• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL MODEL KEPENGIKUTAN

C. Effective Followers

7

Ketika Rosulullah memerintahkan para sahabat untuk mencarikan air dari tujuh geriba dan sahabat sahabatnya segera berlalu untuk mencarikan air tersebut, maka sikap sahabat Rosul ini sudah menunjukkan conformist followers.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa sikap pengikut yang konformis tidak akan memiliki pemikiran untuk menolak perintah pemimpinnya. Akan tetapi, dalam hal ini para pengikut Rosulullah menunjukkan sikap berpartisipasi aktif dalam suatu organisasi. Sikap pengikut yang segera mencarikan air dari tujuh geriba itu tidak lain adalah ingin Rosulullah segera sembuh dan bisa menyampaikan wasiatnya. Meskipun para sahabat tidak menanyakan terlebih dahulu kegunaan air tersebut sebagai bentuk pemikiran kritis, tetapi para sahabat menunjukkan partisipasi aktif untuk menghindari konflik yang akan terjadi.

C. Effective Followers

Setiap organisasi pasti membutuhkan pengikut yang efektif dalam melaksanakan tugas tugas organisasi. Pengikut yang efektif akan berdampak positif bagi organisasi.

Effective followers merupakan pengikut yang memiliki pemikiran yang kritis terhadap segala sesuatu yang dikerjakannya. Pemikiran kritis yang dimiliki oleh effective followersmenjadikan pengikut tipe efektif ini tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain. Pengikut yang efektif biasanya lebih suka turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi dan sangat supel terhadap siapa saja, sehingga pengikut dengan tipe ini mudah berkomunikasi dengan siapapun.

8

Sikap pengikut yang selalu berfikir kritis dalam melaksanakan setiap tugas tugasnya membuat pengikut efektif ini selalu berani menghadapi setiap resiko yang terjadi, akan tetapi effectife followers juga sangat berhati hati dalam memutuskan segala hal untuk mengantisipasi segala resiko yang akan terjadi.

Effective followers juga memiliki kemampuan manajemen diri yang sangat bagus, sehingga pengikut dengan tipe seperti ini tidak akan mencoba menghindari setiap resiko yang muncul, karena pengikut yang efektif menyadari seberapa besar potensi yang dimilikinya.5

Pernyataan Kelley tersebut menjelaskan, bahwa pengikut dengan tipe efektif selalu merasa terlibat secara aktif dengan organisasi, memiliki pemikiran yang kritis dan seringkali berinisiatif secara independen terhadap pemimpin dan anggota kelompok lainnya. Pengikut efektif atau pengikut examplary fokus, berkomitmen, dan talenta pengikut ini diterapkan hanya untuk meningkatkan benefit bagi organisasi.6Pengikut yang efektif adalah salah satu model kepengikutan yang banyak dianut oleh para sahabat, beberapa hadits yang menceritakan tentang pengikut nabi yang efektif adalah sebagai berikut:

Hadits Imam Bukhari nomor 202, 3874;Imam Nasa’i nomor 186, Imam Ibnu Majah nomor 485 menceritakan, bahwa Suwaid bin An nu’man pernah keluar bersama Rosulullah pada tahun pendudukan Khaibar. Ketika Suwa’id dan Rosulullah sampai di shahba’, Rosulullah meminta kepada sahabatnya untuk diambilkan makanan dari bekal yang telah dibawa. Akan tetapi, hanya tersisa roti

5

Ibid, hal, 20-21

6Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”, Disertasi, Graduate Faculty University of Oklahoma, hal, 27

9

dan kurma saja. Kemudian, sahabat sahabat Rosul mencampurkan dua makanan tadi dengan air sehingga menjadi suatu adonan dan dihidangkan kepada Rosulullah.

Ketika Rosulullan memerintahkan sahabatnya untuk diambilkan makanan dan sahabatnya segera mengambilkannya,maka aktifitas tersebut adalah bentuk dari pengikut yang efektif. Meskipun sahabat Rosul tidak menunjukkan sisi protesnya terhadap Rosul yang menjadi ciri dari pengikut yang efektif, akan tetapi sikap sahabat Rosul yang dengan sengaja mencampurkan roti dan kurma dengan air sehingga menjadi adonan adalah sikap kritis dari seorang pengikut yang ditunjukkan dalam ciri pengikut yang efektif. Selain itu, sahabat Rosul tidak bertanya terlebih dahulu kepada Rosullullah tentang bersedia atau tidaknya Rosulullah jika bekal makanannya dihidangkan dengan bentuk adonan. Hal ini menunjukkan, bahwa sahabat Rosulullah ini berani mengambil resiko dari setiap permasalahan yang muncul dan mengetahui cara bekerja sama dengan baik.

Hadits Bukhari nomor 44 dan 2481; Imam Muslim nomor 12; Imam Abu Daud nomor 331; Imam Nasa’i nomor 454 menceritakan, bahwa seorang dari penduduk Najd mendatangi Rosulullah dan menanyakan perihal Islam, kala itu Rosulullah menjawab sholat lima waktu, kemudian penduduk itu bertanya lagi selain sholat, Rosulullah menjawab puasa ramadhan, dan kemudian zakat, lalu thathawu’ (sunnat). Pada akhirnya, penduduk itu bersaksi atas nama Allah dihadapan Rosulullah akan melakukan segala yang dikatakan Rosulullah tersebut.

Penduduk Najd dalam kisah tersebut sudah menunjukkan sikap kritis seperti yang telah dijelaskan dalam ciri pengikut efektif. Orang tersebut tidak

10

hanya bertanya satu kali mengenai Islam kepada Rosulullah, akan tetapi berkali kali hingga Rosulullah menjawabnya berkali kali pula. Pertanyaannya yang kritis memaksa orang tersebut harus bersedia menerima segala resiko yang akan terjadi, seperti yang telah diceritakan dalam sejarah Rosulullah, bahwa pada zaman dahulu Muslim seringkali di musuhi oleh kaum kafir. Hal ini tentu saja menyulitkan orang dari penduduk Najd untuk melakukan ibadahnya. Keberaniannya dalam mengambil resiko dan bersedia melaksanakan apa yang diperintahkan Rosulullah telah menunjukkan, bahwa orang tersebut adalah salah satu contoh dari pengikut efektif. Kesaksian penduduk Najd atas nama Allah melakukan segala yang dikatakan Rosulullah adalah bentuk dari sikap konsisten seorang pengikut atas perintah pemimpin.

Hadits Bukhari nomor 125, 3180; Imam Muslim nomor 42, 47 menceritakan, bahwa Rosulullah sedang memanggil sahabatnya bernama Mu’adz, kemudian Mu’adz segera datang menghampiri Rosulullah. Kala itu, Rosulullah mengatakan siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat akan diharamkannya neraka bagi mereka. Mu’adz sangat bahagia dan berniat akan menyampaikan hal itu kepada seluruh orang mukmin, akan tetapi Rosulullah melarangnya, karena takut orang orang mukmin lainnya akan malas untuk beramal,sebab merasa sudah mendapat jaminan surga. Ketika Mu’adz akan meninggal dunia, Mu’adz menyampaikan yang didengar dari Rosulullah tersebut kepada umat Muslim karena takut berdosa.

Pada kisah tersebut, Mu’adz menunjukkan sikap kritisnya melalui keinginannya untuk menyampaikan ucapan Rosulullah kepada seluruh umat

11

mukmin. Keinginan Mu’adz ini dapat diartikan berpikir kritis, Mu’adz berkeinginan supaya seluruh umat Muslim mengetahui, bahwa membaca dua kalimat syahadat saja sudah mendapatkan jaminan surga. Mu’adz berniat ingin membagi kabar bahagianya kepada saudara sesama Muslim sebelum akhirnya Rosulullah melarang niat Mu’adz tersebut. Mu’adz sangat menghormati Rosulullah sehingga Mu’adz turut berpastisipasi dalam niat Rosulullah untuk menyembunyikan kebenaran tersebut dari umat Muslim. Hal ini sangat sesuai dengan teori effective followersyang mengemukakan, bahwa pengikut yang efektif adalah pengikut yang kritis dan turut berpartisipasi aktif terhada keputusan pemimpin. Tidah hanya itu, Mu’adz juga menunjukkan dua ciri ciri pengikut efektif yang lain, yaitu tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan berani mengambil resiko. Hal ini ditunjukkan ketika Mu’adz akan meninggal dunia, Mu’adz menyampaikan kepada umat Muslim, bahwa membaca dua kalimat syahadat akan memberikan jaminan surga. Mu’adz berani mengambil resiko keluar dari perintah Rosulullah sebelumnya dan tetap pada pendiriannya yang ingin mengabarkan hal tersebut pada seluruh umat Muslim.

Hadits Bukhari nomor 624, 637, 638, dan 641 menceritakan, bahwa ketika Rosulullah sedang sakit keras dan tidak sanggup lagi menjadi imam sholat, Rosulullah menyuruh Aisyah mengatakan kepada Abu Bakar untuk menggantikannya menjadi Imam. Akan tetapi, Aisyah menolak karena menurutnya Abu Bakar adalah orang yang lemah dan mudah sekali menangis. Rosulullah masih bersikukuh menyuruh Aisyah untuk mengatakannya pada Abu Bakar hingga tiga kali berturut-turut, akan tetapi Aisyah juga masih tetap dalam

12

pendiriannya enggan mengatakan pesan Rosulullah pada Abu Bakar. Hal ini membuat Rosul marah, mengetahui hal itu Aisyah segera menyampaikan pesan tersebut kepada Abu Bakar seperti perintah Rosulullah.

Kisah Rosulullah tersebut menceritakan Aisyah yang mampu berifikir kritis, bahkan ketika situasi sekitar sedang kacau. Penolakan Aisyah terhadap Rosulullah untuk menyampaikan pesannya pada Abu Bakar adalah bentuk sikap kritis dan berani mengambil resiko. Pengikut yang baik memang harus berfikir kritis dan berani mengambil resiko seperti yang dilakukan oleh Aisyah. Pendapat Aisyah mengenai Abu Bakar adalah alasan kritis Aisyah menolak perintah Rosulullah. Resiko yang diambil Aisyah dalam hal ini adalah mendapatkan kemarahan dari Rosulullah, akan tetapi Aisyah tidak gentar sama sekali dan tetap mengutarakan pendapatnya. Meskipun pada akahirnya, Aisyah menunjukkan bentuk partisipasinya melakukan perintah Rosulullah dan menyampaikan pesan kepada Abu Bakar. Aisyah menunjukkan sikap independent ketika menghadapi Rsulullah. Hal ini juga ditunjukkan ketika Aisyah masih bersikukuh menolak perintah Rosulullah dan tetap pada pendiriannya. Pengikut dengan tipe seperti ini memiliki komitmen yang lebih besar pada dirinya sendiri dan akan bekerja dengan solusi dan dampak yang lebih positif.

Selain Rosulullah hanya memerintah, beberapa kali Rosulullah juga mengajak istrinya Aisyah untuk bermusyawarah. Hal ini dijelaskan dalah sebuah hadits Imam Bukhari nomor 5288, 5289, 6486, 4412 dan hadits Muslim nomor 4114, 2696. Ketika itu Rosulullah memberikan pilihan pada Aisyah antara bercerai dan terus melanjutkan pernikahan. Rosulullah juga menyuruh Aisyah

13

untuk berdiskusi dulu pada kedua orang tuanya. Namun, Aisyah menolak bercerai dengan Rosulullah. Karena, Aisyah yakin jawaban kekdua orang tuanya pun pasti demikian. Cerita tersebut menggambarkan bahwa Rosulullah sedang melakukan planning terlebih dahulu sebelum Rosulullah mengutarakan pendapatnya kepada Aisyah. Planning atau perencanaan merupakan penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang dinginkan oleh organisasi. Kemudian, setelah Rosulullah mengutarakan pendapatnya kepada Aisyah, Rosulullah melakukan organizing atau pengorganisasian yang merupakan penetapan kedudukan dan sifat hubungan masing masing. Hal ini sesuai dengan tahapan dalam teori manajemen, sebelum melakukan kegiatan manajerial.

Pengikut yang baik harus berani mengutarakan pendapatnya terhadap pemimpin, meskipun pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat pemimpin. Hal ini adalah bentuk dari sikap kritis seorang pengikut yang tidak hanya menerima perintah dari pemimpin, akan tetapi juga membantu pemimpin memberikan saran yang lebih baik. Setiap ada keputusan yang diambil, pasti selalu ada resiko yang harus ditanggung.

Dokumen terkait