• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efusi pleura

Dalam dokumen Standar Pelayanan Medik Paru (Halaman 40-43)

Kumpulan cairan di rongga pleura.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI Transudat

Merupakan cairan ekstraseluler yang timbul dalam kavum pleura secara pasif. Berat jenis cairan < 1,015, dengan protein < 2 – 3 g/dl.

cairan pleura. Contoh:

- peningkatan cairan interstisial pulmonal dan peningkatan tekanan kapiler pleura viseral pada gagal jantung kiri

- penurunan tekanan onkotik

Eksudat

Terjadi akibat perubahan faktor lokal sehingga terjadi akumulasi cairan pleura. Cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh penyakit infeksi atau

neoplasma.

Umumnya kadar protein > 3 g / dl, dapat berwarna kuning, purulen ataupun kemerahan, dengan atau tanpa sel-sel atau bakteri.

Secara umum dapat disebabkan oleh inflamasi, infeksi, neoplasma.

GEJALA KLINIS

- Sesak napas merupakan gejala utama, kadang-kadang disertai perasaan tidak enak di dada. Bila cairan pleura sedikit, maka tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan klinik, tetapi dapat dideteksi dengan radiografi.

BAB IV

PENYAKIT PLEURA

- Kadang-kadang disertai nyeri pleuritik atau batuk nonproduktif. Tetapi efusi pleura lebih sering merupakan komplikasi dari pneumonia (efusi parapneumonia).

Pemeriksaan fisik

- Pada inspeksi : gerak napas tertinggal pada sisi efusi, sela iga nampak melebar dan menonjol.

- Pada perkusi : suara ketok terdengar redup sesuai dengan luasnya efusi, dapat membentuk garis Ellys d’amoiciere, tanda pendorongan mediastinum.

- Pada palpasi : fremitus raba menurun.

- Pada auskultasi : suara napas menurun atau menghilang. Suara bronkial dan egofoni sering dijumpai tepat di atas efusi.

SPM PARU 2006 51

Makroskopis

- Aspirasi cairan dan biopsi pleura dapat dipergunakan untuk mendiagnosis penyakit dan sebagai bahan biakan.

- Kadang diperlukan pemeriksaan torakoskopi untuk membantu diagnosis.

- Makroskopis cairan efusi pleura transudat berwarna bening atau kuning, cairan eksudat berwarna kuning jernih, purulen, kemerahan, kecoklatan. Bila berwarna putih seperti susu, menunjukkan adanya cairan chylous.

Mikroskopis

- Cairan pleura dapat dipakai untuk pemeriksaan sitologi dan hitung jenis.

- Efusi yang banyak mengandung sel darah merah, kemungkinan karena keganasan atau infark paru. Bila banyak mengandung sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakterial. Limfosit yang ada dalam cairan pleura tidak khas untuk tuberkulosis. Eosinofil dalam jumlah banyak, kemungkinan ada penyakit pada jaringan ikat atau efusi pleura eosinofilik.

Laboratorium

- Protein > 3 g/dl : eksudat, < 3 g/dl : transudat

- Rasio protein efusi : serum > 0,5 : eksudat, rasio protein efusi : serum < 0,5 : transudat - Glukosa < 60 g/dl : tuberkulosis, efusi pleura rematoid

- Rasio LDH efusi : serum > 0,6 : eksudat, rasio LDH efusi : serum < 0,6 : transudat

Foto toraks

- Foto toraks PA atau AP duduk, untuk melihat permukaan cairan pleura. Cairan cenderung menuju ke tempat rendah. Tanda awal radiologi adalah sinus frenikokostalis tumpul.

Jumlah cairan pleura > 300 cc tampak pada foto toraks.

Bila jumlah cairan sedikit dapat terlihat pada foto toraks dalam posisi dekubitus. - Efusi pleura yang terlihat pada foto toraks berbentuk kantong (pocketed/loculated) masih perlu dibedakan dengan gambaran penyakit lain, mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti USG toraks atau CT scan toraks.

- Pada efusi minimal tampak sinus kostofrenikus tumpul.

- Efusi dalam jumlah banyak menyebabkan pendorongan mediastinum / pergeseran mediastinum ke arah yang sehat. Tetapi bila tidak ada pergeseran mediastinum, kemungkinan efusi disertai kolaps paru.

- Kolesterol, trigliserida : chylothorax

- PCR (Polimerase chain reaction) dan ADA (adenosine deaminase) untuk tuberkulosis - Kultur dan tes sensitivitas cairan pleura untuk kecurigaan infeksi bakterial.

- Sitologi cairan pleura untuk keganasan.

SPM PARU 2006 52

Efusi pleura lainnya

Chylothorax adalah efusi pleura yang disebabkan karena adanya kebocoran dari duktus

torasikus. Kebocoran ini dapat disebabkan trauma, keganasan (limfoma maligna), atau penyumbatan oleh filariasis di daerah tropik.

DIAGNOSIS

Anamnesis biasanya dijumpai keluhan sesak napas.

Pemeriksaan fisik adanya gerakan asimetris sisi sakit tertinggal, sela iga melebar, keredupan pada sisi sakit, fremitus raba menurun pada sisi sakit, suara napas menurun pada sisi sakit.

Foto toraks tampak gambaran cairan efusi pleura. Aspirasi cairan pleura memastikan adanya efusi pleura. Bila diperlukan dapat dibantu USG toraks atau CT scan toraks.

DIAGNOSIS BANDING

- konsolidasi paru karena pneumonia - neoplasma paru dengan kolaps paru - fibrosis pleura

PENATALAKSANAAN

- Aspirasi cairan pleura untuk mengurangi keluhan sesak napas. Dianjurkan untuk melakukan aspirasi sedikit demi sedikit, sebanyak 500-1000 cc, untuk mencegah terjadinya edema paru akibat pengambilan cairan yang banyak dan cepat.

- Dapat dilakukan pemasangan chest tube dan pleurodesis pada efusi keganasan atau efusi yang sering kambuh, dengan menggunakan serbuk tetrasiklin HCl dosis 20 mg/kgBB yang dilarutkan dalam 50 cc cairan fisiologis (garam faali). Penderita diupayakan

berubah posisi atau digoyang supaya merata, kemudian cairan dikeluarkan setelah diklem selama 24 jam. Bahan pleurodesis yang lain seperti talk, dekstrosa 40%, dll.

- Dapat pula memasukkan kemoterapi intrapleura pada proses keganasan seperti bleomisin, 5 flurourasil, cisplatin.

Empiema

PROGNOSIS

Prognosis tergantung penyakit dasarnya.

Biasanya sembuh setelah diberi pengobatan adekuat terhadap penyakit dasar.

SPM PARU 2006 53

2. Fraser RS, et al. Synopsis of Diseases of The Chest. 2nd ed. WB Saunders. 1994, pp 868-95

3. Light RW. Clinical Manifestations and Useful Tests. In: Pleural Diseases. 4th ed. Philadelphia.Lippincott Williams & Wilkins. 2001, pp. 42-86

4. Light RW. Disorders of the Pleura, Mediastinum, and Diaphragm. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 14th ed. Editors: Fauci AS, Braunwald E,

Isselbacher KJ, et al. McGraw-Hill. pp.1472-5

5. Rosenbluth DB. Pleural Effusions: Nonmalignant and Malignant. In: Fishman’s Manual of Pulmonary Diseases and Disorders. 3rd ed. Editors: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, et al. McGraw-Hill Companies.2002, pp.487-506

DAFTAR PUSTAKA

1. Chesnutt MS, Prendergast TJ. Lung. In : Current Medical Diagnosis & Treatment 2003. 42nd ed. Editors: Tierney LM, McPhee SJ, Papadakis MA. McGraw-Hill. 2003, pp. 216-311.

SPM PARU 2006 54

15 PNEUMOTORAKS

Dalam dokumen Standar Pelayanan Medik Paru (Halaman 40-43)

Dokumen terkait