BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
6. Efisiensi Pasar
Efisiensi pasar dapat dilihat dari bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. (Fama:1970:383) membedakan efisiensi pasar menjadi tiga macam, yaitu : a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form). Pasar dikatakan dalam
bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas mencerminkan informasi masa lalu yang merupakan informasi yang sudah terjadi. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Hal ini berarti bahwa dalam pasar efisiensi dalam bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan dari informasi yang tidak normal (abnormal return). Pasar dikatakan
efisiensi setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang terdapat dalam laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa :
1) Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman dari perushaan emiten.
2) Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan- perusahaan yang terkena regulasi atau peraturan.
3) Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga-harga sekuritas seluruh perusahaan yang terdaftar di pasar modal, informasi yang dipublikasikan dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form). Dalam bentuk
ini, harga saham saat ini dikatakan tidak hanya menyerap semua informasi yang mengandung harga waktu lalu, tetapi juga mencerminkan semua informasi umum yang tersedia ada tentang saham tersebut. Perubahan harga hanya akan berlaku apabila terdapat informasi baru yang tidak dapat diperkirakan sebelum ini.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong from). Pasar dikatakan dalam
bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Dalam pasar efisien bentuk kuat ini tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena memiliki informasi
privat.
Tujuan Fama (1970) membedakan dalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk efisiensi pasar ini berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu: bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.
Karena pengujian melibatkan kecepatan reaksi pasar dalam menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang memperoleh abnormal
return, dari informasi yang diumumkan atau jika ada abnormal return
maka pasar bereaksi dengan cepat dalam menyerapabnormal return untuk
menuju harga keseimbangan baru. Urutan-urutan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk setengan kuat dapat dilihat dari bagan dibawah ini: (Jogiyanto: 2009:500).
Lama tidak efisien Adaabnormal return
Pengumuman peristiwa Cepat Efisien
Tidak adaabnormal return Efisien
Gambar 2.1. Efisiensi Pasar Bentuk setengah Kuat
7. Event Study ( Studi Peristiwa)
Menurut Peterson (1989) event study adalah suatu pengamatan
mengenai pergerakan harga saham, di pasar modal untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang diperoleh pemegang saham, akibat
dari peristiwa tertentu. Sedangkan menurut Krizmin (1994) event study
bertujuan untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan return dari surat berharga tersebut.
(Asna Manullang: 2008:101) 8. Return Saham
Returnmerupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.Return
saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan
return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return
yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.Return realisasi
ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi
merupakanreturn yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat
ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan
risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwareturn ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko
yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkanreturn yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk
low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan
investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. (Jogiyanto; 2009)
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan
menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital
gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah
keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkanCapital gain
(loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham
karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang
Dalam penelitian ini return saham yang digunakan adalah capital
gain (loss). Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami
oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Capital gain (loss)
dihitung dengan rumus: (Jogiyanto: 2009)
9. Abnormal return ( Return tidak normal )
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan
return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan
demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara
return sesungguhnya yang terjadi denganreturn ekspektasi. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return, yaitu:
(Jogiyanto: 2009:557)
a. Model Disesuaikan Rata-rata(Mean Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwareturn ekspektasi bernilai konstan
yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama
periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu
sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return
realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk
mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. (Jogiyanto: 2009:558)
b. Model Pasar(Market Model)
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu : (Jogiyanto: 2009:563)
1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi.
2) Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS ( Ordinary Least Square ) dengan
persamaan:
Notasi :
Ri.j = returnrealisasian sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-j
αi = Intercept untuk sekuritas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i
RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat
dihitung dengan rumus RMj = (IHSGj – IHSGj-1)/IHSG j-1
dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan = kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-j
c. Model Disesuaikan Pasar( Market-Adjusted Model )
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada
saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar. (Jogiyanto: 2009:568) 10. Likuiditas Saham
Likuiditas saham berhubungan dengan kemampuan pemilik saham dalam mengkonversikan sahamnya menjai kas dalam waktu singkat, jadi dapat dikatakan bahwa likuiditas saham adalah kemampuan pemilik saham untuk menjual sahamnya dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang singkat di pasar sekunder tanpa mengalami penurunan harga yang berarti. (Supardi: 2004: 57)
Dalam penelitian ini likuiditas saham diartikan merupakan ukuran jumlah transaksi suatu saham tertentu dengan volume perdagangan saham
di pasar modal dalam periode tertentu. Jadi semakin likuid saham berarti jumlah atau frekuensi transaksi semakin tinggi, hal tersebut menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan lebih tinggi untuk mendapatkanreturn dibandingkan saham
yang likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan.
Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut tidak mengalami kesulitan dalam membeli atau menjual kembali. Jika suatu saham likuid, bagi pihak investor akan menguntungkan karena mudah ditransaksikan
sehingga terbuka peluang untuk mendapatkan capital gain. Sedangkan
bagi perusahaan akan menguntungkan karena bila perusahaan menerbitkan saham baru akan cepat terserap pasar, selain itu memungkinkan perusahaan terhindar dari ancaman terkena delisting ( dikeluarkan ) dari
pasar modal. Begitu pentingnya likuiditas saham bagi perusahaan yang telah go public maupun bagi pemodal, di Bursa Efek Jakarta dibuat
peringkat untuk 45 buah perusahaan yang memiliki likuiditas tertinggi yang dikenal dengan peringkat LQ 45.
Pengukuran likuiditas saham dilakukan dengan melihat Trading
Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas
saham, semakin tinggi nilai TVAsebuah saham mempunyai makna bahwa
suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversikan menjadi uang kas. Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan
jumlah saham yang diperdagangkan dalam satu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar di perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. (Taufan Adi Kurniawan: 2006).
B. Kerangka Berfikir
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Listing yang terdaftar di
bursa efek yang memiliki laporan keuangan tahunan sepanjang tahun 2006 s/d tahun 2009. Data-data yang dikumpulkan diambil dari IDX (Bursa efek
Indonesia).
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat reaksi dari peristiwa right
issue. Dalam hal ini reaksi pasar berupa return, abnormal retun, trading
volume activity. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Dimana
right issue merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana yaitu dengan menawarkan kembali saham pada investor melalui pasar modal.
Pengumumanright issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadapreturnsaham yang ditandai dengan tidak adanya perbedaan rata-rata
return, abnormal return dan trading volume activuty diseputar tanggal
pengumuman yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak terlalu
berpengaruh terhadapreturnsaham perusahaan walaupun terdapat perbedaan
namun secara statistik tidak signifikan.
Agar lebih mudah dipahami dibawah ini penulis gambarkan bagaimana kerangka berfikir dalam penelitian ini.
Gambar. 2.2 Kerangka Pemikiran
TVA
Uji Wilcoxon Uji Normalitas
Bursa Efek Indonesia
Dampak Pengumumanright issue
Sebelumright issue Sesudahright issue
Reaksi Pasar
Abnormal Return
Kesimpulan Return Saham
Uji Paired T-test
Statistik Parametrik Statistik Non Parametrik
C. Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan diantaranya adalah: Tabel. 2.1
Nama
Peneliti Judul Penelitian Alat Statistik Hasil
Supardi (2004)
Pengaruh
pengumuman right issue terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham di bursa efek Jakarta periode 1997-2001
Paired Sample T-test
Dari ketiga analisis bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 34 sampel perusahaan yang mengumumkan right issue di BEJ selama tahun 1997-2001, secara keseluruhan pengaruh right issue
terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham yang tercermin oleh perubahan return, abnormal return, dan TVA, tidak signifikan.
Mugianto dan Ana Miandani (2004)
Analisis Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap
Pelaksanaan right issue (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998-2002)
Paired Samples T-test
Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham, abnormal return,
cumulative abnormal return,
cumulative average abnormal
return dan trading volume activity
pada periode sebelum dan sesudah
right issue memberikan gambaran bahwa pasar modal Indonesia kurang bereaksi dengan adanya
right issue tahun 1998-2002 Sri suryaningrum dan Nanang Prasetyo (2005) Analisis dampak pengumuman right issue terhadap reaksi
pasar pada
perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 1996-2003
Paired Sample T-test
Bahwa secara keseluruhan pengamatan tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
abnormal return pada tanggal pengumuman dengan hari-hari diluar pengumuman right issue
serta 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue. dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak.
Nama
Peneliti Judul Penelitian Alat Statistik Hasil
Syamsul Hadi (2009)
Dampak Right Issue
terhadap return
saham
Dua model uji beda dua rata- rata
Penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata return sebelum dan sesudah pengumuman sehingga bisa disimpulkan bahwa publikasi right issue tidak memiliki kandungan informasi.
Dada Suhada (2009)
Pengaruh Right Issue
terhadap tingkat keuntungan saham dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (studi empiris di BEI 2003-2008). Skripsi S1. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Paired Samples T-test dan Analisis Regresi Berganda
Tidak terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return sebelum dan
sesudah pengumumanright issue.
Shwan Jaza (2010)
The Effects of Right Issue Announcement on Shares Price
Methodology Event Study
Menemukan rata-rata abnormal
return dan abnormal return
kumulatif secara signifikan negatif
untuk jangka waktu
seputar hari pengumuman right issue Humera Shahid (2010) Announcement Effects of Seasoned Equity Offerings in China Market Adjusted Return dan Model Mean Adjusted Return Model
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu-isu Hak berhubungan dengan reaksi pasar yang positif sementara pengumuman SEO menyampaikan sinyal negatif ke pasar
Sumber : Jurnal dan Skripsi Terdahulu
D. Rumusan Hipotesis
perumusan masalah baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan tujuan penelitian, masalah yang diajukan dan kajian teori yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan: 1. H0 : µ1 -µ2 = 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan return
saham pada tanggal sebelum dan setelah pengumumanright issue
Ha : µ1- µ2≠0 : Terdapat perbedaan yang signifikan return saham
pada tanggal sebelum dan setelah pengumuman
right issue
2. H0 : µ1 -µ2 = 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal
return pada tanggal sebelum dan setelah
pengumumanright issue
Ha : µ1- µ2≠0 : Terdapat perbedaan yang signifikan abnormal
return pada tanggal sebelum dan setelah
pengumumanright issue
3. H0 : µ1 -µ2 = 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading
volume activity (TVA) pada tanggal sebelum dan
setelah pengumumanright issue
Ha : µ1- µ2≠0 : Terdapat perbedaan yang signifikan trading volume
activity (TVA) pada tanggal sebelum dan setelah