• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS SOSIALISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR URUSAN AGAMA DALAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG INDAH SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS SOSIALISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR URUSAN AGAMA DALAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG INDAH SARI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS SOSIALISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR URUSAN AGAMA DALAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT

KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

INDAH SARI

10564104116

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

vii

EFEKTIFITAS SOSIALISASI TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR URUSAN AGAMA DALAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT

KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan oleh INDAH SARI

Nomor Stambuk : 105641104116

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

ABSTRAK

Indah Sari, Amir Muhiddin dan Amin Umar, Efektivitas Sosilisasi Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Urusan Agama Dalam Pelayanan Kepada Masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat dan bagaimana faktor penghambat dan pendukung sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan agama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu obesrvasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kefektivitasan sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama belum berjalan dengan baik karena masyarakat masih banyak yang belum paham tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama. Oleh karena itu Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla harus lebih efektiv dalam mensosialisasikan tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama.

Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama belum berjalan dengan maksimal dikarenakan sosialisasi yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla tidak langsung ke masyarakat melainkan melalui tokoh-tokoh agama yang ada di Kecamatan Alla, akan tetapi ada beberapa tokoh agama yang tidak pernah hadir karena tidak menerima undangan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla sehingga masih banyak masyarakat yang kurang paham mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama. Faktor penghambat efektifitas sosialisas tugas pokok dann fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla yaitu anggaran dan sedikitnya tokoh-tokoh agama yang hadir sedangkan faktor pendukungnya yaitu sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “Efektifitas Sosiaisasi Tugas Pokok dan Fungsi Kantor

Urusan Agama dalam kepada Masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Muh. Amin Umar, S.Ag., M.Pd.i selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassa

(8)

4. Ibunda Dr. Nuryanti Mustari, S.Ip., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Segenap Dosen dan seluruh Jajaran Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan pengetahuan dimulai dari semester awal hingga semester akhir ini.

6. Orang Tua tercinta, Ayahanda Ahmad Macca dan Ibunda Haspipa Aman yang rela berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidik, serta mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya memberi dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

7. Kepada kakak- kakak saya Ita wahyuni Ahmad dan Raoda tuljannah Ahmad serta kakak ipar saya kak sandri atas dukungan, semangat serta selalu siap untuk direpotkan

8. Kepada teman-teman posko kecamatan pangkajene, Bunda ( Fitriani S.sos), Kiki Fitria, Afriani dan Hafiz

9. Saudara-saudara seperjuangan HOT SQUAD terimakasih banyak dan semangat untuk berjuang mencapai Toga.

10. Segenap keluarga Aman dan keluarga Macca atas doa dan dukungannya selama.

11. Kepada Anugrah Arsyad yang selalu siap menampung segala keluh kesah saya dan selalu memberi dukungan dan semangat.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kerangka Konsep ... 6

B. Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka pikir ... 27

D. Fokus Penelitian ... 27

E. Deskriptif Penelitian... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 28

D. Informan Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(11)

G. Teknik Pengabsahan Data ... 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 32

B. Efektivitas Sosialisasi Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama Dalam Upaya Pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla ... 54

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Efektivitas Sosialisasi Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla ... 61

BAB 5 PENUTUP ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efektif merupakan sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil serta target yang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tanpa pedulidengan biaya yang harus dikeluarkan. (Menurut Sandang P. Siagian, 2001) efektif adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah yang tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankan. Pekerjaan yang efektif selalu berhubungan dengan perencanaan, jadwal serta pengambilan keputusan secara tepat pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila tujuang yang telah ditetapkan berhasil dicapai. Tujuan dari efektif yaitu untuk mendapatkan efaektivitas, efektivitas yaitu salah satu pencapaian yang ingin di raih oleh sebuah organisasi. Menurut (Ravianto, 2014) efektivitas seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesaui dengan yang diharapkan. Artinya apabila suatu pekejaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan yang baik dalam waktu, biaya maupun mutunya maka dikatan efektif.

Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger dan Lukman dalam (Sari, 2009)

(13)

bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi anggota masyarakat.

Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI ) adalah sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan. Tupoksi merupakan satu kesatuan yang saling terkait antara tugas pokok dan fungsi. Menurut peraturan perundang–undangan tentang organisasi dan tata kerja suatu kementerian negara/lembaga sering disebutkan bahwa suatu organisasi menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam rangka melaksanakan sebuah tugas pokok. Tugas pokok dan fungsi suatu organisasi atau lembaga harus disosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui tugas pokok dan fungsi dari lembaga atau organisasi tersebut sehingga lembaga atau organisasi dapat memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat.

Salah satu lembaga di Indonesia yang mempunyai peranan penting yaitu Kantor Urusan Agama, Kantor Urusan Agama Merupakan ujung tombak dari struktur kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan. Sebagai ujung tombak dari kementerian agama Kantor Urusan Agama memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan bimbingan dan layanan kepada masyarakat. Bagaimana wujud bimbingan dan

(14)

layanan yang diberikan departemen agama tercermin pada pola dan corak kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla merupakan salah satu instansi pemerintah yang diberi kewenangan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang urusan agama Islam dalam wilayah Kecamatan Alla. Adapun penjelasan tentang Kantor Urusan Agama menurut Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Pasal 1 No.37 berbunyi “Kantor Urusan Agama kecamatan, selanjutnya disingkat KUAKec, adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai,rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama Islam”

Berdasarkan informasi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama yaitu: melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, melaksanakan pelayanan dan bimbingan bina keluarga sakinah, melaksanakan pelayanan dan bimbingan zakat, wakaf dan ibadah sosial, melaksanakan pelayanan dan bimbingan kemasjidan serta melaksanakan pelayanan dan bimbingan haji, umroh dan kemitraan umat.

Adapun beberapa masalah-masalah yang muncul dalam lingkungan masyarakat yang terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama, contohnya yaitu sengketa tanah wakaf dan meningkatnya pernikahan dini. Yang pada dasarnya permasalahan-permasalahan tersebut sangat bisa diselesai secara baik-baik oleh pegawai-pegawai yang ada di Kantor Urusan Agama.

(15)

Dengan demikian maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Sosialisasi Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Urusan Agama Dalam Pelayanan Kepada Masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini, maka dikemukakan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang?

2. Apakah faktor penghambat dan pendukung efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

1. Agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(17)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka konsep

1. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai sesuatu.

Definisi lainnya yaitu tugas merupakan suatu kegiatan spesifik yang dijalankan dalam organisasi. Menurut John & Mary Miner dalam Moekijat (1998), menyatakan bahwa tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang dilakukan untuk suatu tujuan khusus. Sedangkan menurut Moekijat (1998), tugas adalah suatu bagian atau suatu unsur atau suatu komponen dari suatu jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur (elemen) atau lebih sehingga menjadi suatu kesatuan yang lengkap.

Definisi lainnya menurut Stone dalam moekjiat (1998) suatu tugas merupakan suatu kegiatan pekerjaan khusus yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi tugas diatas, dapat kita simpulkan bahwa tugas pokok ialah kesatuan pekerjaan atau kegiatan yang paling utama dan rutin dilakukan oleh para pegawai dalam sebuah organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan tertentu.

(18)

Pengertian fungsi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut para ahli, definisi fungsi yaitu menurut The Liang Gie dalam Haslinda Zainal fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaannya ataupun pertimbangan lainnya.

Definisi tersebut sama memiliki persepsi yang sama dengan definisi fungsi menurut Sutarto dalam buku yaitu fungsi adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain dengan untuk dilakuka oleh seseorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.

Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Definisi lain menyebutkan bahwa fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. Sedangkan pengertian singkat menurut Moekjiat dalam fungsi adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu.

Tugas pokok dan fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan program kerja yang telah dibuat berdasarkan visi dan misi suatu organisasi.

Tugas pokok dan fungsi merupakan suatu kesatuan yang saling terikat antara tugas pokok dan fungsi. Menurut peraturan perundang-undangan pun

(19)

sering disebutkan bahwa suatu organisasi menyelenggarakan fungsi-fungsi alam rangka melaksanakan sebuah tugas pokok.

Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI ) adalah sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan. Sebagian pihak menyebutnya sebagai tugas dan fungsi dan menyingkatnya menjadi tusi. Tupoksi merupakan satu kesatuan yang saling terkait antara tugas pokok dan fungsi. Dalam peraturan perundang–undangan tentang organisasi dan tata kerja suatu kementerian negara/lembaga sering disebutkan bahwa suatu organisasi menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam rangka melaksanakan sebuahtugas pokok.

2. Kantor Urusan Agama

Kantor Urusan Agama Merupakan ujung tombak dari struktur kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan. Sebagai ujung tombak dari kementerian agama Kantor Urusan Agama memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan bimbingan dan layanan kepada masyarakat. Bagaimana wujud bimbingan dan layanan yang diberikan departemen agama tercermin pada pola dan corak kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama.

Kantor Urusan Agama adalah pimpinan formal yang keberadaan kepemimpinannya didasarkan pada surat keputusan. Berdasarkan undang-undang nomor 22 Tahun 1974 tentang pencatatan nikah, talak, rujuk, pegawai pencatat nikah adalah pegawai negeri sipil yang diangkat berdasarkan surat keputusan dalam jabatan tersebut pada tiap Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagai

(20)

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana diatur dalam penjelasan undang-undang nomor 22 Tahun 1946. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Agama nomor 11 Tahun 2007 tentang pencatatan nikah, pegawai pencatat nikah dijabat oleh Kepala Kantor Urusan Agama yang melakukan pemeriksaan persyaratan, pengawasan dan pencatatan peristiwa nikah/rujuk, pendaftaran cerai talak, cerai gugat, dan melakukan bimbingan perkawinan serta menandatangani akta nikah, akta rujuk, buku nikah dan kutipan akta rujuk. Dalam melaksanakan tugasnya dapat diwakili oleh penghulu atau pembantu pegawai pencatat nikah.

Adapun kedudukan, tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama menurut Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 517 Tahun 2001, yaitu pasal 1, 2 dan 3

1) Kedudukan Kantor Urusan Agama diatur dalam Pasal 1, yaitu “Kantor Urusan Agama Kecamatan berkedudukan di wilayah kecamatan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan oleh Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas Kelembagaan Agama Islam. 2) Tugas Kantor Urusan Agama diatur dalam Pasal 2, yaitu:”Kantor

Urusan Agama mempunyai tugas menyelesaikan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dibidang Urusan Agama Islam dalam wilayah kecamatan.

Adapun tugas pokok Kantor Urusan Agama adalah: 1. Bidang Administrasi Nikah

(21)

a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang hendak melangsungkan pernikahan.

b. Melaksanakan pemeriksaan terhadap surat-surat dan persyaratan administrasi pernikahan

c. Melaksanakan pengecekan terhadap registrasi akta nikah d. Melaksanakan penulisan akta nikah

e. Memberikan penataran kepada para calon suami istri sebelum melaksanakan nikah dan berumah tangga

f. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada pembantu pegawai pencatat nikah

2. Bidang kemasjidan

a. Menginventarisasi jumlah dan perkembangan masjid dan mushollah

b. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap remaja masjid

c. Menerima, membukukan dan mengeluarkan serta mempertanggungjawabkan keuangan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) dan P2A (Pembinaan Pengalaman Agama)

d. Mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan tempat ibadah dan penyiaran agama

(22)

a. Melaksanakan bimbingan zakat, wakaf dan ibadah sosial

b. Membukukan atau mecatat tanah wakaf yang sudah selesai disertifikatkan

c. Memelihara dan menerbitkan arsip tanah wakaf

d. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan ibadah sosial

4. Bidang Keuangan

a. Membuat laporan keuangan NR (Newpark Resorce) b. Menerbitkan arsip keuangan

c. Menyusun DUK (Daftar Urut Kepangkatan) /DIK(Daftar Isian Kegiatan)

5. Bidang Tata Usaha

a. Melaksanakan dan menangani surat menyurat

b. Meningkatkan tertib administrasi, dokumen dan statistic c. Menyediakan pengadaan alat tulis kantor

d. Membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan. 3) Fungsi Kantor Urusan Agama diatur dalam Pasal 3, yaitu “ Dalam

pelaksanaan tugas sebagian dimaksud dalam pasal 2, Kantor Urusan Agama Kecamatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan statistic dan dokumentasi

2. Menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan

(23)

3. Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapakan oleh Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan penyelenggaraan haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam KMA No. 517 Tahun 2001, Pasal 4 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, disebutkan bahwa Kantor Urusan Agama Kecamatan terdiri dari:

a. Kepala

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan bertanggung jawab memimpin bawahannya masing-masing, serta memberikan pedoman, bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Sebagai bawahan, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan wajib mengetahui dan mematuhi atasannya dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada atasan. Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten/Kota yang membawahinya untuk selanjutnya disusun dan diolah sebagai laporan berkala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

b. Pelaksana

Sesuai dengan kebutuhan rasional dengan kebutuhan tugas penyelenggara statistic, dokumentasi, surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan, bimbingan dan pelayanan nikah dan rujuk, pengurusan dan

(24)

pembinaan kemasjidan, zakat, wakaf, ibadah sosial dan baitul mal, pengembangan keluarga sakinah dan kependudukan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Konsep Efektivitas a. Pengetian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan dengan berhasil. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupn program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran seperti yang telah ditentukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas ialah daya guna, keaktifan serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menurut (Ravianto, 2014) efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Artinya apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya maka dapat dikatakan efektif.

Menurut (Gibson, 2013) efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi.Semakin dekat

(25)

prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan “standar” maka mereka dinilai semakin efektif.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organiasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini, menurut (Rifa’i, 2013) efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimilki secara efisien, ditinjau dari sistem masukan, proses, maupun keluaran. Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, sedangkan dikatan efektiv apabila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas.

b. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginprestasikannya. Bila dipandang dari sisi produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman

(26)

bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang atau jasa. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah diukur dengan memebandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapka, maka hal itu tidak dikatakan efektif.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak, yaitu: a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai saasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat dicapai.

b. Kejelasan startegi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatangi tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan organisasi dimasa depan.

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

(27)

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi. g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksankan secara efektiv dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya sistem engawasan dan pengendalian.

Sedangkan menurut Richard M. Steers dalam (Yunis & Rahardjo, 2011) mengatakan mengenai ukuran efektivitas sebagai berikut:

a. Pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagaiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.

b. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan

(28)

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya, integrasi menyangkut proses sosialisasi

c. Adaptasi adalah kemampuan organisasi yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.

c. Konsep Sosialisasi a. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya (Soekanto, 2004).

Menurut David A. Goslin dalam (NURFADDILAH, 2016) berpendapat “Sosialisasi adalah proses belajar yang di alami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya”. Sedangkan (William J. Goode dalam (SARI, 2017) menjelaskan bahwa “Sosialisasi merupakan proses yang harus dilalui manusia muda untuk memperoleh nilai-nilai dan pengetahuan mengenai kelompoknya dan belajar mengenai peran sosialnya yang cocok dengan kedudukannya di situ.

Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti

(29)

belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa “sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi anggota masyarakat”

Sosialisasi merupakan “proses belajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan masyarakat” (Toruan et al., 2020).

Beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi dalam pembuatan akta kematian sangat penting bagi warga desa agar warga desa mengetahui lebih jelas tentang fungsi akta kematian dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana sistem tersebut dapat dipahami tergantung seberapaintens sosialisasi tersebut diberikan, dalam penelitian ini intensitas sosialisasi yang diberikan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pembuatan akta kematian.

b. Tujuan sosialisasi

Menurut Mead dalam (Mutmainna, 2018) sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

(30)

a. Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat.

b. Mengembangakan kemampuan berkomunikasi secara efektif

c. Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat

d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada.

c. Agen Sosialisasi

Berikut ini adalah agen sosialisasi menurut Fuller dan Jacob dalam (Wibowo, 2012) terdiri atas:

a. Keluarga

Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat ia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak merupakan kelompok terkecildalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosialisasi, keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi mempunyai banyak peran antara lain, melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan norma-norma sosial, serta melatih anak dalam mempelajari sosial.

b. Sekolah

Proses sosialisasi pengetahuan dan keterampilan merupakan program yang bersifat nyata (real curriculum). Artinya proses pembelajaran yang

(31)

terprogram dalam kurikulum sekolah, sedangkan sosialisasi nilai dan sikap merupakan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Pelaksanaannya tidak terprogram secara eksplisi, tetapi terintegrasi dalam semua proses dan kegiatan di sekolah.

c. Teman sebaya

Media sosialisasi pada tahap selanjutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usia hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama. Interaksi diantara teman sepermainan bertujuan untuk memperoleh kesenangan. Para remaja melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan diantara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan senang melakukan kegiatan bersama-sama.

d. Media massa

Media massa merupakan salah satu dari agen sosialisasi dan juga merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Contoh media massa yaitu media cetak dan media elektronik

e. Tempat kerja

Ada berbagai macam lapangan pekerjaan di masyarakat. Di dalam lingkungan kerja manapun seseorang akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial ini membuat orang yang saling menerima dan memberi pengaruh. Terjadilah penyesuaian tingkah laku, baik penyesuaian antar pribadi maupun maupun penyesuain dengan lingkungan

(32)

kerjasama umum. Penyesuaian itulah yang membentuk kepribadian seseorang, karena dalam interaksi tersebut terjadi sosialisasi nilai dan norma sosial. Walaupun lingkungan kerja bukan lagi sebuah keluarga atau sekolah, namun disana seseorang juga masih belajar.

Proses Sosialisasi

d. Proses sosialisasi menurut Sutaryo dalam (Zuhri, 2010): a. Tahap Persiapan

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat ini sedang mempersiapkan seseorang anak untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri kita sendiri, pada tahap ini anak-anak juga mulai meniru kegiatan meskipun tidak sempurna.

b. Tahap meniru

Tahap ini ditandai dengan anak-anak yang tidak sempurna meniru peran yang dimainkan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran nama yang tepat dan nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya, Anak-anak mulai menyadari apa yang seorang ibu dan apa yang diharapkandari seorang ibu dari seorang anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi pada orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian besar orang-orang ini adalah orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan kelangsungan hidup diri kita sendiri, darimana anak-anak menyerap norma-norma dan nilai-nilai. Untuk seorang anak ini disebut bermakna (signifikan)

(33)

c. Tahap siap bertindak

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran langsung dimainkan oleh dirinya dengan hati nurani yang jelas. Kemampuannnya menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat untuk memungkinkan kemampuan untuk bermain bersama. Dia mulai menyadari tuntutan untuk membela keluarga dan bekeja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan hubungannya berinteraksi lebih banyak dan lebih kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman sebaya di luar rumah. Peraturan ini juga di luar keluarga secara bertahap mulai dipahami. Pada saatyang sama, anak-anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarga.

d. Tahap penerimaan norma kolektif

Pada tahap ini orang tersebut dianggap sebagai orang dewasa. Dia mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat luas. Dengan kata lain, ia dapat mentolerir tidak hanya oleh mereka yang bernteraksi dengan dia tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga Negara dalam arti sepenuhnya.

B. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan

(34)

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dikaji telah menghasilkan kesimpulan yang beragam sesuai dengan kajian penelitiannya yiatu:

Menurut (Asyakir et al., 2014) dalam penelitiannya yang membahas tentang Analisis Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau dalam Melaksanakan Pelayanan dan Bimbingan Kepada Masyarakat menjelaskan bahwa struktur organisasi yang ada pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Mnadau tidak terstruktur dengan baik sehingga menyebabkan banyaknya tugas pokok dan fungsi yang teah ditetapkan tidak bisa berjalan dengan optimal. Memang disatu sisi rana komando serta rentang kendalinya berjalan dengan baik namun pada poin spesialisasi pekerjaan adanya penumpukan tugas yang dibebankan pada pegawai serta tidak sesuainya aparat yang menangani tugasnya masing- masing seperti yang telah tercantum pada struktur yang ada begitu juga departemen-departemen yang tidak efektif sehingga dalam satu departemen mempunyai banyak fungsi yang berbeda dengan satu orang aparat. Akibat pengaturan struktur yang tidak tepat ini menyebabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau banyak yang tidak terlaksana sehingga pelaksanaan tugasnya masih berfokus pada pelayanan perkawinan saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau adalah rendahnya

(35)

kesadaran petugas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan tersebut terbukti dengan hasil wawancara mengenai kedisiplinan yang kurang pada aparatny, minimnya sumber daya manusia yang dimiliki serta sarana prasarana penunjang yang kurang lengkap yang menyebabkan kegiatan dalam rangka melaksanakan pelayanan kepada masyarakat tersebut kurang optimal.

Penelitian oleh (Rama, 2020) yang meneliti tentang Kinerja Pegawai Terhadap Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Unaaha yang menjelaskan tentang Kinerja pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Unaaha dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya belum dilaksanakan secara maksimal. Lemahnya kualitas layanan publik dikarenakan birokrasi yang ada dengan jumlah personil baik pegawai negeri sipil maupun pegawai harian yang banyak tidak membuat pelayanan pada masyarakat semakin membaik, serta pengetahuan pegawai mengenai pekerjaan tidak relevan dengan tingkat pendidikan, masa kerja maupun usia pegawai. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Unaaha dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya adalah individu dan faktor lingkungan kerja. Kedua faktor tersebut sangat menunjang keberhasilan organisasi karena keterkaitan kedua faktor merupakan modal utama bagi pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Unaaha dalam melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang untuk mencapai kinerjanya.

Penelitian dari (Al-Fauzi, Cecep Moch Ramli Others, 2018) tentang Efektivitas Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Urusan Agama Sebagai Nadzir Pengelolaan Harta Wakaf di Kecamatan Jamanis menjelaskan bahwa Kantor

(36)

Urusan Agama sudah efektiv dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai nadzir karena banyak masyarakat yang tertolong dengan hasil dari tanah wakaf yang di kelolah oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Jamanis.

C. Kerangka fikir

Kerangka fikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka fikir ini disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka atau hasil penelitian relevan yang terkait.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah, kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah yang dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka. Adapun fokus penelitian yang bersangkutan darirumusan masalah adalah “Efektivitas Sosialisasi Tugas Pokok Dan Fungsi Kantor Urusan Agama Dalam Pelayanan Kepada Masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”

Efektivitas Sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama

Sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam efektifitas pelayanan kepada masyaralat Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang

Pelayanan kepada masyarakat

Faktor penghambat dan pendukung efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi

(37)

E. Deskripsi Fokus penelitian

a. Efektivitas adalah salah satu pencapaian yang ingin dicapai oleh seseorang atau organisasi

b. Sosialisasi adalah proses pendidikan yang dilakukan dalam dua bentuk yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer artinya sosialisasi pertama yang diterima individu di dalam keluarga. Sosialisasi sekunder adalah lanjutan dari sosialisasi primer atau proses memperkenalkan individu kepada masyarakat luas.

c. Tugas pokok adalah pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu

d. Fungsi adalah suatu tugas tertentu yang dikerjakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu

e. Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang dapat membatalkan atau menghalangi usaha yang dikerjakan

f. Faktor pendukung adalah segala seuatu yang memberikan nilai positif kepada usaha atau sesuatu yang sedang dikerjakan

g. Pelayanan adalah sebuah usaha memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain

(38)
(39)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan dari tanggal 08 Juli 2020 sampai dengan 08 September 2020, Penelitian ini dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, dengan tema efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

B. Jenis dan tipe penelitin

Berkaitan dengan tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran mengenai dinamika efetivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang terjadi secara obyektif, maka jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari indivdu, kelompok atau situasi.

Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif yakni tipe penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut didasarkan karena penelitian ini mneghasilkan data-data berupa kata-kata menurut informan, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannyayang artinya memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti, mengeidentifikasi dan menejelaskan data yang

(40)

ada secara sistematis. Tipe deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi (Mardalis, 2010).

C. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan dalam pengumpulan data. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

Data primer yaitu data empiris yang didapatkan peneliti dari informan berdasarkan hasil wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh adalah bagaimana sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam efektivitas pelayanan kepada masyarakat di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang serta data-data lain yang dibutuhkan untuk melengkapi skripsi. 2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku , dokumen/catatan, tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip-arsip resmi yang dapat mendukung kelengkapan data primer. Informasi tentang sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yaitudapat bersumber dari arsip-arsip serta dokumentasi-dokumentasi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(41)

D. Informan penelitian

Adapun informan penulis guna untuk memperoleh berbagai informasi mengenai efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Dalam mendapatkan informasi perlu adanya wawancara karena pembuktian dari penulis tidaklah nyata tanpa adanya hasil penelitian.

Informan dari penelitian ini yaitu staf pegawai dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla sejumlah satu orang dan beberapa tokoh-yokoh agama yang ada di Kecamatan Alla sejumlah lima orang. Alasan peneliti memilih informan-informan tersebut karena informan-informan-informan-informan tersebut yang banyak mengetahui tentang efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama dalam pelayanan kepada masyarakat Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian guna memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait dengan sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

2. Wawancara, yakni usaha teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada informan yang dipilih atau dengan mengadakan Tanya jawab, dialog ataupun diskusi dengan informan yang dianggap mengetahui

(42)

banyak tentang efektivitas sosialisasi tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3. Studi dokumen, yaitu cara pengumpulan data dan telah pustaka dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang diteliti baik berupa literature, laporan, jurnal, karya tulis ilmiah. Misalnya penelitian terdahulu yang membahas tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama, buku profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla serta dokumentasi-dokumentasi dengan pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla dan tokoh-tokoh agama yang ada di beberapadesa di Kecamatan Alla,

F. Teknik analisis data

Untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan, maka digunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif dengan cara menganalisis pernyataan dari hasil wawancara yang diperoleh dari informan yang dianggap mampu untuk memberikan informasi yang akurat sesuai dengan masalah peneliti. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012) yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan dilapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian dilapangan.

(43)

2. Data Display (Penyajian Data)

Kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif, grafik jaringan, table dan bagian yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

3. Conclusion Drawing /Verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi) Mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan dilapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

G. Teknik pengabsahan data

Salah satu cara yang paling penting dan mudah untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2014) triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Terdapat 3 (tiga) triangulasi menurut Sugiyono yaitu sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data yaitu untuk menguji kredibilitas terhadap data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan waktu yang berbeda.

(44)

3. Triangulasi waktu

Waktu juga sering memengaruhi kredibilitas data, untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data maka dapat dilakukan dengan carawawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(45)

34

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Enrekang

a. Kondisi Geografis

Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3̊ 14’36’’- 3̊50’00” Lintang Selatan dan antara 199̊ 40’53” - 120̊ 6’33” Bujur Timur. Letak geografis Kabupaten Enrekang berada dijantung jasirah Sulawesi Selatan yang dalam peta batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Batas wilayah Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Toraja 2) Sebelah Timur : Kabupaten Luwu

3) Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap 4) Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang b. Kondisi Topografi

Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan terjadi pada

(46)

bulan November - Juli sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus - Oktober.

Selama setengah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan wilayah administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan maupun level desa/kelurahan. Pada Tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54 desa/kelurahan yang tersebar pada 5 kecamatan. Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, maka pemekaran desa/kelurahan sudah menjadi keharusan. Maka pada tahun 1997, jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Enrekang telah bertambah dari 78 desa/kelurahan kondisi tahun 1996, menjadi 108 desa/kelurahan. Demikian halnya pada tingkat kecamatan, yang semula hanya 5 kecamatan menjadi 9 kecamatan.

Pada pertengahan tahun 2003 terjadi pemekaran sehingga bertambah lagi sebanyak 3 desa menjadi 111 desa/kelurahan.Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran desa dan kecamatan menjadi 11 kecamatan dan 112 desa/kelurahan. Terakhir pada tahun 2008 mekar kembali menjadi 12 kecamatan dan 129 desa/kelurahan. Dari 12 Kecamatan tersebut, kecamatan terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km2 atau 22 persen dari luas Kabupaten Enrekang , sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km2 atau 1,94 persen dari luas Kabupaten Enrekang.

Pegunungan Latimojong yang memanjang dari arah utara ke Selatan rata-rata ketinggian sekitar 3000 meter di atas permukaan laut, memagari kabupaten enrekang di sebelah timur sedang di sebelah barat membentang sungai Saddang yang berada dalam wilayah Kabupaten Pinrang dengan aliran pengairan sampai Kabupaten Sidrap.

(47)

Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografis Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana, sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa. Luas KBE kurang lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas Kabupaten Enrekang sedangkan luas KTE kurang lebih 1.126,98 Km2 atau 63,10% dari, Luas wilayah Kabupaten Enrekang.

Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan signifikan antara kedua wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas perdagangan dan industri berada pada wilayah KBE. Selain itu industri jasa seperti transportasi, telekomunikasi, hotel, restoran, perbankan, perdagangan industri pengotahan hash pertanian berpotensi dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE yang selama ini dianggap relatif tertinggal bila dilihat dari ketersedian sarana dan prasarana sosial ekonomi, sangat memadai dari segi potensi SDA, sehingga amat potensial untuk pengembangan pertanian dalam arti yang luas yaitu pertanian tanaman pangan/ hortikultura, perkebunan dan pengembangan hutan rakyat.

Pemekaran dari lima kecamatan menjadi sembilan kecamatan di Kabupaten Enrekang menyebabkan akses penduduk terhadap pelayanan pemerintahan lebih mudah dicapai. Kondisi ini dipermudah oleh semakin dekatnya pusat pemerintahan kecamatan dari desa-desa bawahannya. Selain itu jumlah penduduk beserta aktifitasnya yang akan ditangani. Setiap wilayah kecamatan semakin berkurang. Pemekaran ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas

(48)

pelaksanaan roda pemerintahan sehingga akan memberikan efek positif terhadap akselerasi pembangunan di setiap wilayah.

Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas dengan berbagai potensinya memberi peluang untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan.Adanya keterbatasan akses KTE terhadap Kawasan Barat Enrekang mengindikasikan perlunya kebijakan atau langkah langkah strategis yang memungkinkan kedua wilayah tersebut dapat bersinergi untuk menuju pencapaian visi dan misi daerah.

c. Kondisi wilayah Kabupaten Enrekang.

Kabupaten Enrekang berada di jantung Jasirah Sulawesi Selatan yang dalam peta batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Pegunungan Latimojong yang memanjang daru Utara ke Selatan rata-rata ketinggian ± 3.000 meter diatas permukaan laut, memagari Kabupaten Enrekang disebelah timur sedang disebelah barat membentang Sungai Saddang dari utara ke selatan yang pengendalian airnya menentukan pengairan saddang yang berada dalam wilayah Kabupaten Pinrang dengan aliran pengairan sampai ke Kabupaten Sidenreng Rappang. Kabupaten Enrekang terletak antara 3º 14’36” LS dan 119º40’53” BT. Jarak dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar) ke kota Enrekang dengan jalan darat sepanjang 235 Km. Batas-batas daerah Kabupaten Enrekang : Sebelah Utara Kabupaten Tana Toraja, Sebelah Selatan Kabupaten Sidenreng Rappang, Sebelah Barat Kabupaten Pinrang, dan Sebelah Timur Kabupaten Luwu dan Sidenreng Rappang. Kabupaten Enrekang berada di daerah pegunungan, terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung menyambung, mengambil dari ± 85% dari seluruh

(49)

luas Kabupaten Enrekang yang luasnya ± 1.786,01 Km atau 2,92 dari seluruh luas seluruh propinsi Sulawesi Selatan, secara administratif terbagi menjadi 9 kecamatan dan 111 Desa.

Iklim di Kabupaten Enrekang hampir sama dengan daerah lainnya di propinsi Sulawesi Selatan yaitu terbagi 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musin hujan terjadi/ berlangsung pada bulan November-Juli, sedangkan pada musim kemarau berlangsung pada bulan Agustus-Oktober. Jumlah hari hujan (HH) pada tahun 2001 139 dan curah hujan 3.970 mm, tahun 2002 jumlah HH 137 hari dan CH 1410 mm, tahun 2003 jumlah HH 82 CH 1925 mm.

Peta Kabupaten Enrekang

Gambar 4.1 peta Kabupaten Enrekang Sumber: Buku Profil Kabupaten Enrekang

(50)

Jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang untuk tahun 2008 adalah sebanyak 188.070 jiwa yang tersebar di 12 kecamatan. Dengan kepadatan penduduk mencapai 105 jiwa/km².

Tabel 1.1 Penduduk menurut jenis kelamin dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2018

No. Nama Kecamatan Laki- Laki Perempuan Jumlah Total Kepadatan Penduduk 1. Maiwa 11.655 11.657 23.312 59,3 2. Bungin 2.284 2.098 4.382 18,5 3. Enrekang 14.928 14.929 29.857 102,5 4. Cendana 4.269 4.420 8.689 95,5 5. Baraka 10.495 10.287 20.782 130,6 6. Buntu Batu 6.097 5.896 11.933 94,7 7. Anggeraja 11.866 11.850 23.716 189,2 8. Malua 4.275 4.322 8.597 213,0 9. Alla 10.107 10.046 20.153 581,4 10. Curio 7.248 7.094 14.342 80,3 11. Masalle 6.145 5.953 12.098 177,0 12. Baroko 5.184p 4.965 10.149 247,1 Kabupaten Enrekang 94.553 93.517 188.070 105.3 Sumber : Kabupaten Enrekang Dalam Angka 2018 BPS Enrekang

Berdasarkan tabel Kecamatan Enrekang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak jika di bandingkan dengan kecamatan yang lain yaitu sebesar 29.857 jiwa. Hal ini dimungkinkan karena kecamatan ini berada di ibu kota Kabupaten

(51)

dengan penduduk yang heterogen. Adapun kecamatan dengan penduduk yang paling sedikit yaitu kecamatan Bungin dengan jumlah penduduk sebesar 4.382 jiwa dan merupakan kecamatan yang baru dimekarkan

2. Kecamatan Alla

a. Riwayat Kecamatan Alla

Wilayah Kecamatan Alla pada awalnya terbentuk seiring dengan mewilayahi Masalle, Baroko, dan Curio. Kecamatan Alla menjadikan kelurahan kambiolangi sebagai ibukota kecamatan yang secara administrative terdiri dari 8 kelurahan dan desa.

Kemudian dalam perkembangan, Kecamatan Alla dimekarkan menjad empat wilayah kecamatan, yaitu: Kecamatan Alla, Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko dan Kecamatan Curio.

Dari data di atas dari segi geografis wilayah kerja dan segi kependudukan dapat dikatakan bahwa beban kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla sangat berat. Belum lagi fakta dari kondisi sosial kemasyarakatan saat ini yang terus berkembang dan memprihatinkan.

b. Wilayah Kerja

Secara administrative wilayah Kecamatan Alla terdiri dari tiga kelurahan dan lima desa yaitu:

1. Kelurahan Kalosi 2. Kelurahan Kambiolangi 3. Kelurahan Buntu Sugi 4. Desa Bolang

(52)

6. Desa Mata Allo 7. Desa Taulo 8. Desa Pana

c. Letak Geografis

Kecamatan Alla secara geografis terletak pada posisi yang sangat strategis yakni pada jalur Kabupaten Tana Toraja. Kecamatan Alla memliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Curio 3. Sebelah barat beratasan dengan Kecamatan Baroko 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja

d. Luas Wilayah

Secara keseluruhan luas wilayah Kecamatan Alla adalah 34,66 km2, dengan perinci masing-masing desa sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nama-nama desa dan luas wilayah yang ada di Kecamatan Alla

NO NAMA DESA LUAS WILAYAH

KM2 1. Kalosi 5.08 2. Kambiolangi 3.5 3. Buntu Sugi 2.93 4. Bolang 4.15 5. Sumillan 3.81 6. Mata Allo 4.15 7. Taulo 4.04 8. Pana 4.95 JUMLAH 34.66

(53)

Tabel nama desa dan luas wilayah sangat penting agar kita dapat melihat desa serta kelurahan apa saja yang ada di Kecamatan Alla serta dapat mengetahui luas wilayah desa-desa atau kelurahan yang ada di Kecamatan Alla. Berdasarkan tabel diatas Kelurahan Kalosi memiliki 5.02 km2 dan menjadi wilayah yang paling luas di Kecamatan Alla. Kelurahan Kambiolangi memiliki luas 3.5 km2. Di Desa Buntu Sugi mempunyai wilayah yang paling sempit yaitu 2.93 km2. Desa Bolang memilki luas wilayah 4.15 km2. Desa Sumillan memiliki 3.81 km2. Desa Mata Allo memiliki luas wilayah 4.15 km2. Desa Taulo memiliki luas wilayah 4.04 km2 dan Desa Pana memilki luas wilayah 4.94 km2.

3. Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla

a. Kondisi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla

Kantor Urusan Agama merupakan satuan unit terkecil dari birokrasi Kementerian Agama RI yang berada di tingkat kecamatan. Sebagai ujung tombak Kementerian Agama RI, Kantor Urusan Agama mengemban tugas dan fungsi untuk melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kotamadia/Kabupaten di bidang urusan agama Islam dan membantu pembangunan pemerintah umum di bidang keagamaan pada tingkat kecamatan.

Kantor Urusan Agama memiliki beberapa badan resmi yang dibentuk sebagai hasil kerjasama aparat dengan masyarakat. Badan tersebut antara lain : Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan Badan Ksejetahteraan Masjid (BKM).

(54)

Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla sebagai berikut:

1. Burhanudin, Tahun 1966 s/d 1969 2. Suhaya Tepu, Tahun 1969 s/d 1971 3. Husain Salam, Than 1971 s/d 1972 4. H. Sulaiman, Tahun 1972 s/d 1973 5. M. Arsyad Liku, Tahun 1972 s/d 1992 6. Agus Salim, R.BA, Tahun 1992 s/d 2003

7. Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag, Tahun 2003 s/d 2009 8. Saifullah, S.Ag, Tahun 2009 s/d 2018

b. Visi dan Misi

1. Visi

Terwujudnya pelayanan masyarakat Alla yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.

2. Misi

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi 2. Meningkatkan kualitas pelayanan:

a) Pencatatan nikah dan rujuk b) Bina keluarga sakinah

c) Zakat, wakaf dan ibadah sosial d) Kemasjidan

e) Ibadah haji, umrah dan kemitraan ummat

(55)

Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla adalah pegawai negeri sipil Kementerian Agama RI yang ditugaskan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Enrekang untuk membantu sebagian tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla.

Untuk menciptakan kinerja yang terarah, kepada pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla diberikan uraian tugas sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari (frame works) semasa dinas di dalamnya. Hal ini diharapkan dapat memberi daya dukung terhadap potensi SDM yang bertugas di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Adapun gambaran potensi tersebut adalah:

Tabel 4.3 Data Pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Alla

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

NO NAMA GOL/

RUANG JABATAN PEND. KET

1. H. Mahmuddin, S.Ag III/d Kepala Penghulu Muda

S1 IAIN 2. Fatmawati, S.Ag III/c Penghulu Pertama S1

STAI

3. Hadi, S.Ag III/b Penghulu Pertama S1

UMI 4. Nurqaidah Qadir, S.Ag Honorer Penyuluh Agama S1

IAIN

5. Nurqalbi, SE Honorer Penyuluh Agama S1

6. Dasmiati, S.Ag Honorer Penyuluh Agama S1

IAIN 7. Ahmad Saiful, S.Pd Honorer Penyuluh Agama S1 8. Ahmad Jamaru, S.Ag Honorer Penyuluh Agama S1

9. Darlan, S.Pd Honorer Penyuluh Agama S1

10. Nursaidah K, S.Pd Honorer Penyuluh Agama S1 11. Suhayani, S.Ei Honorer Staf Administrasi S1 12. M. Ramadhan S, S.Pd Honorer Staf Administrasi S1

(56)

Tabel di atas menggambarkan jabatan, golongan dan pendidikan terakhir dari setiap staf atau pegawai tang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla. Hal ini bertujuan agar setiap komponen dalam perusahaan akan senantiasa bergerak secra efektif dan efisien. H. Mahmuddin, S.Ag menjabat sebagai Kepala Penghulu Muda dan Fatmawati, S.Ag serta Hadi, S.Ag sebagai penghulu dan beberapa staf lain yang masih honorer.

d. Data Keagamaan

Tabel 4.4 Data Haji

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

Berdasarkan tabel, di Desa Buntu Sugi dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 masyarakat yang menunaikan ibadah haji sejumlah 10 orang, dari Kelurahan Kambiolangi sejumlah 14 orang, dari Kelurahan Kalosi sejumlah 16 orang, dari Desa Taulo dan Desa Pana masing-masing sejumlah 1 orang, di Desa Bolang dan Desa Mata

No Desa / Kelurahan 2016 2017 2018 2019 Ket.

L P L P L P L P 1. Buntu Sugi 1 4 1 3 1 2. Kambiolangi 3 8 1 2 3. Kalosi 2 5 2 2 5 4. Taulo 1 5. Bolang 6. Mata Allo 7. Sumillan 1 1 1 8. Pana 1 Jumlah 3 9 6 14 3 10

(57)

Allo dari tahun 2016 sampai dengan 2018 tidak ada yang menunaikan ibadah haji dan di Desa Sumillan sejumlah 3 orang.

Tabel 4.5 Data Nikah Rujuk

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat nikah rujuk di desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Alla setiap tahunnya meningkat, dari 2016 jumlah nikah rujuk yaitu 176 pasangan, di tahun 2017 sejumlah 196 pasangan dan di tahun 2018 sejumlah 219 pasangan.

No Desa / Kelurahan Tahun Ket

2016 2017 2018 2019 1. Buntu Sugi 18 14 22 2. Kambiolangi 37 51 53 3. Kalosi 47 42 48 4. Taulo 6 8 10 5. Bolang 12 13 14 6. Mata Allo 13 12 12 7. Sumillan 23 23 35 8. Pana 18 33 25 Jumlah 174 196 219

(58)

Tabel 4.6 Data kegiatan keagamaan

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

Setiap desa atau kelurahan yang ada di Kecamatan Alla memiliki masing-masing kegiatan keagamaan, misalnya di Desa Buntu Sugi memiliki kelompok majlis taklim sebanyak 3, kelompok qasidah sebanyak 3 dan mubalih 5 orang . Di Kelurahan Kambiolangi memiliki 6 kelompok majlis taklim, 4 klompok qasidah dan mubaligh sebanyak 8 orang. Di Kelurahan Kalosi memiliki kelompok majlis taklim sebanyak 4 kelompok, qasidah sebanyak 3 kelompok dan mubaligh ada 8 orang. Di Desa Taulo memiliki 3 kelompok majlis taklim, 2 kelompok qasidah dan mubaligh 2 orang. Di Desa Bolang kelompok majlis taklim dan kelompok qasidah masing-masing sebanyak 1 kelompok dan 2 mubaligh. Di desa Mata Allo memiliki kelopok majlis taklim sebanyak 3 kelompok, qasidah sebanyak 2 kelompok dan mubaligh 3 orang. Di Desa Sumillan

No Desa / Kelurahan Data Kegiatan Keagamaan Ket Majlis

taklim

TPA Qasidah Mubaligh

1. Buntu Sugi 3 3 5 2. Kambiolangi 6 4 8 3. Kalosi 4 3 8 4. Taulo 3 2 2 5. Bolang 1 1 2 6. Mata Allo 3 2 3 7. Sumillan 4 3 5 8. Pana 6 4 5 Jumlah 30 22 38

(59)

majlis taklim ada 4 kelompok, qasidah 3 kelompok dan mubaligh sebanyak 5 orang. Terakhir di Desa Pana majlis taklim ada 6 kelompok, qasidah 4 kelompok dan mubaligh sebanyak 5 orang.

Tabel 4.7 Data Pemeluk Agama

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

Berdasarkan tabel terlihat bahwa agam Islam menjasi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Kecamatan Alla, Kristen menjadi agama kedua yang banyak dianut oleh masyarakat Kecamatan Alla, yang ketiga adalah agama protestan. Di Desa Buntu Sugi 2.361 orang yang menganut agama Islam dan 20 orang menganut agama protestan. Di Kelurahan Kambiolangi masyarakat yang menganut agama Islam sebanyak 6.597 orang dan agama Kristen sebanyak 18 orang. Di Kelurahan Kalosi 5.358 orang yang menganut agama Islam. Di Desa Taulo 1.568 orang yang menganut agama Islam. Di Desa Bolang

No Desa / Kelurahan Agama Ket

Islam Kristen Protestan Hindu Budhaa

1. Buntu Sugi 2,361 20 2. Kambiolangi 6,597 18 3. Kalosi 5,358 4. Taulo 1,568 5. Bolang 1,956 6. Mata Allo 1,370 7. Sumillan 2,927 8. Pana 4,607 82 27 Jumlah 26,744 100 47

(60)

yang menganut agama Islam sebanyak 1.956 orang. Di Desa Mata Allo 1.370 orang yang menganut agama Islam. Di Desa Sumillan 2.927 orang menganut agama Islam. Desa Pana yang menganut agama Islam sebanyak 4.607 orang, yang menganut agama Kristen sebanyak 82 orang dan yang menganut agama protestan sebanyak 27 orang.

Tabel 4.8 Data Rumah Ibadah

Sumber: Buku Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla 2019

Tabel data rumah ibadah menunjukkan bahwa rumah ibadah yang paling banyak di Kecamatan Alla adalah masjid, berarti masyarakat yang ada di Kecamatan Alla mayoritas Islam. Jumlah masjid di Kecamatan Allah itu ada 57 bangunan, Mushollah sebanyak 10 bangunan dan gereja katolik sebanyak 1 bangunan. Rumah ibadah pure dan vihara tidak ada karena tidak ada masyarakat Kecamatan Alla yang menganut Hindu dan Budha. Gereja Protestan juga tidak ada karena yang beragama Protestan jika ibadah mereka langsung ke Tanah Toraja.

e. Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Alla

No Nama Rumah Ibadah Jumlah

1. Masjid 57 bngunan

2. Langgar -

3. Musholla 10 bangunan

4. Gereja Katolik 1 bangunan

5. Gereja Protestan -

6. Pure -

Gambar

Gambar 4.1 peta Kabupaten Enrekang  Sumber: Buku Profil Kabupaten Enrekang
Tabel 1.1 Penduduk menurut jenis kelamin dan kepadatan penduduk menurut  Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2018
Tabel 4.2 Nama-nama desa dan luas wilayah yang ada di Kecamatan Alla
Tabel 4.3 Data Pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Alla
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam dan semakin kuat jenis asam yang digunakan mengakibatkan kadar air gelatin dari tulang ikan

Kesatuan ini adalah antara Kesatuan Sekerja yang telah lama tertubuh di negara ini dan saya yakin dengan pengalaman selama dua puluh lima tahun itu, Kesatuan ini akan terus

Kombinasi daun dan buah Tamarindus indica tidak menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang lebih baik dibandingkan dengan ektrak daun tetapi lebih baik dibanding dengan

Penyembelihan Hewan Dan Tambangan dalam Upacara Adat Kematian Di Desa Klumpit Kecamatan Soko Kabupaten Tuban” belum ada yang menggunakan judul tersebut, selain itu

Varietas ini berasal dari hasil silangan antara varietas lokal Cipanas dengan bawang bombay yang berwarna merah (Red Creole). Kemampuan berbunga agak mudah, bentuk

Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda ,”Barang siapa yang menuntut ilmu karena ingin merasa bangga sebagai ulama dan menipu orang bodoh di majelis,

Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari

Dalam upaya peningkatan kualitas SDM Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan (BRSKP) NAPZA “Satria” kera kali melaksanakan pelatihan dengan menggandeng