HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Pembahasan / Analisis
7. Efektivitas Penagihan Piutang PDAM
Untuk mencapai efektivitas penagihan, PDAM pusat atau PDAM Painan memberikan target kepada masing-masing unit. Untuk unit yang tidak mencapai target maka gaji pimpinan unit tersebut akan ditunda
pembayarannya. Untuk mengendalikan piutang maka Direktur PDAM Tirta Langkisau Kabupaten Pesisir Selatan menugaskan kepada masing-masing pimpinan unit menggencarkan pemutusan sambungan bagi pelanggan yang menunggak lebih dari 3 (tiga) bulan, serta memberikan target penagihan agar piutang dari rekening tunggakan lebih digencarkan penagihannya dari pada piutang rekening berjalan. Berikut hasil perhitungan untuk mengetahui tingkat keefektivan penagihan piutang yang dihitung dari 5 (lima) tahun belakang yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Piutang 2016-2020
Tahun Penjualan Kredit (Rp)
Rata-Rata Piutang (Rp)
Rasio Perputaran Piutang
(Kali) 2016 8.640.712.410,00 994.843.508,00 8,68 Kali 2017 10.394.656.958,00 9.423.521.322,20 1,10 Kali 2018 11.819.344.880,00 6.330.572.894,00 1,86 Kali 2019 10.001.683.110,00 7.645.234.372,00 1,30 Kali 2020 13.254.184.300,00 8.576.770.280,50 1,54 Kali
Dari hasil perhitungan rata-rata perputaran piutang diatas dapat dilihat perputaran piutang yang sering terjadi hanya pada tahun 2016 yaitu rasio perputaran terjadi sebanyak 8,68 kali, namun pada tahun 2017 rasio perputaran piutang mengalami penurunan yaitu perputaran piutang hanya sebanyak 1,10 kali, artinya disini penagihan piutang yang terjadi sangat
lambat. Pada tahun 2018 dapat dikatakan perputaran piutang juga sangat lambat dan dibuktikan dengan rasio perputaran piutang sebanyak 1,86 kali artinya disini perusahaan melakukan penagihan piutang sebanyak 1,86 kali.
Dan pada tahun 2019 sampai 2020 juga mengalami hal yang sama dengan tahun 2017 sampai 2018 rasio perputaran yang sangat lambat yaitu penagihan piutang sebanyak 1,30 kali di tahun 2019 dan 1,54 kali di tahun 2020, hal ini tentunya penagihan piutang pada PDAM Tirta Langkisau Painan berjalan sangat lambat. Dan dapat disimpulkan bahwa melihat dari hasil rasio perputaran piutang pada PDAM Tirta Langkisau Painan tersebut bahwa rasio perputaran piutang pada PDAM Tirta Langkisau Painan berjalan sangat lambat, jika rasio perputaran piutang berjalan lambat maka perusahaan dikatakan belum efektif dalam mengelola piutangnya, hal ini dilihat dari hasil perputaran piutang 5 tahun terakhir pada PDAM Tirta Langkisau Painan.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rata-rata Umur Piutang 2016-2020
Tahun Jumlah Piutang (Rp)
Penjualan Kredit (Rp)
Rata-rata Umur piutang (Hari)
Perputaran (Kali)
2016 3.724.667.400,00 8.640.712.410,00 157 2,31 Kali
2017 5.479.121.630,00 10.394.656.958,00 192 1,89 Kali
2018 6.888.629.900,00 11.819.344.880,00 212 1,71 Kali
2019 7.974.747.180,00 10.001.683.110,00 291 1,25 Kali
2020 8.775.210.723,00 13.254.184.300,00 241 1,51 Kali
Dilihat dari perhitungan rata-rata umur piutang diatas yang menunjukkan bahwa lama hari dalam pengumpulan piutang oleh perusahaan dalam satu periode. Rata-rata umur piutang menunjukkan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dan dirubah kedalam kas pada 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari rata-rata umur piutang dan hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam merubah piutang kedalam kas belum berjalan efektif. Hal ini di buktikan bahwa umur piutang pada PDAM 30 hari setelah masa penggunaan air oleh pelanggan, namun pada tabel diatas umur piutang terendah pada tahun 2016 yaitu selama 157 hari dan tertinggi pada tahun 2019 yaitu selama 219 hari berarti mencapai 7 bulan lebih dan telah masuk pada pemutusan air oleh PDAM. Namun hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang lalai atas pembayaran air. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata umur piutang menunjukkan bahwa keefektivan PDAM dalam melakukan penagihan piutang, jika semakin lamanya hari yang diperoleh dari hari yang seharusnya ditagih maka PDAM dikatakan belum efektiv dalam penagihan piutang, sebaliknya jika diperolehnya hari kurang dari hari
seharusnya ditagih maka PDAM dapat dikatakan efektiv dalam menjalankan penagihan piutang.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Tunggakan 2016-2020
Tahun Jumlah Piutang (Rp) Jumlah Tunggakan (Rp)
Rasio
Tunggakan (%)
2016 9.993.401.846,00 3.224.027.400,00 32%
2017 11.728.443.458,00 4.604.061.630,00 39%
2018 13.134.265.380,00 5.921.479.904,00 45%
2019 14.056.367.845,00 6.993.480.180,00 49%
2020 14.861.962.061,00 7.606.860.723,00 51%
Dilihat dari rasio tunggakan piutang bahwa mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Dilihat pada tahun 2016 rasio tunggakan 32% dari jumlah piutang sebesar Rp 9.993.401.846, dan didapat jumlah yang belum tertagih sebesar Rp 3.224.027.400. peningkatan rasio tunggakan dari tahun 2016 ke 2017 terjadi peningkatan sebanyak 7%, pada tahun 2017 ke tahun 2018 peningkatan sebanyak 6%, di tahun 2018 ke 2019 peningkatan sebanyak 4%
dan pada tahun 2019 ke 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2%. Hal ini menunjukkan kurang efektifnya penagihan piutang pada PDAM Tirta Langkisau Painan dengan dibuktikan terjadinya peningkatan rasio tunggakan pada tiap tahunnya.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Penagihan 2016-2020
Tahun Jumlah Piutang (Rp) Piutang Tertagih (Rp) Rasio Penagihan (%)
2016 9.993.401.846,00 6.795.513.255,30 68%
2017 11.728.443.458,00 7.154350.509,00 61%
2018 13.134.265.380,00 7.223.845.959,00 55%
2019 14.056.367.845,00 7.168.747.601,00 51%
2020 14.861.962.061,00 7.282.361.409,90 49%
Dilihat dari rasio penagihan, bahwa rasio penagihan pada tahun 2016 sebesar 68% dari jumlah piutang sebesar Rp 9.993.401846 dan didapat piutang tertagih sebesar Rp 6.795.513.255. Namun rasio penagihan piutang mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan pada table rasio penagihan piutang diatas bahwa pada tahun 2016 ke 2017 turun sebesar 7%
dan dari 2017 ke 2018 turun sebesar 6%, pada tahun 2018 ke 2019 turun sebesar 4% dan pada tahun 2019 ke 2020 turun sebesar 2%. hal ini menunjukkan keterkaitan antara rasio penagihan dan rasio tunggakan yaitu ketika rasio tunggakan mengalami peningkatan maka rasio penagihan akan mengalami penurunan dan penagihan piutang tidak dapat dikatakan efektif, maka sebaliknya jika rasio tunggakan mengalami penurunan tiap tahunnya
maka rasio penagihan juga akan mengalami peningkatan dan penagihan piutang dapat dikatakan efektif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian tersebut penulis telah melakukan analisis terhadap Sistem Pengendalian Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang Pada PDAM Tirta Langkisau Painan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian piutang yang digunakan oleh PDAM Tirta Langkisau Painan yaitu secara manual atau tidak memakai aplikasi. Adapun sistem yang dijalankan secara manual yaitu dinamakan dengan sistem pelayanan terpadu K3T (Kontiunitas, Kualitas, Kuantitas dan Tekanan).
2. Dalam penetapan kebijakan kredit PDAM Tirta Langkisau Painan melakukan negosiasi dengan pelanggan yang menunggak 4 bulan , dengan cara membayar setengah dari tunggakan dan sisanya dilunasi pada bulan depan dan melakukan pemutusan sambungan pelanggan yang menunggak selama 3 bulan berturut-turut.
3. Perhitungan rata-rata perputaran piutang pada PDAM Tirta Langkisau painan yaitu piutang berputar sangat lambat dan hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan piutang pada PDAM belum berjalan efektif.
4. Dari perhitungan rata-rata umur piutang terdapat rata-rata umur piutang mengalami fluktuasi dan terdapat umur piutang selama 219 hari atau 7
bulan lebih pada tahun 2019 hal ini menunjukkan PDAM Tirta Langkisau Painan belum efektiv dalam melakukan penagihan piutang.
5. Masih lemahnya penagihan piutang oleh PDAM Tirta Langkisau Painan dibuktikan pada rasio tunggakan terjadi peningkatan tiap tahunnya dan rasio penagihan terjadi penurunan tiap tahunnya.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu mengenai Analisis Sistem Pengendalian Piutang Dalam Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang Pada PDAM Tirta Langkisau Painan, maka terdapat beberapa saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan sistem pengendalian piutang agar dapat mengurangi resiko piutang tak tertagih dan dengan adanya peningkatan sistem maka nantinya juga akan meningkatnya pada bagian penagihan dan pengelolaan piutang pada perusahaan.
2. Sebaiknya perusahaan membuat laporan umur piutang sebab dengan adanya laporan umur piutang perusahaan dapat memperkirakan jumlah dan waktu jatuh tempo piutang dan menentukan cadangan kerugian piutang akibat piutang yang tak tertagih.
3. Dalam kebijakan penagihan piutang yang menunggak, sebaiknya perusahaan lebih tegas dalam masalah penagihan piutang, dengan cara yaitu perusahaan langsung mengambil tindakan untuk pemutusan pendistribusian air dan mencabut water meter yang terpasang di rumah
pelanggan, agar pelanggan merasa jera dengan melakukan hal demikian.
Sebab dalam mengelola piutang hal ini diperlukan analisis dan pemahaman yang tajam dan dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat.