• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas KIE terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak di Kabupaten Aceh Besar

Pengukuran KIE di Desa Meure Lam Glumpang mempunyai total nilai 41,63

5.1 Efektivitas KIE terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak di Kabupaten Aceh Besar

5.1.1 Situasi Pelaksanaan KIE

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu proses KIE dapat merubah pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi campak di Kabupaten Aceh Besar. Untuk itu digambarkan proses KIE di tiga tempat penelitian yaitu Desa Meure Lam Glumpang, Desa Uloe Glong dan Desa Lambeugak.

Menurut Setiana (2005) proses belajar akan lebih berhasil apabila tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.Pada Desa Meure Lam Glumpang dan Desa Lambeugak pada pelaksanaan KIE suasana sangat kondusif sehingga mendukung pelaksanaan KIE sehingga responden lebih termotivasi untuk belajar. Pada Desa Uloe Glong tidak tercipta suasana belajar yang kondusif ini dibuktikan banyak responden yang ngobrol sehingga suasananya ribut dan ada responden yang hilir mudik.

Menurut Mardikanto (1993) seorang dapat mengikuti proses belajar dengan lebih baik apabila kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan sasaran dan akan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sasaran tersebut. Hal tersebut di atas menyebabkan responden lebih termotivasi untuk belajar sehingga lebih meningkatkan pengetahuannya. Hampir sebagian besar responden pada Desa Meure Lam Glumpang menunjukkan minat dan perhatiannya terhadap penyampaian materi ini. Hal ini

terlihat banyaknya responden bertanya dengan semangat mengenai imunisasi campak. Responden pada Desa Lambeugak tidak ada yang mengobrol akan tetapi ketertarikan responden terhadap materi yang disampaikan kurang ini terlihat dari sangat susahnya peserta untuk bertanya. Menurut peneliti responden yang paling jelek ketertarikannya pada materi yang disampaikan adalah Desa Uloe Glong Hal ini dapat dibuktikan banyaknya responden yang ngobrol dibelakang dan hilir mudik.

Faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan adalah komunikator yang menguasai materi yang disampaikan dan dapat menjelaskan topik bahasan dengan baik, dengan bahasa yang mudah dipahami oleh responden, sehingga responden mudah memahami topik yang diberikan. Selain itu komunikator dapat mememelihara minat responden untuk tetap mendengarkan topik yang disampaikan selama KIE berlangsung. Komunikator di Desa Meure Lam Glumpang dibandingkan 2 komunikator desa lain merupakan komunikator yang terbagus. Alasannya adalah komunikator di Desa Meure Lam Glumpang lebih percaya diri, tidak gugup dapat membuat responden tertarik pada acara KIE ini (tidak monoton) dan penguasaan materi yang baik hal ini terbukti dari hanya komunikator Desa Meure Lam Glumpang lah pada saat penyampaian materi tidak sambil melihat buku.

Komunikator Desa Lambeugak penyampaiannya monoton, melihat buku. Komunikator paling jelek dalam menyampaikan materi adalah Desa Uloe Glong karena komunikator monoton, gugup dan melihat buku dalam penyampaian materi.

5.1.2 Analisa Pertanyaan

Pertanyaan no 4 mengenai apakah penyakit campak ditularkan melalui percikan ludah dari mulut dan tenggorokan penderita penyakit campak. Merupakan pertanyaan yang mengalami perubahan drastis yaitu terjadi peningkatan jumlah responden menjawab benar setelah memperoleh KIE.

Pertanyaan no 6 mengenai penyakit campak yang diderita oleh bayi dapat menimbulkan penyakit lain. Pertanyaan ini pada saat sebelum memperoleh KIE banyak responden menjawab pertanyaan ini salah setelah memperoleh KIE banyak responden menjawab pertanyaan dengan benar pada hal komunikator menyampaikan materi ini berbeda dengan jawaban yang disediakan oleh peneliti. Komunikator menyampaikan ke responden bahwa penyakit campak dapat menimbulkan kematian sedangkan di pilihan jawaban tidak memuat pilihan kematian.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 18 pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan soal pretest dan post test yang sama tidak semua pertanyaan mengalami perubahan menuju peningkatan pengetahuan. Ada pertanyaan sebelum memperoleh KIE banyak responden yang menjawab benar pada pertanyaan tersebut dan sesudah memperoleh KIE banyak responden menjawab salah pertanyaan tersebut, ini terjadi pada pertanyaan no 13 mengenai berapa kali pemberian imunisasi campak pada bayi. Pada Desa Meure Lam Glumpang dan Desa Uloe Glong mengalami penurunan jumlah responden yang menjawab benar pertanyaan ini. Hal ini terjadi karena ada salah persepsi di responden pada saat komunikator memberikan materi bahwa pemberian imunisasi campak dilakukan sebanyak dua kali yaitu satu

kali pada bayi dan satu kali pada anak usia 6-7 tahun. Oleh responden langsung diinterpretasikan bahwa pemberian imunisasi campak pada bayi itu sebanyak dua kali. Sehingga responden yang telah menjawab dengan benar di pretest akhirnya menjawab salah di posttest.

Pertanyaan 14 dan 15 terjadi penurunan jumlah responden menjawab benar setelah memperoleh KIE hal ini disebabkan ketidaksamaan materi antara peneliti dan komunikator contoh pertanyaan no 14 (pada kondisi bagaimana bayi tidak boleh di beri imunisasi campak). Di Desa Lambeugak komunikator menyampaikan bahwa kontra indikasi pemberian imunisasi adalah batuk, pilek dan diare sedangkan di pilihan jawaban ditulis a) pernah kejang demam dan alergi berat, b) batuk , pilek dan diare dan c) tidak tahu. Jawaban yang benar menurut peneliti adalah point a. Akhirnya responden menjawab b setelah memperoleh KIE sehingga terjadilah penurunan jumlah responden yang menjawab benar setelah memperoleh KIE.

Pada pertanyaan no 16 mengenai Dimana kita memperoleh pelayanan imunisasi campak. Pada Desa Uloe Glong dan Desa Lambeugak pertanyaan ini jumlah responden yang menjawab benar antara sebelum memperoleh KIE dan sesudah memperoleh KIE adalah sama, walaupun ada komunikator (Desa Uloe Glong dan Desa Lambeugak) tidak memberitahu bahwa pemberian imunisasi dapat dilakukan di bidan desa, posyandu dan puskesmas. Kemungkinan responden sudah mempunyai pengetahuan mengenai dimana memperoleh pelayanan imunisasi campak sebelum acara KIE ini.

Pada Desa Meure Lam Glumpang terdapat 6 responden berbicara pada saat acara KIE berlangsung dan pada desa ini terdapat 11 pertanyaan yang mengalami peningkatan jumlah responden yang menjawab benar di posttest dari 18 pertanyaan yang ada di kuesioner. Pada Desa Uloe Glong terdapat 15 responden yang berbicara pada saat KIE berlangsung dan pada desa ini terdapat 10 pertanyaan yang mengalami peningkatan jumlah responden yang menjawab benar di posttest dari 18 pertanyaan yang ada di kuesioner. Sedangkan Desa Lambeugak tidak ada responden yang berbicara pada saat KIE berlangsung dan pada desa ini terdapat 14 pertanyaan yang mengalami peningkatan jumlah responden yang menjawab benar di posttest dari 18 pertanyaan yang ada di kuesioner.

Ketiga desa tempat penelitian KIE ini mempunyai istilahnya sendiri terhadap penyakit campak. Istilah penyakit campak pada Desa Meure Lam Glumpang adalah Blang kere dan Kenire. Istilah penyakit campak pada Desa Uloe Glong adalah Driam dan Istilah penyakit campak pada Desa Lambeugak adalah Mangkire. Istilah penyakit campak di kuesioner masing-masing daerah di dampingi juga istilah daerah dari penyakit campak. Penggunaan bahasa daerah dan bahasa yang mudah dimengerti tidak hanya di kuesioner yang paling penting digunakan selama proses penyampaian materi (KIE) agar responden mudah mengerti materi yang disampaikan.

5.2 Perbedaan Rerata Nilai Pengetahuan Responden antara Sebelum

Dokumen terkait