• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model komunikasi organisasi oleh Rosulullah

ANALISIS KEPENGIKUTAN DALAM HADITS NABI

B. Model komunikasi organisasi oleh Rosulullah

8

keras dan tidak sanggup menjadi imam sholat. Rosulullah memerintahkan Asiyah untuk mengatakan pada Abu Bakar supaya menggantikannya menjadi imam, akan tetapi Aisyah menolak perintah Rosulullah dengan Alasan Abu Bakar adalah orang yang lemah dan mudah sekali menangis. Rosulullah masih memerintahkan Aisyah dengan tenang dan Aisyah selalu menolak perintah Rosullah hingga tiga kali berturut turut. Hal ini membuat Rosulullah jengkel dan berkata “kalian ini seperti istri istri Yusuf!!

Perintahkanlah Abu Bakar untuk memimpin Sholat”. Aisyah yang

diceritakan dalam hadits tersebut adalah sosok pengikut yang membantah perintah Rosulullah hingga mengakibatkan Rosulullah jengkel.

B. Model komunikasi organisasi oleh Rosulullah

Komunikasi antar manusia hanya terjadi apabila seseorang menyampaikan pesannya pada orang lain dengan tujuan tertentu. Model komunikasi adalah gambaran tentang proses komunikasi yang menjelaskan keterkaitan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain.9

Rosulullah menggunakan beberapa model komunikasi dalam organisasi yang di pimpinnya. Model model tersebut adalah model komunikasi satu arah, model komunikasi dua arah, dan model komunikasi empat arah. Teward El Tubbs yang dikutip oleh Nurdin mengemukakan tiga model komunikasi dalam teori yang dicetuskannya. Pertama, model komunikasi organisasi satu arah. Schramm yang dikutip oleh Muhammad

9

9

mengemukakan, model komunikasi organisasi satu arah biasanya diberikan oleh atasan langsung kepada bawahan dan bawahan tidak membantah atas perintah atasan. Model komunikasi tersebut biasanya disebut dengan model komunikasi searah. Model komunikasi demikian biasanya dapat ditemui dalam suatu organisasi pada saat pemimpin mendelegasikan suatu tugas pada bawahannya secara langsung tanpa ada timbal balik dari bawahan. Hal ini lebih mengarah pada intruksi intruksi seorang atasan terhadap bawahannya.10 Berikut adalah gambar model komunikasi satu arah:

Gambar 1.2

Model Komunikasi Satu Arah

Komunikasi satu arah juga dijelaskan oleh Aristotles yang dikutip oleh Nurdin dan Moefad, ahli filsafat Yunani kuno menyebutkan, bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya.

10

10

Unsur tersebut adalah siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.11 Berikut juga gambar model komunikasi satu arah

Gambar 1.2

Model Komunikasi Satu Arah

Teori komunikasi satu arah sesuai dengan teori pengikut konformis. Ketika pemimpin memberikan perintah terhadap pengikut, maka pengikut selalu mengikuti perintahnya tanpa mengkritisi terlebih dahulu. Pengikut konformis adalah pengikut dengan sifat mengabdi dan menghindari konflik.12Hal ini menunjukkan, bahwa pengikut konformis memiliki kesamaan dengan model komunikasi satu arah yang dilakukan oleh Rosulullah. HaditsBukhari nomor 116 dan 3375 menjelaskan tentang pengikut konformis yang juga termasuk dalam model komunikasi satu arah oleh Rosulullah terhadap sahabatnya. Pada hadits tersebut diceritakan tentang sahabat Rosul bernama Muhammad bin Ibrahim yang seringkali lupa ketika mendengar hadits dari Rosulullah, kemudian Rosulullah memerintahkannya untuk menghemparkan selendangnya dan Muhammad bin Ibrahim segera menghemparkan selendangnya. Hadits tersebut di atas

11Ali Nurdin, Agus M. Moefad, dkk, 2013, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, CV Mitra Media Nusantara, Surabaya, hal. 100

12Yohanes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal

Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vol. 3, No. 1, Hal. 20-21

11

menjelaskan tentang komunikasi satu arah.Pemimpin memberikan komando pada pengikut dan pengikut mengikuti komando pemimpin tanpa membantah.

Haits lain yang menjelaskan komunikasi satu arah juga telah di riwayatkan oleh Imam Muslim nomor 4224, 4425 dan Imam Bukhari nomor 164, 3308. Hadits tersebut menceritakan tentang sahabat Rosul bernama Anas bin Malik yang melihat secara langsung ketika Rosulullah memerintahkan pengikutnya untuk berwudhu dari sebuah bejana yang diletakkan tangan Rosulullah, kemudian serentak seluruh pengikut Rosulullah berwudhu dari bejana tersebut. Komunikasi organisasi satu arah juga digambarkan dalam cerita tersebut. Pemimpin memberikan komando atau perintah terhadap pengikut, dan serentak pengikut melakukan perintah pemimpinnya tanpa protes.

Kedua, model komunikasi organisasi dua arah. Seiler yang dikutip oleh Nurdin mengungkapkan, model komunikasi dua arah dalam suatu organisasi adalahmodel timbal balik yang memungkinkan setiap lini dalam organisasi untuk melakukannya. Model komunikasi dua arah adalah model komunikasi yang efektif, sebab antara penyandi pesan yang berarti pemimpin dan penerima pesan yang berarti bawahan berinteraksi satu sama lain atau saling bertukar informasi. Pemimpin memberikan arahan terhadap bawahan, dan bawahan memberikan respon positif terhadap

12

atasan, sehingga pemimpin dapat memberikan respon kembali terhadap komunikasi tersebut.13 Berikut gambar model komunikasi dua arah:

Gambar 1.4

Model Komunikasi Dua Arah

Model ini menekankan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses komunikasi. Pada gambar 1.3 telah ditunjukkan latar belakang dari pengirim yang berarti hal hal yang memberikan pengaruh dalam diri pengirim dalam menyampaikan pesan terhadap penerima, misalnya pengalamannya, pengetahuannya, ketrampilannya, dan sikapnya. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima, pertama, pengirim pesan adalah individu atau pemimpin yang mengirimkan pesan kepada bawahannya. Pemimpin mengirimkan pesan sesuai dengan yang ada dalam pikirannya.

13Ali Nurdin, Agus M. Moefad, dkk, 2013, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, CV Mitra Media Nusantara, Surabaya, hal. 56

13

Kedua,pesan adalah informasi yang akan dikirmkan kepada si penerima baik secara verbal maupun non verbal. Ketiga, saluran adalah jalan yang dilalui oleh pesan. Saluran berupa channel yang mengirimkan pesan dari pengirim kepada penerima, apabila pengirim dan penerima berbicara secara langsung maka channel yang digunakan adalah gelombang suara yang dapat didengar. Keempat, penerima pesan adalah individu yang menerima dan menganalisis pesan dari pengirim dan menginterpretasikan isi pesan tersebut. Kelima, balikan adalah respon terhadap pesan yang diterima oleh penerima pesan dari pengirim pesan bentuk dari timbal balik komunikasi meskipun seringkali respon tidak sesuai yang diharapkan oleh pengirim pesan.14

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 125 merupakan salah satu contoh dari komunikasi dua arah yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikut. Hadits tersebut menjelaskan, bahwa pemimpin memberikan memberikan materi kepada pengikutnya mengenai seorang Muslim yang bersedia bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah akan diharamkannya neraka bagi mereka. Mu’adz salah seorang sahabar Rosul memberikan imbal balik dari perkataan Rosul berupa sebuah pertanyaan boleh tidaknya jika perkataan Rosulullah tersebut diberitahukan kepada seluruh umat dan Rosulullah menolaknya.

14

Weick yang dikutip oleh Morissan mengungkankan, ada empat model komunikasi atau pada siklus perilaku, yaitu aksi (act), respon (interact), penyesuaian (adjusment), dan interaksi ganda (double interact). 1. Aksi yaitu pernyataan atau perilaku seorang individu. Aksi individu

mengacu pada pernyataan komunikasi dan perilaku yang menunjukkan ketidak pastian karena tidak mendapatkan respon dari orang lain. 2. Interaksi atau respon yaitu reaksi terhadap aksi. Jika aksi adalah

memberikan arahan atau perintah terhadap bawahan, maka interaksi adalah timbal balik dari pengikut. Respon bertujuan untuk memberikan klarifikasi terhadap informasi yang disampaikan.sebelumnya.

3. Penyesuaian yaitu tanggapan terhadap respon yang merupakan penyesuaian atau imbal balik terhadap aksi yang sebelumnya telah diterima.

4. Interaksi ganda yaitu siklus dari aksi, respon, dan penyesuaian dalam berbagai pertukaran pendapat. Interaksi ganda mengacu pada jumlah pada sejumlah siklus komunikasi yang digunakan untuk membantu anggota organisasi dalam ketidakpastian informasi.15

Teward L. Tubbs dan Silvia Moss yang dikutip oleh Hayati menguraikan tiga model komunkasi. Pertama, model komunikasi linier (one way communication) yaitu komunikator memberikan suatu stimulai atau komando terhadap komunikan atau pengikut, akan tetapi komunikan bersifat monolog atau tidak memberikan respon terhadap pemimpin.

15

Morissan, 2013,“Teori Komunikasi: Individu Hingga Masa”, Prenata Media Grup, Jakarta, hal 402-403

15

Komunikan hanya menjalankan perintah dari komunikator. Hal ini sama halnya dengan pengikut konformis yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Kedua, Model komunikasi interaksional yaitu komunikator atau pemimpin memberikan komando kepada komunikan dan komunikan memberikan

feedback atas perintah dari pemimpin.16 Hadits Bukhari nomor 125 menceritakan tentang seorang pengikut Rosulullah bernama Anas bin Malik. Ketika itu Rosulullah memanggil Anas bin Malik untuk memberitahukan tentang seorang hamba yang mau mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah tidak akan merasakan neraka. Anas Bin Malik tidak hanya diam mendengar kalimat Rosulullah, akan tetapi bertanya kembali apakah ia boleh mengabarkan hal tersebut kepada seluruh umat muslim. Rosulullah menjawab jangan, karena ditakutkan orang orang akan menjadi malas beribadah kepada Allah.

Hadits tersebut menjelaskan tentang komunikasi timbal balik antara seorang pemimpin dengan bawahannya seperti yang telah dijelaskan oleh model komunikasi interaksional. Terjadi feedback antara pemimpin dan pengikut meskipun itu hanya terjadi satu kali.

Ketiga, model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi yang terjadi dengan banyak orang, sehingga mendapatkan feedbackyang lebih banyak. Pandangan dalam komunikasi transaksional menekankan, bahwa semua perilaku adalah komunikatif, jadi semua orang akan memberikan

16

Nurul Hayati, 2014,Komunikasi Dalam Organisasi Perpustakaan”,Jurnal Ilmu perpustakaan dan Kearsipan Khizanah Al-hikmah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta, Vol. 2, No. 1, hal. 53

16

timbal balik atau respon dari perintah pemimpin.17 Model komunikasi transaksional sama halnya dengan model komunikasi empat arah yang selalu mendapat respon dan timbal balik dari atasan maupun bawahan. Hadits yang sesuai dengan model komunikasi interaktif adalah hadits Imam Bukhari nomor 44. Hadits tersebut menceritakan tentang Thalhah bin Ubaidillah, seorang dari penduduk Nejd yang datang menemui Rosulullah untuk bertanya perihal Islam. Rosulullah menjawab, Islam adalah sholat lima waktu, kemudian Thalhah kembali bertanya lagi dan Rosulullah mennjawabnya lagi bahwa Islam adalah sunnah, Thalhah masih menanyakan lagi dan Rosulullah menjawab Zakat. Rosulullah sudah menjawabnya hingga tiga kali dan Thalhah kembali berbicara, ia berjanji akan melaksanakan semua yang telah Rosulullah katakan tersebut tanpa menambah dan menguranginya dan Rosulullah memujinya dengan suatu keberentungan jika Thalhah bersedia menepati janjinya.

Hadits tersebut menceritakan tentang komunikasi seorang pengikut dan pemimpin yang tidak hanya terjadi satu atau dua kali, akan tetapi terjadi secara terus menerus. Hal ini juga sesuai dengan teori pengikut efektif yang menjelaskan tentang kritisnya seorang pengikut dalam menerima perintah dari pengikut. Pengikut yang efektif tidak akan langsung menerima komando tapi akan menanyakan kembali kepada pemimpinnya perihal perintah tersebut, meskipun pada akhirnya tetap akan dikerjakan. Pengikut yang efektif juga memiliki konsistensi yang tinggi

17

17

terhadap organisasi dan terhadap pemimpinnya.18 Komunikasi transaksional dan komunikasi merupakan model komunikasi ketiga yang digunakan oleh Rosulullah. Model komunikasi transaksional dan komunikasi adalah model komunikasi empat arah.

18 Yohannes Budiarto, 2005,“Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”,Jurnal Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vol. 3, No. 1, hal 20.21

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari rumusan masalah dan hasil dari temuan penelitian, maka dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa terdapat lima model kepengikutan Rsulullah, yaitu alianated followers, conformist followers, effective followers, pragmatis followers, passive followers.

Pertama, alianated followers adalah model dari seorang individu yang malas dalam mengerjakan tugas tugas organisasi, individu dengan tipe seperti ini cenderung berperilaku pasif dan seringkali mengeluh akan pekerjaan yang diberikaon pemimpin.Pengikut dengan gaya seperti ini lebih sering mengungkapkan hal hal negatif tentang organisasi dan seringkali membangkan perintah pemimpin. Pengikut dengan tipe seperti ini seringkali hanya fokus pada kelemahan kelemahan organisasi. Namun, individu dengan gaya alianated followers juga memiliki sisi positif yaitu tidak mudah terpengaruh dengan omongan orang lain dan selalu berfikir kritis. Hadits yang berkaitan dengan model ini adalah hadits Bukhari nomor 111, 2825, 293, 4078. Terdapat empat hadits yang berkaitan dengan model kepengikutan ini.

Kedua, conformist followers adalah model pengikut yang tidak memiliki pemikiran kritis dalam melakukan tugas yang diberikan atasan, akan tetapi model pengikut seperti ini bersedia berpartisipasi secara aktif dalam

2

organisasi. Pengikut dengan model seperti ini hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh atasan tanpa mau melakukan perubahan perubahan yang lebih baik, itu terjadi karena sifat dari pengikut yang tidak kritis. Sisi paling negatif dari kepengikutan model konformis adalah individu cenderung menghindari konflik. Hadits yang berkaitan dengan model ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari 116, 3375, 151, 3571 164, 3308, 191,625, 2399, 2868, 202, 3874; Imam Muslim

nomor 4424, 4225; Imam Nasa’i nomor 186; Imam Ibnu Majah nomor 485.

Terdapat 16 hadits yang berkaitan dengan model kepengikutan ini.

Ketiga, effective followers merupakan pengikut yang memiliki pemikiran yang kritis terhadap segala sesuatu yang dikerjakannya. Pemikiran kritis yang dimiliki oleh effective followers membuat pengikut dengan tipe efektif ini tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain. Pengikut yang efektif biasanya lebih suka turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi dan sangat supel terhadap siapa saja, sehingga pengikut dengan tipe ini mudah berkomunikasi dengan siapapun.Hadits yang berkaitan dengan model ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 226; Imam Muslim nomor 87. Terdapat 15 hadits yang berkaitan dengan model kepengikutan ini.

Keempat, pragmatic survivor atau pragmatic followersmerupakan model pengikut yang berbeda dari model model kepengikutan sebelumnya. Model kepengikutan ini memiliki ciri yang sama dengan keempat model kepengikutan sebelumnya yaitu alianated, effective, passive, dan conformist.

3

Pragmatist followers merupakan pengikut yang jarang memiliki komitmen terhadap organisasi untuk mencapai tujuan kerja bersama, akan tetapi model pengikut seperti ini cenderung tidak membuat gejolak atau permasalahan dalam organisasi. Pengikut prakmatis tidak memiliki komitmen pada satu tujuan, pengikut seperti ini bekerja sesuai kondisi atau situasi yang sedang dihadapi.Hadits yang berkaitan dengan model ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 2481, 125, 44, 3180, 624, 638, 641, 202, 208, 3874, 637; Imam Muslim nomor 12, 42, 47; Imam Abu Daud nomor 331. Terdapat dua hadits yang berkaitan dengan model kepengikutan ini.

Kelima, passrye followers merupakan pengikut pasif yang pada umumnya memiliki sikap malas dalam mengerjakan tugas organisasi, merasa tidak mampu mengerjakan tugas, bodoh, dan tidak memiliki motivasi untuk maju dalam mengerjakan tugas organisasi. Pengikut dengan tipe ini tidak menunjukkan sikap independent, juga tidak pernah aktif dalam organisasi.1Hadits yang berkaitan dengan hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 4436; Imam Muslim nomor 5347. Terdapat dua hadits yang berkaitan model kepengikutan ini.

B. Saran dan Rekomendasi

Followership atau kepengikutan merupakan suatu kesatuan antara seorang pemimpin dan pengikut. Pemimpin berperan sebagai pembimbing

1Yhannes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal PsikologiUniversitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vol. 3, No. 1, hal. 20-21

4

pengikut dalam mengerjakan suatu pekerjaan organisasi. Model kepengikutan yang efektif dalam suatu organisasi adalah model kepengikutan efektif. Model kepengikutan efektif adalah model dari seorang pengikut yang aktif dalam suatu organisasi dan berfikir kritis dalam menerima tugas yang telah diberikan oleh pemimpin. Jadi, model kepengikutan ini alangkah baiknya diterapkan dalam kehidupan sehari hari.Para pengikut yang menggunakan model kepengikutan efektif dapat memberikan benefit bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengikut efektif merupakan model kepengikutan yang selalu aktif dalam organisasi dan tidak takut dalam menghadapi resiko.

Dokumen terkait