• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam upaya pelayanan yang kepada masyarakat Kecamatan Alla upaya pelayanan yang kepada masyarakat Kecamatan Alla

Dalam pelaksanaan penelitian penulis melaksanakan mulai tanggal 20 Juli 2020, dimana penulis melakukan wawancara langsung dengan pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan tokoh agama di beberapa desa dan kelurahan yang ada di

Kecamatan Alla. Dalam pengumpulan data baik data sekunder maupun data primer penulis mendapatkan dari dokumen-dokumen yang ada.

Adapun hasil penelitian yang penulis peroleh melalui wawancara dapat dilihat pada uraian berikut ini:

Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla merupakan salah satu instansi pemerintah daerah yang berada di bawah pimpinan kemeterian agama Kabupaten Enrekang yang menangani bidang keagamaan, bidang sosial, dan bidang muamalah serta menjadi ujung tombak dari struktur kementerian agama yang memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan bimbingan dan layanan kepada masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang tentang perubahan atas Praturan Daerah Nomor 04 Tahun 2012 tentang Penyelengaraan Administrasi Kependudukan Pasal 1 N0.37 Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla tugas pokok dan fungsi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla ada 5 yaitu: pencatatan nikah dan rujuk, pelayanan dan bimbingan bina keluarga sakinah, pelayanan dan bimbingan zakat, wakaf dan ibadah sosial, pelayanan bimbingan kemasjidan serta pelayanan bimbingan haji, umroh dan kemitraan ummat. Akan tetapi sebagaian masyarakat hanya mengetahui bahwa tugas pokok dan fungsi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla yaitu tentang pernikahan saja akibatnya tidak efektifnya pelayanan Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla kepada masyarakat. Maka dari itu sangat diperlukan sosialisasi karena sangat penting agar tercapainya suatu keefektivitasan pelayanan kepada masyarakat.

Efektivitas menurut Gibson (2013) adalah penilaian yang dibuat sehubungan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Semakin dekat prestasi mereka prestasi yang diharapkan “standar” maka mereka dinilai semakin efektif.

Sosialisasi menjadi salah satu factor yang paling penting dalam sebuah instansi. Dengan adanya sosialisasi instansi dapat memberitahukan norma, nilai dan peran serta tugas pokok dan fungsi dari instansi tersebut kepada masyarakat, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih efektif dan masyarakat dapat berpartisipasi untuk berkehidupan sosial dengan baik.

Berdasarkan wawancara penulis dengan pegawai yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla ibu HD mengatakan bahwa:

”Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla pernah mengadakan sosialisasi mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang tapi tidak langsung kepada masyarakat melainkan melalui kepala desa atau tokoh-tokoh agama yang ada beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Alla. Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla mengundang setiap kepala desa atau tokoh-tokoh agama yang ada di Kecamatan Alla untuk datang ke Kantor Urusan Agama menghadiri penyuluhan baik mnegenai tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla maupun membahas tentang keagiatan keagamaan lainnya yang kemudian kepala desa atau tokoh-tokoh agama yang hadir dalam penyuluhan kemudian yang menyampaikan ke masyarakat.”

(Hasil wawancara dengan ibu HD pada tanggal 21 Juli 2020) Beberapa bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla yaitu mengundang kepala desa tokoh-tokoh agama yang ada di beberapa desa yang ada di Kecamatan Alla untuk menghadiri penyuluhan atau sosialisasi baik mengenai tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla maupun kegiatan keagamaan lainnya. Dalam ilmu sosiologi ini disebut sebagai sosialisasi sekunder. Menurut buku dasar-dasar sosiologi (2004) karya subang sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi lanjutan dimana seseorang menjalani sosialisasi dengan orang lain setelah keluarga atau di sektor-sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat.

Sosialisasi tugas pokok dan fungsi yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla merupakan sosialisasi dalam bentuk sekunder yang berarti lanjutan dari

sosialisasi primer. Dimana sosialisasi primer yaitu di keluarga sedangkan sosialisasi sekunder yaitu di luar lingkup keluarga.

Selain tanggapan dari pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla penulis juga melakukan wawancara dengan tokoh agama bapak HS, bapak HS mengatakan bahwa:

”Mengenai undangan untuk menghadiri sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla atau sosialisasi tentang kegiatan keagamaan lainnya memang benar sering ada entah itu melalui kepala desa maupun pegawai Kantor Urusan Agama secara langsung. Sayapun sering menghadiri kegiatan sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla ataupun sosialisasi kegiatan keagamaan lainnya tapi tidak pernah diinstruksikan untuk mensosialisasikan kembali ke kepada masyarakat ”

(Hasil wawancara dengan pak HS pada tanggal 20 Agustus 2020) Pak HS sering menghadiri sosialisasi mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan sosialisasi kegiatan keagamaan lainnya tapi tidak pernah mensosialisaskannya kembali kepada masyarkat di karenakan tidak ada instruksi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla, berarti pak HS tidak memiliki inisiatif untuk mensosialisasikannya kembali ke masyarakat dam dalam proses sosialisasi sangat diperlukan inisiatif agar suatu organisasi atau lembaga dapat berjalan secara efektif dan aktif . Menurut KBBI inisiatif adalah bentuk kesadaran diri dari individu yang berpikir bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu hal.

Kesadaran diri dapat timbul dimana saja, yang tercipta karena adanya dorongan atau keinginan dalam diri untuk melakukan sesuatu. Jika pak HS memiliki kesadaran diri atau inisitif yang tinggi, maka tanpa disuruh pak HS akan mensosialisasikannya kembali tugas pokok dan fungsi yang telah didapatkan pada saat menghadiri sosialisasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla.

Ada pula tanggapan dari tokoh agama dan juga pengurus masjid lainnya yaitu atas nama bapak HK, bapak HK mengatakan bahwa:

“Selaku tokoh agama di sini saya tidak pernah menghadiri kegiatan sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan sosialisasi-sosialisasi lainnya mengenai kegiatan keagamaan. Dan juga saya tidak pernah berkomunikasi dengan staf atau kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Mengenai undangan saya tidak pernah menerima baik melalui kepala desa maupun dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla secara langsung ”

(Hasil wawancara dengan pak HK pada tanggal 20 Agustus 2020) Dalam proses sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla tokoh-tokoh agama disetiap desa harus dilibatkan atau diberikan peran. Menurut George Herbert Mead (1972) “setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat, proses ini dinamakan pengambilan peran-peran“. Dalam proses ini seseorang diberikan atau dilibatkan dalam suatu kegiatan agar individu tersebut dapat berinteraksi dengan individu lainnya.

Pemberian peran kepada tokoh-tokoh agama di setiap desa yang ada di Kecamatan Alla adalah hal yang haruskan dilakukan oleh kepala desa dan pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla, sebab jika memiliki peran secara tidak langsung tokoh-tokoh agama memiliki tanggung jawab terhadap perannya masing-masing.

Sama halnya dengan tokoh masyarakat atas nama pak AM mengatakan bahwa: “Saya sama sekali tidak pernah menerima undangan untuk menghadiri sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan penyuluhan lainnya. Sama sekali tidak pernah dilibatkan oleh desa ntuk menghadiri sosialisasi-sosialisasi yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Sebenarnya masyarakat disini sangat membutuhkan sosialisasi menegnai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dikarenakan masih banyak warga yang tidak mengetahui apa sebenarnya tugas pokok dan fungsi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla”

(Hasil wawancara dengan pak AM pada tanggal 20 Agustus 2020) Ini yang menjadi salah satu penyebab tidak berjalannya program kerja yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla karena kurangnya komunikasi antara kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla selaku atasan dengan tokoh-tokoh agama yang

ada di beberapa desa di Kecamatan Alla selaku bawahan dan juga kurang dilibatkannya tokoh-tokoh agama disetiap kegiatan keagamaan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Komunikasi atasan bawahan dalam sebuah organisasi memiliki pengertian yaitu informasi mengalir dari jabatan berotorisasi lebih tinggi kepada mereka yang berotorisasi lebih rendah (Pace & Faules, 2000)

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawahan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan pengarahan, tujuan, displin, perintah, pertanyaandan kebijakan umum. Tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan ( Muhammad, 2004)

Tanggapan dari tokoh agama yang atas nama pak SR mengatakan bahwa :

“Saya tidak pernah menerima undangan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla untuk menghadiri sosialisasi atau penyuluhan tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan penyuluhan-penyuluhan lainnya yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla pun jarang berkunjung atau bersilaturahmi ke desa kami. Warga di sini sangat membutuhkan sosialisasi-sosialisasi tentang keagamaan apalagi mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusa Agama Kecamatan Alla.” (Hasil wawancara dengan pak SR pada tanggal 20 Agustus 2020) Permasalahan di desa pak SR sama dengan desa pak AM yaitu masalah komunikasi antara kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dengan tokoh-tokoh agama. Padahal komunikasi sangat penting dalam suatu lembaga. Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi

jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain (Burhan Bungin, 2008)

Komunikasi menjadi salah saru kunci dari optimalnya suatu organisasi. Karena komunikasi dapat meningkatkan motivasi karyawan, komunikasi dapat merubah sifat individual, dan komunikasi membantu dalam hal sosialisasi. Sehinggga jika komunikasi antar bawahan dan atasan baik maka pelayanan pun akan efektif.

Tanggapan lain dari tokoh agama Pak IS menyampaikan bahwa :

“Saya kadang-kadang menerima undangan untuk menghadiri sosialisasi baik mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla maupun sosialisasi-sosialisasi, baik melalui kepala desa maupun dari pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla langsung tetapi saya jarang hadir dikarenakan kegitan sosialisasi atau penyuluhan bertepatan dengan kesibukan saya”

(Hasil wawancara dengan pak IS pada tanggal 20 Agustus 2020) Simpulan dari beberapa tanggapan tersebut yaitu sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla belum berjalan dengan baik karena masih banyak tokoh-tokoh agama yang ada di Kecamatan Alla yang tidak pernah menghadiri sosialisasi dan penyuluha yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dikarenakan tidak mendapat panggilan atau undangan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla.

Menurut peneliti penyebab kurangnya efektivitas dalam sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla adalah miss komunikasi antara kepala desa dengan tokoh-tokoh agama. Karena beberapa tokoh-tokoh agama mengatakan bahwa tidak pernah menerima undangan untuk menghadiri penyuluhan atau sosialisasi sedangkan staf dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla mengatakan bahwa sering menitipkan undangan ke kepala desa jika tidak dapat memberikan langsung kepada

tokoh-tokoh agama. Dan juga kurangnya komunikasi antara pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dengan tokoh-tokoh agama.

Penyebab lainnya yaitu kurangnya inisiatif dari tokoh-tokoh agama yang sering menghadiri penyuluhan atau sosialisasi untuk mensosialisasikan kembali kepada masyarakat dengan alasan karena tidak ada instruksi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla.

Dampak yang terjadi karena kurang efektifnya sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla yaitu meningkatnya pernikahan dini di Kecamatan Alla, Kantor Urusan Agama berperan penting dalam meminimalisir pernikahan dini dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkawinan dengan calon pengantin yang terlalu muda. Pendekatan dan upaya berupa pembinaan, sosialisasi dan penyuluhan pegawai Knator Urusan Agama, apabila dilakukan secara konsisten besar kemungkinan akan sangat bermanfaat bagi upaya pencegahan terjadinya pernikahan dini. Seperti yang telah diatur oleh undang-undang perkawinan UU No.1 tahun 1974 batasan persyaratan untuk melangsungkan perkawinan yaitu sekurang-kurangnya umur 19 tahun bagi laki-laki dan umur 16 tahun bagi perempuan.

Menurut penulis agar tercapainya efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla sebaiknya dalam pembagian undangan harus lebih di pastikan sampai dan merata kepada tokoh-tokoh agama agar okoh-tokoh agama dari desa-desa yang ada di Kecamatan Alla semuanya bisa hadir dalam kegiatan sosialisasi tugas poko dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Serta dalam sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla mengharuskan

untuk semua tokoh-tokoh agama harus hadir dan hasil dari sosialisasi-sosialisasi harus disampaikan kembali kepada desa masing-masing

C. Faktor penghambat dan pendukung efektivitas sosialisasi tugas pokok dan