• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.11. Pemeliharaan Fisik Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman

4.11.1.9. Penyulaman dan Penggantian Tanaman

Penyulaman dan penggantian tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan terhadap semua jenis tanaman. Kegiatan penyulaman ini bersifat nonperiodik dan dilakukan pada waktu tertentu yang disebabkan jika suatu tanaman mati, rusak, dan diserang hama penyakit. Ada beberapa hal yang

48 perlu diperhatikan ketika melakukan penyulaman tanaman (Arifin dan Arifin, 2005), yaitu :

1) Tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik dari

pada tanaman yang digunakan.

2) Tanaman rusak atau mati seharusnya dicabut terlebih dahulu dengan tidak

mengganggu tanaman lain yang masih baik dan sehat.

3) Persiapkan kembali lubang tanaman bekas tanaman yang mati untuk dapat

ditanami kembali, dan pastikan lubang tersebut bebas dari gangguan patogen yang ada dalam tanah.

4) Lubang tanam tersebut dibiarkan beberapa saat dan diberi pupuk kandang

(jika diperlukan).

5) Tanaman baru dilepaskan dari kontainernya (pot, karung, polibag), dan

kemudian ditanam.

6) Penyiraman dilakukan secara rutin

4.11.1.10. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang hama agar tidak menyebar ke bagian lain tanaman yang diserang. Pengendalian secara kimiawi yaitu pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti pestisida. Jika tanaman yang diserang penyakit sudah terlalu parah maka tanaman tersebut dicabut atau dibuang dan digantikan dengan tanaman yang baru.

Jenis hama yang menyerang tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman adalah serangga, ulat dan rayap. Hama serangga dan ulat biasanya menyerang daun tanaman, sedangkan rayap biasanya menyerang sistem perakaran tanaman. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimawi pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan dithane M-45, basudin dan bayrusil. Alat yang digunakan untuk pengendalian hama yaitu alat semprot

hand sprayer. Dithane M-45 digunakan untuk megendalikan hama seperti rayap pada tanaman, sedangkan basudin dan bayrusil digunakan untuk mengendalikan ulat dan serangga yang menyerang tanaman. Untuk dosis yang digunakan, dithane

49 M-45 memakai dosis 2 gram/liter air, sedangkan basudin dengan dosis 2 cc/liter air. Dosis yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman ini sudah baik dan sesuai dengan ketentuan dosis yang biasa digunakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang dilakukan pada jalur hijau ini kurang baik, karena pekerjan yang dilakukan kurang teratur dan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengendalian hama dan penyakit tanaman ini biasanya dilakukan secara bulanan. Namun pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman ini sangat jarang dilakukan pengendalian hama dan pengendalian penyakit tanaman, hal ini disebabkan oleh dana yang tersedia terbatas dan juga dikeluarkan Dinas Pertamanan tidak tepat waktu yang direncanakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan waktu pemeliharaan menyebabkan tanaman makin lama semakin rusak dan mati diserang hama dan penyakit tanaman.

Menurut Arifin dan Arifin (2005) pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan cara karantina, mekanis dan fisik, teknik budidaya, biologi, dan kimiawi dengan menggunakan pestisida. Pengendalian secara karantina dilakukan dengan cara mencegah keluar-masuknya hama dan penyakit yang sangat berbahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Pengendalian secara budidaya yaitu dengan cara menggemburkan tanah dan pengolahan tanah yang baik. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara mengambil hama yang menyerang tanaman dan kemudian dibunuh dengan menggunakan tangan atau alat tertentu. Pengendalian secara fisik merupakan cara dengan memanipulasi faktor fisik (suhu, kelembaban, cahaya). Pengendalian secara biologis merupakan cara yang paling baik dilakukan dalam usaha pengendalian hama dan penyakit tanaman. Cara ini agak sulit diterapkan secara buatan, tetapi pada ekosistem yang relatif stabil hal ini terjadi secara alami. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara penyemprotan dengan menggunakan pestisida. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, penginjeksian, dan penaburan pestisida.

Untuk kegiatan penyemprotan harus memperhatikan arah angin karena sangat berpengaruh terhadap jatuhnya semprotan pada tanaman dan juga keselamatan pekerja. Untuk itu tenaga kerja perlu menggunakan alat pengaman

50 selama kegiatan penyemprotan seperti masker, sarung tangan dan perlengkapan lainnya.

4.11.2. Pemeliharaan Elemen Keras (Hard Material)

Pemeliharaan elemen keras pada jalur hijau jalan juga salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan, baik Seksi Jalur Hijau Jalan maupun Seksi Ornamen kota di mana saling keterkaitan untuk menciptakan suatu lanskap jalan yang fungsional dan estetis. Pemeliharaan elemen keras ini sangat penting dilakukan untuk menunjang fungsi dan nilai estetika jalur hijau jalan. Beberapa elemen keras yang terdapat di jalur tersebut seperti paving, pagar busway, patung Jenderal Sudirman, Patung Air Mancur Pemuda, lampu jalan dan lain sebagainya yang menambah keindahan kota sehingga sangat penting diperhatikan pemeliharaan yang teratur sehingga dapat menjaga dan mempertahankan keindahannya.

Pemeliharaan elemen keras biasanya ada yang bersifat nonperiodik atau bersifat insidential yaitu jika tedapat beberapa elemen yang rusak pada jalur hijau jalan tersebut seperti pegantian bola lampu yang putus, pagar yang rusak, halte yang rusak, dan juga pedestrian yang rusak. Ada kegiatan pemeliharaan elemen keras yang terjadwal bulanan, semesteran dan tahunan seperti pengecetan ulang kanstin, pembersihan patung, pengecetan pagar busway, pengecetan halte, pembersihan patung Jenderal Sudirman, pembersihan kolam air mancur, dan pembersihan pedestrian. Pengecetan ulang kanstin jalan, halte dan pagar busway dilakukan satu kali dalam setahun. Pembersihan pedestrian jalan dilakukan secara harian untuk menjaga kebersihan area pedestrian jalan tersebut. Pembersihan patung Jenderal Sudirman dan kolam air mancur patung pemuda dilakukan sekali dalam satu bulan. Penampilan elemen keras yang baik, bersih serta berfungsi dengan baik pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman akan menambah nilai keindahan, kenyamanan dan keamanan jalur hijau jalan tersebut.

Kegiatan pemeliharaan di sepanjang Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang dilakukan oleh Seksi Ornamen Kota dilakukan dengan kurang teratur, pelaksanaan yang tidak sesuai dengan jadwal. Dapat dilihat masih terdapat beberapa elemen keras yang terabaikan dari kegiatan pemeliharaan, seperti

51 disekitar Air Mancur Pemuda di mana perkerasannya mengalami kerusakan seperti paving yang sudah pecah tetapi belum dilakukan pergantian perkerasan yang baru. Selain itu juga pagar pembatas busway yang bengkok, sudah terkelupas catnya namun belum dilakukan penggantian atau pengecetan ulang sehingga mengurangi keindahan jalan tersebut. Belum adanya tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan ini disebabkan dana yang tersedia atau disetujui dan dikeluarkan oleh pihak Dinas Pertamanan tidak tepat waktu sehingga kegiatan pemeliharaan elemen keras tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Gambar 13).

(a) (b)

Gambar 13. (a) Perkerasan/paving yang rusak di Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda, (b) kanstin yang rusak dan cat yang terkelupas di jalur median Jalan Jendral Sudirman

Dokumen terkait