TINJUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Piutang
4. Estimasi Piutang Tak Tertagih
Dengan metode cadangan estimasi terhadap besarnya piutang tak tertagih dapat ditentukan:28
a) Sebesar persentase tertentu dari jumlah penjualan
Cara ini dinamakan metode laporan laba rugi (income statement method). Berdasarkan pada data histori, sebuah presentase tertentu dari total penjualan atau total penjualan kredit ditentukan dan digunakan untuk menghitung besarnya estimasi beban kredit macet.
Metode ini fokus pada pertandingan yang layak atas beban piutang tak tertagih terhadap besarnya pendapatan penjualan terkait.
b) Sebesar presentase tertentu dari jumlah piutang usaha
Cara ini menekankan penilaian piutang usaha pada nilai bersihnya yang dapat direalisas, yang nantinya akan dilaporkan dalam neraca.
Cara ini terbagi menjadi 2 (dua) metode yaitu dapat berdasarkan persentase tertentu dari jumlah saldo akhir piutang usaha atau dapat juga berdasarkan pada klasifikasi atau pengelompokkan umur piutang. Berdasarkan data historis, sebuah persentase tertentu dari jumlah piutang usaha ditentukan dan digunakan untuk menghitung besarnya estimasi. Besarnya estimasi ini akan menjadi saldo akhir akun cadangan piutang tak tertagih.
28 Hery, Istilah-Istilah Akuntansi dan Auditing, hal. 55-56
5. Efektivitas
Efektivitas merupakan asal kata dari “efektiv” yaitu suatu pencapaian atas keberhasilan pada tujuan yang telah ditetapkan. Kata yang terkandungan dari kata efektivitas yaitu keefektivan yang mengandung arti pengaruh keberhasilan dan kemanjuran. Hidayat (1986) dalam Sisca, dkk (2019) menjelaskan bahwa efektivitas ialah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Yang mana semakin tinggi persentasi target yang dicapai maka semakin tinggi efektivitasnya.
Efektivitas merupakan tercapainya suatu tujuan dengan cepat dan tepat. Efektivitas selalu beriorientasi kepada output (hasil dan tujuan) tanpa harus mempersoalkan input. Handayaningrat (1994) dalam Sisca, dkk (2019) mengungkapkan efektivitas merupakan suatu pengukuran dalam artinya yaitu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.29
Schemerhon John. R. Jr. (1986:35) menjelaskan efektivitas ialah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS), disebut efektiv.
Prasetyo Budi Saksono (1984), efektivitas ialah seberapa besar tingat
29 Sisca, dkk, Teori-Teori Sumber Daya Manusia, (Yayasan Kita Menulis, 2020), hal. 61
kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.30
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yaitu, pertama karakteristik organisasi termasuk struktur dan teknologi, kedua karakteristik lingkungan termasuk lingkungan intern dan ekstern, ketiga karakteristik karyawan, keempat kebijakan praktik manajemen.31 Menciptakan efektivitas merupakan melalui proses yang didalam pelaksanaanya bukan masalah estimasi waktu pelaksanaannya akan tetapi memaknai nilai dalam setiap prosesnya. Buddy Ibrahim (2000) dalam Mukhtar (2020) menjelaskan kata efektivitas memiliki kata kunci yang berkaitan dengan mutu antara lain sesuai standar (fitnessto standard, sesuai harapan pelanggan (fitnessto use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai tuntunan globalisasi (fitness to global environmental requirements).32
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Pengendalian yang efektif berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa menyimpang dari sistem yang dianut sehingga tahapan yang dilaluinya benar. Menurut Siwanto
30 Lisa Angrayni dan Yusliati, Efektivitas Rehabilitas Pecandu Narkotika Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kejahatan di Indonesia, (Kab. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hal.13-14
31 Mahyuddin, dkk, Teori Organisasi, (Yayasan Kita Menulis, 2021), hal. 223
32 Mukhtar, dkk, Pesantren Efektiv Model Teori Integratif Kepemimpinan-Komunikasi-Konflik Organisasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal. 31
(2007) pengendalian yang efektif memilikiu karakteristik sebagai berikut:33
1) Akurat (Accurate)
Informasi atas kinerja harus akurat. ketidakakuratan data dari suatu sistem pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan yang akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.
2) Tepat Waktu (Timely)
Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat waktunya guna menghasilkan perbaikan.
3) Objektif dan Komprehensif (Objective and Comprehensible)
Informasi dalam suatu sistem pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya, semakin objektif sistem pengendalian maka semakin besar kemungkinannya individu merespon informasi yang diterima dengan sadar dan efektif, dan sebaliknya. Sistem informasi yang sulit dipahami akan menghasilkan bias yang tidak perlu dan kebingungan atau frustrasi diantara para karyawan.
4) Ditempatkan pada Tempat Pengendalian Strategi (Fokused on Strategic Control Points)
33 Arif Yusuf Hamali, dkk, Pemahaman Administrasi, Organisasi, Dan Manajemen, (Yogyakarta:
CAPS (Center For Academic Publishing Service, 2019), hal.185-187
Sistem pengendalian strategi sebaiknya dipusatkan pada bidang yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar.
Sistem pengendalian strategi sebaiknya dipusatkan pada tempat tindakan perbaikan dilaksanakan seefektif mungkin.
5) Secara Ekonomi Realistik (Economically Realistic)
Pengeluaran biaya untuk implementasi harus ditekan seminimum mungkin sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.
Usaha untuk meminimumkan pengeluaran yang tidak produktif adalah dengan cara mengeluarkan biaya paling minimum yang diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas yang dipantau akan mencapai tujuan.
6) Secara Organisasi Realistis (Organizationally Realistic)
Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi, contohnya individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat kinerja yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian. Semua standar untuk kinerja harus realistis dan perbedaan status diantara individu harus dihargai juga
7) Dikoordinasikan dengan Arus Pekerjaan Organisasi (Coordinated with the Organization’s Work Flow)
Informasi pengendalian perlu untuk dikoordinasikan dengan arus pekerjaan diseluruh organisasi karena dua alasan. Pertama, setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua orang yang perlu untuk menerimanya.
8) Fleksibel (Flexible)
Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yang merugikan atau memanfaatkan peluan baru.
9) Preskriptif dan operasional (Prescriptive and Operational)
Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa yang perlu diambil setelah terjadi penyimpangan dari standar. Informasi harus sampai dalam bentuk yang dapat digunakan ketika informasi itu tiba pada pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan.
10) Diterima para Anggota Organisasi (Accepted by Organization Members)
Pengendalian harus bertalian dengan tujuan yang berarti dan diterima agar sistem pengendalian dapat diterima oleh para anggota organisas. Tujuan tersebut harus mencerminkan bahasa dan aktivitas individu kepada situasi tujuan tersebut dipertautkan.