• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.5. Analisis Kontribusi dan Efektivitas Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta

5.5.3. Efektivitas Pajak Hotel

2005 17.994.725 89.196.416 20,17 2006 14.575.296 96.419.456 15,12 2007 20.529.610 114.098.350 17,99 2008 26.544.641 132.431.571 20,04 2009 30.788.901 161.473.838 19,07 Sumber: DPDPK Kota Yogyakarta, 2010 (diolah).

Naik turunnya kontribusi pajak hotel dikarenakan banyak tidaknya kunjungan ataupun lama menginap di hotel dan dari perkembangan PAD. Selain itu, kecakapan kinerja dari lembaga pemungut pajak dan juga kesadaran serta kepatuhan dari pelaku usaha perhotelan dalam membayar pajak juga mempengaruhi kontribusi pajak hotel terhadap pembentukan PAD. Khusus untuk tahun 2006, penurunan jumlah penerimaan pajak hotel juga dipengaruhi oleh adanya bencana alam yaitu meletusnya gunung merapi dan gempa bumi yang melumpuhkan sektor pariwisata termasuk sektor perhotelan.

5.5.3. Efektivitas Pajak Hotel

Tingkat efektivitas pajak hotel di Kota Yogyakarta dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dengan target pajak hotel. Apabila perhitungan efektivitas pajak hotel menghasilkan angka atau presentase mendekati atau melebihi 100 persen, maka pajak hotel semakin efektif atau dengan kata lain kinerja pemungutan pajak hotel Kota Yogyakarta semakin baik.

Tabel 5.11. Efektivitas Pajak Hotel terhadap Target Pajak Hotel. Tahun Target Pajak Hotel

(Ribu Rupiah)

Realisasi Pajak Hotel (Ribu Rupiah) Efektivitas (%) 2005 15.907.500 17.994.725 101,31 2006 16.500.000 14.575.296 88,34 2007 17.000.000 20.529.610 120,76 2008 24.000.000 26.544.641 110,60 2009 30.350.000 30.788.901 101,45

Sumber: DPDPK Kota Yogyakarta, 2010 (diolah).

Dalam penelitian ini yang dipertimbangkan dalam menentukan efektivitas hanya pencapaian target. Sedangkan untuk tujuan lain, seperti keadilan, ketepatan waktu pembayaran, dan kepastian hukum diabaikan. Tabel 5.11 menyajikan hasil perhitungan efektivitas pajak hotel Kota Yogyakarta tahun 2005-2009. Rata-rata efektivitas pajak hotel Kota Yogyakarta yang melebihi 100 persen atau rata-rata sebesar 104,45 persen setiap tahunnya, menunjukkan bahwa kinerja dalam pemungutan pajak hotel Kota Yogyakarta sangat baik, karena realisasi pajak hotel lebih besar dari target yang direncanakan.

6.1. Kesimpulan

1. Selama periode 2005-2009, kontribusi hampir seluruh sektor perekonomian di Kota Yogyakarta dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan. Selama periode 2005-2009, sektor hotel mempunyai pertumbuhan yang lambat dan memiliki dayasaing yang kurang baik jika dibandingkan dengan sektor hotel di wilayah-wilayah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertumbuhan yang lambat dan dayasaing yang kurang baik disebabkan adanya bencana alam di Kota Yogyakarta, yang membuat pengusaha di sektor perhotelan harus membangun kembali semua dari awal. Selama tahun 2005-2009, sektor hotel termasuk ke dalam sektor basis ekonomi di Kota Yogyakarta. Nilai LQ sektor hotel Kota Yogyakarta antara tahun 2005-2009 bervariasi antara 1,92 dan 1,99.

2. Kontribusi sektor hotel terhadap pembentukan PDRB Kota Yogyakarta antara tahun 2005-2009 bervariasi antara 2,94 persen dan 3,75 persen. Sektor hotel juga memberikan kontribusi antara 2,05 persen hingga 2,54 persen dari total jumlah penyerapan tenagakerja di Kota Yogyakarta. Jumlah usaha perhotelan di Kota Yogyakarta dari periode tahun 2005 hingga 2009 relatif mengalami peningkatan.

3. Hasil analisis menunjukkan seluruh faktor yang ada, yaitu SDA, SDM, Modal, Infrastruktur Fisik, Infrastruktur Informasi, Persaingan, Manajemen, Strategi Pemasaran, Permintaan Nusantara, Permintaan

Mancanegara, Industri Pendukung dan Industri Terkait, Dukungan Kesempatan, dan Dukungan Pemerintah telah menjadi keunggulan sektor perhotelan Kota Yogyakarta.

4. Pada tahun 2005-2009, kontribusi pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta bervariasi antara 15,12 persen sampai dengan 20,17 persen atau dengan rata-rata setiap tahunnya 18,48 persen. Kinerja dalam pemungutan pajak hotel Kota Yogyakarta sangat baik, karena realisasi pajak hotel lebih besar daripada target yang direncanakan.

6.2. Saran

1. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus terus mengembangkan sektor perhotelan karena walaupun sektor ini termasuk sektor yang mempunyai pertumbuhan lambat, tetapi memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Pengembangan untuk meningkatkan dayasaing dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dari sektor perhotelan, karena potensi dayasaing yang dimiliki oleh sektor perhotelan sangat baik. Dayasaing yang kurang baik antara periode tahun 2005-2009 lebih disebabkan karena adanya bencana alam yang melanda Kota Yogyakarta pada tahun 2006.

2. Dalam usaha meningkatkan PAD Kota Yogyakarta yang bersumber dari pajak daerah, khususnya pajak hotel, Pemerintah Kota Yogyakarta harusnya melibatkan para pengusaha perhotelan dalam memutuskan suatu regulasi agar masing-masing pihak dapat memahami esensi dari regulasi

yang akan diterapkan sehingga dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi (sosialisasi pajak).

3. Agar pemungutan pajak hotel berjalan dengan lancar, pemberian insentif berupa pengurangan pajak bagi pembangunan hotel baru oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah dilakukan selama ini harus terus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan hotel di Kota Yogyakarta, selain itu perbaikan infrastruktur pendukung sektor perhotelan seperti jalan, tempat wisata, dan restoran harus terus dilakukan oleh dinas-dinas terkait yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

4. Pembinaan dan pelatihan serta kemitraan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dan manajemen-manajemen hotel yang ada di Kota Yogyakarta kepada pihak-pihak yang terkait dengan sektor perhotelan harus tetap dilaksanakan dengan rutin untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di sektor perhotelan.

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Badan Perencanaan Daerah. 2007a. Peraturan Walikota Yogyakarta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2007-2011. Yogyakarta.

Badan Perencanaan Daerah. 2007b. Peraturan Walikota Yogyakarta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2005-2025. Yogyakarta.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2005. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2005. Yogyakarta.

_________________. 2006. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2006. Yogyakarta.

_________________. 2007. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2007. Yogyakarta.

_________________. 2008. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2008. Yogyakarta.

_________________. 2009. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2009. Yogyakarta.

_________________. 2010a. Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2010. Yogyakarta.

_________________. 2010b. PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta 2005-2009. Yogyakarta.

_________________. 2010c. PDRB Menurut Lapangan Usaha Daerah Istimewa Yogyakarta 2005-2009. Yogyakarta.

_________________. 2010d. Statistik Pariwisata Kota Yogyakarta 2009. Yogyakarta. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.

Pradnya Paramita, Jakarta.

Budiyuwono, N. 1995. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan. UDD AMP YKPN, Yogyakarta.

Cooper, C. 1993. Tourism, Principles & Practice. Longman Group Limited, Essex. Devas, N. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2009. Pariwisata Kota Yogyakarta. Yogyakarta. DPDPK [Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan]. 2010a. Laporan Realisasi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2005-2009. Yogyakarta.

DPDPK [Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan]. 2010b. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Yang Dikelola Oleh Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Tahun 2003-2009. Yogyakarta.

Febriawan, R. 2009. Analisis Peranan Sektor Hotel dan Restoran Dalam Perekonomian Kota Bandung [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Feldmann, N. 1949. De Over Heidsniddelen Von Indonesia. Stenfert Kroese, Leiden. Glasson, J. 1977. Pengantar Perencanaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Heriawan, R. 2004. Peranan dan Dampak Pariwisata Pada Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Model I-O dan SAM [desertasi]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Irmayanti. 2006. Peranan Pariwisata Dalam Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mahmudy, M. dan E. S. Astuti. 2006. “Strategi Pengembangan Industri Indonesia: Diamond Cluster Model’. Usahawan, 10: 37-39.

Mardiasmo. 2001. Perpajakan. Andi, Yogyakarta.

Marpaung, H.2002. Pengantar Ilmu Kepariwasataan. Bandung: Penerbit Erlangga. Maulida, E. M. 2009. Analisis Sektor Basis dan Potensi Daya Saing Pariwisata

Kabupaten Tasikmalaya Pasca Otonomi Daerah [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Porter, M. E. 1998. The Competitive Advantage of Nations. Macmilan Press Ltd, London.

Priyarsono, D. S., Sahara, dan M. Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka, Jakarta.

Rosdiana, H., Tarigan, R. 2005. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Siahaan, M. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sihite, R. 2000. Tourism Industry. SIC, Surabaya.

Soemitro, R. 1977. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Eresco, Bandung.

The World Bank . 2010. Doing Business In Indonesia 2010. Washington D.C.

World Tourism Organization. 1995. Concepts, Definitions, and Classifications for Tourism Statistics. World Tourism Organization, Madrid.

Sektor Perekonomian TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 21,835 21,351 19,209 18,140 17,359 Pertambangan dan Penggalian 242 270 279 258 265 Industri Pengolahan 518,069 529,450 539,154 543,050 549,754 Listrik, Gas, dan Air

Bersih 60,224 60,741 64,197 65,488 67,212 Bangunan 308,065 362,187 390,323 412,972 413,965 Perdagangan 316,132 346,306 357,251 368,169 383,483 Hotel 164,925 134,412 144,342 172,001 183,619 Restoran 627,041 665,365 686,559 712,855 764,968 Pengangkutan dan Komunikasi 813,669 862,341 910,568 984,783 1,055,067 Keuangan, Sewa, dan

Jasa Perusahaan 629,162 607,748 651,968 696,816 731,975 Jasa - Jasa 938,485 982,333 1,012,551 1,046,615 1,077,364

Lampiran 2. PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah).

Sektor Perekonomian TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 3,185,771 3,306,928 3,333,382 3,521,168 3,635,184 Pertambangan dan Penggalian 122,332 126,137 138,358 138,272 138,748 Industri Pengolahan 2,463,230 2,481,167 2,528,020 2,566,422 2,599,263 Listrik, Gas, dan

Air Bersih 153,115 152,862 165,772 174,933 185,599 Bangunan 1,395,079 1,580,312 1,732,945 1,838,429 1,923,720 Perdagangan 1,462,659 1,534,974 1,613,884 1,698,740 1,791,892 Hotel 319,188 259,896 287,901 342,329 364,119 Restoran 1,662,981 1,774,752 1,848,580 1,929,414 2,042,631 Pengangkutan dan Komunikasi 1,673,352 1,761,672 1,875,307 1,999,332 2,118,667 Keuangan, Sewa,

dan Jasa Perusahaan 1,623,210 1,591,885 1,695,163 1,790,556 1,903,411 Jasa - Jasa 2,849,959 2,965,164 3,072,200 3,209,341 3,348,263

Lampiran 3. Analisis Shift Share dan Rasio PDRB Sektor Hotel Kota Yogyakarta dan Provinsi DIY Tahun 2005-2009.

Tahun Ra Ri ri PR PP PPW PB

Milyar (%) Milyar (%) Milyar (%) Milyar (%)

2005-2006 0,04 -0,19 -0,19 6.094,13 3,70 -30.636,28 -18,58 123,28 0.07 -30.513,00 -22,70

2006-2007 0,04 0,11 0.07 5.792,94 4,31 8.690,57 6,47 -4.553,52 -3,39 4.137,06 3,08

2007-2008 0,05 0,19 0,19 7.239,59 5,02 20.048,42 13,89 370,99 0,26 20.419,41 14,15

2008-2009 0,04 0,06 0,07 7.544,45 4,39 3.403,80 1,98 669,75 0,39 4.073,55 2,37

Lampiran 4. Referensi Porter’s Diamond Maulida (2009)

Identifikasi sektor basis dan potensi dayasaing kabupaten tasikmalaya

pasca otonomi daerah

Yulianti (2009) Analisis faktor-faktor penentu dayasaing dan preferensi wisatawan berwisata

ke kota bogor

Bahri (1997) strategi peningkatan keunggulan dayasaing sektor pariwisata

indonesia

Kondisi faktor • SDA

• SDM

• Modal

• Infrastruktur fisik

•Infrastruktur informasi

•Tenaga kerja dibidang pariwisata •Pendidikan dan pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas tenagakerja

•akses informasi tentang kepariwisataan

• Objek wisata yang ditawarkan

• Kebijakan thd harga yg berkaitan dg pariwisata • Anggaran pemerintah • Innfrastruktur fisik • Infrastruktur sosial • Tenagakerja • SDA •SDM Kondisi permintaan • Permintaan nusantara • Permintaan mancanegara

• Jumlah kunjungan wisatawan • Pelayanan

• Wisatawan domestik • Wisatawan mancanegara Strategi perusahaan • Persaingan • Manajemen •Strategi pemasaran • Manajemen • Hambatan pemerintah •Persaingan •Promosi Manajemen Struktur Strategi Industri pendukung dan industri terkait

•Bisnis hotel dan restoran

•Jasa biro perjalanan

• Bisnis souvenir

• Jasa transportasi

•Banyaknya hotel dan restoran

•Pilihan dan kualitas souvenir

• Jasa transportasi

•Hotel

•Restoran

• Souvenir

Lampiran 5. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2009

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2009

Jenis Pajak 2005 2006 2007 2008 2009 Pajak Hotel 17,994,725 14,575,296 20,529,610 26,544,641 30,788,901 Pajak Restoran 8,532,492 8,635,810 9,638,779 10,615,751 12,002,777 Pajak Hiburan 1,700,213 1,352,354 1,740,987 2,037,439 3,727,950 Pajak Reklame 2,437,630 2,224,859 3,619,969 4,962,578 5,030,452 Pajak Penerangan Jalan 15,159,696 16,882,280 18,885,554 17,864,484 19,736,631 Pajak Parkir 281,963 326,548 368,071 426,015 565,825 Jumlah 46,106,723 43,997,150 54,782,973 62,450,910 71,852,539  

Dokumen terkait