• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori followership menurut perspektif hadits Bukhari dan hadits Muslim.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teori followership menurut perspektif hadits Bukhari dan hadits Muslim."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI FOLLOWERSHIP MENURUT PERSPEKTIF HADITS BUKHARI DAN HADITS MUSLIM

SKRIPSI

Diajukan KepadaUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S. Sos)

Oleh:

Oleh :

SYAFA’ATUS SHOLIHAH

B74213065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Konsep ... 4

(7)

2

G. Metode Penelitian... 7

BAB II: TEORI FOLLOWERSHIP A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Kerangka Teori... 10

BAB III: MODEL MODEL KEPENGIKUTAN A. Alianated Followers ... 45

B. Conformist Followers ... 47

C. Effective Followers... 51

D. Pragmatice Followers ... 57

E. Passive Followers ... 60

BAB IV: ANALISIS KEPENGIKUTAN DALAM HADITS NABI A. Kepengikutan Kepada Rosulullah Secara Konformis ... 62

B. Model Komunikasi Organisasi Oleh Rosulullah ... 69

BAB V: PENUTUP A. Simpulan ... 79

B. Saran dan Rekomendasi ... 81

C. Keterbatasan Penelitian ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(8)

ABSTRAK

Syafa’atus Sholihah (B74213065), “Teori Followership Menurut Perspektif Hadits Bukhari dan Hadits Muslim”.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model kepengikutan sahabat Nabi saw. dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui kajian literatur-literatur yang terkait dengan topik model kepengikutan. Data yang dihimpun melalui kajian literatur tersebut kemudian dianalisis berdasarkan prosedur dalam metode maudhu’i dengan merujuk pada hadits Imam Bukhari dan hadits Imam Muslim yang terkait dengan topik followership.

Terdapat lima model kepengikutan seperti yang diutarakan oleh Hughes dan didukung oleh beberapa contoh kongkrit dalam kisah kepengikutan sahabat sahabat Rosulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Lima model kepengikutan menurut Hughes. Pertama, alianated followers. Kepengikutan ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari nomor111, 2825, 2932, 4078. Kedua, conformist followers. Kepengikutan ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 116, 3375, 151, 3571, 164, 3308, 191, 625, 2399, 2868, 202, 3874; Imam Muslim nomor

4425, 4225; Imam Nasa’i nomor 186; Imam Ibnu Majah nomor 485. Ketiga, pragmatis followers. Kepengikutan ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 226; Imam Muslim nomor 87. Keempat, effective followers. Model kepengikutan ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 2481, 125, 44, 3180, 624, 638, 641, 202, 208, 3874, 637; Imam Muslim nomor 12, 42, 47; Imam Abu Daud nomor 331. Kelima, passive followers. Salah satu model kepengikutan konformis terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 164 yang menceritakan tentang seorang sahabat bernama Anas bin Malik melihat Rosulullah sedang berwudhu untuk menunaikan sholat Ashar, kemudian meletakkan tangannya di atas sebuah bejana seraya memerintahkan pengikutnya untuk berwudhu darinya dan seluruh pengikut Rosul melakukan perintahnya. Ketika Rosulullah memerintah dan pengikutnya melakukan perintah, maka hal tersebut adalah bentuk dari pengikut konformis yang selalu patuh dan taat pada perintah pemimpin.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, kesuksesan seorang pemimpin selalu behubungan dengan gerak bawahannya. Kesuksesan seorang pemimpin hanya menyumbang sekitar 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80% - 90% merupakan sumbangan dari followers di dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan dalam suatu organisasi seringkali menjadi perhatian yang besar dalam sebuah perusahaan.

Organisasi seringkali melupakan fungsi dari seorang pemimpin tanpa seorang pengikut. Dengan demikian, unsur kepemimpinan yang paling penting bukan hanya seorang pemimpin, akan tetapi juga pengikut. Pemimpin ibarat sebuah otak yang mengkoordinasikan gerak dan arah yang harus dilakukan oleh anggota untuk sampai pada sebuah tujuan. Jika anggota yang dimiliki tidak sempurna, maka kemampuan serta kecepatan untuk sampai pada tujuan akan berkurang.1

Followership merupakan konsep yang melengkapi konsep leadership. Kelley menyatakan, bahwa followership adalah sebuah konsep penting yang seringkali diabaikan oleh banyak orang, karena manusia seringkali melihat sosok pemimpin organisasi ketika suatu organisasi mengalami kemajuan. Kelley

1Adi Burhanuddin, 2013, “Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan

(10)

2

menyatakan, masyarakat seringkali salah paham dalam mengartikan suatu keberhasilan organisasi. Jika organisasi mengalami suatu keberhasilan, maka peran pemimpin merupakan pengaruh utamanya. Eksistensi seorang pemimpin yang selalu muncul ketika terjadi suatu permasalahan adalah alasan masyarakat menilai keberhasilan suatu organisasi. Pada kenyataannya, para pengikut bekerja sangat giat dan seringkali menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang pertama kali dan belum pernah terekspose.2

Organisasi membutuhkan seorang pengikut aktif untuk menyampaikan pendapatnya sendiri dan tidak menutup kemungkinan memiliki inisiatif yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan. Selain itu, organisasi juga membutuhkan seorang pengikut yang tunduk dan taat terhadap perintah pimpinan tanpa sanggahan, seperti yang telah diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari sebagai berikut:

“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Makki berkata, telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id bin 'Amru Al Makki dari Kakeknya dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri) hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda: "Carikan untukku batu untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang atau kotoran hewan." Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut." (HR. Bukhari).3

Hadits di atas menceritakan tentang taatnya sahabat Rasul kepada Rasulullah. Karena, Rasulullah adalah sosok pemimpin bagi sahabat sahabatnya. Sahabat

2Adi Burhanuddin, 2013, “Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan

Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi, Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, hal. 18

3

(11)

3

sahabat Rasulullah termasuk dalam conformist followers yang siap dengan segala tugas dan tanggung jawab tanpa protes. Hadits Bukhari tersebut telah diperkuat dengan contoh conformist followers dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 101 dan 102 sebagai berikut:

“Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar (101), maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha

bersama sama Ibrahim: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam

mimpi, bahwa aku menyembelihmu!”, ia menjawab “hai bapakku, kerjakanlah apa yang di perintahkan kapadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar (102).”4

Sepenggal ayat As-Saffat di atas juga menjelaskan tentang taat dan tunduknya seorang hamba atau seorang pengikut kepada atasannya. Ketika pemimpin memerintahkan apapun kepada pengikut, maka pengikut akan melakukan perintahnya dengan ikhlas, sabar, dan tawakkal. Pemimpin di sini adalah Allah swt. dan pengikutnya adalah seluruh umat manusia. Allah akan menjanjikan hadiah yang besar bagi hambaNya yang mau taat kepadaNya.

Pada dasarnya, setiap orang adalah pengikut. Namun, tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin. Seorang pemimpin juga mengikuti orang lain apapun posisi dari pimpinan tersebut. Cadetstuff yang dikutip oleh Budhiartomengatakan, bahwa semua pemimpin adalah pengikut, namun tidak semua pengikut adalah pemimpin.5

4Qur’an Surat

As-Saffat, ayat 101-102

(12)

4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Model followership Menurut Perspektif Hadits Bukhori Dan Hadits Muslim?

C. Judul Penelitian

Teori Mdel Followership Menurut Perspektif Hadits Bukhari dan Hadits Muslim

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai rujukan untuk penelitian tentang kepengikutan yang akan mendatang, selain itu penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pijakan atas model kepengikutan dalam suatu organisasi.

E. Definisi Konsep

1. Kepengikutan

Debra L. Nelson dan James Compbell yang dikutip oleh Dhewanti mengemukakan, bahwa followership pada organisasi diartikan sebagai satu kesatuan antara seorang pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin berperan sebagai pembimbing bagi pengikut dalam mengerjakan suatu pekerjaan di lingkungan organisasi.6

Konsep followership adalah konsep yang lebih umum danlebih sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari daripada konsep

leadership. Setiap pengikut dan pemimpin dalam organisasi pernah

6 Indira Dhewanti, 2006, ”Studi Kualitatif Tentang Konsep Kepengikutan (Followership) Pada Pegawai Dinas Kabupaten Sidoarjo”, Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas

(13)

5

menjadi pengikut. Setiap pemimpin melapor pada seseorang ketika mengalami suatu permasalahan. Seorang staff akan melapor pada supervisor, supervisor akan melapor pada manajer, seorang manajer akan melapor pada CEO, dan seorang CEO juga akan melapor pada para pemegang saham, pihak yang berwewenang, masyarakat dan para konsumen.7

2. Hadits, Imam Bukhari dan Imam Muslim

Hadits menurut bahasa adalah jadid, yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau sesuatu yang singkat. Hadits juga berarti khabar yang artinya berita. Khabar adalah sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan di pindahkan dari seseorang kepada orang lain. Hadits juga memiliki arti qarib yang berarti dekat.8

Orang pertama yang mengumpulkan hadits-hadits shahih secara khusus adalah Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari (Imam Al Bukhari) dan diikuti oleh sahabat sekaligus muridnya, Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburi (Imam Muslim). Shahih Bukhari dan Shahih Muslim adalah dua kitab hadits yang paling shahih, namun Shahih Bukhari dinilai lebih utama. Pasalnya, Imam Bukhari hanya memasukkan hadits-hadits dalam kitab shahihnya yang memiliki syarat sebagai berikut:

7Adi Burhanuddin, 2013, “Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, hal. 20

8 Siti Murtosiah, 2016, “Penerapan Media Al-Qur’an Digital Pen (AL

-Qolam) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Kelas IV Mi Raudhotul Ulum Salatig”,

(14)

6

a. Perawi hadits sezaman dengan guru yang menyampaikan hadits kepadanya

b. Informasi bahwa si perawi benar-benar mendengar hadits dari gurunya harus valid

Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak hanya mengumpulkan semua hadits shahih yang ada pada kedua kitab tersebut. Kedua Imam besar tersebut juga kadang meriwayatkan hadits shahih di kitab yang lain, misalnya Imam At Tirmidzi dalam kitab sunan atau kitab lain. Imam Bukhari dan Imam Muslim kadang meriwayatkan hadits dari shahih Al Bukhari yang tidak terdapat dalam kitab shahihnya.Ibnu Shalah mengatakan, bahwa hadits shahih dalam Shahih Al Bukhari berjumlah 7275 hadits dengan pengulangan. Jika tanpa pengulangan berjumlah 4000 hadits. Sedangkan dalam Shahih Muslim, tanpa pengulangan, berjumlah sekitar 4000 hadits.9

F. Sistematika Pembahasam

Penyusunan hasil laporan penelitian dalam bentuk skripsi ini disusun dalam lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan, fokus utama dari bab ini adalah rumusan masalah. Bab ini menggambarkan dengan jelas rumusan masalah di latar belakang masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Selain itu, rumusan masalah juga memunculkan manfaat penelitian.

9

(15)

7

Bab kedua adalah kajian teoritik. Kajian teoritik dibagi menjadi dua, yaitu penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian terdahulu berfungsi untuk menunjukkan keaslian dari penelitian ini, sedangkan konseptualisasi teori untuk menjelaskan konsep teori mengenai kepengikutan dan hadits hadits yang berkenaan dengan kepengikutan.

Pembahasan dalam penelitian dibagi menjadi tiga bab, yaitu terdapat pada bab ketiga, dan bab keempat. Pembahasan berfungsi untuk menjelaskan secara detail mengenai rumusan masalah sesuai dengan metode yang ditetapkan, bab ini juga menjelaskan hadits yang relevan dengan topik pembahasan.

Bab kelima adalah penutup. Bab ini berfungsi untuk menyimpulkan intisari dari skripsi. Intisari merupakan jawaban dari rumusan masalah.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

(16)

8

pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa teori teori mengenai kepengikutan yang didapatkan dalam buku, jurnal, skripsi, disertasi. Selain itu, data ini juga diperoleh dari hadits hadits yang telah dikumpulkan dalam sebuah aplikasi hadits dan ensiklopedia sembilan imam. Tahapan tahapan dalam mengumpulkan data. Pertama, mencari

(17)
(18)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian pertama yang sesuai dengan penelitian ini adalah Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior oleh Adi Burhanuddin. Program pasca sarjana magister sains program studi psikologi industri dan organisasi Universitas Indonesia tahun 2013. Penelitian tersebut menjelaskan pengaruh kepengikutan terhadap suatu organisasi menggunakan metode kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel kepengikutan aktif yang dimiliki karyawan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

effective organizational commitment.

Penelitan lain yang berhubungan dengan judul penelitian ini adalah

Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan oleh Yohanes Budiarto. Dosen fakultas psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal tahun 2005. Penelitian tersebut menjelaskan tentang kepengikutan serta model kepengikutan dan model kepemimpinan dalam organisasi menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional menunjukkan korelasi positif terhadap kualitas gaya kepengikutan individu yang efektif (exemplary followership).

(19)

2

menggunakan pendekatan lapangan, penelitian ini menggunakan pendekatan normatif (hadits-hadits Nabi).

B. Kerangka Teori

1. Teori Followership

Kepemimpinan dalam suatu organisasi seringkali menjadi perhatian yang besar dalam sebuah perusahaan. Permasalahan yang sering dilupakan oleh organisasi adalah kegunaan seorang pemimpin tanpa seorang pengikut. Unsur Kepemimpinan yang paling penting bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang pengikut. Pemimpin adalah sebuah otak yang mengkoordinasikan gerak dan arah suatu anggota tubuh untuk sampai tujuan.1

Bentuk kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan secara langsung akan berdampak pada kepuasan maupun prestasi kerja serang pengikut. Faris dan Lim yang dikutip oleh Anastasia mengemukakan, bahwa sejumlah data penelitian menunjukkan hasil (output) pengikut yang dapat membawa perubahan dalam perilaku pemimpin.2 Pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh besarnya penekanan dan partisipasi akan berdampak pada pergerakan hubungan antara pengikut dan pemimpin dalam suatu manajemen.3

Organisasi adalah sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu wadah, dan dikoordinasikan secara sadar, bekerja bersama-sama secara rasional dan

1Adi Burhanuddin, 2013, “

Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan

Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi, Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, hal. 9

2

Anne Anastasi, 1993,“Bidang Bidang Psikologi Terapan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 208-209

3

(20)

3

sistematis untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan bersama.4 Organisasi perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai pengikut dan pemimpin di kemudian hari. Tujuan organisasi menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi pengikut dan pemimpin sebagaimana visi dan misi dalam organisasi. Tujuan organisasi adalah bentuk visi dan misi yang akan menyatukan antara pimpinan dan pengikut serta memaksa keduanya untuk bekerja sama demi tercapainya tujun yang telah ditetapkan.5

Malayu S.P Hasibuan mengungkapkan, bahwa “Organisasi adalah sistem perserikatan formal, terstruktur, dan terkoordinasi dari kelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat atau wadah.” Sebuah organisasi dapat terbentuk dari beberapa hal, seperti visi dan misi organisasi serta tujuan yang sama sebagai bentuk terciptanya organisasi tersebut. Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat diakui eksistensinya oleh masyarakat dan organisasi organisasi lain, karena organisasi telah memberikan kontribusi bagi lingkungan sekitar. Kontribusi tersebut dapat berupa pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sekitar sebagai bagian dari organisasi itu sendiri dan sebagai bentuk dari pengurangan terhadap pengangguran.6

Likert yang dikutip oleh Anastasia mengemukakan, bahwa suatu organisasi akan berfungsi dengan baik, apabila pengikut tidak hanya menjadi pengikut yang apatis tanpa berinteraksi dengan pengikut yang lain. Organisasi

4Rosleny Marliani, 2015, “

Psikolgi Industri dan Organisasi”, Pustaka Setia Bandung, Bandung,

hal. 118

5

Ibid, hal. 92

6

(21)

4

akan berfungsi dengan baik, apabila pengikutnya aktif, efektif, dan bersedia bekerja kelompok bersama pengikut pengikut yang lain untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.7

Individu dalam suatu organisasi memiliki peran masing-masing, ada yang berperan sebagai pemimpin (leader), ada yang berperan sebagai pengikut (follower), dan ada yang berperan sebagai pemimpin sekaligus pengikut. Menurut Yukl yang dikutip oleh Yohanes Budiarto mengatakan, bahwa dalam sebuah organisasi memungkinkan seseorang dapat memegang peran ganda yaitu sebagai pmimpin sekaligus sebagai pengikut.8 Komunikasi dalam lingkup organisasi seringkali mengalir ke bawah, seperti halnya garis-garis kebijaksanaan, prosedur operasi dan sejenisnya disalurkan dari pemimpin kepada bawahan.9

Warren Bennis yang dikutip oleh Budiarto mengatakan, bahwa kepemimpinan yang efektif tidak mungkin ada tanpa keterlibatan, inisiatif, dan kerjasama dari para pengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin dan pengikut selalu terlibat satu sama lain dalam organisasi. Sedangkat cadetstuff yang dikutip oleh Budhiarto mengatakan, bahwa pada dasarnya setiap orang adalah pengikut, akan tetapi tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin. Pemimpin dalam organisasi juga dapat menjadi pengikut, karena mendapat komando dari pemimpin yang

7

Anne Anastasi, 1993,“Bidang Bidang Psikologi Terapan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 215

8

Yohanes Budiarto, 2005, Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal, Vol. 3, No. 1, hal. 19

9

(22)

5

lebih tinggi kedudukannya. Jadi, semua pemimpin adalah pengikut, namun tidak semua pengikut adalah pemimpin.10

Kepemimpinan akan selalu melibatkan bawahan atau pengikut. Oleh karena itu, pengikut harus memiliki kemauan untuk menerima segala arahan dari pemimpin. Menurut French dan Raven yang dikutip oleh Rosleny Marliani mengemukakan, bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin dapat bersumber dari beberapa hal. Pertama, reward poweradalah kekuasaan pemimpin dapat bersumber dari persepsi bawahan. Pemimpin memiliki kemampuan untuk memberikan penghargaan atau kompensasi kepada pengikut yang bersedia mengikuti arahan arahan pemimpinnya. Kedua, ceorcive poweradalah kekuasaan pemimpin dapat bersumber dari persepsi bawahan. Pemimpin memiliki kemampuan memberikan sanksi kepada pengikut yang tidak mengikuti arahan arahan pemimpin dan melakukan pekerjaan sesuai keinginannya sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu kepada pemimpin. Ketiga, legitimate power merupakan kekuasaan yang didasarkan pada persepsi bawahan, bahwa pemimpin memiliki kewenangan untuk menggunakan kekuasaan dan otoritas yang dimilikinya.

Keempat, referent power merupakan kekuasaan yang didasarkan pada persepsi bawahan, bahwa pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya karena reputasi dan karakteristik pribadi yang dimilikinya. Kelima, expert power merupakan kekuasaan yang didasarkan pada persepsi bawahan, bahwa pemimpi adalah sosok

(23)

6

yang berkompeten dan memiliki keahlian tersendiri dalam bidang kepemimpinannya.11

Menurut Asyar Sunyoto Munandar yang dikutip oleh Colangelo mengemukakan, bahwa hubungan antara pemimpin dan pengikut adalah hubungan yang selalu terkait satu sama lain, tetapi sebenarnya hubungan antara pemimpin dan pengikut tidak seimbang. Pengikut cenderung lebih banyak tergantung pada pemimpin daripada sebaliknya. Pemimpin akan berupaya lebih untuk mempengaruhi pengikut supaya pengikut dapat melaksanakan tugas sesuai dengan perintah pemimpin. Interaksi antara pemimpin dan pengikut dapat menentukan keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin organisasi.12

Pengikut yang baik bukan hanya menjadi yes people dan mengikuti semua perintah dari pemimpin. Terkadang, pemimpin yang efektif memiliki kriteria yang sama seperti pengikut yang efektif. Keefektifan pemimpin dan pengikut diperlukan dalam perusahaan, hanya saja berbeda dalam memainkan peran. Benken yang dikutip oleh Colangelo mengemukakan, bahwa:

“You need to lern how to be a good follower, to be a part of team as well as be a good leader. And a follower is someone who accept the fact that if the team succeed they were pasrt of the success, if it fails, they were part of the failure.”13

Inti dari kutipan tersebut adalah setiap orang harus belajar menjadi seorang pengikut yang baik, dan menjadi pengikut sekaligus pemimpin yang baik. Seorang

11Rosleny Marliani, 2015, “Psikolgi Industri dan Organisasi”

, Pustaka Setia Bandung, Bandung, hal. 93

12

Ibid, hal. 114

13Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(24)

7

pengikut harus bisa menerima kenyataan, bahwa kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kualitas seorang pengikut. Hollander yang dikutip oleh Colangelo juga mengungkapkan, bahwa:

“Leaders do not function alone, but operate in a contect in which they are involved with other people. Therefore, their authority requires a legitimate basis via appointment, election, or follower support, and their legitimacy is related to the followers perceptions of the leader.”14

Inti dari pendapat Hollander tersebut adalah pemimpin tidak berfungsi sendiri, tetapi bekerja bersama pengikut. Pemimpin akan selalu selalu bergantung satu sama lain dengan seorang pengikut. Oleh karena itu, seorang pemimpin sebaiknya benar benar dipilih orang seorang pengikut, karena hal itu menunjukkan dukungan serang pengikut terhadap pemimpin. Otoritas kepemimpinan membutuhkan dasar yang baik melalui dukungan para pengikutnya.

Debra L. Nelson dan James Compbell yang dikutip oleh Dhewanti mengemukakan, bahwa followership pada organisasi diartikan sebagai satu kesatuan antara seorang pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin berperan sebagai pembimbing bagi pengikut dalam mengerjakan suatu pekerjaan di lingkungan organisasi. Pengikut harus bersedia dibimbing oleh seorang pemimpin15

Gilbert yang dikutip oleh Colangelo mengemukakan, bahwa followership

memiliki delapan dimensi. Pertama, partnership with supervisor. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan supervisor terhadap karyawannya mengenai kesanggupan melakukan hal yang ditugaskan. Kedua, commitment to the job. Hal

14

Ibid, hal. 30

15Indira Dhewanti, 2006, ”

Studi Kualitatif Tentang Konsep Kepengikutan (Followership) Pada Pegawai Dinas Kabupaten Sidoarjo”, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya,

(25)

8

yang terpenting dalam dimensi ini adalah loyalitas profesional, ambisi, dan sikap optimis. Ketiga, technical competence. Dimensi ini meliputi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Keempat, sense of humor merupakan salah satu karakteristik pada tim yang mampu mengatasi konflik dan stres yaitu dengan berbagi rasa atau bercanda satu sama lain dalam tim. Kelima, dependabilitymerupakan kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu, dan memberikan hasil kerja yang baik. Keenam, positive working relation.

Pemimpin mengandalkan seseorang yang dapat bekerja sama. Pemimpin mengandalkan seseorang yang dapat bekerja sama dengan baik serta tidak bersikap destruktif dalam tim. Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan individu untuk menjadi pengaruh positif dan pendukung bagi individu yang lainnya.

Ketujuh, tendency to speak upmerupakan kecenderungan individu untuk berbagi pandangan dan informasi terhadap pimpinannya. Hal ini berkaitan dengan pengikut yang lebih suka untuk diam daripada menyampaikan hal yang ingin diutarakan.16

Ludin dan Lancaster mengemukakan, bahwa “Gaining momentum as the

art of followership is beginning to be recognized as equally important as

leadership in unlocking the untapped potential of organizations and

workers.”17Inti dari pendapat Ludin dan Lancastar adalah seorang pengikut memiliki tingkat kpentingan yang sama dengan pemimpin dalam mengerjakan

16

Ibid, hal. 16-17

17Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(26)

9

tugas organisasi. Followership merupakan konsep yang melengkapi konsep

leadership.

Menurut Kelley yang dikutip oleh Burhanuddin menyatakan, bahwa masyarakat mengalami kesalah pahaman dalam menyingkapi keberhasilan suatu organisasi. Masyarakat menganggap keberhasilan organisasi selalu dipengaruhi oleh pemimpin. Seorang pemimpin yang selalu datang membantu permasalahan pengikut dalam suatu organisasi menjadi pemicu utama opini masyarakat dalam menilai keberhasilan organisasi. Pada kenyataannya, para pengikut bekerja sangat giat dalam suatu organisasi dan pengikut seringkali menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang pertama kali dan belum pernah terekspose.

(27)

10

Konsep followership adalah konsep yang lebih umum danlebih sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari daripada konsep leadership. Setiap pengikut dan pemimpin dalam suatu organisasi pernah menjadi seorang pengikut. Setiap pemimpin melapor pada seseorang. Ketika pemimpin mengalami suatu permasalahan. Seorang staff akan melapor pada supervisor, supervisor akan melapor pada manajer, seorang manajer akan melapor pada CEO, dan seorang CEO juga akan melapor pada para pemegang saham, pihak yang berwewenang, masyarakat dan para konsumen. Kelley menyatakan, bahwa:

“The researcher initially defined a follower as one who is not in a leadership role while performing on the two dimensions of (1) independent, critical thinking and (2) active engagement in the organizations critical activities that aim toward achievement of

organizational goals. Subsequent factor analysis of the study’s results

enabled identification of two further followership dimensions: passion for the job and team mindedness.” 18

Kelley yang dikutip oleh Burhanuddin juga memaparkan, bahwa

followership memiliki dua dimensi dalam organisasi, yaitu active engagement dan

independent critical thinking. Kelley menjelaskan, dimensi active engagement

merupakan dimensi bagi karyawan yang secara sukarela melakukan segala perintah pemimpin untuk melakukan tugas tugas organisasi serta program-program yang memiliki nilai positif bagi organisasi. Dimensi ini seringkali membuat para pengikut sejalan dalam sikap dan perilaku untuk kebaikan organisasi, meskipun pengikut pengikut tidak mendapatkan reward dari setiap prestasi yang diperoleh.

18Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(28)

11

Blanchard yang dikutip oleh Burhanuddin menyatakan, bahwa dimensi

active engagement merupakan dimensi yang paling memiliki pengaruh dalam produktifitas seorang pengikut dan merupakan cara terbaik dalam melihat baik buruknya kondisi suatu organisasi. Dimensi active engagement juga merupakan variabel moderator yang memberikan pengaruh pada dimensi kedua,yaitu

independent critical thinking.

Kelley yang dikutip oleh Burhanuddin menyatakan, dimensi independent critical thinking merupakan suatu dimensi yang menjelasakan, bahwa seorang pengikut bukan hanya mengikuti arahan pemimpin tanpa mampu mengutarakan pendapat pendapatnya, sehingga dimensi independent critical thinking mematikan kretaifitas pengikut itu sendiri. Pengikut dalam dimensi independent critical thinking menjelaskan, bahwa pengikut memiliki kemampuan untuk menciptakan sebuah terobosan baru yang inovatif dan mampu berpikir kritis yang dapat memberikan benefit bagi organisasi.

Dimensi independent critical thinking merupakan dimensi yang sangat penting bagi seorang pengikut. Dimensi independent critical thinking akan menjaga jalannya arah organisasi. Dimensi ini juga menjaga kebijakan–kebijakan yang sudah diambil oleh suatu organisasi yang sehatuntuk mencari jalan keluar terbaik dari setiap permasalahan organisasi dengan cara yang lebih inovatif.

Blanchard menyatakan, bahwa dimensi independent chritical thinking

(29)

12

dimensi active engagement yang tinggi, maka hasilnya adalah individu tersebut akan menjadi aset bagi organisasi. Individu yang memiliki dimensi active engagementakan memajukan organisasi dengan kemampuan berfikir kritis yang dimilikinya.

Apabila dimensi independent critical thinking dimiliki oleh pengikut dimensi active engagement yang rendah, maka hal ini akan berdampak buruk bagi pengikut itu sediri dan bagi organisasi. Dampak buruk bagi pengikut adalah pengikut tidak akan nyaman dengan organisasi, cenderung bersifat tertutup terhadap lingkungan, dan hanya menerima nasibnya saja dalam organisasi. Hal ini dapat memungkinkan keinginan pengikut untuk resign dari tempat kerjanya.19

Followership adalah konsep yang melengkapi konsep leadership dalam mewujudkan keberhasilan sebuah organisasi. Blanchard yang dikutip oleh Colangelo menyatakan, bahwa konsep followership seharusnya memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep lain dalam organisasi. Konsep konsep tersebut harus bisa memberikan penjelasan mengenai nilai nilai positif bagi keberhasilan suatu organisasi.20

Maslow yang dikutip oleh Wijono mengemukakan, bahwa manusia memiliki lima jenis kebutuhan yang dapat dilihat dari individu yang bekerja, karena individu tersebut memiliki tahap-tahap kebutuhan yang harus dicapai dalam pekerjaannya. Tahap kebutuhan tersebut adalah fisiologis, keamanan, kasih

19 Adi Burhanuddin, 2013, “

Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan

Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi, Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, hal. 18-20

20

(30)

13

sayang, sosial dan afiliasi, harga diri, dan aktualisasi diri atau perwujudan diri. Adalima tingkat kebutuhan. Pertama, kebutuhan fisiologis (pysiological needs)merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dicapai oleh seorang pengikut dalam sebuah organisasi sebelum pengikut tersebut mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan fisiologis terdiri dari makanan, minuman, pernapasan, dan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat biologis seperti tidur dan seks.

Kedua, kebutuhan keamanan (safety needs) merupakan kebutuhan tingkat kedua yang harus dipenuhi oleh seorang pengikut dalam sebuah organisasi. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama terpenuhi. Kebutuhan yang termasuk dalam daftar kebutuhan keamanan adalah kestabilan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut dan ancaman, kebutuhan dalam mengikuti peraturan secara struktural juga termasuk dalam organisasi, peraturan dan tata tertib organisasi, serta undang-undang dan batasan batasan tertentu.

(31)

14

Keempat, kebutuhan harga diri (self esteem needs) merupakan kebutuhan tingkat tinggi dibandingkan dengan ketiga kebutuhan di atas. Kebutuhan harga diri dibagi menjadi dua kategori. Pertama, kebutuhan terhadap kekuasaan, prestasi, pemenuhan diri, kekuatan, kemampuan memberikan keyakinan, kehidupan, dan kebebasan individu. Kedua, kebutuhan terhadap nama baik atau reputasi, keberhasilan, status, pengakuan, perhatian, dan penghargaan dari organisasi. Jika kebutuhan harga diri seorang pengikut dipenuhi oleh organisasi, maka hal itu akan memberikan kepuasan terhadap individu dan menambah keyakinan, kekuatan, dan kemampuan dalam organisasi.

Kelima, kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) merupakan kebutuhan dari seorang pengikut dalam sebuah organisasi yang harus dipenuhi dan dipuaskan. Pada tahap kebutuhan yang paling tinggi, setiap pengikut akan memenuhi kebutuhan dengan cara yang berebeda beda satu sama lain. Masing masing pengikut akan mewujudkan diri menjadi seseorang yang memiliki kemampuan unik dalam organisasi untuk mendapatkan pengakuan dari keberadaannya. Kebutuhan aktualisasi diri hanya muncul ketika empat kebutuhan di atas sudah terpenuhi semua. Pada dasarnya, kebutuhan aktualisasi diri bertujuan untuk menunjukkan potensi yang ada dalam diri pengikut sebagai wujud nyata dari hasil kerja keras pengikut itu sendiri.

(32)

15

hingga tingkat paling tinggi. Kebutuhan tingkat tinggi hanya dibutuhkan seorang pengikut ketika seluruh kebutuhan tingkat rendah terpenuhi untuk mencapai prestasi kerja pengikut dalam sebuah organisai.21

2. Model Model Followership

Kelley mengkategorikan gaya kepengikutan menjadi dua dimensi.

Pertama, independent, critical thinking dan dependent, uncritical thinking

(berpikir kritis dan mandiri, dan berpikir tidak kritis dan tergantung). Kedua, aktif dan pasif.

Dimensi berpikir kritis dan mandiri merupakan individu yang selalu memberikan kritik yang membangun bagi organisasi, menjadi diri sendiri, serta berpikir kreatif dan inovatif untuk memberikan benefit bagi organisasi. Pengikut yang tidak berpikir kritis dan tergantung adalah pengikut yang tidak pernah berfikir dengan dirinya sendiri, tidak pernah memberikan kritik yang membangun untuk organisasi, dan selalu menunggu diperintah terlebih dahulu untuk melakukan tugas-tugas organisasi.

Dimensi aktif dan pasif merupakan pengikut yang baik dan dapat mengambil inisiatif, bekerja secara kelompok dengan tim kerja, mau berpartisipasi dalam setiap tugas organisasi, pekerja keras dan mau memulai semuanya dari diri sendiri. Pengikut yang tidak baik adalah individu yang malas mengerjakan tugas organisasi, pasif, apabila mendapatkan tugas organisasi selalu ingin dipantau terus menerus, selalu ingin mendapatkan dorongan motivasi dari pemimpin, tidak bisa memulai segala tugas dari diri sendiri, dan tidak

21Sutarto Wijono, 2010, “Psikologi Industri dan Organisasi”,

(33)

16

bertanggung jawab. Pengikut yang tidak baik akan mengakibatkan kerugian pada organisasi.

Hughesdan Montesino yang dikutip oleh Budhiarto mengemukakan, kepengikutan dapat dikategorikan menjadi lima gaya yang telah dirangkum dalam dua dimensi di atas. Kelima gaya tersebut adalah alianated follwers (pengikut yang mengasingkan diri), conformist followers (pengikut yang dapat menyesuaikan diri, pragmatist followers (pengikut yang pragmatis), passive followersatau passrye followers (pengikut yang pasif), effective followers atau

exemplary followers (pengikut yang patut dicontoh).

Pertama, alianated followers merupakan model kepengikutan yang paling buruk dari model model yang lain. Alianated followers lebih suka mengungkapkan hal hal negatif dan bertolak belakang dari tujuan, kebijakan, dan prosedur organisasi. Pengikut ini sama sekali tidak simpatik pada organisasi, dan seringkali menampilkan dirinya sebagai pengikut yang membangkang dan memberontak serta selalu berpikir untuk dirinya sendiri. Pengikut dengan model seperti ini selalu memiliki kecurigaan yang tidak sehat terhadap organisasi dan individu disekitarnya.22 Kelley mengungkapkan:

“These type of followers are capable, but cynical. Somewhere they got turned off and have become hurt and angry. Perrhaps unmet expectations, a broken trust, or failure to be recognized caused this, or a company failed to capitalize on their efforts. Whatever the reason, they trend to want to punish somene for it.” 23

22Yohanes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vo. 3, No. 1, hal. 21

23Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(34)

17

Menurut Kelley dalam kalimatnya tersebut, jenis kepengikutan ini sebenarnya mampu melakukan tugasnya, tetapi sangat sinis. Kadang, alianated followers menjadi pengikut yang sangat pemarah karena beberapa alasan, seperti harapan terhadap suatu organisasi yang tidak terpenuhi, kepercayaan yang dipatahkan, karena organisasi yang mengalami kegagalan, dan merasa tidak digunakan oleh organisasi.

Pengikut dengan tipe mengasingkan diri seperti ini cenderung pasif terhadap organisasi, malas mengerjakan tugas, namun independent dan berpikir kritis. Pada dasarnya, pengikut ini memiliki kemampuan lebih dan berfikir kritis namun sempit. Hal ini ditunjukkan dari cara individu yang seringkali memiliki kecurigaan terhadap organisasi dan individu. Alianated followers seringkali hanya fokus pada kelemahan-kelemahan organisasi. Alianated followers dapat berpikir secara independent, namun pengikut dengan model seperti ini seringkali tidak ikut berpartisipasi dalam tugas tugas organisasi.

Kedua, Conformist followers merupakan pengikut aktif yang selalu siap mendapatkan perintah dari pemimpin dan melaksanakan tugasnya tanpa membantah maupun mengkritik. Alianated followers, cenderung memiliki kepribadian mengabdi dan menghindari konflik. Conformist followers tidak memiliki pemikiran yang kritis dalam melaksanakan tugas tugasnya, karena pengikut ini hanya melakukan tugas sesuai perintah.24 Kelley mengatakan bahwa:

“Structure, order, and predictability create the organizatinal culture of comfort for these followers. They know their place and do not question to social order. They are too eager to take orders, defer to the leaders

(35)

18

authority, and yield to the leaders views and judgements, turning over too much thinking to the boss. Consequently, they lose credibility because they do not think for themselves. They task of creating idea in the face of freedom is overwhelming, make them feel powerless and afraid.” 25

Kelley mengungkapkan, struktu, keteraturan, dan prediktabilitas menciptakan organisasi budaya kenyamanan organisasi bagi pengikut tipe ini. Pengikut konformis tau mengetahui posisinya dan tidak terlau mempertanyakan tentang strata sosial. Pengikut konformis sangat taat pada aturan pemimpin dan memiliki semangat untuk bekerja, menyerah pada pandangan dan penilaian pemimpin, membalikkan terlalu banyak pemikiran terhadap atasan. Akibatnya, pengikut konformis kehilangan kredibilitas karena tidak dapat berfikit untuk dirinya sendiri. Tugas yang terlalu banyak untuk meciptakan ide dalam menghadapi kebebasan membuat pengikut konfornis merasa tidak berdaya dan takut menghdapai kenyataan.

Ketiga, pragmatist followersmerupakan pengikut yang jarang memiliki komitmen terhadap organisasi untuk mencapai tujuan kerja bersama. Akan tetapi, model pengikut pragmatis cenderung tidak membuat gejolak atau permasalahan dalam organisasi. Pengikut pragmatis tidak memiliki komitmen pada satu tujuan. Pengikut seperti ini bekerja sesuai kondisi atau situasi yang sedang dihadapi.26 Kelley berpendapat, bahwa:

“Pragmatists are mediocre workers who look out for themselves. Required tasks are performed, but the pragmatists seldom question are critique their leaders decisions, posses a low risk tolerance, and have a

25Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

Disertasi, Graduate Faculty University of Oklahoma, hal, 24

(36)

19

“better safe than sorry” mindset. This leads to a preffered feeling of

safety in the middle and the use of office politics to increase personal security. Pragmatists often face a dilemma of complacency mixed with anxiety: they are complacent inasmuch as they are on autmatic pilot, doing less than they are capable. They are anxious because they do not know whom to trust or to feel safe enough with to let their defenses

down.” 27

Kelley mengungkapkan, bahwa pengikut pragmatis adalah tipe pengikut yang biasa biasa saja. Pengikut pragmatis cenderung hanya melakukan tugas yang diberikan atasa dan jarang sekali menanyakan perihal tugas tersebut kepada pemimpin. Hal ini menunjukkan sikap tidk kritis pada pengikut pragmatis. Pengikut dengan tipe seperti ini memiliki toleransi resiko yang rendah dan

memiliki pola pikir “lebih baik aman, daripada menyesal”. Hal ini mengarah pada

tingkat keamanan pribadi pengikut pragmatis. Para pragmatis seringkali mengalami dilema rasa puas diri dengan kecemasan, bahwa pengikut pragmatis merasa puas diri setelah melalui ujian dari pemimpin yang tingkat kesulitannya lebih sedikit dari kemampuan pengikut itu sendiri. Para pengikut pragmatis merasa cemas karena tidak tahu harus percaya kepada siapa dan selalu merasa cukup aman dengan membiarkan pertahanan mereka turun.

Keempat, passive followers atau passrye followers merupakan pengikut pasif yang pada umumnya memiliki sikap malas dalam mengerjakan tugas organisasi, merasa tidak mampu mengerjakan tugas, bodoh, dan tidak memiliki motivasi untuk maju dalam mengerjakan tugas organisasi. Pengikut dengan tipe

27Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(37)

20

pragmatis tidak menunjukkan sikap independent, dan tidak pernah aktif dalam organisasi.28 Kelley mengungkapkan:

“They look to leadership to do their thinking, lack initiative and a sense of responsibility, and require constant direction. Sometimes these

followers are referred to as having a “herd instinact,” like sheep.

Leaders sometimes attribute this type of behavior to the follower’s personality, as being lazy, incompetent, unmotivated or even downright stupid. Followers are often ones who simply have not yet developed good followership skills.” 29

Kelley berpendapat, bawa pengikut yang pasif tidak memiliki inisiatif dan rasa tanggung jawab terhadap organisasi, dan selalu membutuhkan araha yang konstan. Terkadang pengikut yang pasif memiliki insting kawanan, seperti domba. Pemimpin biasanya mengaitkan hal tersebut dengan jenis kepribadian ini dengan kepribadian seorang pengikut, seperti malas, tidak kompeten, tidak termotivasi dan pengikut yang benar benar bodoh. Pengikut dengan tipe seperti ini adalah pengikut yang belum mengembangkan ketrampilannya sama sekali sebagai pengikut yang baik.

Kelima, examplary followers atau effective followers merupakan pengikut yang memiliki kualitas yang baik. Pengikut dengan model seperti ini memiliki konsisten tinggi pada semua orang yang memiliki hubungan dengan orang lain yang memiliki model kepengikutan tersebut. Pengikut efektif adalah sosok pengikut yang sangat baik untuk dicontoh, karena pengikut dengan model seperti ini mengerti cara bekerja sama dengan teman maupun bekerja sama dengan pemimpin untuk mencapai tujuan yang menguntungkan bagi organisasi.

28Yohanes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlup

akan”, Jurnal

Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vo. 3, No. 1, hal. 21

29Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(38)

21

Pengikut yang efektif juga memiliki pemikiran yang kritis dan mandiri sehingga dapat memberikan benefit bagi organisasi. Pengikut dengan model

effective follower memiliki semangat kerja yang luar biasa, sehingga pengikut yang efektif seringkali harus menghadapi konflik dan menghadapi keadaan yang penuh dengan resiko. Akan tetapi, meskipun pengikut efektif seringkali menempatkan diri pada konflik organisasi, effective followers memiliki komitmen yang kuat sehingga akan memberikan dampak positif bagi organisasi.30 Kelley mengungkapkan:

“These individuals tend to be actively engaged, critical thinkers who often take initiative independently of the leader and other group members. Examplary followers are focused and commited, and their talents are applied to the benefit of the organization, even when they are confronted with bureaucratic inanities or nonproductive co-workers. They are clearly how their jobs relate to the bigger picture. Competence is developed in critical path activities, tasks that are important to the organization.” 31

Pernyataan Kelley tersebut menjelaskan, bahwa pengikut dengan tipe efektif selalu merasa terlibat secara aktif dengan organisasi, memiliki pemikiran yang kritis dan seringkali berinisiatif secara independen terhadap pemimpin dan anggota kelompok lainnya. Pengikut efektif atau pengikut examplary fokus, berkomitmen, dan talenta pengikut ini diterapkan hanya untuk meningkatkan benefit bagi organisasi.

30Yohanes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi

Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal

Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal Jakarta, Vo. 3, No. 1, hal. 21

31Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”,

(39)

22

3. Hadits-hadits followership dan artinya. a. Aianated followers

Hadits Bukhari nomor 111, 2825, 2932, 4078.

Hadits tentang seorang sahabat yang berselisih dengan sahabat lainnya ketika Rosulullah sedang sakit.

ع ي بخأ ق با َدح ق يل ب ي ي َدح

ِ بَ ل ب َدتشا َ ل ق َبع با ع َّ دبع ب َّ ديبع ع ش با ق هعج مَل هيلع َّ َلص ا ل ت ً اب تك مكل تكأ تكب تئا

تك د ع ج لا هبلغ مَل هيلع َّ َلص َ بَ لا َ ع ق دعب ب ي ً ِ ع ا م ق ق غَللا ك ا لتخ ف بسح َّ د ع غ

يب ح م ةَي َ لا َ ك ةَي َ لا َ ي َبع با ف َتلا هب تك يب مَل هيلع َّ َلص َّ ر

(BUKHARI - 111) : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahhab berkata, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah dari Ibnu 'Abbas berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertambah parah sakitnya, beliau bersabda: "Berikan aku surat biar aku tuliskan sesuatu untuk kalian sehingga kalian tidak akan sesat setelahku." Umar berkata, "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat sakitnya dan di sisi kami ada Kitabullah, yang cukup buat kami. Kemudian orang-orang berselisih dan timbul suara gaduh, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pergilah kalian menjauh dariku, tidak pantas terjadi perdebatan di hadapanku." Maka Ibnu 'Abbas keluar seraya berkata, "Ini adalah musibah, dan sungguh segala musibah tidak boleh terjadi di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Al Qur'an."

Dalam hadits Bukhari nomor 2825 dan 2932 terdaat perbedaan sebagai berikut:

1). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kata ة يبق َدح , sedangkan pada hadits nomor 2932 disebutkan kata ٌدَ م َدح

(40)

23

hadits nomor 2932 disebutkan kalimat ملسم بأ ب يل ع

ي ع َّ ر َبع با يبج ب ديع حْا

3). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kata خ , sedangkan dalam hadits nomor 2932 disebutkan kata َ ب

4). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kata ء ب لا , sedangkan dalam hadits nomor 2932 disebutkan kata لا

5). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kalimat َّ ب َدتشا ف ي لا ي هعج مَل هيلع َّ َلص , sedangkan dalam hadits nomor

2932 disebutkan kalimat ب َدتشا ق ي لا ي م َبع بأ ي لق هعج مَل هيلع َّ َلص َّ

6). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kata ا ل ت ل , sedangkan dalam hadits nomor 2932 diebutkan kata ا ل ت ً

7). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kata ا ل ف sedangkan dalam hadits nomor 2932 disebutkan kalimat أ هل م ا ل ف

ر ف ت ا

8). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kalimat َّ ر ا ل ف ع ق مَل هيلع َّ َلص , sedangkan dalam hadits nomor 2932

disebutkan kata عدت

(41)

24

10). Pada hadits nomor 2825 disebutkan kalimat ا ج خأ َ ب هت م د ع ة ل َ لا يس م زيجأ ك م ب دف لا ا زيجأ علا يزج م يك ش لا

عي ق ةَكم ف علا يزج ع حَ لا دبع ب يغ لا لأ دَ م ب

ةم ت َ أ علا عي ق يلا ةم يلا ة يد لا , sedangkan dalam

hadits nomor 2932 disebutkan kalimat ا ج خأ ق َ ب م مأف َم ٌ يخ ة ل َ لا م زيجأ ك م ب دف لا ا زيجأ علا يزج م يك ش لا

ل ق م ا ي ق تيس ف ل ق أ َم ع ك أ ي

b. Conformist followers

Hadits Imam Bukhari nomor 116, 3375, 151, 3571, 164, 3308, 191, 625, 2399, 2868, 202, 3874; Imam Muslim nomor 4424, 4225; Imam Nasa’i nomor 186; Imam Ibnu Majah nomor 485.

Hadits dibawah ini adalah hadits Bukhari nomor 116 dan 3375. Hadits tentang seorang sahabat Rosul yang pelupa.

ب مي ا ب ب دَ م َدح ق ع م بأ كب بأ ب د حأ َدح لق ق ي بأ ع ِ ب لا ديع ع ئ بأ با ع ر ي ي

هتطسبف ءا ر سبا ق س أ اا ي ك ا يدح م أ ِ َّ ر َدح دعب ا يش يس ف هت ف هَ ق َم هيديب ف غف ق َدح ق ر لا ب مي ا ب هيف ديب ف غ ق أ ا ب يدف بأ با

(42)

25

Hadits nomor 116 dan 3375 memiliki beberapa perbedaan kalimat meskipun arti dari hadits tersebut mengisahkan hal yang sama. Perbedaan perbedaan kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

1). Pada hadits nomor 116 disebutkan kalimat دَ م َدح ق ع م بأ با ع ر ي ب مي ا ب ب , sedangkan hadits nomor 3375

disebutkan kalimat يد لا بأ با َدح ر لا ب مي ا ب

2). Pada hadits nomor 116 disebutkan kalimat ِ ب لا ديع ع , sedangkan pada hadits nomor 3375 disebutkan kalimat ع ِ ب لا

3). Pada hadits nomor 116 disebutkan kata أ, sedangkan pada hadits nomor 3375 disebutkan kata ع

4). Pada hadits nomor 116 disebutkan kata هتطسبف , sedangkan pada hadits nomor 3375 disebutkan kata طسبف

5). Pada hadits nomor 116 disebutkan kata هيديب , sedangkan pada hadits nomor 3375 disebutkan kata هيف ديب

6). Pada hadits nomor 116 disebutkan kalimat َدح دعب ا يش يس هيف ديب ف غ ق أ ا ب يدف بأ با َدح ق ر لا ب مي ا ب ,

sedangkan pada hadits nomor 3375 disebutkan kalimat يس دعب ا يدح

(43)

26 ب ديع ب ي ي ب ع َدح ق ِك لا دَ م ب د حأ َدح َلص َ بَ لا عبَتً ق ي بأ ع ِدج ع ِك لا ع هيلع َّ اار حأ غبا ف ه م دف تلي ً كف هتج ل خ َل ف طب ر حأب هتيتأف ر ً م عب تأت ً أ ب ت أ ج ل تع يب ي ب هعبتأ ق َ لف ه ع عأ هب

(BUKHARI - 151) : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Makki berkata, telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id bin 'Amru Al Makki dari Kakeknya dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri) hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda: "Carikan untukku batu untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang atau kotoran hewan." Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut."

Hadits Imam Bukhari nomor 164, 3308; Imam Muslim nomor 4224, 4425.

Hadits tentang sahabat sahabat Rosul yang berwudhu dari sebuah bejana yang didalamnya diletakkan tangan Rosulullah.

َّ دبع ب ع ٌ ل م بخأ ق ف ي ب َّ دبع َدح ب هيلع َّ َلص َّ ر يأ ل ق هَ أ ل م ب أ ع ة ل بأ تأف د ي ملف ء لا َ لا تل ف علا َص ح مَل ب مَل هيلع َّ َلص َّ ر َّ َلص َّ ر ف ء يأ ف ق ه م ا َ تي أ َ لا مأ دي ء ْا ل ف مَل هيلع م خآ د ع م ا َ ت َتح هعب صأ ت م ب ي ء لا

(44)

27

Hadits Imam Bukhari nomor 164, 3308 dan hadits Imam Muslim nomor 4425 memiliki beberapa perbedaan kalimat meskipun arti dari hadits tersebut mengisahkan hal yang sama. Perbedaan perbedaan kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

1). Pada hadits Bukhari nomor 164 dipertengahan hadits menggunakan kalimat ٌ ل م بخأ ق ف ي ب َّ دبع , dalam hadits Bukhari nomor 3308 menggunakan kalimat ب َّ دبع ل م ع ة لسم , sedangkan dalam hadits Muslim nomor 4425

menggunakan kalimat َدح بع ب ر بخأ مي ا ب ب َدح بأ ع َخ دَ م س لا ع ٌف ع

2). Pada hadits Bukhari nomor 164 dan hadits Muslim nomor 4425 menggunakan kalimat ق هَ أ ل م , sedangkan hadits Bukhari nomor 3308 menggunakan kalimat ق هَ أ ه ع َّ ر ل م

3). Pada hadits Bukhari nomor 164 dan hadits Muslim nomor 4425 menggunakan kaimat ء لا َ لا تل ف , sedangkan dalam hadits Bukhari nomor 3308 menggunakan kata ء لا تل ف

(45)

28

5). Pada hadits Bukhari nomor 164 dan Muslim nomor 4425 menggunkan kata ل ف مَل , sedangkan dalam hadits Bukhari nomor 3308 menggunakan kata ل ف دي مَل

6). Pada hadits Bukhari nomor 164 dan Muslim nomor 4425 menggunakan kata َ لا مأ دي , sedangkan hadits Bukhari nomr 3308 menggunakan kata َ لا مأف

7). Pada hadits nomor 164 dan Muslim nomor 4425 menggunakan kata يأ ف ق ه م , sedangkan hadits Bukhari nomor 3308 menggunakan kata يأ ف ه م

8). Pada hadits nomor 164 diakhir hadits menggunakan kalimat م خآ د ع م ا َ ت َتح هعب صأ , pada hadits Bukhari nomor 3308

menggunakan kalimat م خآ د ع م ا َ ت َتح َ لا أَ تف هعب ص أ

Hadits Imam Bukhari nomor 191, 625, 2399, 2868.

Hadits tentang istri Rosulullah yang yang menolak perintah Rosulullah.

ع ٌ يعش بخأ ق يلا بأ َدح ديبع بخأ ق ِ زلا

هيلع َّ َلص بَ لا َ لتل ق ةشئ ع َ أ ةبتع ب َّ دبع ب َّ َ أف تيب ف َ ي أ ف هجا أ أت ا هعج هب َدتشا مَل

ل ف َجر ت يلجر يب مَل هيلع َّ َلص بَ لا ف ه

خآ جر َبع يب رْا خ ا جَ لا م ردتأ ف َبع ب َّ دبع بخأف َّ ديبع ق ً لق ةشئ ع ك ه ع َّ ر ل بأ ب لع ق خ مدعب ق مَل هيلع َّ َلص َ بَ لا َ أ ِد ت ع َّ ر

مل ق ب م َ لع ا ي هعج َدتشا هتيب ِلعل َ تيك أ ل ت

(46)

29

َ تلعف دق أ يل يشي َتح لت هيلع َم مَل هيلع خ َم َ لا ل

(BUKHARI - 191) : Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bahwa 'Aisyah berkata, "Tatkala sakit Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat, beliau minta izin kepada isteri-isterinya agar beliau dirawat di rumahku, lalu mereka pun mengizinkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu keluar berjalan dengan dipapah oleh dua orang; 'Abbas dan seorang lagi." 'Ubaidullah berkata, "Aku lalu kabarkan hal itu kepada 'Abdullah bin 'Abbas, lalu dia berkata, "Tahukah kamu, siapakah lelaki yang lain itu?" Aku jawab, "Tidak". Dia lantas berkata, "Orang itu adalah 'Ali bin Abu Thalib? radliallahu 'anhu." 'Aisyah menceritakan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sudah berada di rumahnya dan sakitnya makin berat, beliau mengatakan: "Siramkan air kepadaku dari tujuh geriba yang belun dilepas ikatannya, sehingga aku dapat memberi pesan kepada orang-orang." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didudukkan untuk mandi dengan ember milik Hafshah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kami segera menyiram beliau hingga beliau memberi isyarat sudah cukup. Setelah itu beliau keluar menemui orang-orang."

Hadits Bukhari nomor 202, 3874; Imam Nasa’i nomor 186; Imam

Ibnu Majah nomor 485.

Hadits tentang perintah Rosulullah untuk menghidangkan makan.

ب يشب ع ديع ب ي ي ع ٌ ل م بخأ ق ف ي ب َّ دبع َدح سي َّ ر م خ هَ أ بخأ ع لا ب دي َ أ ة ر ح ب ل م ر بيخ أ ء ب َ ل ب ا ك ا َتح بيخ ع مَل هيلع َّ َلص ْ ب ع َم علا َل ف كأف ِ ف هب مأف ي َسل ب ًَ ي ملف ا ف غ لا ل ق َم لكأ مَل هيلع َّ َلص َّ ر أَ تي مل َلص َم م

(47)

30

maka dicampurlah makanan tersebut dengan air hingga menjadi adonan, Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam makan dan kami pun ikut makan. Setelah itu beliau berdiri untuk shalat Maghrib, beliau lalu berkumur-kumur dan kami juga ikut berkumur-kumur, lalu beliau shalat tanpa berwudlu lagi.”

Hadits Imam Bukhari nomor 202, 208 dan 3874 memiliki beberapa perbedaan kalimat meskipun arti dari hadits tersebut mengisahkan hal yang sama. Perbedaan perbedaan kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

1). Pada hadits nomor 202 disebutkan kalimat ق ف ي ب َّ دبع َدح يشب ع ديع ب ي ي ع ٌ ل م بخأ , pada hadits nomor 208

disebutkan kalimat َدح ق َب ب يل َدح ق دل م ب دل خ َدح بخأ ق ديع ب ي ي , sedangkan hadits nomor 3874 disebutkan

kalimat ر سي ب يشب ع ديع ب ي ي ع ل م ع ة لسم ب َّ دبع َدح ِ بَ لا م خ هَ أ بخأ ع لا ب دي َ أ

2). Pada hadits nomor 202 disebutkan kata ب دي huruf dal dan nun memakai fathah, sedangkan pada hadits nomor 208 menyebutkan kata ب دي huruf dal dan nun memakai dhummah.

3). Pada hadits nomor 202 disebutkan kata بخأ َ أ , sedangkan pada hadits nomor 208 disebutkan ج خ ق

(48)

31

5). Pada hadits nomor 202 disebutkan kata علا َل ف بيخ أ ا ْ ب ع َم , pada hadits nomor 208 disebutkan kata ل َلص

َل هيلع َّ َلص َّ ر

ة ع ْ ب ع َلص َ لف علا م , sedangkan

pada hadits nomor 3874 disebutkan kalimat َلص بيخ أ م كأف ِ ف هب مأف ي َسل ب ًَ ي ملف ا ْ ب ع َم علا ل ق َم لكأ

أَ تي مل َلص َم م ف غ لا

6). Pada hadits nomor 202 disebutkan kalimat ِ ف هب مأف ي َسل ب ًَ لكأ مَل هيلع َّ َلص َّ ر كأف

ق َم , sedangkan pada hadits

nomor 208 disebutkan kalimat َلص بَ لا ق َم ب ش لكأف ي َسل ب ًَ مَل هيلع َّ

7). Pada hadits nomor 202 disebutkan kalimat َلص َم م , sedangkan pada hadits nomor 3874 disebutkan kalimat ل َلص َم غ لا

c. Pragmatis followers

Hadits Imam Bukhari nomor 226; Imam Muslim nomor 87.

Hadits tentang kebaikan Rosulullah pada beberapa orang dari Ukrainah tapi dibalas dengan kejahatan.

َدح بأ ع يأ ع دي ب َ ح َدح ق ح ب يل ا تج ف ة ي ع أ كع م ٌ أ دق ق ل م ب أ ع ةبَق

لب مَل هيلع َّ َلص بَ لا م مأف ة يد لا م ا ب شي أ

هيلع َّ َلص ِ بَ لا عار ا لتق ا ص َ لف ا لط ف بلأ لا بأ َ لف م ر آ ف عبف ر َ لا َ أ ف ب لا ء ف معَ لا ا ق ت ا مَل

ترا م يعأ م لجرأ م يديأ ط ف مأف م ب ء ج ر َ لا ا ق ءً ف ةبَق بأ ق سي َف ستسي َ لا ف ا لأ

(49)

32

(BUKHARI – 226) : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari „Ukl atau „Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air seni dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu „alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu „alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.” Abu Qilabah mengatakan, “Mereka semua telah mencuri, membunuh, murtad setelah keimanan dan memerangi Allah dan rasul-Nya.”

d. Effecive followers atau Exemplary followers

Hadits Imam Bukhari nomor 2481, 125, 44, 3180, 624, 638, 641, 202, 208, 3874, 637; Imam Muslim nomor 12, 42, 47; Imam Abu Daud nomor 331.

Hadits tentang sahabat Rosul yang menanyakan perihal agama Islam. ل م ب ي بأ هِ ع ع أ ب ل م َدح ق يع َدح ل هَ أ هيبأ ع َّ ر ل ٌ جر ء ج ي َّ ديبع ب ة ً هت ص سي أَ لا ئ د أ م مَل هيلع َّ َلص ر ف َ ْا ع أسي ا ف َتح ي م ه ي َلص َّ يغ َ لع ف ةليَللا يلا ف ا لص خ مَل هيلع َّ يص مَل هيلع َّ َلص َّ ر ق َ طت أ ًَ ً ق يغ َ لع ق مر ر هل ك ق َ طت أ ًَ ً ق أ ًَ ً ق يغ َ لع ق كَزلا مَل هيلع َّ َلص َّ ً ا لع دي أ ً َّ ي جَ لا ب أف ق َ طت أ دص حلفأ مَل هيلع َّ َلص َّ ر ق

(50)

33

tidak dapat dimengerti apa maksud yang diucapkannya, hingga mendekat (kepada Nabi shallallahu „alaihi wasallam) kemudian dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menjawab: “Shalat lima kali dalam sehari semalam”. Kata orang itu: “apakah ada lagi selainnya buatku”. Nabi shallallahu „alaihi wasallam menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam berkata: “Dan puasa Ramadlan”. Orang itu bertanya lagi: “Apakah ada lagi selainnya buatku”. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Lalu Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menyebut: “Zakat”: Kata orang itu: “apakah ada lagi selainnya buatku”. Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Thalhah bin „Ubaidullah berkata: Lalu orang itu pergi sambil berkata: “Demi Allah, aku tidak akan menambah atau menguranginya”. Maka Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Dia akan beruntung jika jujur menepatinya”.

Hadits Imam Bukhari nomor 44 dan 2481 memiliki beberapa perbedaan kalimat meskipun arti dari hadits tersebut mengisahkan hal yang sama. Perbedaan perbedaan kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

1). Pada hadits nomor 44 disebutkan kata ق يع , sedangkan hadits nomor 2481 disebutkan kata ق َّ دبع ب يع

2). Pada hadits nomor 44 menggunakan kata ل م yang memakai tanda dhummah pada huruf kaf, sedangkan hadits nomor 2481 disebutkan kata ٌ ل م yang memakai tanda dhummatain pada huruf kaf.

(51)

Gambar

Gambar 1.1
  Gambar 1.2
 Gambar 1.2
Gambar 1.4

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi berdasarkan fitur utama website (Tabel 1) dimaksudkan untuk menilai sejauh mana fitur-fitur utama atau fitur dasar pada website mudah dilihat, digunakan, dan

Dari ke empat online shop di Instagram yang sudah menjadi pilihan banyak konsumen, Retailthrpy merupakan usaha online shop yang paling banyak direkomendasikan

Artinya Fear of Missing Out memiliki pengaruh sebesar 12% terhsadap kecanduan media sosial, selebihnya kecanduan media sosial dapat dipengaruhi oleh faktor lain

Sama dengan fakta sosial kepercayaan tentang roh, analisis data yang dilakukan sebelumnya menunjukkan pula bahwa tokoh Suhubudi merupakan salah satu subjek

Suatu studi eksperimental telah dilakukan untuk meneliti pengaruh dimensi bukaan pada perilaku balok tinggi-T hybrid beton bertulang yang dikenai torsi murni. Empat

Kepala Outlet memberikan data-data kepada admin untuk di input ke menu Master data meliputi Form Barang, Golongan Barang, Jenis Barang, Produk Barang, Form Pemasok,

Dalam konteks pendidikan ke juruan dan penyiapan guru kejuruan, integrasi soft skills maupun karakter dalam proses pen didikan memiliki peran strategis dalam upaya

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham pada PT Kimia Farma Tbk hal