur Jalan Jenderal Sudirman terdapat area perkantoran dan perbankan sehingga padat

54 dilewati orang setiap harinya yang bekerja di Perkantoran dan Perbankan tersebut. Persepsi pengguna jalan terhadap Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang didapatkan dari hasil wawancara kuisioner sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan jalur hijau jalan tersebut untuk ke depannya (Lampiran 7).

Wawancara yang dilakukan mengenai keadaan umum Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman seperti keindahan, kenyamanan, keamanan, kebersihan, jenis tananam yang disukai, pengelolaan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan dan lain sebagainya. Wawancara kuisioner ini berfungsi untuk mengetahui pendapat pengguna jalan mengenai Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang selanjutnya dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi pihak pengelola jalur hijau jalan tersebut untuk meningkatkan kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan fungsi dan kualitas keindahan di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman.

Wawancara dilakukuan terhadap 30 orang responden pengguna jalur hijau jalan tersebut. Hasil wawancara kuisioner yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengguna jalan yang melewati Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi responden berusia 13-19 tahun berjumlah 3,3 % (2 orang), berusia 20-24 tahun sebanyak 56,7 % (17 orang), dan usia 25-55 tahun berjumlah 36,7 % (11 orang) dengan pendidikan terakhir SMA dan sederajat sebanyak 56,7 %(17 orang), lulusan perguruan tinggi 40 % (12 orang) dan lulusan SD 3,3 % (1 orang). Sebagian besar pengguna jalan yang diwawancarai adalah karyawan yang bekerja di area Jalan Jenderal Sudirman, mahasiswa, pedagang yang berdagang di sepanjang Jalan Jendral Sudirman, dan tukang ojek yang bekerja di sekitar area Jalan Jenderal Sudirman. Sebagian besar responden yang diwawancarai bertempat tinggal di Jakarta walaupun ada beberapa responden yang berasal dari Bogor, Depok, Bekasi dan lainnya di sekitar Jakarta.

1) Keadaan Umum Jalur Hijau Jalan tentang kenyamanan, keamanan,

keindahan dan kebersihan

Hasil wawancara kuisioner terhadap 30 orang responden/pengguna jalan mengenai fungsi jalur hijau untuk kenyamanan di Jalan Jenderal Sudirman, di mana 60 % responden (18 orang) menjawab cukup baik, 20 % responden (6 orang) menjawab sangat baik dan 20 % (6 orang) responden menjawab kurang

55 baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa kondisi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman nyaman ketika melewatinya, responden beralasan bahwa jalur hijau tersebut cukup rindang dengan pohon peneduhnya sehingga terhindar dari panas matahari ketika melewati jalur hijau jalan (Gambar 15).

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan mengenai fungsi jalur hijau untuk keamanan, 16,7 % responden (5 orang) menjawab sangat baik, 63,3 % responden (19 0rang) menjawab cukup baik, 16,7 % responden (5 orang) menjawab kurang baik dan 3,3 % responden (1 orang) menjawab tidak baik. Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh bahwa sebagian responden menjawab Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman sudah aman ketika melewatinya.

Responden yang mengatakan kurang aman beralasan bahwa kadang- kadang batu yang berada di area rumput ketika melakukan kegiatan pemangkasan mengenai mobil dan pengendara lainnya yang melewati jalur hijau jalan tersebut sehingga perlu berhati-hati ketika melakukan kegiatan pekerjaan pemangkasan rumput (Gambar 16).

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan mengenai fungsi jalur hijau untuk keindahan 56,7 % responden (17 orang) menjawab sangat baik, 36,7 % responden (11 orang) menjawab cukup baik dan 6,6 % responden (2 orang) menjawab kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh bahwa responden menjawab bahwa kondisi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman cukup indah, mereka beralasan dengan pohon yang hijau dan rindang, tanaman hias yang tertata sehingga jalur hijau jalan tersebut kelihatan indah (Gambar 17).

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan mengenai fungsi jalur hijau untuk kebersihan, 80 % responden (24 orang) menjawab cukup baik dan 20 % responden (6 orang) menjawab kurang baik Untuk 80 % responden yang menjawab cukup baik beberapa orang memberi alasan bahwa jalu hijau tersebut sudah cukup bersih karena selalu dibersihkan oleh pekerja jalur tersebut dengan cukup baik. Untuk 20 % responden yang menjawa kurang baik, beberapa memberi alasan walaupun sudah dibersihkan,

56 tetapi masih kurang bersih dan masih terdapat beberapa sampah di area jalur hijau tersebut (Gambar 18).

Keterangan : a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Tidak baik Gambar 15. Diagram fungsi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman untuk

kenyamanan

Keterangan : a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Tidak baik Gambar 16. Diagram fungsi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman untuk keamanan

Keterangan : a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Kurang Baik Gambar17 . Diagram fungsi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman untuk keindahan

2) Tingkat kesukaan terhadap tanaman semak, tanaman perdu, tanaman

herba, tanaman rumput pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan tentang tingkat kesukaan terhadap penggunaan tanaman semak, tanaman perdu, tanaman herba, dan tanaman rumput. Untuk tingkat kesukaan terhadap

0 10 20 30 40 50 60 70 a b c d Persepsi % 0 10 20 30 40 50 60 70 a b c d Persepsi % 0 10 20 30 40 50 60 a b c d Perse psi %

57 penggunaan tanaman semak 43,4 % responden (13 orang) menjawab sangat menyukai tanaman semak, 33,3 % responden (10 orang) menjawab cukup menyukai tanaman semak, dan 23,3 % responden (7 orang) menjawab kurang meyukai tanaman semak. Untuk tingkat kesukaan terhadap penggunaan tanaman perdu 20 % responden (6 orang) menjawab sangat menyukai tanaman perdu, 65,7 % responden (20 orang) menjawab cukup menyukai tanaman perdu, dan 13,3 % responden (4 orang) menjawab kurang meyukai tanaman perdu pada jalur hijau tersebut. Untuk tingkat kesukaan terhadap penggunaan tanaman herba 6,7 % responden (2 orang) menjawab sangat menyukai tanaman herba, 53,3 % responden (16 orang) menjawab cukup menyukai tanaman herba, 36,7 % responden (11 orang) menjawab kurang meyukai tanaman herba, dan 3,3 % responden (1 orang) tidak menyukai tanaman herba pada jalur hijau tersebut. Untuk tingkat kesukaan terhadap penggunaan tanaman rumput 53,3 % responden (16 orang) menjawab sangat menyukai penggunaan tanaman rumput pada jalur hijau jalan, 33,3 % responden (10 orang) menjawab cukup menyukai tanaman rumput, dan 13,3 % responden (4 orang) menjawab kurang meyukai penggunaan tanaman rumput pada jalur hijau (Gambar 19).

Keterangan :a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Tidak baik

Gambar 18. Diagram fungsi Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman untuk kebersihan

3) Penggunaan tanaman semak, tanaman perdu, tanaman herba, dan rumput

yang disukai pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan, untuk penggunaan tanaman semak yang disukai pada jalur hijau, 90 % responden (27 orang) menjawab penggunaan tanaman semak lebih baik dipangkas teratur dan rapi agar kelihatan indah, 10 % responden (3 orang) menjawab penggunaan tanaman semak lebih baik ada yang alami dan ada yang dipangkas teratur dan rapi, sedangkan responden tidak ada yang menjawab penggunaan tanaman semak

0 20 40 60 80 100 a b c d Persepsi %

58 pada jalur hijau dibiarkan seperti alami. Dari sebagian besar jawaban responden lebih menyukai tanaman semak di jalur hijau jalan tersebut lebih baik dipangkas rapi dan teratur.

Keterangan: Semak Perdu Herba Rumput

a. Sangat menyukai b. Cukup menyukai

c. Menyukai d. Kurang menyukai

Gambar 19: Diagram tingkat kesukaan terhadap tanaman semak, perdu, herba, dan tanaman rumput pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

Untuk penggunaan tanaman perdu yang disukai pada jalur hijau, 83,3 % responden (25 orang) menjawab penggunaan tanaman perdu lebih baik dipangkas teratur dan rapi agar kelihatan indah, 16,7 % responden (5 orang) menjawab penggunaan tanaman perdu lebih baik ada yang alami dan ada yang dipangkas teratur dan rapi, sedangkan responden tidak ada yang menjawab penggunaan tanaman perdu pada jalur hijau dibiarkan seperti alami. Dari sebagian besar jawaban responden dapat disimpulkan bahwa tanaman perdu di jalur hijau tersebut lebih baik dipangkas rapi dan teratur agar kelihatan indah.

Untuk penggunaan tanaman herba yang disukai pada jalur hijau, 13,3 % responden (4 orang) menjawab penggunaan tanaman herba lebih baik dipangkas teratur dan rapi agar kelihatan indah, 53,3 % responden (16 orang) menjawab penggunaan tanaman herba lebih baik ada yang alami dan ada yang dipangkas teratur dan rapi, sedangkan 33,4 % responden (10 orang) menjawab penggunaan tanaman herba pada jalur hijau dibiarkan seperti alami saja. Untuk penggunaan tanaman rumput yang disukai 6,7 % responden (2 orang) menjawab tanaman rumput dibiarkan saja seperti alami agar kelihatan tumbuh subur dan hijau, 90 % responden menjawab tanaman rumput lebih baik dipangkas rapi dan teratur agar

0 10 20 30 40 50 60 70 80 a b c d a b c d a b c d a b c d Persepsi %

59 kelihatan indah, dan 3,3 % responden (1 orang) menjawab bahwa tanaman rumput ada yang alami dan ada yang dipangkas teratur dan rapi (Gambar 20).

Keterangan : Semak Perdu Herba Rumput

a. Dibiarkan seperti alami b. Dipangkas rapi dan teratur

c. Ada alami dan dipangkas rapi dan teratur

Gambar 20: Diagram penggunaan tanaman semak, tanaman perdu, tanaman herba, dan tanaman rumput yang disukai pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

4) Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30

responden/pengguna jalan tentang fasilitas yang perlu ditambahkan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman, 53,3 % responden (16 orang) menjawab yang perlu ditambahkan adalah tempat sampah, 33,4 % responden (10 orang) menjawab yang perlu ditambahkan adalah toilet, dan 13,3 % responden (4 orang) menjawab yang perlu ditambahkan adalah halte (Gambar 21).

Keterangan: a. Tempat duduk b. Halte c. Shelter d. Toilet

e. Lampu jalan f. Tempat sampah g. Lainnya

Gambar 21: Diagram persepsi mengenai fasilitas yang perlu ditambahkan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 a b c a b c a b c a b c Persepsi % 0 10 20 30 40 50 60 a b c d e f g Pe rs e ps i %

60

5) Kondisi perkerasan, dan kualitas pengelolaan Jalur Hijau Jalan Jenderal

Sudirman

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30

responden/pengguna jalan tentang kondisi perkerasan di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman, 3,4 % responden (1 orang) menjawab kondisi perkerasan pada jalur hijau tersebut sangat baik, 83,3 % responden (25 orang) menjawab kondisi perkerasan pada jalur hijau cukup baik, dan 13,3 % responden (4 orang) menjawab kondisi perkerasan pada jalur hijau tersebut kurang baik, dan tidak ada satu responden pun yang menjawab kondisi perkerasan pada jalur hijau tidak baik (Gambar 22). Untuk hasil wawancara yang dilakukan terhadap 30 responden/pengguna jalan tentang Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman, 10 % responden (3 orang) menjawab bahwa pengelolaan yang dilakukan Dinas Pertamanan sudah sangat baik, 70 % responden (21 orang) menjawab pengelolaan yang dilakukan oleh pihak Dinas Pertamanan sudah cukup baik, 16,7 % responden (5 orang) menjawab pengelolaan yang dilakukan kurang baik, dan 3,3 % responden mejawab pengelolaan yang dilakukan oleh dinas pertamanan tidak baik (Gambar 23).

Keterangan :a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Tidak baik

Gambar 22: Diagram kondisi perkerasan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pengguna Jalan Jenderal Sudirman, pengelolaan dan pemeliharaan lanskap yang dilakukan terhadap jalur hijau jalan sudah cukup baik dan maksimal walaupun masih terdapat beberapa kekurangan. Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman sudah berfungsi cukup baik untuk kenyamanan dan keamanan pengguna jalan, memiliki keindahan sehingga pengguna jalan dapat menikmati keindahan jalan ketika

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 a b c d Persepsi %

61 melewati jalur hijau jalan tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan dan ditingkatkan pengelolaan dan pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman oleh Dinas Pertamanan agar keamanan, kenyamanan dan keindahan tetap terjaga dengan baik dan berkelanjutan.

Keterangan :a. Sangat baik b. Cukup baik c. Kurang baik d. Tidak baik

Gambar 23: Diagram kualitas pengelolaan pemeliharaan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

4.15. Rencana Pengelolaan Lanskap

Rencana pengelolaan lanskap merupakan suatu usaha yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas estetika dan fungsional lanskap. Untuk menjaga kualitas estetika dan fungsional lanskap maka pengelolaan yang dilakukan harus terencana dengan baik dan teratur, baik itu struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan kegiatan pengelolaan, alat-alat yang digunakan, dan rencana anggaran biaya.

Begitu juga rencana pengelolaan lanskap jalur hijau jalan khususnya Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan harus terencana dan berfungsi dengan baik. Struktur organisasi yang baik, tenaga kerja yang cukup dan terampil, jadwal kegiatan yang teratur, alat-alat yang digunakan berfungsi dengan baik dan anggaran biaya yang cukup kegiatan pengelolaan dan kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan dengan baik dan hasil yang maksimal dan pemeliharan ideal juga dapat dilakukan dengan baik.

Untuk struktur organisasi pengelolaan lanskap Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman pada Dinas Pertamanan DKI Jakarta sudah baik dan fungsional. Setiap pihak yang ada di dalamnya sudah memiliki dan menjalankan tugas dengan baik dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pengawas lapang bertugas sesuai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 a b c d Persepsi %

62 dengan tugasnya untuk mengawasi kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman, kemudian bertanggung jawab untuk memberikan laporan hasil kegiatan kepada Kepala Seksi Jalur Hijau Jalan. Kepala Seksi Jalur Hijau Jalan bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Jalur Hijau dengan melaporkan hasil kegiatan pemeliharaan, dan kemudian Kepala Subdinas memberikan laporan hasil kegiatan kepada Kepala Dinas Pertamanan.

Untuk tenaga kerja pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman Jakarta masih terdapat beberapa kekurangan, seperti jumlah tenaga kerja yang masih terlalu sedikit, jenis kelamin di mana terdapat tenaga kerja wanita, dan faktor usia tenaga kerja yang dipakai. Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang cukup luas membutuhkan tenaga kerja yang banyak pula, namun pada kenyataannya jumlah tenaga kerja yang digunakan masih sedikit sehingga kegiatan pemeliharaan yang dilakukan menjadi kurang efektif. Jumlah tenaga kerja yang digunakan berjumlah 20 orang, masih sedikit untuk jalur hijau yang cukup luas sehingga dalam pembagian pekerjaan dan pelaksanaannya mengalami kesulitan. Untuk tenaga kerja pemeliharaannya lebih baik ditambah 20 orang tenaga kerja lagi dari jumlah tenaga kerja awal sehingga berjumlah 40 orang, dengan jumlah yang cukup banyak pembagian tenaga kerja untuk melakukan setiap pekerjaan dengan jumlah yang cukup pula dan kegiatan pekerjaan pemeliharaan dapat dilakukan dengan baik dan efektif.

Untuk jadwal kegiatan pemeliharaan jalur hijau yang dibuat juga masih kurang baik dan teratur. Masih terdapat frekuensi pemeliharaan yang masih kurang maksimal seperti kegiatan penyiraman dan penyapuan/pembersihan sampah/rumput. Untuk itu perlu dibuat jadwal kegiatan yang lebih baik lagi dan frekuensi yang sesuai seperti penyiraman tanaman dan penyapuan sampah/rumput di mana jadwal yang dibuat oleh pihak Dinas 10 kali dalam 1 bulan harus dibuat kembali secara harian atau setiap hari sesuai dengan standar frekuensi kegiatan pemeliharaan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

Untuk peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalur hijau sudah baik karena peralatan dan bahan yang digunakan sesuai dengan surat perjanjian kontrak adalah peralatan yang masih baru. Untuk jumlah peralatan karena disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja sehingga jumlah peralatannya

63 sudah cukup. Peralatan yang sudah baik dalam pemeliharaan lanskap jalur hijau ini perlu dipertahankan keberlanjutannya oleh pihak Dinas untuk pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman.

Anggaran biaya pemeliharaan merupakan salah satu faktor pembatas utama dalam kegiatan pemeliharaan. Anggaran biaya pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman berasal dari APBD provinsi DKI Jakarta sehingga besar anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan tergantung besar APBD. Basar anggaran biaya pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman masih kurang dan terbatas, hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan seperti jadwal kegiatan yang tidak teratur, frekuensi kegiatan yang tidak sesuai dengan standar kegiatan pemeliharaan, luas area pemeliharaan yang dibatasi sehingga hasil kegiatan menjadi kurang maksimal dan efektif. Untuk itu pihak Dinas Pertamanan agar lebih memperhatikan lagi agar anggaran biaya yang tersedia karena sangat penting untuk keberlanjutan kegiatan pemeliharaan yang baik serta pemeliharaan ideal dapat terlaksana dengan baik pula.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kegiatan magang yang dilakukan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman di bawah pengawasan Dinas Pertamanan telah memberikan pengetahuan, pengalaman tetang pengelolaan lanskap jalur hijau jalan. Kegiatan magang yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari permasalahan dan potensi pengelolaan lanskap yang dilakukan Dinas Pertamanan dan memberikan solusi atau masukan kepada pihak Dinas bagaimana sistem pengelolaan lanskap yang harus dilaksanakan. Sistem pengelolaan lanskap pada jalur ini mencakup pengorganisasian pemeliharaan jalur hijau dan kebersihan di sepanjang areal Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman, penjadwalan kegiatan, rencana anggaran biaya, peralatan, dan jumlah tenaga kerja, serta kegiatan pemeliharaan dan pengawasan dalam kegiatan di lapangan.

Pengelolaan lanskap di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman oleh Dinas Pertamanan sudah dilakukan dengan cukup baik, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam kegiatan pemeliharaan seperti prinsip pengelolaan serta tenaga kerja yang terlalu sedikit untuk areal seluas jalur hijau jalan tersebut. Selain itu faktor yang masih menghambat kegiatan pengelolaan ini adalah keterbatasan dana yang tersedia sehingga kegiatan pemeliharaan yang dilakukan disesuaikan dengan jumlah dana tersebut, walaupun hasilnya cukup baik tapi kegiatan pemeliharaan yang dilakukan masih kurang efektif dan efisien.

5. 2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada pihak pengelola yaitu Dinas Pertamanan DKI Jakarta dan khususnya Subdinas Jalur Hijau pada Seksi Jalur Hijau Jalan adalah:

1) Meningkatkan Kegiatan pengelolaan pemeliharaan jalur hijau jalan yang

efektif dan efisien

2) Pelatihan kepada pekerja di lapang, peningkatan disiplin kerja sehingga

65

3) Menjaga keamanan bagi pengguna jalan ketika melakukan kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.S., 2008. Diktat Kuliah Pengelolaan Lanskap. Institut Pertanian Bogor. 151 hal.

Arifin, H.S. dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman. Cetakan VIII Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta. 169 hal.

Arifin, H.S., A. Munandar, N.H.S.Arifin, Pramukanto.Q, dan V.D. Damayanti. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. 188 hal.

Carpenter, P.L., T.D. Walker, and F.O. Lanphear. 1975. Plant in The Landscape. W.H. Freemann And Company. San Fransisco. 468 p.

Corder, A. S. Teknik Manajemen Pemeliharaan (Terjemahan). Penerbit Erlangga.

Dokumen terkait