• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Landasan Teori

A. Self-efficacy

PSIKOLOGI USU

Oleh

TIS’A MUHARRANI

061301015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP, 2011/2012

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2011

TIS’A MUHARRANI NIM: 061301015

Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Tis’a Muharrani dan Sri Supriyantini, M.Si, psikolog

ABSTRAK

Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri.

Self-regulated learning merupakan proses dimana peserta didik mengaktifkan pikirannya, perasaan dan tindakan yang diharapkan dapat mencapai tujuan khusus pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi self-regulated learning adalah

self-efficacy. Self efficacy dapat mempengaruhi peserta didik dalam memilih suatu tugas, usaha, ketekunan, dan prestasi. Peserta didik yang memiliki self efficacy yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitif dan strategi self regulated learning.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan jumlah sampel penelitian adalah 90 orang. Penelitian ini menggunakan dua buah skala sebagai alat ukur, yaitu Skala Self-efficacy yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997) dan Skala Self-regulated Learning yang disusun berdasarkan teori Zimmerman dan Martinez-Pons (2000). Nilai reliabilitas Skala Self-efficacy sebesar 0,832 dan terdiri dari 15 aitem sedangkan nilai reliabilitas Skala Self-regulated Learning sebesar 0.935 dan terdiri dari 45 aitem.

Analisa penelitian menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Berdasarkan hasil analisa ditemukan bahwa ada hubungan antara self-efficacy

dengan self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psiikologi Universitas Sumatera Utara (r = 0.430 with ρ < 0.01). Implikasi dari penelitian ini adalah tingginya self-efficacy meningkatkan self-regulated learning.

The relationship between self-efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university

Tis’a Muharrani and Sri Supriyantini, M.Si, psikolog

ABSTRACT

Self-regulated learning is a concept about how student become a regulator to his/her study. Self-regulated learning is a process in which student activate his/her mind, feeling, and action that is hoped to reach the specific goal of education. One of factors that influence self-regulated learning is self-efficacy.

Self efficacy can influence student to choose a task, effort, diligence, and achievement. The student who has a high self efficacy will increase the use of cognitive and self regulated learning strategy.

This research was a correlational study which is aimed to cerrelated self-efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university. The sampling method was used is simple random sampling and the number of sample was 90. This study used two scales as a measurement, Self-efficacy Scale which is based on the theory of Bandura (1997) and Self-regulated Learning Scale which is based on the theory of Zimmerman dan Martinez-Pons (2000). The reliability of Self-efficacy Scale was 0,832 and consisted of 15 items while the reliability of Self-regulated Learning Scale was 0.935 and consisted of 45 items.

Analysis of data was Pearson Product Moment correlation. Based on the analysis found that there was a relationship between efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university (r = 0.430 with ρ < 0.01). implication of this research is the higher self-efficacy the higher self-regulated learning.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Tiada kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan ridho-Nya dan juga utusan-Nya yaitu Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan judul: Hubungan antara Self-efficacy dan Self-regulated Learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Terutama sekali peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua peneliti yakni Syafridan Lubis (ayah) dan Jamiah (mamak) yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan perhatian sehingga peneliti terus berusaha untuk menyelesaikan skripsi ini. Kemudian kepada keluarga kecil yang sangat peneliti cintai yakni M. Hanbali Bakti (suami) dan kedua malaikat kecil Haniyah Sakhi Bakti dan Tanisha Sherana Bakti (anak) yang sepenuhnya membuat peneliti termotivasi untuk menyelesaikan kuliah. Terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya. Bunda sayang ayah, Kak Niyah, dan Adek Shera.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu mertua, kakak, serta adik-adik peneliti yang telah memberikan semangat, dukungan serta waktu untuk mengantar jemput peneliti.

Skripsi ini juga dapat diselesaikan karena bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. DR. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi.

2. Ibu Sri Supriyantini, M.Si, psikolog selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas ilmu serta waktu yang ibu berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Lili Garliah, M.Si, psikolog sebagai dosen pembimbing akademik peneliti. Terima kasih atas bimbingan dan nasihat ibu selama ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala ilmu dan pengalaman yang telah diberikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang diberikan menjadi bekal di kemudian hari. 5. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Psikologi Universitas Sumtera Utara. Bapak Iskandar, Bapak Aswan, Kak Ari, dan Kak Devi yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam hal administrasi.

6. Teman-teman yang selalu ada di sisi, khususnya d’8 yaitu Beriyanti Sunita, S.Psi, Rena Elvira, S.Psi, Retnata Ofelia Sembiring, S.Psi, Fitri Andriani, S.Psi, Novalina Simbolon, S.Psi, Putri Aulia Rahman, dan Alrendia Syafrizka. 7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan penelitian ini. Akhirnya kepada Allah peneliti berserah diri, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amiin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Medan, Juni 2011

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I Pendahuluan... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...10 C. Tujuan Penelitian... 10 D. Manfaat Penelitian...11 1. Manfaat teoritis... 11 2. Manfaat prakris...11 E. Sistematika Penulisan... 11

BAB II Landasan Teori... 13

A. Self-efficacy... 13 1. Definisi self-efficacy... 13 2. Dimensi self-efficacy... 13 3. Sumber-sumber self-efficacy... 15 4. Proses-proses self-efficacy... 17 B. Self-regulated Learning... 19

1. Definisi self-regulated learning... 19

3. Strategi self-regulated learning... 22

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-regulated learning... 24

C. Mahasiswa... 26

D. Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning... 30

E. Hipotesa Penelitian... 34

BAB III Metode Penelitian... 36

A. Identifikasi Variabel Penelitian... 36

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian……….. 37

1. Self-efficacy……… 37

2. Self-regulated Learning………. 37

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel……….. 38

1. Populasi ………38

2. Sampel………..39

3. Metode pengambilan sampel...39

D. Alat Ukur yang Digunakan... 39

1. Skala self-efficacy... 40

2. Skala self-regulated learning... 42

E. Validitas, Uji Daya Beda, dan Reliabilitas alat Ukur... 45

1. Validitas alat ukur... 45

2. Uji daya beda... 46

3. Reliabilitas alat ukur... 47

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur... 48

1. Skala self-efficacy... 48

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 52

1. Tahap persiapan... 52

2. Tahap pelaksanaan... 54

3. Tahap pengolahan data... 54

H. Metode Analisa Data... 55

BAB IV Analisa Data dan Pembahasan... 57

A. Analisa Data... 57

1. Gambaran umum subjek penelitian... 57

a. Usia subjek penelitian... 57

c. Angkatan subjek penelitian... 58

2. Hasil penelitian... 58

a. Uji asumsi penelitian... 58

b. Hasil analisa data... 60

B. Pembahasan………... 64

BAB V Kesimpulan dan Saran……… 67

A. Kesimpulan... 67 B. Saran... 68 1. Saran metodologis... 68 2. Saran prakis... 69 DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN... 72

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Blue print skala self-efficacy………..42

Tabel 2 Blue print skala self-regulated learning………44

Tabel 3 Blue print skala self-efficacy setelah ujicoba……….48

Tabel 4 Distribusi aitem-aitem skala self-efficacy yang digunakan dalam penelitian……….49

Tabel 5 Blue print skala self-regulated learning setelah ujicoba…………50

Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala self-regulated learning yang digunakan dalam penelitian………..51

Tabel 7 Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia………...57

Tabel 8 Gambaran subjek penelitian berdasarkan angkatan………...58

Tabel 9 Normalitas sebaran variabel self-efficacy dengan self-regulated learning………..59

Tabel 10 Hasil pengujian linearitas………...60

Tabel 11 Korelasi antara self-efficacy dengan self-regulated learning...61

Tabel 12 Deskripsi data penelitian self-efficacy...61

Tabel 13 Deskripsi data penelitian self-regulated learning...62

Tabel 14 Kategorisasi data self-efficacy...63

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas skala self-efficacy...71

Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas skala self-regulated learning...74

Lampiran 3 Alat ukur yang digunakan pada penelitian...82

Lampiran 4 Data mentah skala self-efficacy...94

Lampiran 5 Data mentah skala self-regulated learning...97

Lampiran 6 Hasil pengolahan data...106

Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Tis’a Muharrani dan Sri Supriyantini, M.Si, psikolog

ABSTRAK

Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri.

Self-regulated learning merupakan proses dimana peserta didik mengaktifkan pikirannya, perasaan dan tindakan yang diharapkan dapat mencapai tujuan khusus pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi self-regulated learning adalah

self-efficacy. Self efficacy dapat mempengaruhi peserta didik dalam memilih suatu tugas, usaha, ketekunan, dan prestasi. Peserta didik yang memiliki self efficacy yang tinggi akan meningkatkan penggunaan kognitif dan strategi self regulated learning.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan jumlah sampel penelitian adalah 90 orang. Penelitian ini menggunakan dua buah skala sebagai alat ukur, yaitu Skala Self-efficacy yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997) dan Skala Self-regulated Learning yang disusun berdasarkan teori Zimmerman dan Martinez-Pons (2000). Nilai reliabilitas Skala Self-efficacy sebesar 0,832 dan terdiri dari 15 aitem sedangkan nilai reliabilitas Skala Self-regulated Learning sebesar 0.935 dan terdiri dari 45 aitem.

Analisa penelitian menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Berdasarkan hasil analisa ditemukan bahwa ada hubungan antara self-efficacy

dengan self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psiikologi Universitas Sumatera Utara (r = 0.430 with ρ < 0.01). Implikasi dari penelitian ini adalah tingginya self-efficacy meningkatkan self-regulated learning.

The relationship between self-efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university

Tis’a Muharrani and Sri Supriyantini, M.Si, psikolog

ABSTRACT

Self-regulated learning is a concept about how student become a regulator to his/her study. Self-regulated learning is a process in which student activate his/her mind, feeling, and action that is hoped to reach the specific goal of education. One of factors that influence self-regulated learning is self-efficacy.

Self efficacy can influence student to choose a task, effort, diligence, and achievement. The student who has a high self efficacy will increase the use of cognitive and self regulated learning strategy.

This research was a correlational study which is aimed to cerrelated self-efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university. The sampling method was used is simple random sampling and the number of sample was 90. This study used two scales as a measurement, Self-efficacy Scale which is based on the theory of Bandura (1997) and Self-regulated Learning Scale which is based on the theory of Zimmerman dan Martinez-Pons (2000). The reliability of Self-efficacy Scale was 0,832 and consisted of 15 items while the reliability of Self-regulated Learning Scale was 0.935 and consisted of 45 items.

Analysis of data was Pearson Product Moment correlation. Based on the analysis found that there was a relationship between efficacy with self-regulated learning at psychology faculty in north sumatera university (r = 0.430 with ρ < 0.01). implication of this research is the higher self-efficacy the higher self-regulated learning.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas manusia yang ada di negara tersebut khususnya generasi muda. Salah satu jalur strategis yang dapat digunakan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas itu tentunya adalah jalur pendidikan (Ibrahim dalam Sulistyaningsih, 2005).

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah salah satu jalur pendidikan dengan program pendidikan akademik-profesional yang bertujuan menghasilkan tenaga sarjana psikologi yang berkompeten. Misi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah: 1. menyiapkan ilmuan dan profesional di bidang psikologi yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan psikologi, dengan berpegang teguh pada kode etik; 2. mengembangkan pendidikan psikologi yang berkompeten dalam bidang industri, sosial, perkembangan, pendidikan dan klinis; 3. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan psikologi dan penerapanannya berdasarkan hasil kajian penelitian psikologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperluas partisipasi pembelajaran ilmu psikologi untuk masyarakat (Fakultas Psikologi USU, 2010).

Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan, belajar berorganisasi, belajar bermasyarakat dan belajar menjadi pemimpin. Kelompok ini menyandang sejumlah atribut di antaranya sebagai kelompok inti pemuda, kelompok cendekia, atau golongan intelektual, calon pemimpin masa depan, manusia idealis dan kritis karena di pundak mahasiswa sebagian besar nasib masa depan suatu bangsa dipertaruhkan (As’ari, 2007).

Dunia mahasiswa bukan lagi dunia sebagaimana layaknya di SMA dulu yang masih dibimbing orang tua atau guru. Dunia mahasiswa sudah menuntut individu untuk mandiri dalam segala hal. Di kampus, ketika ada tugas, dosen hanya memberikan gambaran umum tentang tugas tersebut, selebihnya dikembalikan kepada mahasiswa atau ketika dosen menjelaskna pelajaran, mereka hanya memberikan jalan atau gambaran umum kepada mahasiswa. Berbeda dengan guru-guru ketika di SMA, mereka benar-benar membimbing (LDK Al-Uswah, 2010).

Dunia kampus memang berbeda dengan dunia SMA dan ini bukan hanya sekedar nama yang berbeda seperti: siswa jadi mahasiswa, guru menjadi dosen, belajar menjadi kuliah atau sekolah menjadi kampus. Perbedaan ini ternyata memerlukan perbedaan pula dalam cara belajar. Tidak sedikit mahasiswa gagal karena masih menggunakan cara belajar sewaktu mereka masih duduk di SMA karena sistem penilaian di SMA sangat berbeda dengan sistem penilaian di

Perguruan Tinggi, terutama setelah diterapkannya SKS (Sistem Kredit Semester) (Topatopeng, 2009).

Sistem kredit semester adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi tenaga pengajar. Dengan sistem ini, mahasiswa dimungkinkan untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester.

SKS digunakan sebagai ukuran besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa, besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap, dan besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila telah menyelesaikan jumlah SKS tertentu. Seorang mahasiswa akan dituntut kebebasannya yang betanggungjawab sebagai orang dewasa.

Gunawan (2008) menambahkan bahwa menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, besar harapan masyarakat terhadap kaum muda yang bergelut dengan dunia intelektual ini. Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu sehingga

segala energi dikerahkan untuk meraih gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa.

Ginting (2003) menyatakan bahwa untuk mendapatkan prestasi akademis yang memuaskan diperlukan adanya kesiapan belajar di perguruan tinggi yang mencakup kesiapan mental dan keterampilan belajar. Salah satu keterampilan belajar yang mempunyai peran penting dalam menentukan kesuksesan di perguruan tinggi adalah kemampuan meregulasi diri dalam belajar atau disebut juga dengan self-regulated learning (Spitzer, 2000).

Pentingnya self-regulated learning di perguruan tinggi sejalan dengan fenomena yang ditemukan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara melalui wawancara personal dengan salah satu mahasiswa tingkat pertama.

Saya merasakan perbedaan yang jauh ketika di SMA dulu sama masa kuliah sekarang. Kalau di SMA, semua urusan pelajaran ataupun yang lain-lain itu langsung aja dikasih tau sama guru, gak perlu cari tau sana-sini. Beda sama kuliah, mulai dari bahan-bahan kuliah sampe’ urusan yang sepele pun kita harus peduli karena itu kan buat kita juga.

Menurut saya sangat perlu adanya pengaturan dalam belajar apalagi sebagai mahasiswa yang harusnya bisa lebih baik pengaturannya dibandingkan waktu SMA karena kalo’ kita udah kuliah semua urusan pokoknya kita yang urus.

(Komunikasi Personal, 13 Februari 2011).

Sejalan dengan penjelasan Zimmerman bahwa self-regulated learning

merupakan kemampuan individu untuk dapat mengatur fungsi-fungsi yang ada dalam dirinya baik afeksi, tingkah laku dan pikiran sehingga membantu mencapai tujuan belajar yang diinginkan (dalam Woolfolk, 2004). Berdasarkan definisi tersebut individu digambarkan sebagai pusat pengatur segala hal yang berhubungan dengan dirinya, dikaitkan dalam sebuah konteks realitas atau kenyataan. Artinya dalam definisi di atas disebutkan bahwa self-regulated

learning tidak sekedar bagaimana melakukan pengelolaan terhadap dirinya secara menyeluruh (afeksi, kognitif, dan tingkah laku), namun juga terkait dengan bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan belajar agar sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons, dalam Schunk & Zimmerman,1998). Konsep self-regulated learning bukan kemampuan mental seperti intelegensi atau kemampuan akademik tetapi lebih kepada proses mengarahkan diri untuk mengubah kemampuan mental menjadi kemampuan akademik (Zimmerman dalam Schunk & Zimmerman, 1998).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons (dalam Boerkarts, Pintrich, & Zeidner, 2000) ditemukan empat belas strategi self-regulated learning yaitu: 1. Evaluasi terhadap diri (self – evaluating), 2. Mengatur dan mengubah materi pelajaran (organizing and transforming), 3. Membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting &planning), 4. Mencari informasi (seeking information), 5. Mencatat hal penting (keeping record &monitoring), 6. Mengatur lingkungan belajar (envirotmental structuring), 7. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self consequating), 8. Mengulang dan mengingat (rehearsing & memorizing), 9. Meminta bantuan teman sebaya (seek peer assistance), 10. Meminta bantuan guru (seek teacher assistance), 11. Meminta bantuan orang dewasa (seek adult assistance), 12. Mengulang tugas atau

test sebelumnya (review test /work), 13. mengulang catatan (review notes), dan 14. mengulang buku pelajaran (review texts book).

Schunk & Zimmerman (1998) menegaskan bahwa individu yang bisa dikatakan sebagai self-regulated learners adalah individu yang secara metakognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta dalam proses belajar mereka. Individu tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar mereka secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang mereka inginkan tanpa bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain.

Zimmerman dan Martinez-Pons (1989) menemukan bahwa ada hubungan yang erat antara strategi self-regulated learning dengan prestasi akademik. Individu yang menggunakan strategi self-regulated learning akan memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak menggunakan strategi self-regulated learning. Hal ini didukung oleh pengakuan dari salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang senantiasa melakukan pengaturan dalam belajar.

Dari pertama kuliah, aku gak ada bikin perencanaan atau jadwal-jadwal belajar gitu…tapi lama-lama makin dijalani, di psikologi semakin banyak tugas, presentasi, tugas kelompok, belum lagi kuis apalagi kalo’ mendadak… banyak lah pokoknya. Mau gak mau aku jadi terbiasa bikin

Dokumen terkait