• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian, ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy

dengan self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU (r=0.430 dan p=0.000).

2. Dari hasil uji linearitas antara self-efficacy dengan self-regulated learning, diperoleh nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan variabel

self-efficacy memiliki hubungan yang linear dengan self-regulated learning.

3. Secara umum, self-efficacy mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan populasi yang diasumsikan.

4. Secara umum, self-regulated learning mahasiswa lebih positif dibandingkan dengan populasi yang diasumsikan.

5. Terdapat 68 orang (75,55%) yang memiliki self-efficacy tinggi, 22 orang (24,44%) yang memiliki self-efficacy sedang, dan tidak ada yang berada pada kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar self- efficacy mahasiswa berada dalam kategori tinggi.

6. Tidak ada mahasiswa yang memiliki self-regulated learning tinggi, 90 orang (100%) yang memiliki self-regulated learning sedang, dan tidak ada yang berada pada kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar self-regulated learning mahasiswa berada dalam kategori sedang.

B. Saran

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan dapat mengontrol faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi self-regulated learning selain self-efficacy, seperti motivasi dan tujuan (goals).

b. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan kajian sejenis, hendaknya data self-efficacy dengan self-regulated learning diperoleh melalui penggunaan suatu teknik yang dapat menggali lebih dalam selain penggunaan skala yang telah disusun sebelumya.

c. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti variabel self-efficacy dan

self-regulated learning sebaiknya penelitian dilakukan dengan subjek lebih banyak, agar generalisasi dari hasil penelitian lebih luas.

d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih banyak lagi mengumpulkan informasi dan literatur tentang self-efficacy dengan self- regulated learning.

2. Saran Praktis a. Bagi mahasiswa

1) Bagi para mahasiswa dengan self regulated learning yang sedang diharapkan dapat meningkatkan self regulated learning-nya dengan beberapa teknik. Menurut Schunk dan Zimmerman (1998) kemampuan self regulated learning dapat diperoleh dari modelling, pengajaran secara verbal, petunjuk fisik (physical guidance),

corrective feedback, pengawasan dan monitor dari orang dewasa, dan pengajaran teman sebaya (peer teaching).

2) Bagi para mahasiswa yang masih memiliki self regulated learning

yang sedang diharapkan dapat meningkatkan self regulated learning-

nya dengan meningkatkan juga self-efficacy yang dimilikinya karena dengan meningkatkan self-efficacy, individu juga dipastikan akan meningkat self-regulated learning-nya. Self-efficacy dapat ditingkatkan dengan memperhatikan dimensi-dimensi yang terkandung di dalam self-efficacy yaitu tingkat (level), keluasan (generality), dan kekuatan (strength).

Pihak fakultas khususnya staf pengajar sebaiknya dapat mendukung mahasiswa untuk terus mempertahankan self-efficacy mahasiswa yang tinggi agar mahasiswa selalu yakin untuk melakukan regulasi diri terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan memiliki self-efficacy

yang tinggi maka self-regulated learning yang dimiliki individu juga akan meingkat sehingga hal ini akan mempengaruhi prestasi dan kemampuan belajar mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraina, Windy. (2009). Ikut Organisasi Kampus, Why Not?. [on-line]. Available FTP: 2010.

As’ari, D.K. (2007). Mengenal Mahasiswa dan Seputar Organisasinya. [on-line]. Tanggal akses: 5 Nopember 2010. Available FTP: pena-deni.com.

Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Boerkarts,M.,Pintrich,P.,Zeidner,M. (2000). Handbook of Self- Regulation. San Diego California: Academic press.

Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Firdaus, K. (2008). Manajemen Waktu Kuliah dan Organisasi. [on-line]. Tanggal akses: 1 Nopember 2010. Available FTP: uad.ac.id.

Ginting, C. (2003). Kiat Belajar di Perguruan Tinggi (Edisi Kedua). Jakarta: PT. Grasindo.

Gunawan. (2008). Organisasi Mahasiswa: Pengabdian dan Pembelajaran. [on-

line]. Available FTP:

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Loyens, S.M., Magda, J, & Rikers, R.M. (2008). Self-Directed Learning in Problem Based Learning and Its Relantionship with Self-Regulated Learning.

2010.

Muhammad, A. (2000). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Papalia, Diane, Old, S. W., Feldman, R. D. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Salim, P., & Salim, Y. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern English Press.

Schunk, D.H & Zimmerman,B.J.(Eds).(1998). Self Regulated Learning: From Teaching to Self –Reflective Practice. New York: The Guilford Press. Sentosa, M., dkk. (2008). Antara Orientasi Kuliah dan Orientasi Organisasi

Mahasiswa Pengurus HIMA HI FISIP UNAIR. (Bagian 2). Semarang. Spittzer, T. M. (2000). Predictor of College Success: A Comparison of Traditional

and Nontraditional Age Students. NASPA Journal, Vol. 38, 82-98. [on-

line]. Available FTP:

Steers, Richard M. (1977). Antecedents and Outcomes of Organizational Commitment. Administrative Sciences Quaterly, 27 (22), 46-57.

Steers, Richard M. (1984). Introduction to Organizational Behaviour (2nd Edition). Gelenview, Illinois: Scott Foresman & Co.

Sukadji. (2001). Sukses di Perguruan Tinggi. Depok: Indonesia University Press. Sulistyaningsih, W. (2005). Kesiapan Bersekolah Ditinjau dari Jenis Pendidikan

Prasekolah Anak dan Tingkat Pendidikan Orangtua. Jurnal Psikologi. Volume I. No. 1, 1-7.

Suparno. (2001). Membangun Kompetisi Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Takwin (2008). Menjadi Mahasiswa. [on-line]

Oktober 2010.

Takwin, B. (2008). Menjadi Mahasiswa. [on-line]. Tanggal akses: 30 Oktober 2010. Available FTP: bagustakwin.multiply.com.

Tim OBM Fak. Psi UI. (2008). Panduan bagi fasilitator PDPT OBM 2008. [on-

line]. Available FTP:

tanggal 20 Nopember 2010.

Wahyono. (2004). Kuliah sambil bekerja. Pikiran Rakyat 11 Juni 2004. [On-line]. Available FTP: 2010.

Wahyono, U. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran TIK Untuk Meningkatkan Pengaturan Diri dalam Belajr Siswa. [on-line]. Available FTP:

Widayanti, A. (2005). Perbedaan Interaksi Sosial antara Mahasiswa S1 yang Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Winkel, W. S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Grasindo.

Woolfolk, A .(2004). Educational Psychology (9th ed.). Boston, MA: Allyn and Bacon.

Zimmerman, B.J., (1989). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of Educational Psyychology, Vol. 81, 329-339. [On-line].

Available FTP:

Nopember 2010.

Zimmerman, B.J., & Martinez-Pons, M. (1990). Construct validation of a strategy model of student self-regulated learning. Journal of Educational Psychlogy, Vol. 80, 284-290. [On-line]. Available FTP: Tanggal akses 12 Nopember 2010.

Zimmerman, B.J. & Schunk, D.H. (Eds.). (2001). Self-regulated learning and academic achievement. Mahwah, NJ: Erlbaum. [On-line]. Available FTP: Nopember 2010.

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy

Dokumen terkait